Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI GULMA

TEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN (GULMA)

Daijukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Mata Kuliah Teknologi
Perlindungan Tanaman (Gulma) pada semester 4 (ganjil).

Disusun oleh :
Haris Munandar
150510170079
Kelas A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
1. Ageratum concydes
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Ageratum conyzoides

Nama Umum : Bandotan

Nama lokal : Badotan (Sunda)
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Sub divisi : Angiospermae
▪ Kelas : Dicotyledonae
▪ Bangsa : Asterales
▪ Suku : Asteraceae
▪ Marga : Ageratum
▪ Species : Ageratum conyzoides

C. Deskripsi:
➢ Akar : Serabut
➢ Batang : Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh menyentuh tanah
akan mengeluarkan akar
➢ Daun : Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang
(composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan
ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 - 10 cm, lebar 0,5 - 6 cm,
kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang
terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau.
: Kecil, berwarna putih keunguan. Bunga majemuk berkumpul 3 atau
➢ Bunga
lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya
putih. Panjang bonggol bunga 6 - 8 mm, dengan tangkai yang
berambut.
: Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di permukaan laut.
➢ Habitat
Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi
jalan, tanggul, dan tepi air.

D. Perbanyakan: Perbanyakan tanaman ini secara generatif dengan biji dan akar.

E. Pengendalian: Dengan cara kimiawi yaitu secara umum dapat diberantas dengan
menggunakan Dalapon, Gliturat dan Paraquat tapi bila terasosiasi
dengan jagung, kacang tanah dan kedelai dapat digunakan Alachor.
2. Panicium repens
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Panicum repens

Nama Umum : Lalampuyangan

Nama lokal : Lalampuyangan

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Magnoliophyta
▪ Classis : Liliopsida
▪ Ordo : Poales
▪ Familia : Poaceae
▪ Genus : Panicum
▪ Spesies : Panicum repens L

C. Deskripsi:

Akar : Keras, tajam seperti ujung torpedo.

Batang : Kaku.

Daun : Daunnya sempit, lebarnya hanya 1/6 – ¼ inchi dan panjanya 2 – 10
inchi. Pada permukaan daunnya terdapat bulu-bulu halus dan sering
menggulung kedalam.

Bunga : Panjang bunganya 3 – 9 inchi, bercabang dan agak terbuka, dengan
ujung cabang yang terbuka.

Habitat : Di pinggir sungai (lahan basah), pantai, dari pada tanah berpasir, dapat
juga tumbuh pada dataran tinggi, ,. Sering tumbuh berlimpah pada
ketinggian 0-2000 m. Dapat juga tumbuh di sawah.

D. Perbanyakan: Dengan rimpang dan biji.

E. Pengendalian: Dengan cara di cabut, dengan menggunakan herbisida pra tumbuh dan
purna tumbuh, lahannya ditanami tanaman penutup.
3. Borreria alata
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Borreria alata

Nama Umum : Button weed

Nama lokal : Goletrak
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
▪ Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
▪ Ordo : Rubiales
▪ Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
▪ Genus : Borreria
▪ Spesies : Borreria alata

C. Deskripsi:
➢ Akar : Jenis rumput tegak yang panjang, berakar dalam dan tebal.
➢ Batang : Rumput-rumputan yang tegak, tinggi 0.3 – 0.9 m.
➢ Daun : Daun berhadapan, bertangkai sangat panjang, berbentuk ellips
memanjang atau bulat telur, dengan kaki yang menyempit demi
sedikit, di atas bagian kaki yangbertepi rata bergigi beringgit,
berambut jarang atau tidak yang kukurannya 4 – 9 dan 2.5 – 5 cm.
: Bulir bertangkai pendek, panjang 15 – 30 cm. Daun pelindung dengan
➢ Bunga
kuat menempel kelopak, bertepi lebar serupa selaput. Kelopak bergigi
4, panjang kurang lebih 0.5 cm. Tabung mahkota melekukk dari
sumbu bulir, panjang 1 cm, pecah dalam 2 kendaga.
: Hidup terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di
➢ Habitat
tempat cerah atau teduh sedikit, dengan ketinggian 1 – 1250 m.

D. Perbanyakan : Dengan biji.

E. Pengendalian: Secara kimia dan mekanik.


4. Cleome rutidosperma
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cleome rutidosperma

Nama Umum : Spiderplant

Nama lokal : Maman

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
▪ Ordo : CapparidalesFamili: Capparidaceae
▪ Genus : Cleome
▪ Spesies : Cleome rutidosperma

C. Deskripsi:
➢ Akar : Serabut.
➢ Batang : Batang (berbentuk kapsul) yang masak berada di atas goresandaun
berangsur-angsur meruncing seperti paruh; diameter biji1,75-2 mm,
elaiosom keputihan.
➢ Daun : Helaian daun biasanya 3, bentuk daun memanjang atau
bulatmemanjang, tajam atau tumpul, dengan bulu-bulu tebalpendek;
; batang 0,5-2 cm dengan duri tipis.
: Bunga terdiri dari 4 kelopak kemerahan yang secara
➢ Bunga
bertahapmemudar dengan merah muda atau cahaya ungu.
Kelopakmenunjuk ke atas dan yang diatur sisi ke sisi dalam pola
yangberbentuk kipas.
: Ditemukan di pinggir jalan, sawah, ladang. Juga ditemukanhidup
➢ Habitat
sebagai epifit pada batu dan kayu.

D. Perbanyakan : Dengan biji.

E. Pengendalian: Dengan Herbisida dan Pembabatan.


5. Euphorbia hirta
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Euphorbia hirta

Nama Umum : Patikan kebo

Nama lokal : Patikan kebo
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Spermatophyta
▪ Kelas : Dicotyledoneae
▪ Ordo : Euphorbiales
▪ Family : Euphorbiaceae
▪ Genus : Euphorbia
▪ Spesies : Euphorbia hirta

C. Deskripsi:
➢ Akar : Tunggang.
➢ Batang : Memiliki ruas-ruas berbentuk bulat silinde, warna merah sedikit
keunug-unguan, bulu-bulu halus diseluruh permukaannya. Pangkal
batang patikan kebo tumbuh ke atas. Percabangan batang selalu
mengarah keluar.
➢ Daun : Memiliki ukuran kecil, menempel di buku-buku batangnya, termasuk
kedalam golongan daun tunggal dengan duduk daun saling
berseberangan satu daun dengan daun lainnya. Panjang daun berkisar
antara 0.5-5 cm. Warna daunya hijau bercak ungu.
: Bunganya muncul di ketiak daun, memiliki ukuran yang kecil dan
➢ Bunga
memiliki jumlah yang banyak, tergolong kedalam bunga majemuk.
Jika diperhatikan secara cermat tampak bahwa bunga betina di
kelilingi oleh beberapa bunga jantan. Warna bunganya hijau keungu
unguan.
: Memiliki bentuk seperti kapsul, memiliki 3 tonjololan bulat,
➢ Habitat
ditumbuhi rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus. Buah patikan
kebo tumbuh bersama dengan bunganya yang muncul di ketiak daun
sama seperti daunnya.

D. Perbanyakan: Perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji.

E. Pengendalian: Pengendalian dilakukan secara mekanik dengan cara dicabut dan secara
kimiawi dengan menggunakan 2,5 lb MSMA + 5 lb Sodium
Chlorate dalam 4 gallon air dengan penyemprotan dilakukan setiap
lima minggu.
6. Cyperus kyllingia
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cyperus kyllingia

Nama Umum : Nut grass

Nama lokal : Jukut pendul
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Cyperus
▪ Spesies : Cyperus kyllingia

C. Deskripsi:
➢ Akar : Memiliki rimpang (umbi) menjalar, berbentuk kerucut yangbesar
pada pangkal, kadang melekuk, warna coklat, berambuthalus dengan
diameter 5-10 mm.
➢ Batang : Batangnya berbentuk segitiga, padat, licin, tumpul,berdiameter1-1,5
mm panjang 5-45 cm. Batangnya berbentuk segitiga, padat, licin,
tumpul,berdiameter1-1,5 mm panjang 5-45 cm.
➢ Daun : Daun pada tanaman ini terdiri dari 4-10 helei berjejal padapangkal
batang membentuk roset akar dengan pelepah dauntertutup tanah,
helaian daun berbangun pita, bertulang sejajar,tepi rata, permukaan
atas berwarna hijau mengkilap denganpanjang 10-60 cm dan lebar 2-
6 mm.
: Bunga berbentuk bulir dengan 3-10 bulir kecil yangMempunyai 8-25
➢ Bunga
bunga yang berkumpul membentuk payung,warna kuning /coklat
kuning.
: Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka / sedikit terlindungDari
➢ Habitat
sinar matahari dan pada ketinggian 1-1000 m dpl padabermacam-
macam tanah.

D. Perbanyakan: Secara generatif, dengan biji dan vegetatif, rimpang (stolon ).

E. Pengendalian: Dengan cara kimiawi, 2 lb MSMA ditambah 1 lb 2,4-D dan 1Pt Surfactant
dalam 40 galon air diberikan dalam interval satuminggu atau
penyemprotan Roundup dosis 100-120 setiap 15 liter air atau paracol
dosis 100-120 cc tiap 15 liter air.
7. Axonopus compressus
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Axonopus compressus

Nama Umum : Cow grass

Nama lokal : Jukut pahit
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Spermatophyta
▪ Kelas : Dicotyledoneae
▪ Ordo : Poales
▪ Family : Poaceae
▪ Genus : Axonopus
▪ Spesies : Axonopus compressus

C. Deskripsi:
➢ Akar : Sistem perakaran tunggang. Akar jukut pahit memiliki panyak
percabangan, memliki warna coklat keputih-putihan, dan akar jukut
pahit keluar dari pangkal batang yang tegak dan kadang terbaring.
➢ Batang : Batang jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) tidak
berongga, bentuknya tertekan ke arah lateral sehingga agak pipih,
tidak berbulu, tumbuh tegak berumpun, sering membentuk geragih
yang pada setiap ruasnya dapat membentuk akar dan tunas baru, di
lapangan sering tumbuh rapat membentuk “sheet”.
➢ Daun : Daun jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) berbangun
daun lanset, pada bagian pangkal meluas dan lengkung, ujungnya
agak tumpul, permukaan sebelah atas ditumbuhi bulu-bulu halus yang
tersebar sedang sebelah bawah tidak berbulu, ukuran panjangnya 2,5-
37,5 cm dan ukuran lebar 6-16 mm.
: Bunga jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) terdiri
➢ Bunga
dari dua sampai tiga tangkai yang ramping semuanya tergabung
secara simpodial muncul dari upih daun paling atas berkembang
secara berturut-turut, tangkai perbungaan tidak berbulu, pada bagian
ujung (apex) terbentuk dua cabang bunga atau bulir (spica) yang
berhadapan berbentuk huruf V.
: Buah jukut pahit (Axonopus compressus (Swartz) Beauv.) tersusun
➢ Buah
dalam dua baris yang berselang-seling pada kedua sisi sumbu yang
rata. Buah jukut pahit tidak saling tumpang tindih. Buah jukut pahit
berwarna hijau muda. Buah jukut pahit berukuran kecil. Buah jukut
pahit memiliki ukuran yang kecil.

D. Perbanyakan: Menggunakan biji dan stolon.


E. Pengendalian: Menggunakan herbisida glisofat.
8. Imperata cylindica
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Imperata cylindica

Nama Umum : Cogon grass

Nama lokal : Alang-alang
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
▪ Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
▪ Genus : Imperata
▪ Spesies : Imperata cylindrica

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna
putih.
➢ Batang : Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas.
➢ Daun : Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar
2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi
rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan
bawah kasap (scaber).
: Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir
➢ Bunga
berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah
diterbangkan angin.
: Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua.
➢ Buah
Perbanyaan vegetatif (akar rimpang).

D. Perbanyakan: Perbanyaan biji dan vegetatif (akar rimpang).

E. Pengendalian: Dengan campuran herbisida Glisofat dan urea pada beberapa tingkat dosis.
9. Eleusine indica
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Eleusine indica

Nama Umum : Rumput belulang

Nama lokal : Carulang
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Spermatophyta
▪ Classis : Dikotyledoneae
▪ Familia : Gramineae
▪ Genus : Euleusine
▪ Spesies : Euleusine indica

C. Deskripsi:
➢ Akar : Berakar serabut.
➢ Batang : Batang selalu berbentuk cekungan, menempel pipih, berbentuk
cabang.
➢ Daun : Daun terdiri dari 2 baris tetapi kasar pada tiap ujung. Pada pangkal
helai daun berambut. Pelepah menempel kuat, lidah daun pendek
seperti selaput dan tumbuh dalam rumpun.
: Bulir menjari 3-5, berkumpul pada sisi poros yang bersayap dan
➢ Bunga
bertunas, anak bulir berseling-seling seperti genting.
: Gulma carulang ini akan cepat tumbuh dan berkembang
➢ Habitat
bila memperoleh cahaya yang cukup banyak dan air pengairan yang
berlimpah. Gulma ini sangat peka pada keadaan lingkungannya.

D. Perbanyakan: Secara generatif dengan menggunakan biji.

E. Pengendalian: Secara kimiawi dengan menggunakan Diuron dan Surfactan.


10. Phyllanthus debilis
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Phyllanthus debilis

Nama Umum : Meniran

Nama lokal : Dukung anak
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
▪ Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
▪ Ordo : Malpighiales
▪ Famili : Phyllanthaceae
▪ Genus : Phyllanthus
▪ Spesies : Phyllanthus debilis

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar tunggang.
➢ Batang : Batang bulat, basah dan tinggi kurang dari 50 cm.
➢ Daun : Daun dari tanaman meniran bertulang menyirip genap, setiap satu
tangkai memiliki daun majemuk dengan ukuran yang kecil dan
berbentuk lonjong.
: Bunga tumbuhan ini terdapat pada setiap ketiak daun serta menghadap
➢ Bunga
ke bagian bawah.
: Di lahan terbuka, lapangan, pinggir jalan. tumbuh subur di tempat
➢ Habitat
yang lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 mdpl.

D. Perbanyakan: Secara generative dengan biji.

E. Pengendalian: Bisa dengan pencabutan atau dengan cara kimiawi apabila sudah
sangat banyak dengan herbisida.
11. Leptochloa chinensis
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Leptochloa chinensis

Nama Umum : Bobontengan

Nama lokal : Bobontengan
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Division : Magnoliophyta
▪ Class : Liliopsida
▪ Ordo : Cyperales
▪ Family : Poaceae
▪ Genus : Leptochloa P. Beauv.
▪ Species : Leptochloa chinensis
C. Deskripsi:
➢ Akar : Perakaran pada node yang lebih rendah, halus dan tanpa bulu,
umumnya memiliki 10-20 node, dan dapat mencapai setinggi 50-100-
cm.
➢ Batang : Ramping, berongga, tegak atau meninggi dari dasar bercabang.
➢ Daun : Halus, linier, panjang 10-30 cm, panjang membrane ligule 1-2.
➢ Bunga : Sempit oval, malai longgar, panjang poros utama 10-40 cm, dan
dengan cabang yang berbentuk duri seperti cabang menyirip, panjang
bulir 2-3,2 mm, keunguan atau hijau dan 4-6 bunga.
➢ Habitat : Habitat Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran rendah
terbuka. Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai
dan saluran air, di lahan sawah.

D. Perbanyakan: Perbanyakan secara generative menggunakan biji.

E. Pengendalian: Menggunakan Herbisida dan pembabatan.


12. Erigeron sumatrensis
A. Identifikasi
➢ Nama Ilmiah : Erigeron sumatrensis

Nama Umum : Fleabane

Nama lokal : Jenteng (Sunda)
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisio : Magnoliophyta
▪ Classis : Magnoliopsida
▪ Ordo : Asterales
▪ Famili : Asteraceae
▪ Genus : Erigeron
▪ Spesies : Erigeron sumatrensis

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar tunggang, warna putih kotor.
➢ Batang : Tegak lurus, kaku, bagian bawah mengeras, tanaman yang tetap
hijau dengan cabang kuat di atasnya.
➢ Daun : Daun tunggal, tumbuh bersilang, berbetuk lonjong, ujung
tumpul, pangkal runcing, tepi rata, panjang 4-7 cm, lebar 1-2 cm,
pertulanganmenyiip, warna hijau.
: Bunga majemuk, berbentuk tandan, tumbuh di ketiak daun.
➢ Bunga
: Tempat dengan sinar matahari langsung hingga tempat teduh daerah
➢ Habitat
kering atau basah (tapi bukan rawa-rawa) dengan musim kering
tinggi.

D. Perbanyakan: Buah longkah, dan anemochorous.

E. Pengendalian: Pada pembasmian tahap awal mudah, tapi lebih sulit setelah tangkai dasar
telah berkayu. 2,4-D dan MCPA mempengaruhi perbijian. Aplikasi
2,3,6-TBA atau amino-triazole setelah adanya keadaan darurat.
13. Elephantopus spicatus
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Elephantopus spicatus

Nama Umum : Tutup bumi

Nama lokal : Tutup bumi
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Ordo : Asterales
▪ Famili : Asteraceae
▪ Genus : Elephantopus
▪ Spesies : Elephantopus spicatus L.

C. Deskripsi:

Akar : Berbetuk tombak, perakaranya sangat kuat, sehingga tanaman ini sulit
untuk dicabut .

Batang : Berbentuk silindris, kaku, keras, dan liat, berwarna hijau tua,
permukaanya berambut halus berwarna putih.

Daun : Berupa daun tunggal tersusun roset,; berwana hijau tua agak kebiruan,
ukuran panjang daun ± 35 cm dan lebar ±7 cm; tepi daun berlekuk.
Daun tua dengan ukuran lebih kecil yaitu panjang± 4 cm dan lebar ±
2 cm , tepi daun hampir rata .dengan jarak antar daun yang lebih
panjang.

Bunga : Berupa bunga majemuk yang terkumpul dalam bongkol yang
terlindung oleh 3 buah daun pelindung, berbentuk cawan segitiga.

Habitat : Berbentuk seperti tabung berwarna putih yang panjangnya ± 1 cm,
pada ujung tabung terdapat rambut lurus berwarna putih berjumlah 4
– 6 buah.

D. Perbanyakan: Perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji.

E. Pengendalian: Pengendalian dilakukan secara mekanis.


14. Elephantopus scaber
F. Identifikasi

Nama Ilmiah : Elephantopus scaber

Nama Umum : Tapak Liman

Nama lokal : Jukut cangcang-cangcang (Jawa)
G. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
▪ Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
▪ Ordo : Asterales
▪ Famili : Asteraceae
▪ Genus : Elephantopus
▪ Spesies : Elephantopus scaber L

H. Deskripsi:

Akar : Besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat. Akar pada tanaman ini
besar, kuat dan berbulu seperti pohon sikat.. Akarnya tunggang yang
besar berwarna putih. bisa bertahan hidup lama, dengan akar yang
cukup besar.

Batang : Berdiri tegak, berdaun hijau-tua Batang tanaman herbal Tapak liman
ini berbentuk seperti garpu. batang kaku berambut panjang dan rapat,
bercabang dan beralur. Terna tahunan, tegak, berambut, dengan akar
yang besar, tinggi 10 cm – 80 cm.

Daun : Biasanya daun dari tanaman herbal tapak liman ini berbaring ditanah,
berwarna hijau tua, berseling dibawah, dan mengumpul seperti akar
Daun rendahan berkumpul membentuk karangan di dekat akar-akar,
dengan tangkai yang pendek.

Bunga : Berwarna merah-ungu, tumbuh dari jantung daun. Bunga majemuk
berbentuk bongkol, letaknya di ujung batang, tumbuh dari jantung
daun. berwarna ungu, mekar pada siang hari sekitar pukul satu siang
dan menutup kembali pada sore hari.

Habitat : Tanaman herbal ini banyak ditemukan didaerah dengan ketinggian
sampai 1200 m diatas permukaan laut. Tanaman ini Tumbuh liar di
lapangan rumput, pematang, kadang-kadang ditemukan dalam jumlah
banyak, Tanaman ini juga dapat ditemukan dipadang rumput.

I. Perbanyakan: Secara generative menggunakan biji.

J. Pengendalian: Secara mekanik dan pemberian herbisida.


15. Emilia sonchifolia
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Emilia sonchifolia

Nama Umum : Tempih wiyang

Nama lokal : Jonge jombang (sunda)
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Classis : Magnoliopsida
▪ Ordo : Asterales
▪ Familia : Asteraceae
▪ Genus : Emilia
▪ Species : Emilia sonchifilia

C. Deskripsi:

Akar : Tunggang yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan
dengan arah tumbuh ke pusat bumi.

Batang : Tegak lurus atau merunduk di dasar dan seringkali bercabang,
seringkali berwarna kuat keungu-unguan, tinggi mencapai 10-40 cm.

Daun : Berwarna hijau di bagian atasnya, lebih muda atau keungu-unguan di
bagian bawah, rata atau sebagian bergigi, tersusun memilin, melekat,
4-16 x 1-8 cm.

Bunga : Pada awalnya berbentuk silinder, kemudian berdasar gelendut,
panjang 8-17 mm, beberapa bersamaan membentuk lepasan.

Habitat : Di daerah tanaman, di sepanjang pinggir jalan (Mulmulyani, 1994)
D. Perbanyakan: Dengan cara generative menggunakan benih.

E. Pengendalian: Dengan dicabut manual dan Herbisida


16. Eupotarium odoratum
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Eupatorium odoratum

Nama Umum : Slam weed

Nama lokal : Kirinyuh
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
▪ Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
▪ Ordo : Asterales
▪ Famili : Asteraceae
▪ Genus : Eupatorium
▪ Spesies : Eupatorium odoratum

C. Deskripsi:
➢ Akar : Memiliki akar tunggang, (radix primaria), besar, dalam,mudah
diidentifikasi.
➢ Batang : Batangnya kekuning-kuningan, tinggi mencapai 1 m, tunas dapat
keluar dari buku. batang tua semi kayu tinggi 3-7 m,panjang dari
batang herbaceous, permukaan agar karena terdapat phallus atau
(rambuthalus), berbukubuku, bercabang, bentukbulat/silinder mampu
mencapai 1 m lebih.
➢ Daun : Daunnya menjari, warna hijau tua dan ujung daun
meruncing.bersebrangan, margo serratus akuminatus, hiaju tua,
hanyamemiliki lamina dan petiole yang panjangnya 1 cm/lebih.Ujung
daun daun meruncing panjangnya 6-12 cm, lebar 3-7cm. Permukaan
daun agak halus, pada permukaan laminaterdapat phallus atau
thrichomata, monomorfiks.
: Memiliki bunga majemuk. menyebar diujung batang, terdiridari 10-
➢ Bunga
35 bunga, bunga terluar mekar lebih dulu, brachtea 1cm, diameter 3
cm.
: Tempat hidup berada didaerah kering cukup air.
➢ Habitat

D. Perbanyakan: Perbanyakan dilakukan secaraa generatif, dengan biji dandengan


vegetatif dengan stek.

E. Pengendalian: Pengendalian dilakukan secara mekanik dan secara kimiadengan


herbisida Fernimine 50.
18. Eichhomia crassipes

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Eichhomia crassipes

Nama Umum : Eceng gondok

Nama Lokal : Eceng gondok
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Tracheophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Ordo : Commelinales
▪ Famili : Pontederiaceae
▪ Genus : Echhornia
▪ Spesies : Eichhornia crassipes

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar serabut dan tidak bercabang, memiliki tudung akar, terdapat
bulu-bulu akar yang berfungsi layaknya jangkar bagi tanaman, ujung
akar eceng gondok memiliki kantung akar yang berwarna merah jika
di bawah sinar matahari. Akar eceng gondok bisa mengumpulkan
lumpur atau partikel yang terlarut dalam air.
➢ Daun : Daun eceng gondok termasuk dalam jenis makrofita yang terletak di
atas permukaan air. Dalam daun eceng gondok ini terdapat lapisan
rongga udara yang fungisnya sebagai alat pengapung tanaman.
Rongga udara ini terdapat di akar, batang dan daun yang berguna
dalam proses respirasi.
➢ Bunga : Bunga eceng gondok adalah bunga majemuk yang berjumlah 6
sampai 35. Bentuk bunganya berupa karangan bulir dengan putik
tunggal. Bunga eceng gondok mempunyai tangkai dan warna
mahkotanya lembayung muda.

D. Perbanyakan : Biji Eceng Gondok berwarna hitam kecil. Dengan biji inilah
Eceng Gondok berkembang biak (perbanyakan generatif).

E. Pengendalian : Pengendalian eceng gondok dapat dilakukan dengan cara


penyemprotan herbisida ataupun dengan cara di angkut secara
langsung. didaerah tertentu eceng gondok bisa dijadikan kerajinan
tangan yang bernilai tinggi.
19. Echinochloa crusgalli

A. Identifikasi ➢
Nama Ilmiah ➢ : Echinochloa crusgalli
Nama Umum ➢ : Rumput Gajah
Nama Lokal : Jajagoan, padi burung, jawan, jawan parikejawan, ramon jawan,
suket ngawan.

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Monocotyledoneae
▪ Sub Kelas : Monocotyledoneae
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Echinochloa Beauv.
▪ Spesies : Echinochloa crus-galli (L.) Beauv

C. Deskripsi:
➢ Akar : E. crus-galli memiliki jenis akar yang berserat dan tebal. Akar E.
crusgallidihasilkan pada setiap ruasnya (Soerjani et al., 1987).
➢ Batang : Batang E. crus-galli kuat, tidak berambut dan berbentuk silindris
dengan intisari yang menyerupai spons putih di bagian dalamnya
(Sastroutomo, 1990). Batang E. crus-galli umumnya bercabang di
dekat pangkal batang (Waterhouse, 1994).
➢ Daun : Daun E. crus-galli pada saat masih muda sangat mirip dengan daun
padi. Daerah pangkal daun dapat digunakan untuk membedakan daun
E. crus-galli dan daun padi. Pangkal daun E. crus-galli tidak memiliki
ligula dan aurikel, sedangkan pangkal daun padi memiliki ligula yang
bermembran dan aurikel yang berbulu (Itoh, 1991). E. crus-galli
memiliki daun yang tegak atau rebah pada dasarnya. Daunnya
memiliki ukuran panjang sampai 35 cm dan lebar 0.5-1.5 cm.
: Pembungaan berupa panikel apikal atau malai yang berada di ujung
➢ Bunga
dengan 5-40 bunga majemuk bulir yang mempunyai tipe raceme,
dengan cabang-cabang pendek yang menaik. Bunga majemuknya
terdiri dari banyak spikelet yang berbelok pada satu sisi, berbentuk
tegak pada awalnya tetapi selanjutnya sering membengkok ke bawah
(Soerjani et al., 1987).

D. Perbanyakan : E. crus-galli memperbanyak diri secara generatif melalui biji. Jenis


gulmaini bereproduksi dengan cara penyerbukan sendiri atau
penyerbukan silang. E. crus-galli melakukan penyerbukan silang
dengan menggunakan bantuan angin(Itoh, 1991).

E. Pengendalian : Dapat dengan cara mekanis, kemis (herbisida) dan manual.


20. Clidemia hirta
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Clidemia hirta

Nama Umum : Harendong bulu

➢ Nama lokal : Harendong bulu

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom :

Super Divisi :
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Sub Kelas :
▪ Ordo : Myrtales
▪ Famili : Melastomataceae
▪ Genus : Clidemia
▪ Spesies : Clidemia hirta (L.) D. Don

C. Deskripsi:
➢ Akar : Tunggang, coklat.
➢ Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik, percabangan simpodial,
coklat.
➢ Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung
dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.
: Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari
➢ Bunga
pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan,
benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda,
putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat
sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu dan putih.

D. Perbanyakan : Clidemia hirta memperbanyak diri secara generatif melalui biji

E. Pengendalian : pengendalian baik secara kultural, biologi maupun kimia.


21. Leersia Hexandra SW
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Leersia hexandra

Nama Umum : Kalamenta

Nama Lokal : Kalamenta, suket kolomento (Jawa)

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Sub Kelas : Commelinidae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Leersia
▪ Spesies : Leersia hexandra Sw.

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar kalamenta merupakan rimpang pendek yang beruas-ruas teratur.
Akar udel-udelan memiliki percabangan yang merayap. Rimpang
yang dimiliki udel-udelan ini berwarna merah.
➢ Batang : Batang kalamenta (Leersia hexandra Sw.) batang pada pangkalnya
kerap kali merayap dan dapat berakar, tinggi 0,2-1,5 m, batang
langsing, berongga, berusuk.
➢ Daun : Daun kalamenta (Leersia hexandra Sw.) pelepah daun terasa kasar
kalau digesek keatas, lidah besar, panjang 4-9 mm. Helaian daun
berbentuk garis, tepi kasar, hijau kebiruan, cukup kaku.
: Bunga kalamenta (Leersia hexandra Sw.) anak bulirnya bertangkai
➢ Bunga
pendek, pada ujung cabang samping tersusun dalam baris yang
rangkap, menutup secara genting ,termasuk pangkal yang membesar,
panjangnya lebih kurang 4 mm,tangkai putik 2; kepala putik
besar,sekam dengan baris rambut sikat yang mengarah ke atas, tidak
berjarum.

D. Perbanyakan : perkembangbiakan vegetatif berupa akar , rimpang, umbi dan stolon.

E. Pengendalian : Herbisida pre-emergence


22. Marsilea crenata

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Marsilea crenata

Nama Umum : Semanggi

Nama Lokal : Semanggi

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta
▪ Divisi : Pteridophyta
▪ Kelas : Pteridopsida
▪ Ordo : Salviniales
▪ Famili : Marsileaceae
▪ Genus : Marsilea
▪ Spesies : Marsilea crenata

C. Deskripsi:
➢ Akar : Semanggi merah memiliki jenis akar tunggang, dengan serabut-
serabut akar yang berada di sekitar akar tunggang tersebut.
➢ Batang : Bentuk batangnya agak lemah, tetapi tingginya 8-20 inchi. Cabang
batangnya berwarna kemerah-merahan mengkilat dengan dikelilingi
serabut yang berwarna keputih-putihan.
➢ Daun : dengan daun berdiri sendiri atau dalam berkas, menjari berbilang 4,
tangkai daun panjang dan tegak, panjang 2-30 cm, anak daun
menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul atau
hampir gundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun
rapat berbentuk kipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air.
Biasanya di temukan di sawah, selokan dan genangan air dangkal.

D. Perbanyakan : Marsilea crenata memperbanyak diri secara generatif melalui biji

E. Pengendalian : herbisida
23. Pistia stratiotes

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Pistia stratiotes

Nama Umum : Nile cabbage

Nama Lokal : Apu-apu, kapu-kapu, atau kayu apung
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Spermatophyta Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Sub Kelas : Arecidae
▪ Ordo : Arales
▪ Famili : Araceae
▪ Genus : Pistia
▪ Spesies : Pistia stratiotes L.

C. Deskripsi:
➢ Akar : Apu-apu memiliki akar panjang (hingga 80 cm) yang berwarna putih.
Akar menggantung di bawah roset dan memiliki stolon. Rambut-
rambut akar membentuk suatu struktur seperti keranjang yang
dikelilingi gelembung udara, sehingga meningkatkan daya apung
tumbuhan itu.
➢ Daun : Daunnya berwarna hijau atau hijau kebiruan dan berubah kekuningan
saat tua dengan ujung membulat dan pangkal agak meruncing.
Ukuran daun memiliki panjang sekitar 2-10 cm dengan lebar antara
2-6 cm. Tepi daun berlekuk-lekuk dan memiliki rambut tebal yang
lembut pada permukaannya. Daun daun tebal, kenyal, dan lembut,
sepintas membentuk pahatan seperti mahkota bunga mawar.
Pertulangan daun sejajar. Daun-daun ini tersusun secara roset di dekat
akar hingga membentuk bagian seperti batang tanaman.
➢ Bunga : Bunga apu-apu (Pistia stratiotes) bertipe bunga tongkol yang muncul
di ketiak daun. Bunga berwarna keputihan, berukuran sekitar 1 cm.

D. Perbanyakan: Reproduksi berjalan secara cepat dengan perkembang biakan


vegetatif dengan melepas stolon.

E. Pengendalian : mekanis, konservasi air.


24. Cynodon dactylon
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cynodon dactylon

Nama Umum : Rumput grinting

Nama Lokal : Rumput grinting

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Sub Kelas : Commelinidae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Cynodon
▪ Spesies : Cynodon dactylon

C. Deskripsi:
➢ Batang : Batang langsing, sedikit pipih, yang tua dengan rongga kecil.
➢ Daun : Daun kerapkali jelas 2 baris. Lidah sangat pendek. Helaian daun
bentuk garis, tepi kasar, hijau kebiuran, berambut atau gundul, 2.5 –
15 kali 0.2 – 0.7 cm. Daun selalu berpasangan dengan kedudukan
berhadapan (Opposite).
➢ Bunga : Bunga tegak seperti tandan. Satu tandan dapat mencapai 10-40.

D. Perbanyakan : Umumnya tersebar luas melalui perakarannya, namun biji yang


tumbuh jugadapat menyebabkan perbanyakan secara alami.

E. Pengendalian: Dapat dilakukan dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik,


pengendalian gulma dengan sistem budidaya, secara biologis, secara
kimiawi dan secara terpadu.
25. Paspalum conjugatum
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Paspalum conjugatum

Nama Umum : Jukut Pahit

Nama Lokal : Jukut Pahit

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Monocotyledoneae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Paspalum
▪ Spesies : Paspalum conjugatum

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) merupakan akar
serabut (radix adventica) yang halus. Berwarna putih hingga
kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop)
mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti
benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar
(calyptra).
➢ Batang : Batang Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) agak pipih
(phyllocladium) dengan tinggi 20- 75 cm, serta tidak berbulu.
Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak (erectus) dan termasuk
batang rumput (calmus). Permukaan batang berusuk (costatus)
dimana terdapat rigi-rigi yang membujur.
➢ Daun : Daun Jukut Pahit ( Paspalum conjugatum Berg ) memiliki helai daun
berbentuk pita (ligulatus) dengan ujung daun runcing (acutus). Serta
berbulu di sepanjang tepinya dan pada permukannya. Pangkal daun
membulat (rotundatus).

D. Perbanyakan: Perbanyakannya melalui biji dan akar rimpang.

E. Pengendalian: Herbisida pre-emergence


26. Ottochloa nodosa
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Ottochloa nodosa

Nama Umum : Rumput sarang buaya

Nama Lokal : Rumput sarang buaya

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Sub Kelas : Commelinidae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Ottochloa
▪ Spesies : Ottochloa nodosa

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar rumput sarang buaya (Ottochloa nodosa (Kunth) Dandy. Adalah
serabut, system perakarnnya tidak kuat, akar bewarna cokelat,
memiliki banyak serabut-serabut akar, panjang akar kurang lebih 5-
20 cm.
➢ Batang : Batang rumput sarang buaya (Ottochloa nodosa (Kunth) Dandy.
Adalah barbaring, batangnya tidak berkambium, akan tumbuh akar
diruas-ruas batang, batang berair, bewarna hijau.
➢ Daun : Daun rumput sarang buaya (Ottochloa nodosa (Kunth) Dandy.
Berbentuk lanset, memiliki bulu-bulu halus pada permukaan
daunnya, merupakan daun lengkap karena memiliki vagina (pelepah),
lamina (helaian daun) dan petioles (tangkai), daun tunggal, pangkal
daunnya runcing, bangun daun berbentuk pita.
: Perbungaan terdiri dari tandan, kuntum basal steril tandus, bunganya
➢ Bunga
unilateral, panjang tandan kurang lebih 15-20 cm, sulit menemukan
dan membedakan benang sari.

F. Perbanyakan: Perbanyakan yang dilakukan secara generatif, dengan biji.

D. Pengendalian : Mekanis, herbisida.


27. Cyperus cuperoides (L).
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cyperus cuperoides (L).

Nama umum : Nut grass & xiang fu zi
➢ Nama lokal : Teki ijem
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom :

Super Divisi :
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Sub Kelas :
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Cyperus
▪ Spesies : Cyperus cyperoides

C. Deskripsi:
➢ Akar : Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi
umbi berwarna coklat atau hitam.
➢ Batang : Ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam.
➢ Daun : Berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun
tertutup tanah.
: Berisi 10 – 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang
➢ Bunga
lebih kurang 3 mm.

D. Perbanyakan: Biji yang menyebar melalui angin, air, mekanisme pecahnya biji, hewan
serta manusia.

E. Pengendalian: Secara kimia dan mekanik.


28. Cyperus rotundus L
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cyperus rotundus L

Nama Umum : Rumput teki

Nama Lokal : Teki

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Angiospermae
▪ Kelas : Monokotiledoneae
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Cyperus
▪ Spesies : Cyperus rotundus L

C. Deskripsi:

Akar : Akar ramping.

Batang : Berbentuk tumpul atau segitiga.

Daun : Daun pada pangkal batang terdiri dari 4-10 helai, pelepah daun
tertutup tanah. Helai daun bergaris dan berwarna hijau tua mengkilat.

Bunga : Bunga mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah,
sedang tangkai putik bercabang tiga, berwarna coklat.

D. Perbanyakan : Dengan Umbi.

E. Pengendalian : 2,5 pon MSMA + 1 pon 2,4 Dalapon dalam 40 galon Air
disemprotkan setiap 5 minggu sekali.
29. Oxalis barrelieri
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Oxalis barrelieri

Nama Umum : Lavender sorrel

Nama Lokal : Calincing

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Sub Kelas : Rosidae
▪ Ordo : Geraniales
▪ Famili : Oxalidaceae
▪ Genus : Oxalis
▪ Spesies : Oxalis barrelieri

C. Deskripsi:
➢ Akar : berupa akar tunggang.
➢ Daun : berdaun majemuk, terdiri dari 3 anak daun yang berbentuk bulat telur
( trifolia) dengan panjang ± 2-3cm dan lebar ± 1-2cm, tulang daun
menyirip, tangkai daun panjang , tepi daunnya rata.
➢ Bunga : Oxallis barrelieri memiliki bunga majemuk dengan tangkai malai
yang panjang ( ±4cm) yang tumbuh di ketiak daun; bunga berbentuk
terompet; kelopak bunga berjumlah 5 helai berwarna hijau. Mahkota
bunga sebanyak 5 helai yang bersatu dibagian dasarnya; mahkota
bunga berwarna merah muda dan bagian dasarnya berwarna kuning;;
Putik berjumlah 1buah; kepala sari berjumlah 5 buah berwarna
kuning . Tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun.

D. Perbanyakan: perbanyakan secara generatif, dengan biji.

E. Pengendalian: pengendalian dilakukan dengan pemberian herbisida trifuralin dengan


dosis 2-8 kg bahan aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka
yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara metil Bromida
Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.
30. Oxalis corniculata
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Oxalis corniculata

Nama Umum : Schavenclever

Nama Lokal : Daun asam kecil
B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Monocotyledonae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Oxalidaceae
▪ Genus : Oxalis
▪ Spesies : Oxalis corniculata

C. Deskripsi:
➢ Akar : memiliki akar tunggang.
➢ Batang : batang tegak merayap dengan panjang 0,1-1,4 cm.
➢ Daun : tangkai daun panjang 1,5-10 cm, pada pangkalnya melebar menjadi
pelepah dan anak daun berbentuk jantung.
: dalam payung tunggal di ketiak dengan 2-8 bunga, daun mahkota
➢ Bunga
kuning dengan pangkal hijau, panjang 3-8 mm, benang sari di depan
mahkota daun lebih pendek dari pada lima lainnya, tangkai putik
berambut.

D. Perbanyakan: perbanyakan dilakukan secara generatif, dengan biji

E. Pengendalian: secara kimiawi dengan cara pemberian herbisida. trifuralin dengan dosis 2-
8 kg bahan aktif/ha. Bila terdapat dalam jumlah banyak maka yang
digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara metil Bromida Rofan
dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.
31. Themede arguens
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Themede arguens

Nama Umum : Lesser Tassel Grass

Nama Lokal : Rumput merak, Memerakan

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Monocotyledonae
▪ Ordo : Graminales
▪ Famili : Gramineae
▪ Genus : Themeda
▪ Spesies : Themeda arguens L. Hack

C. Deskripsi:
➢ Akar : memiliki akar serabut
➢ Batang : batang pada tanaman ini kaku dan ramping, ketinggian + 30- 90cm
➢ Daun : daunnya runcing ke ujung (acutus), umumnya berambut, seludang
jarang yang berambut, panjang 5-20 cm, lebar 2-8 mm berbentuk
garis atau benang (folium linearum) dengan tulang daun sejajar
(paralel nervis).
: bunga dapat berupa karangan panicula di akhirr pucuk, panjang 10-
➢ Bunga
20 cm, warna kemerahan atau keunguan, bercabang halus dan
menyebar, spikelet tertutup oleh rambut tipis, tangkainya ramping
dan beberapa rambut halus dan panjang di ujung, tiap skelet terdiri
dari dua floret yang lebih rendah, steril dan sekamnya berjanggut,
yang lebih atas inseksual dan sekamnya kosong.

D. Perbanyakan : perbanyakan secara generatif dengan biji, seacra vegetatif


dengan stolon

E. Pengendalian : secara kimiawi yaitu Rubf H 500 Hsb, Unhnex sp, Esteron 4 sp.
32. Mimosa invisa
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Mimosa invisa

Nama Umum : Touch-Me-Not

Nama Lokal : Putri malu

B. Klasifikasi

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Sub Kelas : Rosidae
▪ Ordo : Fabales
▪ Famili : Fabaceae
▪ Genus : Mimosa
▪ Spesies : Mimosa invisa

C. Deskripsi:
➢ Akar : Serabut
➢ Batang : Berbentuk silindris, berbulu banyak dan terdapat duri. Dapat
mencapai ketinggian sampai 1,5 m. Termasuk tanaman tahunan
(perennial).
➢ Daun : Sangat sensitif oleh sentuhan, merupakan daun majemuk (folium
compositium).
: Aktinomorphik, poligamus.
➢ Bunga

D. Perbanyakan : Generatif dengan biji.

E. Pengendalian: Dengan penyemprotan 1,1 kg MSMA + 0,45 kg 2,4-D + 2,2 kg Sodium


klorat + 0,61 Surfactant pada 182 liter air dengan jangka waktu 5
minggu.
34. Portulaca oleracea
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Potulaca oleracea L

Nama Umum : Krokot

Nama Daerah : Gelang

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Dicotyledonae
▪ Ordo : Caryophyllales
▪ Famili : Portulacaceae
▪ Genus : Portulaca
▪ Spesies :Portulaca oleracea L.

C. Deskripsi:

Akar : Berakar Tunggang.

Batang : Beruas, Bulat, berwarna merah kecoklatan.

Daun : Tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, berdaging, tersebar,
panjang 1 – 3 cm, lebar 1- 2 cm, hijau.

Bunga : Majemuk, di ujung cabang, kecil, kelopak hijau, bertaju dan bersayap,
mahkota bentuk janyung, kepala putik tiga sampai lima, putih,
kuning.

Buah : Kotak, berbiji banyak, hijau.

Habitat : Daerah Tropis dengan kondisi ternaungi
D. Perbanyakan : Generative, menggunakan biji.

E. Pengendalian: Pengendalian mekanis dan kimiawi menggunakan herbisida


35. Rorripa indica
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Rorripa Indica (L.) Hiern

Nama Umum : Sawi lemah

Nama Daerah : sawi lemah

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magboliopsida
▪ Ordo : Capparales
▪ Famili : Brassicaceae
▪ Genus : Rorripa
▪ Spesies : Rorripa Indica (L.) Hiern

C. Deskripsi:
➢ Akar : Tunggang.
➢ Batang : Berwarna putih dengan banir yang sedikit terbentuk.
➢ Daun : Majemuk, menyirip dan tersusun berhadap – hadapan, warna hijau.
: Rangkaian berbentuk tandan, terletak di ujung batang, mahkota
➢ Bunga
bernetuk seperti perahu, kaku dan pecah di satu sisi, berwarna merah
jingga kekuningan.
: Berbentuk kapsul berisi biji transparan.
➢ Buah
: Tumbuh diantara tanaman wortel, pinggiran sungai, sari dekat
➢ Habitat permukaan laut hingga ketinggian 3200 m.

D. Perbanyakan : Perbanyakan secara generatif.

E. Pengendalian: Pengendalian secara mekanis dan kimiawi.


36. Asystasia intrusa
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Asystasia intrusa

Nama Umum : Ganda rusa

Nama Daerah : Ganda rusa

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Tracheophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Ordo : Lamiales
▪ Famili : Acanthaceae
▪ Genus : Asystasia
▪ Spesies :Asystasia intrusa

C. Deskripsi:

Akar : Berakar serabut

Batang : Berbatang Lunak

Daun : Daun berhadapan, sering berpasangan, berbentuk bulat panjang,
pangkal bulat, dan bertangkai.

Bunga : Mengelompok, banyak, berwarna putih atau ungu, kelpak menutupi
ovari.

Buah : Berbentuk kapsul, panjang 2 – 3 cm, berbiji 4.

Habitat : Hidup di daerah sampai 500 m diatas permukaan laut, dapat tumbuh
baik di daerah ternaungi atau terbuka

D. Perbanyakan: secara generative menggunakan biji.

E. Pengendalian: secara kimiawi menggunakan herbisida merek dagang X 20WP


( bahan aktif : methyl metsulfuron).
37. Galingsoga parviflora
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Galinsoga parviflora Cav.

Nama Umum : Bribil

Nama Daerah : Jakut minggu

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Dicotyledonae
▪ Ordo : Asterales
▪ Famili : Compositae
▪ Genus : Galinsoga
▪ Spesies : Galinsoga parviflora Cav.

C. Deskripsi:
➢ Akar : Berakar Tunggang.
➢ Batang : Tegak, lunak, bulat beruas – ruas dan bercabang.
➢ Daun : Daun tunggal berhadap – hadapan, bulat telur, ujung meruncing dan
meyirip.
: Bongkol, bulat dan terletak di ujung batang. Kelopak berbentuk
➢ Bunga
perahu berwarna hijau, benign sari dan putik berwarna kuning,
mahkota berwarna putih.
: keras, berbulu dan berwarna ungu, berbiji jecil, pipih dan berwarna
➢ Buah
hitam
: pada lahan yang terganggu dan biasanya di pinggir jalan
➢ Habitat
D. Perbanyakan: menggunakan biji atau secara generatif.

E. Pengendalian: pengendalian dengan kimiawi mengguankan herbisida atau


penyiangan
38. Amaranthus viridis
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Amaranthus viridis

Nama Umum : Bayam pasir

Nama Daerah : Bayam pasir

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Angiospermae
▪ Kelas : Eudicots
▪ Ordo : Caryophyllales
▪ Famili : Amaranthaceae
▪ Genus : Amaranthus
▪ Spesies :Amaranthus viridis

C. Deskripsi:

Akar : Berakar tunggang.

Batang : Tumbuh tegak hingga 80 cm.

Daun : Daunnya berwarna hijau muda dan berurat dalam dan panjang hingga
15 cm. Daun memiliki tangkai daun yang panjang dan memiliki alas
yang lebar meruncing ke ujung yang runcing.

Bunga : Bunganya kecil dan hijau (terkadang dengan semburat kemerahan).
Bunga umumnya memancar di sekitar batang.

Buah : Kapsul buah 1-2 mm berkerut, tidak teratur kecil dan coklat. Buahnya
mengandung biji yang halus dan mengkilap.

Habitat : tumbuh baik di daerah tropis
D. Perbanyakan : Perbanyakan dengan biji

E. Pengendalian : Menggunakan herbisida


39. Lantana camara
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Lantana camara LINN

Nama Umum : Kembang Telek

Nama Daerah : Saliara

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Magnoliopsida
▪ Ordo : Lamiales
▪ Famili : Verbenaceae
▪ Genus : Lantana
▪ Spesies :Lantana camara LINN

C. Deskripsi:
➢ Akar : Berakar tunggang
➢ Batang : berkayu, bercabang banyak, ranting berbentuk segi empat, tinggi lebih
dari 0,5-4 m, memiliki bau yang khas
➢ Daun : Tunggal, duduk berhadapan, bentuk bulat telur dengan ujung
meruncing dan bagian 7 pinggirnya bergerigi, panjang 5-8 cm, lebar
3,5-5 cm, warna hijau tua, tulang daun menyirip, permukaan atas
berbulu banyak, kasar dan permukaan bawah berbulu jarang
: Majemuk bentuk bulir, mahkota bagian dalam berbulu, berwarna
➢ Bunga
putih, merah muda, jingga kuning, dan masih banyak warna lainnya
: Seperti buah buni dan berwarna hitam mengkilat bila sudah matang
➢ Buah
: Ditemukan di tempat – tempat terbuka dari dataran rendah hingga
➢ Habitat 1.700 mdpl.

D. Perbanyakan: dengan cara melalui biji atau stek batang

E. Pengendalian: Dengan cara penyiangan atau menggunakan bahan kimia parakuat dosis
50 cc + methyl 2,5 gram per knap sack sprayer.
40. Borreria laevis

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Borreria laevis (Lamk.) Griseb.

Nama Umum : Rumput kancing ungu

Nama Daerah : Rumput kancing Ungu

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Kelas : Dicotyledonae
▪ Ordo : Violales
▪ Famili : Passifloraceae
▪ Genus : Passiflora
▪ Spesies :Borreria laevis (Lamk.) Griseb.

C. Deskripsi:
➢ Akar : Berakar tunggang
➢ Batang : tumbuh tegak tingginya 15-20 cm biasanya kurang lebih 25 cm,
membentuk cabang dari bagian pangkal batang, warnanya ungu. :
➢ Bunga : mempunyai dua kelopak berambut halus, mahkota berbentuk seperti
lonceng dengan 4 daun tajuk, , berwarna putih dengan corak ungu di
bagian ujung. Kepala bunga kecil, terdapat di ketiak daun dan di
ujung batang, ukuran penampangnya kurang lebih 12 mm.
: bentuk lonjong, berambut di bagian atas, sekat atau septum yang
➢ Buah
persisten jelas terlihat, buah rumput kancing ukurannya kurang lebih
1 mm.
: Sepanjang trail, daerah dari ketinggian 1500 m hingga ke atas
➢ Habitat
toleran terhadap iklim kering daerah pemukiman, sepanjang jalan
D. Perbanyakan: Perbanyakan secara generative menggunakan biji

E. Pengendalian: pengendalian secara mekanis dengan cara penyiangan


41. Echinochloa colona

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Echinochloa colona L.

Nama Umum : Rumput bebek

Nama Daerah : Suket suton

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Echinochloa
▪ Spesies :Echinochloa colona L.

C. Deskripsi:

Akar : Berakar serabut

Batang : Batangnya ramping, tumbuh tegak dan menyebar.

Daun : Daun berbentuk garis, agak lebar di bagian pangkal dan meruncing ke
arah ujung. Tidak mempunyai bulu-bulu atau kadang-kadang terdapat
sedikit di bagian pangkal. Bagian tepi daun sering kelihatan berwarna
ungu. tidak mempunyai lidah-lidah. Karangan bunganya terdapat di
ujung malai tegak, yang panjangnya 3 – 15 cm dengan 3 – 18 tandan

Bunga : Kepala putik seperti bulu ayam, dengan warna ungu. Kepala sari
panjang 0,7 – 0,9 mm

Buah : ellips, datar cembung, panjang 1,5 mm

Habitat : tumbuh di daerah pesawahan, dapat tumbuh di lahan kering akan
tetapi pertumbuhannya lebih kecil

D. Perbanyakan: secara generative menggunakan biji

E. Pengendalian: menggunakan herbisida atau pemangkasan gulma


42. Digitaria ciliaris

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Digitaria ciliaris

Nama Umum : Jalamparan

Nama Daerah : Jalamparan

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Kelas : Liliopsida
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Poaceae
▪ Genus : Digitaria
▪ Spesies :Digitaria ciliaris

C. Deskripsi:

Akar : berakar serabut

Batang : Batangnya besar dan piph semakin ke bawah rongganya semakin
besar

Daun : Pelepah daunnya menyatu menjadi satu pada batang helaian dan
berbentuk garis lanset atau garis, bertepi kasar, warna keunguan,
ukurannya 2-2,5 kali 0,3-1,3 cm

Bunga : Jumlah benang sari 3, kepala sari berwarna kuning atau ungu. Tangkai
pputik berjumlah 2, kepala putik muncul diujung anak bulir warnanya
ungu kemerahan, dan jarang berwarna putih

Habitat : dapat tumbuh dengan baik pada segala macam tanah pada ketinggian
1 – 1.800 mdpl

D. Perbanyakan : menggunakan biji

E. Pengendalian: pengendalian secara kimiawi


43. Commelina diffusa
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Commelina diffusa

Nama Umum : Spreading day flower, wondering jew, water grass, French weed

Nama Lokal : Gewor, Tali said, Brambangan, jeboran, glegor, gragos

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Dicotyledoneae
▪ Ordo : Commelinales
▪ Famili : Commelinaceae
▪ Genus : Commelina
▪ Spesies : Commelina diffusa

C. Deskripsi:

Akar : termasuk kedalam system perakaran serabut. Akar aur-aur tumbuh
menjalar. Akara aur-aur memiliki banyak percabangan akar. Akar
aur-aur memiliki banyak rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus.
Akar aur-aur memiliki warna coklat tua. Akar aur-aur tumbuh di
tanah yang lembab.

Batang : Batang tumbuh menjalar. Batang aur-aur berbentuk bulat dan lunak.
Batang aur-aur tidak berambut,memiliki warna hijau muda bercorak
ungu, buku-bukunya mengeluarkan akar dan tunas cabang, bagian
ujung batang tegak atau melengkung dan tingginya 6-60 cm.

Daun : Daun termasuk daun lanset, umumnya berukuran panjang kurang dari
enam kali lebarnya, permukaannya licin, pangkalnya berbentuk
bundar dan tidak simetris, ujungnya agak runcing, tepinya terasa
kasar bila diraba, ukuran panangnya 2,5-8 cm lebarnya 0,75-2,5 cm
dan tidak bertangkai

Bunga : Bunga tumbuh sendiriann dari buku berhadapan dengan daun,
dilindungi oleh braktea yang menyerupai daun berbentuk perahu,
pangkalnya berbentuk bula dan melancip tajam ke ujung, perbungaan
bercabang dua cabang arah belakang panjangnya 10-22 mm berbunga
satu sampai tiga dan tersembul tinggi keluar braktea

Habitat : Hidup di tempat yang terlindung, tidak terlalu kering, seperti di kebun.
D. Perbanyakan: Perbanyakan generatif dengan biji dan vegetatif dengan stolon.

E. Pengendalian: 2-3 aplikasi dengan 2 lb Dalupin +3 ponts Sordox HC dalam 40


galon air, interval pemakaian 3-4 minggu.
44. Ludwigia perennis

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Ludwiga perennis

Nama Umum : Water primrose

Nama Lokal : Tapak dora/cacabean (sunda)

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Dikotyledoneae
▪ Ordo : Onagraceales
▪ Famili : Onagraceaea
▪ Genus : Ludwigia
▪ Spesies : Ludwigia perennis

C. Deskripsi:
➢ Akar : Akar Tunggang, dalam, dan tebal
➢ Batang : Batang bersegi, berwarna agak keungu-unguan, tidak kasar, berusuk
apikal
➢ Daun : Berbentuk bukat memanjang dan lanset, meruncing ke arah ujung
: Terdapat di bagian pangkal daun, berwarna kuning, berbentuk bulat-
➢ Bunga
jorong.
: Hidup di dataran rendah, di sawah. Di Indonesi gulma ini tumbuh di
➢ Habitat
daerah Sulawesi

D. Perbanyakan: Melalui biji, bagian dari tanaman, hydrochorous

E. Pengendalian: Secara Mekanik, penggunaan herbisida atau bahan kimia dengan


kontrol tertentu
45. Limnocharis flava

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Limnocharis flava

Nama Umum : Yellow velvetleaf

Nama Lokal : Genjer (Jawa), Gendot (Sunda)

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Dikotyledoneae
▪ Ordo : Butomaceales
▪ Famili : Butomaceae
▪ Genus : Limnocharis
▪ Spesies : Limnocharis flava

C. Deskripsi:
➢ Akar : Memiliki akar serabut.
➢ Batang : Pada batang, berbentuk tangkai daun, tebal bersegi, memiliki rongga-
rongga udara yang berdinding tipis
➢ Daun : Daunnya berbentuk agak bulat, panjang 7,5-28 cm, lebar 5-22 dan
berwarna hijau muda
: Pada daun kelopak bunga berukuran 1,75-2,5 cm, daun mahkota
➢ Bunga
bunga berwarna kuning muda dengan bagian pangkal lebih tua.
Panjang tangkai bunga 3-7 cm.
: Tempat hidup tanaman ini pada sawah dan rawa-rawa
➢ Habitat

D. Perbanyakan: Perbanyakan yang terjadi secara generatif dengan biji dan secara
vegetatif dengan anakan.

E. Pengendalian: Pada dasarnya pengendalian secara mekanis / fisik dengan cara


sanitasi lingkungan dan secara kimia dengan crilof H 500 EC,
ronstar 250 EC, goal 2G, dan jenis herbisida lain.
46. Monochoria vaginalis

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Monochoria vaginalis

Nama Umum : Wewehan (Indonesia); Heartshape False Pickerelweed (Inggris)

Nama Lokal : Si korpuk (Batak), Eceng padi (Jakarta), Eceng leutik (Sunda),
Wewehan (Jawa), Bira-biraan (Madura), Wewehan (Bali), Tumpeng
(Minahasa), Balang-balang (Makasar), Balem paleng (Bugis).

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Dikotyledoneae
▪ Ordo : Pontederiales
▪ Famili : Pontederiaceae
▪ Genus : Monochoria
▪ Spesies : Monochoria vagnalis

C. Deskripsi:

Akar : Akar serabul, berwarna putih kehitaman.

Batang : Batang berupa Batang semu, pendek, merupakan pelekatan pelepah
daun, hijau.

Daun : Daun tunggal, roset akar, tangkai lunak,bersayap, panjang 10-40 cm,
hijau, helaian daun bentuk jantung,ujung runcing, pangkal bertoreh,
panjang 5-10 cm, lebar 5-8 cm, pertulangan melengkung, permukaan
licin, hijau mengkilat.

Bunga : Bunga majemuk, berkelamin ganda, tersusun dalam bulir, tenda atau
malai terlindung dalam ketiak daun pelindung, biasan bunga
rnenyerupai mahkota terdiri dari 6 helai lersusun dalam 2 lingkaran,
berlekatan di bagian pangkal, wama ungu.

Habitat : Di tempat berair.
D. Perbanyakan : Generatif.

E. Pengendalian : Secara mekanis.


47. Frimbistilis miliacea
A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Fimbristylis miliace

Nama Umum : Grasslike fimbry, Hoorahgrass

Nama Lokal : Panon Munding

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Monocotyledoneae
▪ Ordo : Poales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Fimbristylis
▪ Spesies : Fimbristylis miliacea

C. Deskripsi:
➢ Akar : Serabut
➢ Batang : Batang bisa sama dengan daun bisa juga berbeda
➢ Daun : Memiliki tinggi 2/3 dari tinggi tanaman, tidak ada ligula, pelepah
daun lebar 2 mm.
: Anther kompleks, biasanya membaur, bercabang, perluasan ke atas;
➢ Bunga
1-1,5 mm lebar atau tebal bunga terdiri dari stamens 1-2 , putik 3
Karangan bunga bercabang banyak. Anak bulir kecil dan banyak,
warna coklat dengan punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai
jorang, dengan ukuran 2-5 mm x 1,5-2 mm. Gulma berbentuk bulat
panjang. Daun pembalut pendek kira-kira 0,5-7 cm.
: Perladangan padi , daerah dengan ketinggian lebih dari 300 m,
➢ Habitat
terutama di negara beriklim tropis.

D. Perbanyakan: Berkembang biak dengan sendirinya.

E. Pengendalian: Dapat secara kultur teknis, manual (mekanik), kimia (herbisida), dan
metode biologi (memanfaatkan musuh alami).
48. Cyperus iria

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cyperus iria L.

Nama Umum : Rice flatsedge

Nama Lokal : Jekeng, Lingih alit

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Spermatophyta
▪ Class : Dicotyledoneae
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Cyperus
▪ Spesies : Cyperus iria L.

C. Deskripsi:
➢ Akar : Berakar serabut.
➢ Batang : Berbentuk segitiga, lurus tegak, tinggi 20-75 cm, diameter 1-3 mm.
Pada bagian bawah terdapat stolon pada pangkal batang, hijau, dan
licin.
➢ Daun : Berbentuk lanset dan mempunyai pelepah, panjang 10-20 cm, dengan
lebar 3-6 mm. Bentuk daun makin ke ujung makin runcing, licin,
hijau.
: Terminalis (bunga muncul pada ujung batang), bentuk sederhana,
➢ Bunga
spikelet silindris, dan dikelilingi daun kecil, panjang 10-12 cm,
spikelet sangat padat, menyebar pada sudut 90° terhadap rachis,
lanceolate, dengan panjang spikelet 2-4 cm dan lebarnya 6-10 mm,
hijau kecoklatan.
: Pada tempat yang terbuka maupun pada tempat teduh, terdapat pada
➢ Habitat
tempat-tempat seperti padang rumput, hutan skunder, hutan yang
telah lama dibuka, pinggir jalan, semak belukar, tepi sungai,
perkebunan kelepa. Dapat tumbuh pada ketinggian tanah dari 0 –
2000 mdpl.

D. Perbanyakan : Generatif

E. Pengendalian : Dengan Paraquat untuk tanaman yang masih muda, pada tanaman
yang telah dewasa sudah kebal. Amitrole dapat mengendalikan
tanaman dewasa, Dengan Paraquat untuk tanaman yang masih muda,
pada tanaman yang telah dewasa sudah kebal. Amitrole dapat
mengendalikan tanaman dewasa, tetapi harus dilakukan secara
ulang– ulang. MSMA sangat dianjurkan untuk dipergunakan.
49. Cyperus difformis

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Cyperus difformis

Nama Umum : Welhiriya, umbrella plant

Nama Lokal : Payung-alang

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Class : Liliopsida
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Cyperus
▪ Spesies : Cyperus difformis

C. Deskripsi:

Akar : Serabut, tipis.

Batang : Berbentuk segitiga licin, agak lunak, menajam pada ujungnya, sering
berwarna agak hijau kekuning-kuningan, tinggi bisa mencapai 30 cm.

Daun : Halus, linier, dalam jumlah yang sedikit terdapat pada bagian pangkal
batang, umumnya lebih pendek dari pada batang dengan lebar 2 – 8
mm.

Bunga : Bulat satu pada ujung cabang, lebar mencapai 3 cm, mengandung
sampai 120 bulir, masing-masing panjang dan sebagian atau
seluruhnya ditutupi. Bunganya coklat muda dengan daerah gelap
coklat dan kadang-kadang warna kekuningan atau keunguan

Habitat : Lahan basah, rawa, atau sungai di daerah dataran rendah terbuka.
Dapat tumbuh di tanah berat atau ringan, sepanjang sungai dan
saluran air, di lahan sawah.

D. Perbanyakan: Secara generatif menggunakan biji.

E. Pengendalian: Secara mekanis / fisik dengan cara pencabutan dan secara kimia
dengan menggunakan herbisida
50. Scirpus juncoides

A. Identifikasi

Nama Ilmiah : Scirpus juncoides

Nama Umum : Kambo mancik

Nama Lokal : Babawangan, Wawalingian, Kucay

B. Klasifikasi
▪ Kingdom : Plantae
▪ Divisi : Magnoliophyta
▪ Class : Liliopsida
▪ Ordo : Cyperales
▪ Famili : Cyperaceae
▪ Genus : Scirpus
▪ Spesies : Scirpus juncoides

C. Deskripsi:
➢ Akar : Memiliki sistem perakaran serabut
➢ Batang : Batangnya ramping dengan bentuk silindris, lunak, berusuk.
➢ Daun : Daunnya berselaput, miring seperti pedang, sering rudimenter seperti
lidah.
: Bunganya infloransia, spikelet 2-7 (konsisten), braktea bercelah
➢ Bunga
disamping seperti batang, panjangnya 1,5-15cm, ujungnya runcing.
Spikelet bertangkai, seperti telur, tebal dengan banyak bunga
berjerami berwarna kecoklatan, 7-18(-30)x5-6 mm. Tidak bersayap.
Stamen 3 atau 2, anter linier.
: Tempat terbuka yang lembab, tempat tergenang, sungai dangkal. Di
➢ Habitat
Pulau Jawa, kadang-kadang ditempat basah dan pada musim
kemarau. 0-1.200 diatas permukaan laut, jarang sampai 2.000 m.
Dataran rendah yang menggunakan irigasi dan pematang sawah.

D. Perbanyakan : Perbanyakannya menggunakan biji

E. Pengendalian: Pengendalian dapat dilakukan secara manual atau menggunakan


herbisida dengan volume tinggi 10 -20 gr / ha.

Anda mungkin juga menyukai