Anda di halaman 1dari 18

Ekologi Hama Kopi

• Sebagian besar hama kopi bersifat


kosmopolitan
• Hama penggerek batang dan penggorok daun
umumnya melimpah pada musim hujan
• Hama bubuk menyerang di masa pertanaman
dan berlanjut dalam masa penyimpanan
(hama pasca panen)
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
• Hama Bubuk Buah
– Penyebab adalah sejenis kumbang kecil (Stephanoderes hampei)
– Menyerang buah muda dan tua
– Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan
buah-buah yang terserang, penjarangan naungan
• Hama Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus, Xylosandrus
morstati)
– Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 cm dari
pucuk kopi.
– Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan
mengering.
– Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
Kutu Putih (Pseudococcus Sp)
• Kutu-kutu ini menghisap cairan bagian
tanaman yang muda, yaitu daun, cabang dan
terutama buah akibatnya cabang/daun dan
buah-buah muda gugur.
• Kutu ini mengeluarkan kotoran yang
mengandung gula, sehingga banyak di
kunjungi semut, yang dapat mendorong
perkembangan kutu.
Penyakit
• Penyakit Karat Daun
– Penyebab adalah sejenis cendawan (Hemileia
Vastratrix)
– Tanda serangan ada bercak-bercak merah
kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan
di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian
daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah
kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik
selanjutnya tanaman akan mati.
HAMA PENTING TANAMAN KOPI
• Perusak akar : nematoda Meloidogyne sp., Pratylenchus sp.,
Rotylenchulus reniformis, dan uret Exopholis sp, kutu
dompolan Pseudococcus deceptor, uret Leucopholis rorida
• Penggerek batang :penggerek batang Zeuzera sp., Xyloborus
sp. dan Xylosandrus sp.
• Perusak daun : Homona sp., pengorok daun Acrocercops
(Conopomorpha) zamaenopa, ulat api Darna sp., Parasa sp.,
Setora sp., Thosea sp., ulat jengkal Hyposidra sp.
• Penghisap : kutu perisai Coccus viridis, kutu dompolan
Pseudococcus citri, Ferrisia virgata, afis Toxoptera sp.
• Perusak buah : bubuk buah Hypothenemus hampei
• Hama lepas panen : Araecerus sp. dan Carpophilus sp.
Penggerek Cabang Kopi Xylosandrus sp.
Penggerek buah kopi
Hypothenemus hampei
NAUNGAN

• Naungan merupakan salah satu alternatif untuk


mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok
C3 maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak
tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan
naungan
• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak
hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi
sepanjang siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin
dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman
pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu
metode pengendalian gulma
• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan
sama dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan
gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi dari
titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil
fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk
pertumbuhan
Dampak pemberian naungan
terhadap iklim mikro

• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%


• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman
• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur
Kekurangan Air Diatasi dg naungan

• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran


permukaan dan meningkatkan air tersedia
bagi tanaman
Respon Morfologi
• Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter tanaman,
sudut percabangan, jumlah daun, luas daun dll
• Mikromorfologi: kandungan klorofil daun, ketebalan
daun dll
• Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh,
diameter tanaman lebih cepat naik di tempat tanpa
naungan, sudut percabangan lebih besar ditempat
ternaungi, luas daun lebih besar di tempat ternaungi,
begitu juga dengan jumlah daun
• Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang,
ketebalan daun lebih tinggi di tempat terang
HAMA DAN PENYAKIT PADA TEMBAKAU
Hama 
• Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak
beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian:
Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat
• Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang
terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian:
pangkas daun sarang telur/ulat
• Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman
terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan
musnah telur / ulat
• Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak
bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati.
• Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
disebabkan virus.
• Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes
portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis
geminata), belalang banci (Engytarus tenuis)
Penyakit
• Hangus batang (damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia
solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering
dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian
: cabut tanaman yang terserang dan bakar
• Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala:
timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan
meluas, pada batang terserang akan lemas dan menggantung lalu
layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan
bakar
• Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di
atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun
yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian:
desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif,
gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang
• Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala:
timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit
ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga
menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan
membakar tanaman yang terserang
•  Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip
dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti
diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan
bakar tanaman terserang
• Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic,
(TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik
ketimun (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan
tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi
kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar

Anda mungkin juga menyukai