Anda di halaman 1dari 20

BUDIDAYA CABAI BESAR

Oleh:
I Putu Bawa Ariyanta, S.P.
Penyuluh Pertanian WKPP Sangkan Gunung
Tahun 2021
Latar Belakang
• Cabai besar/merah (Capsicum annum)
merupakan salah satu sayuran penting
• Bernilai ekonomis tinggi
• Cocok untuk dikembangkan di daerah tropika
• Cabai sebagian besar digunakan untuk
konsumsi rumah tangga dan ekspor
• Bisa diolah menjadi cabai kering, saus, tepung
dan lainnya.
Syarat Tumbuh
• Dibudidayakan di dataran
rendah maupun dataran tinggi,
pada lahan sawah atau tegalan
• Ketinggian tempat 0-2.000 m
dpl.
• Temperatur 24⁰C – 27⁰C
• Tanah berstruktur remah atau
gembur, subur, banyak
mengandung bahan organik,
• pH tanah antara 5,5-7
Persemaian
• Menggunakan benih unggul/hibrida, kebutuhan 100-150 gram/Ha atau
21.000 batang/Ha
• Tempat persemaian diberikan naungan dengan atap plastik transparan
• Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus, pupuk kandang steril,
dan pasir (1:1:1)
• Media semai berupa bedengan atau menggunakan tray
• Sebelum disemai, benih direndam dengan air hangat (50⁰C) untuk
mempercepat pertumbuhan dan meminimalisir kontaminasi penyakit pada
benih
• Inokulasi agens hayati Trichoderma sp. / mikoriza 10 gr/pohon sangat
bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menginduksi
ketahanan bibit terhadap penyakit
• Penyiraman dilakukan secukupnya dengan memperhatikan kelembaban
tanah
• Bibit yang terkena penyakit segera dimusnahkan
• Bibit siap ditanam setelah berumur 3 – 4 minggu (berdaun 4-6 helai dan
tinggi 5-10 cm)
Penyiapan Lahan
• Untuk memperbaiki drainase dan
aerase tanah, menggemburkan tanah,
menghilangkan gulma, pembalikan
tanah
• Pengolahan tanah berupa
pembajakan, pembersihan gulma,
pembuatan bedengan, pembuatan
drainase, perataan tanah, dan lubang
tanam
• Lahan diolah sedalam 30-40 cm,
dibuat bedengan 1-1,2 meter, tinggi
30 cm, jarak antar bedengan 50 cm,
• Diberikan pupuk dasar berupa pupuk
organik 10-20 ton/Ha dan pupuk NPK
200 – 300 kg/Ha.
Pengapuran dan Pemulsaan
• Cabai mempunyai toleransi yang sedang terhadap pH tanah,
dapat tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara 5,5- 7.
Idelanya adalah pH 6 – 7.
• Pada tanah masam (pH < 5,5) perlu dilakukan pengapuran
dengan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha.
• Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam, dengan
cara kapur disebar ratapada permukaan tanah kemudian
diaduk dengan tanah
• Gunakan mulsa plastik hitam perak untuk menekan
perkembangan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma,
mengurangi penguapan, menjaga kelembabab,
mempertahankan struktur tanah, dan mencegah terjadinya
pencucian hara (pupuk)
Penanaman
• Jarak tanam 50 X 50 cm (musim
panas) atau 50 X 60 cm (musim
hujan)
• Penanaman sebaiknya dilakukan
dengan model segitiga atau zig-zag
• Pembuatan lubang tanam sedalam
10 cm dengan alat pelubang mulsa.
• Bibit siap tanam setelah berdaun 5-6
helai dan dilakukan pada sore hari
atau pada saat cuaca tidak panas
• bibit diseleksi (cacat dan penyakit)
sebelum tanam
• Dipasang ajir bambu disamping
tanaman cabai
Pemeliharaan Tanaman
• Penyulaman dilakukan pada umur 7-14 HST untuk bibit
yang mati/cacat
• Pembersihan gulma pada area lubang tanam
• Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas tumbuh pada
ketiak yang terletak di bawah cabang utama
• Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan pada umur 15
HST
• Penyiraman tanaman disesuaikan dengan kondisi
kelembaban tanah
• Pemantauan orgnisme pengganggu tanaman (OPT)
Rebah Semai
• Disebabkan oleh beberapa jamur seperti
Rhizoctonia solani, Pythium spp. Fusarium
spp. Phytophthorasp. dan Colletotrichum
spp.
• Pemicu perkembangan penyakit: drainase
tidak bagus, kelebihan unsur N, pupuk
kandang tidak matang, banyak nematoda,
penanaman cabai terus menerus,
• Pengendalian dengan mengurangi pemicu
penyakit dan pemakaian fungisida baik
biofungisida maupun fungisida
sintetis/kimia.
Layu Fusarium
• Disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum
• Daun yang terserang mengalami kelayuan
mulai dari bagian bawah, menguning dan
menjalar ke ranting muda
• Tanaman layu, jaringan batang dan akar
menjadi coklat
• Jika penyakit menginfeksi tanaman yang
sudah berbuah, maka buah muda akan
gugur
• Pengendalian: memusnahkan tanaman
terserang, menggunakan agens hayati
Trichoderma sp., dan Gliocladium sp. Dan
menggunakan fungisida kimia sebagai
alternatif terakhir
Layu Bakteri
• Disebabkan oleh bakteri Ralstonia
solanacearum
• Layu pada awalnya terjadi dibagian pucuk pada
tanaman muda, dan pada daun bagian bawah
untuk tanaman tua
• Setelah beberapa hari tanaman layu total
secara mendadak dan daun masih berwarna
hijau
• Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah
dan akar menjadi kecoklatan
• Bila batang atau akar dipotong melintang dan
dicelupkan ke dalam air yang jernih, maka
akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang
melayang dalam air menyerupai kepulan asap
• Pengendalian dengan menggunakan
bakterisida hayati dan kimia (Streptomicin
sulfat dan Oksitetetrasiklin)
Busuk Buah
• Penyebab : jamur Colleotrotichum
gloeospoiroides
• Gejala awal ditandai dengan munculnya
bercak yang agak mengkilap, sedikit
terbenam dan berair, berwarna hitam,
orange dan coklat
• Luka akibat serangan berbentuik bulat
cincin dan berwarna hitam
• Serangan berat menyebabkan buah
keriput dan mengering
• Pengendalian: penggunaan benih sehat,
sanitasi lingkungan, pemusnahan buah
sakit dan fungisida berbahan aktif
Klorotalonil, Propineb, Triazole dan
Pyrimidin
Bercak Daun
• Penyebab : jamur Cercospora capsici
• Menimbulkan kerusakan pada daun
• Gejala serangan mulai terlihat dari
munculnya bercak bulat berwarna
coklat pada daun dan kering, ukuran
bercak bisa mencapai sekitar 1 inci.
• Pusat bercak berwarna pucat sampai
putih dengan warna tepi lebih tua.
Bercak yang tua dapat menyebabkan
lubang-lubang
• Pengendalian: menggunakan benih
sehat, sanitasi lingkungan, fungisida
berbahan aktif difenoconazole
Bercak Daun Bakteri
• Disebabkan oleh Xanthomonas campestris
p.v. vesicatoria
• Bercak awal pada daun berukuran kecil
berbentuk sirkuler, spot berair kemudian
menjadi nekrotik dengan warna coklat di
bagian tengah dan pucat pada pinggirannya.
• Pada bagian atas daun bercak seperti
tenggelam, sedangkan pada bagian bawah
daun bercak seperti menonjol
• Pengendalian: sanitasi lingkungan, aplikasi
fungisida nabati, dan fungisida kimia
berbahan aktif Streptomicin sulfat dan
Oksitetetrasiklin
Busuk Daun dan Buah
• Penyebab: Jamur Phytophthora capsici
• Seluruh bagian tanaman dapat terinfeksi oleh penyakit ini.
Infeksi pada batang dimulai dari leher batang menjadi busuk
basah berwarna hijau setelah kering warna menjadi
coklat/hitam
• Gejala lanjut busuk batang menjadi kering mengeras dan
seluruh daun menjadi layu
• Gejala pada daun diawali dengan bercak putih seperti tersiram
air panas berbentuk sirkuler atau tidak beraturan. Bercak
tersebut melebar mengering seperti kertas dan akhirnya
memutih karena warna masa spora yang putih
• Pengendalian: sanitasi lingkungan, penggunaan fungisida
berbahan aktif Metalaksil-M 4%+ Mancozeb 64%, klorotalonil
Virus Kuning
• Disebabkan oleh Gemini Virus
• Helai daun mengalami vein clearing dimulai dari
daun pucuk berkembang menjadi warna kuning
jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung
ke atas.
• Infeksi lanjut dari gemini virus menyebabkan daun
mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman
kerdil dan tidak berbuah
• Pengendalian vektor virus kutu kebul (Bemisia
tabaci) dengan menggunakan musuh alami
predator seperti Menochilus sexmaculatus atau
jamur patogen serangga seperti Beauveria
bassiana atau Verticillium lecani.
• Sanitasi tanaman inang seperti tomat, buncis,
gula bit, babadotan, ciplukan, terong
Thrips
• Hama ini menyerang tanaman dengan
menghisap cairan permukaan bawah daun dan
berveran sebagai vektor virus mosaik dan
keriting
• Serangan ditandai dengan adanya bercak
keperak - perakkan. Daun yang terserang
berubah warna menjadi coklat tembaga,
mengeriting atau keriput dan akhirnya mati.
• Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas
atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul
benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman
terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman
menjadi mati
• Pengendalian: perangkap warna kuning,
penyemprotan insektisida imidacloprid dan
abamectin
Lalat Buah
• Lalat buah menyebabkan kerusakan pada buah cabai
yang masih muda maupun buah yang sudah matang.
Buah yang terserang akan membusuk dan kemudian
jatuh ke tanah.
• Gejala awal terlihat dari adanya titik hitam pada bagian
pangkal buah, titik hitam pada pangkal buah muncul
karena aktifitas lalat buah dewasa yang memasukkan
telurnya pada buah cabai.
• Telur tersebut akan menetas dan berkembang di dalam
buah cabai.
• Larva yang terdapat di dalam buah menimbulkan
kerusakan dari dalam, buah menjadi berwarna kuning
pucat dan layu.
• Pengendalian: pemasangan perangkap metil eugenol
pada masa pembungaan (40 buah/Ha)
• Pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid larva
dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut,
Arachnidae (laba – laba), Staphylinidae (kumbang) dan
Dermatera (Cecopet)
Panen
• Panen pertama dilakukan pada umur 75-85 HST,
selanjutnya dilakukan setiap 2 – 5 hari sekali tergantung
dari luas tanam dan pasar
• Ditandai dengan buah yang padat dan berwarna merah
menyala
• Buah cabai dipetik bersama tangkai buahnya agar bisa
disimpan lebih lama
• Buah yang terkena penyakit harus ikut dipanen agar
penyakit tidak menyebar
• Pisahkan buah yang sehat dan terkena penyakit sebelum
dipasarkan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai