kosmopolitan • Hama penggerek batang dan penggorok daun umumnya melimpah pada musim hujan • Hama bubuk menyerang di masa pertanaman dan berlanjut dalam masa penyimpanan (hama pasca panen) Pengendalian Hama dan Penyakit Hama • Hama Bubuk Buah – Penyebab adalah sejenis kumbang kecil (Stephanoderes hampei) – Menyerang buah muda dan tua – Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, penjarangan naungan • Hama Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus, Xylosandrus morstati) – Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 cm dari pucuk kopi. – Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mengering. – Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah. Kutu Putih (Pseudococcus Sp) • Kutu-kutu ini menghisap cairan bagian tanaman yang muda, yaitu daun, cabang dan terutama buah akibatnya cabang/daun dan buah-buah muda gugur. • Kutu ini mengeluarkan kotoran yang mengandung gula, sehingga banyak di kunjungi semut, yang dapat mendorong perkembangan kutu. Penyakit • Penyakit Karat Daun – Penyebab adalah sejenis cendawan (Hemileia Vastratrix) – Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati. HAMA PENTING TANAMAN KOPI • Perusak akar : nematoda Meloidogyne sp., Pratylenchus sp., Rotylenchulus reniformis, dan uret Exopholis sp, kutu dompolan Pseudococcus deceptor, uret Leucopholis rorida • Penggerek batang :penggerek batang Zeuzera sp., Xyloborus sp. dan Xylosandrus sp. • Perusak daun : Homona sp., pengorok daun Acrocercops (Conopomorpha) zamaenopa, ulat api Darna sp., Parasa sp., Setora sp., Thosea sp., ulat jengkal Hyposidra sp. • Penghisap : kutu perisai Coccus viridis, kutu dompolan Pseudococcus citri, Ferrisia virgata, afis Toxoptera sp. • Perusak buah : bubuk buah Hypothenemus hampei • Hama lepas panen : Araecerus sp. dan Carpophilus sp. Penggerek Cabang Kopi Xylosandrus sp. Penggerek buah kopi Hypothenemus hampei NAUNGAN
• Naungan merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi. • Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan • Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan • Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman • Meskipun dengan semakin dewasa umur tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi • Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode pengendalian gulma • Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama rumputan • Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh semakin cepat • Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan gulma • Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk pertumbuhan Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk • Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil (60-70%) • Mengurangi laju evapotranspirasi • Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman • Naungan dapat menghindari fluktuasi temperatur yang tinggi dan kadar air tanah • Naungan dapat digunakan sebagai saranan konservasi tanah, karena meningkatkan jumlah pori penyedia air tanah (melalui pengaturan temperatur dan evaporasi) • Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat morfologis tanaman. Puncak fotosintesis terkait dengan besarnya sinar dan temperatur Kekurangan Air Diatasi dg naungan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi tanaman Respon Morfologi • Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter tanaman, sudut percabangan, jumlah daun, luas daun dll • Mikromorfologi: kandungan klorofil daun, ketebalan daun dll • Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh, diameter tanaman lebih cepat naik di tempat tanpa naungan, sudut percabangan lebih besar ditempat ternaungi, luas daun lebih besar di tempat ternaungi, begitu juga dengan jumlah daun • Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang, ketebalan daun lebih tinggi di tempat terang HAMA DAN PENYAKIT PADA TEMBAKAU Hama • Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat • Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat • Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat • Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. • Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. • Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis) Penyakit • Hangus batang (damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar • Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar • Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang • Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang • Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang • Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimun (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar