Anda di halaman 1dari 11

PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS

PADA TANAMAN PADI

Oleh:
I Putu Bawa Ariyanta, S.P.
Penyuluh Pertanian WKPP Sangkan Gunung
Tahun 2019
Pengertian Penyakit Blas
 Blas merupakan salah satu penyakit utama pada
tanaman padi
 Disebabkan oleh jamur patogen Pyricularia grisea
 Menyerang semua fase pertumbuhan padi, mulai
dari persemaian sampai menjelang panen
 Menyerang daun pada fase fegetatif dan
menyerang leher malai, malai padi, bulir padi,
ruas buku batang pada dan kolar daun pada fase
generatif
Gejala Serangan
 Terdapat bercak jorong dengan
ujung runcing, sering disebut Leaf
blas
 Pusat bercak berwarna kelabu
keputihan dengan tepi berwarna
coklat kemerahan.
 Pada daun tua bercak lebih kecil
dan agak bulat
 Tangkai malai dapat busuk dan
patah (busuk leher)
 Batang membusuk dan mudah
rebah
 Terjadi kehampaan bulir jika
menyerang bulir padi
Penyebab Berkembangnya
Penyakit Blas
 Kelebihan unsur N yang dapat
menambah kerentanan tanaman
 Penggunaan benih yang tidak sehat
(terinfeksi jamur patogen Pyricularia
grisea)
 Tidak adanya pengaturan pola tanam
(pergiliran tanaman)
 Teknik bercocok tanam yang kurang
tepat, seperti pengaturan jarak tanam,
pemakaian pestisida, pemakaian alat-
Gambar conidiophore dan
conidia P. grisea secara alat pertanian yang dapat menambah
mikroskopis penyebaran populasi Pyricularia grisea
Pengendalian dengan Teknik
Budidaya
 Penanaman benih sehat (benih
bersetifikat, penanaman varietas
tahan blas, pergiliran varietas)
 Perendaman benih (benih
direndam dengan menggunakan
fungisida Trisiklazole sebanyak 3-
5 gr/kg benih yang dilakukan
sebelum pemeraman selama 24
jam, diaduk merata selama 6 jam
 Melakukan sistem tanam padi
jajar legowo dan SRI
Perlakuan Pemupukan
 Pupuk nitrogen (N)
berkorelasi positif dengan
penyakit blas
 Pupuk kalium (K)
menyebabkan tanaman lebih
tahan terhadap penyakit blas
 Disarankan menggunakan
pupuk N dan K secara
berimbang dengan
menghindari pemupukan N
terlalu tinggi
Penggunaan Fungisida
• Penggunaan pestisida melalui
penyemprotan tanaman (efikasi pada
benih, dan penyemprotan di lapang
setelah 6 minggu dan seterusnya)
• Beberapa bahan aktif fungisida yang
efektif mengendalikan Pyricularia
grisea seperti Thiophanate methyl,
Kasugamycin, Isoprotiolane, dan
Tricyclazole
• Penyemprotan di lapang dilakukan
sebanyak dua kali yaitu pada saat
anakan maksimum dan awal
berbunga
Rekomendasi Fungisida
Dosis Volume
No Bahan Aktif Nama Dagang
formulasi/Ha semprot/Ha

1 Isoprotiolane Fujiwan 400 EC 1L 400-500 lt

2 Trisiklazole Dennis 75 WP 1 L/Kg 400-500 lt


BLASt 200 EC
Filia 525 SE

3 Kasugamycin Kasumiron 25 WP 1 Kg 400-500 lt

4 Thiophanate methyl Topsin 70 WP 1 Kg 400-500 lt


Rekomendasi Biofungisida
• Menggunakan agens hayati atau menggunakan
biofungisida yang berbahan aktif seperti Trichoderma sp.
dan Gliocladium s.p

• Penggunaan Trichoderma sp. dan Gliocladium sp.


diaplikasikan pada masa vegetatif, berfungsi sebagai
biofungisida dan menginduksi ketahanan tanaman
terhadap serangan patogen

• Penggunaan fungisida nabati seperti lengkuas, kunyit, daun


sirih, bawang putih, kayu manis, dan daun pepaya
Pengendalian Terpadu Penyakit Blas

 Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
 Hindarkan penggunaan pupuk N di atas dosis anjuran.
 Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas
yang sama.
 Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif patogen
khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal.
 Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.
 Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk
menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar.
 Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga 7
untuk mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah blas.
 Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
 Pemakaian jerami sebagai kompos.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai