Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shafwah Zylvi Azkiannissa

NPM : 150510200088
Tugas Individu DTPT

1. Apakah tingkat serangan OPT di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara sub tropis seperti New
Zealand? Jelaskan minimal 3 alasannya (ditinjau dari berbagai aspek)
- Dari segi iklim, Indonesia merupakan negara tropis, yaitu negara yang hanya melewati dua musim:
kemarau dan hujan. Sedangkan New Zealand adalah negara subtropis yang melewati empat musim, yaitu
musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
seperti hama serangga tidak mampu bertahan pada musim dingin seperti di New Zealand.
- Dari segi kemajuan teknologi dan pemanfaatan SDM, Indonesia masih berada di bawah New Zealand.
- Dari segi varietas OPT, Indonesia memiliki ragam OPT yang lebih banyak karena OPT lebih bisa
bertahan hidup di tempat yang hangat.
Dari ketiga aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat serangan OPT di negara beriklim
subtropis seperti New Zealand lebih rendah dibandingkan dengan negara beriklim tropis seperti
Indonesia. Atau sama dengan tingkat serangan OPT di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan New
Zealand.

2. Lengkapi Tabel Rangkuman Pengaruh kegiatan budidaya terhadap HPT berikut ini
Kegiatan budidaya Menekan HPT Mendukung HPT

Pengolahan tanah - Melakukan pengolahan - Tidak melakukan


tanah dengan sistem pengolahan tanah sama
konvensional sekali
- Pemberian pupuk kascing - Tidak melakukan
pada media tanam tanah pemberian pupuk

Pemilihan varietas tanaman Pengembangan varietas tahan Tidak menggunakan varietas


hama dengan cara bioteknologi unggul yang tahan hama dan
(rekombinasi DNA, pemindahan tidak menerapkan cara untuk
gen, manipulasi dan pemindahan menekan HPT seperti
embrio, kultur sel dan jaringan, pemanfaatan bioteknologi
regenerasi tanaman dan antibody
monoklonal

Penggunaan & perlakuan benih Penggunaan pestisida kimia, Tidak memilah benih-benih yang
melaburi, melapisi, dan unggul dan tidak ada perlakuan
membentuk benih menjadi bentuk terhadap benih sebelum
pellet menanam

Pola tanam Menerapkan pola tumpangsari Pola tanam monokultur lebih


atau dengan pola petak terpisah rentan terhadap serangan HPT

Jarak Tanam Jarak tanam pada setiap tanaman Penggunaan jarak tanam yang
berbeda, tetapi untuk menekan terlalu rapat
HPT menggunakan jarak tanam
yang cenderung jarang

Pemulsaan - Penggunaan mulsa plastik Penggunaan mulsa tidak


hitam perak untuk menjaga berpengaruh terhadap HPT.
wujud tekstur tanah agar Namun, jika tidak menggunakan
tidak kering mulsa tentu akan mendukung
- Penggunaan mulsa organik tumbuhnya gulma
untuk menjaga kelembaban
tanah dan menekan
pertumbuhan gulma

Pemupukan Pemberian pupuk NPK 250kg/ha Tidak melakukan pemupukan


+ pupuk kandang 20t/ha + atau tidak konsisten dalam
kompos nilam 10t/ha pemberian pupuk dapat
menimbulkan penyakit bagi
tanaman seperti penyakit blas

Pemangkasan Pemangkasan bagian tanaman Menggunakan alat pemangkasan


yang terkena hama/penyakit yang tidak steril dan tidak
menggunakan peralatan yang melakukan pemangkasan yang
steril menyeluruh pada bagian tanaman
yang terkena hama/penyakit

3. Malecka & Blecharczk (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh sistem pengolahan tanah , mulsa dan
pemupukan terhadap pertumbuhan, hasil dan perkembangan penyakit pada barley. Hasil penelitian yang
terkait dengan perkembangan penyakit dapat dilihat pada Tabel di bawah.

Berdasarkah tabel tersebut, jelaskan :


a. Bagaimana pengaruh sistem pengolahan tanah, jenis mulsa dan pemupukan terhadap penyakit
yang diamati?
Berdasarkan hasil pengamatan, sistem olah tanah konvensional dianggap lebih baik daripada
sistem tanpa olah tanah (TOT/no-tillage system) ataupun sistem olah tanah minimum (reduced
tillage) karena tidak meninggalkan sisa-sisa tanaman. Sistem tanpa olah tanah (TOT/no-tillage
system) dan sistem olah tanah minimum (reduced tillage system) berdampak negatif terhadap
tanah. Kedua sistem tersebut akan meninggalkan lebih banyak sisa-sisa tanaman di permukaan
tanah. Hal ini akan menyebabkan kadar air yang berlebih dalam tanah dan juga dapat menurunkan
suhu tanah sehingga akan mendukung timbulnya penyakit pada tanaman. Namun, jika ditinjau
dari sisi lain, sisa-sisa tanaman yang tertinggal akan meningkat sehingga dapat mengurangi
populasi patogen dalam tanah.
Mulsa dari gandum dan kacang (oats+pea) memiliki nilai infeksi pada batang terendah, baik
itu pada patogen Gaeumannomyces graminis maupun Fusarium sp. dibandingkan dengan jenis
mulsa lain seperti bunga phacelia dan sesawi putih (white mustard). Namun, sebaliknya dengan
mulsa jerami yang memiliki nilai infeksi tertinggi pada kedua patogen tersebut.
Pemupukan nitrogen terhadap tanaman menjadi indikator yang sangat kuat terhadap resistensi
tanaman terhadap patogen, tanaman yang diberi pupuk nitrogen 50% ataupun 100% tentunya akan
memiliki resistensi terhadap patogen lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak
diberi pupuk. Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman dapat mengurangi stress tanaman,
meningkatkan ketahanan fisiologis tanaman dan mengurangi resiko penyakit.

b. Jelaskan secara garis besar kemungkinan mekanisme yang terjadi sehingga hasilnya seperti
tersebut.
Kemungkinan mekanisme yang terjadi yaitu jika tanah sama sekali tidak diolah akan
meninggalkan sisa-sisa tanaman sebelumnya yang akan menambah kadar air dalam tanah
sehingga dengan mudah akan menginfeksi tanaman khususnya bagian akar.
Jenis mulsa jerami menjadi yang paling tidak direkomendasikan karena tingkat
infeksinya yang paling tinggi sehingga dapat menjadi inokulum bagi penyakit.
Pemberian pupuk N pada tanaman akan meningkatkan resistensi tanaman terhadap
penyakit. Berdasarkan data, semakin banyak pupuk N (kg) yang ditebarkan persatuan hektar,
maka resistensi tanaman terhadap penyakit akan semakin tinggi.

c. Apabila anda diminta untuk melakukan penelitian dengan topik serupa namun dengan kondisi dan
sumber daya yang ada di Jawa Barat, jenis mulsa dan tanaman apa yang akan anda teliti. Jelaskan
alasannya dan mengapa anda memilih jenis tsb.
Penelitian yang akan saya lakukan adalah mengenai pengaruh pemberian mulsa organik terhadap
tanaman jagung (Zea mays). Alasan saya memilih jenis mulsa tersebut adalah untuk mengetahui
efektivitas penggunaan mulsa tersebut terhadap tanaman jagung. Pengamatan terdiri atas parameter
pertumbuhan umur (beberapa HST) yang terdiri dari parameter luas daun, panjang tanaman, dan
jumlah daun. Pengamatan hasil meliputi panjang, diameter, dan tingkat kemanisan tongkol jagung.
Selain itu, akan diteliti pula analisa pertumbuhan tanaman yang meliputi indeks luas daun serta
pengamatan gulma.
Sumber :

Małecka I. and A. Blecharczyk. 2008. Effect of tillage systems, mulches and nitrogen fertilization on spring
barley (Hordeum vulgare). Agronomy Research 6(2), 517–529.
Paramaditya, Intan, dkk. 2017. Pengaruh Pemberian Berbagai Mulsa Organik Terhadap Varietas Jagung Manis
(Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Produksi Tanaman 5(5), 733-741.

Anda mungkin juga menyukai