Botani Teh
Tanaman teh berakar dangkal, peka terhadap fisik tanah
dan cukup sulit untuk menembus lapisan tanah
Memiliki akar tunggang sedalam 90-150 cm dengan
diameter sekitar 7.5 cm
Perakaran terkonsentrasi sampai kedalaman 25 cm
Daun tunggal, duduk berseling pada ruas yang berbukubuku, tepi bergerigi dan memiliki bulu-bulu halus pada
daun dan ranting muda. tetapi tidak ditemukan pada
daun tua.
Daun tua bertekstur seperti kulit, permukaan bagian atas
mengkilap dan berwarna hijau kelam
Syarat Tumbuh
Jumlah curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 2000
mm/tahun dengan bulan basah lebih dari 100 mm/bulan
atau 1-2 kali bulan kering kurang dari 60 mm/bulan
Sinar matahari yang tinggi
Suhu udara harian adalah 13-25 derajat C.
Kelembaban udara tidak kurang dari 70%
Jenis tanah yang cocok adalah Andosol, Regosol dan
Latosol
pH tanah berkisar antara 4,5-6,0.
Regenerasi
Tanaman teh dapat diperbanyak secara
generative maupun secara vegetative.
Perbanyakan secara generative dengan
biji, sedangkan perbanyakan vegetative
dengan setek
Helopeltis antonii
Serangga dewasa seperti nyamuk, menyerang daun teh dan ranting
muda. Bagian yang diserang berbercak coklat kehitaman dan
mengering. Serangan pada ranting dapat menyebabkan tumor (gout)
cabang.
Busuk daun
Penyebab: jamur Cylindrocladum scoparium. Gejala: daun induk
berbercak coklat dimulai dari ujung/ketiak daun, daun rontok, setek
akan mati. Pengendalian: mencelupkan stek ke dalam fungisida.
Jamur akar coklat jamur kanker belah, jamur leher akar, jamur
busuk akar , jamur akar hitam. Menyerang akar,
pengendalian: sama dengan penyakit akar umumnya.
Panen
Panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang
berkualitas, tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur
3 tahun
Daun yang dipetik adalah:
Peko: Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif
Burung: Pucuk/tunas yang sedang istirahat
Kepel: Daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting
tumbuh.
Gulma
Gulma dapat menekan pertumbuhan tanaman teh dan
memperpanjang masa non produktif > 2 thn
Kerugian lain oleh gulma di perkebunan teh menurunkan
produksi pucuk hingga mencapai 40 %, meningkatkan biaya
pengendalian hama dan penyakit dan menurunkan
produktivitas pekerja
Tekanan gulma terhadap pertumbuhan teh adalah adanya
senyawa alelopati (Imperata cylindrica, Cyperus sp dan
Shorgum sp.)
Masalah gulma merupakan masalah yang berlangsung terusmenerus, karena gulma itu sendiri merupakan bagian dari
ekosistem kebun teh
Pengendalian gulma hanya untuk menekan gulma sampai
tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi
Jenis gulma:
gulma berkayu ch: Stachytarpheta indica, Melastoma
malabatrichum
Gulma tahan naungan ch: Drymaria cordata,
Oplismenus compositus, Centella asiatica
Gulma yang merayap ch: Panicum repens,
Commelina benghalensis, Mikania micrantha, Ipomea
triloba
Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan
mencabut atau membabat gulma yang tumbuh di
pertanaman teh dengan menggunakan sabit
Pengendalian gulma secara kimia (chemist) dilakukan
dengan menggunakan herbisida
Penanaman
Jarak Tanam
Kemiringan
Keterangan
Datar 15%
120 x 90
9.260
Baris tunggal
lurus
15 30%
120 x 75
11.110
Baris tunggal
lurus
> 30%
120 x 60
13.888
Kontur
Penanaman
- Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum
dilakukan penanam
- Bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm, ditanam setelah umur
2 tahun
- Bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.
Pengendalian gulma
bertujuan menekan serendah mungkin populasi gulma
populasi gulma yang tidak terkendali mengancam dalam memperoleh
unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh
jenis-jenis gulma tertentu mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang
membahayakan tanaman teh.
gulma menjadi ancaman terutama pada areal tanaman teh muda atau
pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas
Pemetikan
Pasca Panen
Pengolahan daun teh untuk menjaga komposisi kimia daun teh segar secara
terkendali, seperti warna,rasa, dan aroma yang baik dan disukai.
Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu
subtansi fenol (catechin dan flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin.
vitamin, dan mineral), subtansi aromatik dan enzim-enzim.
Daun teh yang dipetik, awalnya melewati proses pelayuan yang memakan
waktu 18 jam disebuah tempat berbentuk persegi panjang bernama withered
trough. Setiap 4 jam daun dibalik secara manual. Masing-masingw ithered
trough memuat 1 sampai 1,5 ton daun teh.
Fungsi proses pelayuan untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.
Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukan kedalam gentong dan
diangkut menggunakan monorel ketempat proses berikutnya.
Dari monorel daun-daun dimasukan ke mesin penggilingan. 1 mesin memuat
350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50 menit. Setelah digiling,
daun teh dibawa ketempat untuk mengayak.
Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses
fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi
kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses
pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100o C.
Efek Negatif
Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan
penyakit pasien tersebut.
Wanita hamil
Wanita yang sedang hamil membutuhkan berbagi macam gizi untuk menyuplai
kebutuhan metabolisme tubuhnya dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia
terlalu banyak minum teh, maka zat tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa
dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsinya menjadi semacam kompon
yang tidak diserap oleh tubuh.
Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
Para penderita penyakit ini sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan semakin
memperparah penyakitnya. Hal ini disebabkan kandungan kafein dalam teh dapat
mengakibatkan bergairahnya sistem saraf dan menaikkan metabolisme dasar,
sehingga akan membuat semakin sulit tidur dan merasa gelisah.
Orang yang kurang darah
Zat besi dalam makanan memasuki saluran pencernaan dalam bentuk feros
hidrosida koloid. Zat besi dalam bentuk koloid ini tidak dapat diserap tubuh secara
langsung. Ia harus melalui peran getah lambung barulah dapat diserap melalui tubuh.
Orang yang mengalami sembelit
Mereka pantang minum teh kental karena asam tanat dalam teh mempunyai peran
astringen, yaitu melemahkan penggeliangan saluran usus