Anda di halaman 1dari 25

Perkebunan TEH

Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze); sukuTheaceae


Asal pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan
yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan
Burma
Terdapat tiga varietas utama tanaman teh yaitu varietas
China, Assam dan Cambodia
Tumbuh di daerah tropik dan subtropik dengan sinar matahari
dan hujan sepanjang tahun, ketinggian 200-2.000 m dpl
Tinggi sampai sekitar 6-9 m tinggi, di perkebunan hanya
sampai 1 m
Daun dipanen setelah berumur 3 tahun
Kandungan zat pada daun 1%-4% kofeine, 7%-15% tanin dan
sedikit minyak atsiri

Botani Teh
Tanaman teh berakar dangkal, peka terhadap fisik tanah
dan cukup sulit untuk menembus lapisan tanah
Memiliki akar tunggang sedalam 90-150 cm dengan
diameter sekitar 7.5 cm
Perakaran terkonsentrasi sampai kedalaman 25 cm
Daun tunggal, duduk berseling pada ruas yang berbukubuku, tepi bergerigi dan memiliki bulu-bulu halus pada
daun dan ranting muda. tetapi tidak ditemukan pada
daun tua.
Daun tua bertekstur seperti kulit, permukaan bagian atas
mengkilap dan berwarna hijau kelam

Bunga tunggal, tumbuh dari ketiak daun, cabang-cabang


atau ujung batang, perkembangannya mengikuti fase
pertumbuhan daun
Bunga berbentuk bulat, putih dan halus seperti lilin,
kelopak berjumlah 5-7 helai, petal 5-7 helai dan terdapat
20 200 benang sari berwarna kuning, serta dua
kantung sari dan bakal buah
Bakal buah terdiri dari tiga ruang dan berdinding tebal,
dalam tiaptiap
ruang terdapat 4-6 bakal biji, sbgn besar bakal biji
tersebut tidak berkembang menjadi biji, dalam satu buah
biasanya hanya terdapat satu biji, paling banyak dua
atau tiga

Syarat Tumbuh
Jumlah curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 2000
mm/tahun dengan bulan basah lebih dari 100 mm/bulan
atau 1-2 kali bulan kering kurang dari 60 mm/bulan
Sinar matahari yang tinggi
Suhu udara harian adalah 13-25 derajat C.
Kelembaban udara tidak kurang dari 70%
Jenis tanah yang cocok adalah Andosol, Regosol dan
Latosol
pH tanah berkisar antara 4,5-6,0.

Regenerasi
Tanaman teh dapat diperbanyak secara
generative maupun secara vegetative.
Perbanyakan secara generative dengan
biji, sedangkan perbanyakan vegetative
dengan setek

HAMA TANAMAN TEH


Perusak akar : nematoda Meloidogyne sp., Pratylenchus
sp., Rotylenchulus reniformis, dan uret Exopholis sp.
Perusak batang : rayap Kalotermis sp., Neotermis sp.,
penggerek batang Zeuzera sp., Xyloborus sp. dan
Xylosandrus sp.
Pemakan daun : penggulung daun Enarmonia sp.,
Homona sp., pengorok daun Glacillaria theivora, ulat api
Darna sp., Parasa sp., Setora sp., Thosea sp., siput
Parmarion pupilaris
Hama penghisap : wereng Empoasca sp., kutu Aphis
sp., Coccus viridis, kepik Helopeltis sp., tungau
Brevipalpus sp., Calacarus sp., Olygonichus sp.

Penggulung pucuk : Enarmonia


leucostoma (Lepidoptera : Olethreutidae),
Homona coffearia (Lepidoptera :
Tortricidae)
Wereng daun Empoasca sp. (Homoptera :
Ciccadellidae)
Tungau Brevipalpus sp., Calacarus sp.,
Olygonichus sp. (Acarina : Tetranychidae)

Helopeltis antonii
Serangga dewasa seperti nyamuk, menyerang daun teh dan ranting
muda. Bagian yang diserang berbercak coklat kehitaman dan
mengering. Serangan pada ranting dapat menyebabkan tumor (gout)
cabang.

Ulat jengkal (Hyposidra talaca, Ectropis bhurmitra, Biston


suppressaria)
Ulat berwarna hitam atau coklat bergaris putih, menyerang daun muda,
pucuk dan daun tua, serangan dapat di kebun atau persemaian. Daun
yang diserang bergigi/berlubang

Ulat penggulung daun (Homona aoffearia)


Ulat berukuran 1-2,5 cm menyerang daun teh muda dan tua. Daun
tergulung dan terlipat. Pengendalian secara hayati dengan melepas
musuhnya seperti Macrocentrus homonae, Elasmus homonae

Ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma)


Ulat berukuran 2-3 cm berada di dalam gulungan pucuk teh.
Pengendalian cara, hayati dengan melepas musuh alami Apanteles

Ulat api (Setora nitens, Parasa lepida, Thosea)


Ulat berbulu menyerang daun muda dan tua, tanaman menjadi
berlubang.

Tungau jingga (Brevipalpus phoenicis)


Berukuran 0,2 mm berwarna jingga, menyerang daun teh tua di
bagian permukaan bawah. Terdapat bercak kecil pada pangkal
daun, tungau membentuk koloni di pangkal daun, Lalu serangan
menuju ujung daun, daun mengering dan rontok.

Penyakit Cacar teh


Penyebab: jamur Exobasidium vexans. Menyerang daun dan
ranting muda. Gejala: bintik-bintik kecil tembus cahaya dengan
diameter 0,25 mm, pada stadium lanjut pusat bercak menjadi
coklat dan terlepas sehingga daun bolong. Pengendalian:
mengurangi pohon pelindung, pemangkasan sejajar permukaan
tanah, pemetikan dengan daur pendek (9 hari).

Busuk daun
Penyebab: jamur Cylindrocladum scoparium. Gejala: daun induk
berbercak coklat dimulai dari ujung/ketiak daun, daun rontok, setek
akan mati. Pengendalian: mencelupkan stek ke dalam fungisida.

Mati ujung pada bidang petik


Penyebab: jamur Pestalotia tehae. Gejala: bekas petikan berbercak
coklat dan meluas ke bawah dan mengering, pucuk baru tidak
terbentuk. Pengendalian: pemupukan tepat waktu, pemetikan tidak
terlalu berat, fungisida yang mengandung tembaga.

Penyakit akar merah anggur


Di dataran rendah 900 meter dpl terutama tanah Latosol. Penularan
melalui kontak akar. Penyebab: jamur Ganoderma pseudoferreum.
Gejala: tanaman menguning, layu, mati. Pengendalian:
membongkar dan membakar teh yang sakit, menggali selokan
sedalam 60-100 cm di sekeliling tanaman sehat

Penyakit akar merah bata


Penyebab: jamur Proria hypolatertia. di dataran tinggi 1.0001.500 meter dpl. Ditularkan melalui kontak akar, Gejala: sama
dengan penyakit akar merah anggur, pengendalian: sama
dengan penyakit akar merah anggur.

Penyakit akar hitam


Penyebab: jamur Rosellinia arcuata di daerah 1.500 meter dpl
dan R. bunodes di daerah 1.000 meter dpl. Gejala: daun layu,
menguning, rontok dan tanaman mati, terdapat benang hitam di
bagian akar, di permukaan kayu akar terdapat benang putih (R.
arcuata) atau hitam (R. bunodes). Pengendalian: sama dengan
penyakit akar umumnya.

Jamur akar coklat jamur kanker belah, jamur leher akar, jamur
busuk akar , jamur akar hitam. Menyerang akar,
pengendalian: sama dengan penyakit akar umumnya.

Panen
Panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang
berkualitas, tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur
3 tahun
Daun yang dipetik adalah:
Peko: Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif
Burung: Pucuk/tunas yang sedang istirahat
Kepel: Daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting
tumbuh.

Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur


dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim
dan kesehatan tanaman
Pucuk teh dipetik dengan periode antar 6-12 hari
Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi yang lebih lama
yaitu 55 hari sekali.

Gulma
Gulma dapat menekan pertumbuhan tanaman teh dan
memperpanjang masa non produktif > 2 thn
Kerugian lain oleh gulma di perkebunan teh menurunkan
produksi pucuk hingga mencapai 40 %, meningkatkan biaya
pengendalian hama dan penyakit dan menurunkan
produktivitas pekerja
Tekanan gulma terhadap pertumbuhan teh adalah adanya
senyawa alelopati (Imperata cylindrica, Cyperus sp dan
Shorgum sp.)
Masalah gulma merupakan masalah yang berlangsung terusmenerus, karena gulma itu sendiri merupakan bagian dari
ekosistem kebun teh
Pengendalian gulma hanya untuk menekan gulma sampai
tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomi

Efek positif herbisida: tidak melukai tanaman pokok,


memperkecil erosi dan menghemat tenaga kerja
Efek negatif : toksisitas terhadap tanaman budidaya dan
manusia
Herbisida pada tanaman teh adalah jenis herbisida kontak
dan sistemik
Herbisida kontak untuk mematikan bagian tumbuhan yang
terkena, contohnya parakuat
Herbisida sistemik adalah herbisida yang ditranslokasikan
ke seluruh tumbuhan, jenis yang umum adalah glifosat
Herbisida ini mempunyai daya berantas yang luas,
terutama digunakan untuk mengendalikan gulma tahunan

Jenis gulma:
gulma berkayu ch: Stachytarpheta indica, Melastoma
malabatrichum
Gulma tahan naungan ch: Drymaria cordata,
Oplismenus compositus, Centella asiatica
Gulma yang merayap ch: Panicum repens,
Commelina benghalensis, Mikania micrantha, Ipomea
triloba
Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan
mencabut atau membabat gulma yang tumbuh di
pertanaman teh dengan menggunakan sabit
Pengendalian gulma secara kimia (chemist) dilakukan
dengan menggunakan herbisida

Penanaman
Jarak Tanam
Kemiringan

Jarak tanam (cm)

Jlh tan per ha

Keterangan

Datar 15%

120 x 90

9.260

Baris tunggal
lurus

15 30%

120 x 75

11.110

Baris tunggal
lurus

> 30%

120 x 60

13.888

Kontur

Penanaman
- Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum
dilakukan penanam
- Bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm, ditanam setelah umur
2 tahun
- Bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.

Pemeliharaan Tanaman Teh


Naungan dan Pemangkasan

naungan menggunakan jenis Crotalaria sp. atau Theprosia sp.


naungan juga berfungsi sebagai pupuk hijau
ditanam selang dua baris
pemangkasan dilakukan setiap enam bulan sekali pada musim hujan
sisa pangkasan dihamparkan sebagai mulsa disekitar tanaman

Pengendalian gulma
bertujuan menekan serendah mungkin populasi gulma
populasi gulma yang tidak terkendali mengancam dalam memperoleh
unsur hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh
jenis-jenis gulma tertentu mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang
membahayakan tanaman teh.
gulma menjadi ancaman terutama pada areal tanaman teh muda atau
pada areal tanaman teh produktif yang baru dipangkas

Pengendalian Hama dan Penyakit


terutama penyakit cacar yang disebabkan oleh jamur Exobasidium
vexans Massae berasal dari Assam, India
pertama kali ditemukan yaitu di perkebunan Bah Butong, Sumatera
Utara tahun 1949 kemudian meluas ke hampur seluruh perkebunan teh
di Indonesia
penyakit cacar paling merugikan, terutama untuk kebun teh di dataran
tinggi
menurunkan produksi sampai 40% dan penurunan kuallitas teh yang
ditandai berkurangnya kandungan theaflavin, thearubigin, kafein,
substansi polimer tinggi, dan fenol total pucuk
Intensitas serangan 28% mengakibatkan penurunan kualitas teh jadi,
intensitas serangan 35% baru dapat menurunkan produksi
tindakan pengendalian penyakit cacar yang paling umum dilakukan di
kebun-kebun teh adalah penggunaan fungisida sintetik, terutama
fungisida tembaga
penggunaan fungisida tembaga dapat memacu perkembangan populasi
tungau atau Brevipalpus phoenicis

Pemetikan

Pemetikan adalah pemungutan hasil pucuk tanaman teh yang


memenuhi syarat-syarat pengolahan
Pemetikan berfungsi pula sebagi usaha membentuk kondisi tanaman
agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan
Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan
kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan
tanaman
Pucuk teh di petik dengan periode antara 6-12 bulan. Teh hijau Jepang
dipanen dengan frekuensi yang lebih lama yaitu 55 hari sekali
Kecepatan pertumbuhan tunas baru dipengaruhi oleh daun-daun yang
tertinggal pada perdu yang biasa disebut daun pemeliharaan
Tebal lapisan daun pemeliharaan yang optimal adalah 15-20 cm, lebih
tebal atau lebih tipis dari ukuran tersebut pertumbuhan akan terhambat.

Pasca Panen

Pengolahan daun teh untuk menjaga komposisi kimia daun teh segar secara
terkendali, seperti warna,rasa, dan aroma yang baik dan disukai.
Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu
subtansi fenol (catechin dan flavanol), subtansi bukan fenol (pectin, resin.
vitamin, dan mineral), subtansi aromatik dan enzim-enzim.
Daun teh yang dipetik, awalnya melewati proses pelayuan yang memakan
waktu 18 jam disebuah tempat berbentuk persegi panjang bernama withered
trough. Setiap 4 jam daun dibalik secara manual. Masing-masingw ithered
trough memuat 1 sampai 1,5 ton daun teh.
Fungsi proses pelayuan untuk menghilangkan kadar air sampai dengan 48%.
Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukan kedalam gentong dan
diangkut menggunakan monorel ketempat proses berikutnya.
Dari monorel daun-daun dimasukan ke mesin penggilingan. 1 mesin memuat
350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50 menit. Setelah digiling,
daun teh dibawa ketempat untuk mengayak.
Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati proses
fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses fermentasi
kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan. Lamanya proses
pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100o C.

Efek Positif dan Negatif Minum Teh


Efek Positif
Memperkuat Gigi & Mencegah Karies pada Gigi
Unsur Flouride ( F ) yang cukup tinggi pada Teh, dapat membantu dalam
mencegah tumbuhnya karies pada gigi serta dapat memperkuat gigi
Mengurangi Resiko Keracunan Makanan
Unsur Catechin ( salah satu unsur dalam Polyphenols ), memiliki kemampuan
untuk menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri yang menyebabkan
keracunan makanan
Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Vitamin C dan vitamin E dapat juga membantu memperkuat daya tahan tubuh.
Menyegarkan Tubuh
Teh mengandung kafein yang merangsang sistem syaraf tubuh kita sehingga
pengambilan oksigen kedalam tubuh lebih lancar.
Mencegah Tekanan Darah Tinggi
Epigallocatechin dan epicatechin gallat yang merupakan varian dari catechin,
mampu bertindak sebagai inhibitor terhadap angiotensin trasferase, yaitu enzim
penyebab tekanan darah tinggi. Dengan kemampuan catechin untuk mencegah
tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan menangkal
radikal bebas, maka catechin mengurangi resiko penyakit kardiovascular.

Mengoptimalkan Metabolisme Gula


Mangan (Mn), yang terkandung dalam Teh bisa membantu penguraian gula
menjadi energi.
Mencegah Pertumbuhan Kanker
Kemampuan Catechin ( salah satu unsur dalam Polyphenols ) dapat
menghambat terjadinya mutasi pada sel -sel tubuh dan menetralisir radikal
bebas.
Memperlambat penuaan
Teh mengandung senyawa polifenol dan antioksidan yang berfungsi
memperlambat penuaan dini. Kandungan antioksidan menyebabkan umur
hidup sel tubuh menjadi lebih panjang dan regenerasi sel berlangsung lebih
lancar. Membasuh teh basi ke bagian muka juga konon dapat membuat
kulit halus, cerah, dan menyembuhkan luka jerawat. Jika diulas ke rambut
juga bisa mencegah uban.
Melangsingkan badan.
Kandungan serat pada teh menyebabkan sistem pencernaan dalam tubuh
berlangsung secara tidak berlarut-larut. Akibatnya, karbohidrat yang berhasil
diserap tubuh menjadi lebih sedikit yang akhirnya membantu upaya
mengurangi bobot tubuh.

Efek Negatif
Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan
penyakit pasien tersebut.
Wanita hamil
Wanita yang sedang hamil membutuhkan berbagi macam gizi untuk menyuplai
kebutuhan metabolisme tubuhnya dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia
terlalu banyak minum teh, maka zat tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa
dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsinya menjadi semacam kompon
yang tidak diserap oleh tubuh.
Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
Para penderita penyakit ini sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan semakin
memperparah penyakitnya. Hal ini disebabkan kandungan kafein dalam teh dapat
mengakibatkan bergairahnya sistem saraf dan menaikkan metabolisme dasar,
sehingga akan membuat semakin sulit tidur dan merasa gelisah.
Orang yang kurang darah
Zat besi dalam makanan memasuki saluran pencernaan dalam bentuk feros
hidrosida koloid. Zat besi dalam bentuk koloid ini tidak dapat diserap tubuh secara
langsung. Ia harus melalui peran getah lambung barulah dapat diserap melalui tubuh.
Orang yang mengalami sembelit
Mereka pantang minum teh kental karena asam tanat dalam teh mempunyai peran
astringen, yaitu melemahkan penggeliangan saluran usus

Jenis-Jenis Minuman Teh

Anda mungkin juga menyukai