PLN (PERSERO)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Sektor Pembangkitan Labuhan Angin
1. Sinkronisasi
1.1. Pengertian sinkronisasi
Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus Bolak-Balik
(AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer yang akan
digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem
tenaga listrik
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan 2 buah generator pada satu busbar, generator #2 dalam
keadaan terbuka dan akan diparalel atau disinkronkan ke busbar dimana generator #1 telah
masuk (telah sinkron dengan jaringan / busbar)
SOP Elektrik
Gambar Synchronoscope
4. Phase Sequence Indikator
Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor
induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah
jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar
sebaliknya ber-sequence negative atau RTS. Namun biasanya peralatan Phase
Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron
SOP Elektrik
SOP Elektrik
SOP Elektrik
SOP Elektrik
Gambar Layar DCS Pengoperasian Elektrik (Unit 2 Generator & Transformer System)
3. Close SKG / DS (Disconecting Switch) / PMS (Pemisah) 2BAC01GS002 dengan
mengeklik gambar CB SKG. Setelah muncul tampilan 2BAC01GS002, maka klik tombol
SWON lalu OK
Catatan :
Pastikan putaran turbin > 2950 RPM
Pastikan Permitnya terpenuhi dengan mengeklik tombol P disebelah kanan gambar
CB SKG
2BAC01GS002_P Close Permissive Condition (AND semua)
o This Switch Opened (hijau)
o
4. Klik tombol UNIT SYN. SEQ disebelah pojok kanan atas berwarna biru, maka akan
muncul tampilan seperti dibawah ini :
SOP Elektrik
SOP Elektrik
Tunggu dan pastikan dahulu sampai tegangan Generator > 95% X 13,8KV = >
13,11KV
GEN A-B voltage >95% rated
GEN A-B voltage >95% rated
Jika tegangan Generator belum mencapai 95%, maka naikkan arus eksitasi dengan
mengeklik tombol Excitation disebelah kanan gambar travo eksitasi. Setelah muncul
tampilan 2MKC01GW001 Excitation System, maka klik tombol EX.INC/DEC dan
setelah muncul tampilan GT increase/decrease excitation on system excitation
SOP Elektrik
(1MKC01GW004YB7), maka klik tombol INC lalu OK (jika ingin menurunkannya, klik
tombol DEC lalu OK)
5. Kirim DEH Permit Synchronise (ke turbin) dengan mengeklik tombol Sync. Operation
disebelah kiri gambar GCB. Setelah muncul tampilan Synchronizing Unit Operation
(2CHF01_SYN-Synchronosation Operation-), maka klik tombol SYN request to DEH.
Setelah muncul tampilan #2 GEN excitation system online contacts
(2MKC01GW001YB5), maka klik tombol ON lalu OK dan tunggu sampai muncul tanda
DEH permit synchronise berwarna hijau
6. Aktifkan Synchronoscope dengan mengeklik tombol Sync. Operation disebelah kiri
gambar GCB dengan tahapan sebagai berikut :
Setelah muncul tampilan Synchronizing Unit Operation (2CHF01_SYNSynchronosation Operation-), maka klik tombol SYN PWR ON/OFF dan setelah
muncul tampilan DCS #2 GT unit SYN. Power on (1CHF01YB004), maka klik
tombol ON lalu OK
Setelah 5 detik, maka klik tombol SYN START/STOP dan setelah muncul tampilan
DCS #2 GT unit SYN. on (1CHF01YB001), maka klik tombol ON lalu OK
Catatan :
Tunggu sampai GCB menutup dan sudah muncul daya (MW)
Jika GCB tidak menutup lama, maka maka klik tombol SYN START/STOP dan
setelah muncul tampilan DCS #2 GT unit SYN. on (1CHF01YB001), maka klik
tombol RESET lalu OK
Jika GCB sudah menutup dan masih berwarna kuning, maka tutup kembali secara
manual melalui DCS dengan mengeklik gambar GCB. Setelah muncul tampilan #2
G-T unit GCB (2BAC01GS000), maka klik tombol SWON lalu OK dan tunggu
sampai gambar GCB tersebut berubah menjadi merah untuk memastikan bahwa
GCB sudah menutup sempurna
7. Matikan Synchronoscope dengan mengeklik tombol Sync. Operation disebelah kiri
gambar GCB dengan tahapan sebagai berikut :
Setelah muncul tampilan Synchronizing Unit Operation (2CHF01_SYNSynchronosation Operation-), maka klik tombol SYN START/STOP dan setelah
muncul tampilan DCS GT unit SYN. on (1CHF01YB001), maka klik tombol OFF lalu
OK
Setelah 5 detik, maka klik tombol SYN PWR ON/OFF dan setelah muncul tampilan
DCS GT unit SYN. Power on (1CHF01YB004), maka klik tombol OFF lalu OK
SOP Elektrik
SOP Elektrik
3. Klik tombol Start lalu OK, maka secara otomatis unit akan lepas synchron sendiri sesuai
dengan urutan sequence pada layar Unit 2 Shut Down Seq
4. Open SKG/DS (Disconecting Switch)/PMS (Pemisah) 2BAC01GS002 dengan
mengeklik gambar CB SKG. Setelah muncul tampilan 2BAC01GS002, maka klik tombol
SWOFF lalu OK
Catatan :
Pastikan Permitnya terpenuhi dengan mengeklik tombol P disebelah kanan gambar
CB SKG
2BAC01GS002_P Open Permissive Condition
o #2 G-T unit GCB opened (hijau)
3. Matikan eksitasi mengeklik tombol Excitation disebelah kanan gambar travo eksitasi.
Setelah muncul tampilan 2MKC01GW001 Excitation System, maka klik tombol
EX.START/STOP dan setelah muncul tampilan GEN excitation on system excitation
star (1MKC01GW001YB4), maka klik tombol OFF lalu OK
4. Open CB Eksitasi (EX Field Breaker Opened)
Ada 2 cara untuk membuka CB Eksitasi :
Dengan mengklik gambar EX Field Breaker disebelah kanan gambar Generator.
Setelah muncul tampilan #2 GEN excitation field breaker (2MKC01GW001YB1),
maka klik tombol SWOFF lalu OK
Dengan mengeklik tombol Excitation disebelah kanan gambar Travo Eksitasi.
Setelah muncul tampilan 2MKC01GW001 Excitation System, maka klik tombol EX
SOP Elektrik
Field Breaker dan setelah muncul tampilan #2 GEN excitation field breaker
(2MKC01GW001YB1), maka klik SWOFF lalu OK
Catatan :
Tunggu dan pastikan sampai gambar EX Field Breaker berwarna hijau
5. Open SKG/DS (Disconecting Switch)/PMS (Pemisah) 2BAC01GS002 dengan
mengeklik gambar CB SKG. Setelah muncul tampilan 2BAC01GS002, maka klik tombol
SWOFF lalu OK
Catatan :
Pastikan Permitnya terpenuhi dengan mengeklik tombol P disebelah kanan gambar
CB SKG
2BAC01GS002_P Open Permissive Condition
o #2 G-T unit GCB opened
Ruang underground MCC dan PC untuk unit #1 dan #2 dan mengoperasikan sump
pump banjir terutama saat hujan lebat
6. Mereset MCC atau PC jika terjadi trip
7. Melakukan Track-out MCC atau PC jika dibutuhkan khususnya jika terjadi gangguan
atau pemeliharaan
8. Melakukan Track-in MCC atau PC jika dibutuhkan jika equipment sudah siap untuk
dioperasikan
9. Melaporkan dalam bentuk sms mengenai besar beban dan coal flow masing-masing unit
kepada manajer dan semua asman setiap pukul 08.00 dan 19.00 wib
10. Melaporkan dalam bentuk sms setiap terjadi gangguan unit kepada manajer, semua
asman dan semua supervisor
11. Melaporkan dalam bentuk sms mengenai besar beban, stok bahan bahar minyak (HSD),
stok batubara, beban tertinggi yang dicapai kepada manajer, asman operasi, asman
pemeliharaan, belawan call centre, general manajer, kepala audit, manajer bidang
perencanaan, manajer bidang produksi, manajer bidang keuangan dan manajer bidang
SDM setiap pukul 06.00, 16.00 dan 21.00 wib
12. Menyalakan lampu unit ketika malam tiba atau cuaca gelap dan memadamkan lampu
ketika pagi
13. Periksa kondisi Diesel Emergency unit 1 dan unit 2 secara berkala dengan melakukan
Running Test untuk memastikan bahwa Diesel Emergency berada dalam kondisi
standby
Langkah-langkah Running Test :
Track-out Generator Power Incoming
Periksa kondisi mesin (bahan bakar, oli dsb)
Arahkan switch kearah Lokal
Tekan tombol Start
Tahan selama 15 menit ketika mesin sudah beroperasi
Perhatikan parameter-parameter yang berhubungan selama mesin beroperasi
Tekan tombol Stop
Arahkan switch kearah Remote
14. Memonitor kondisi Elektrik DCS sesuai dengan gambar dibawah ini :
SOP Elektrik
SOP Elektrik
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat beroperasi
untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban, disebut
On Load Tap Changer (OLTC) dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis
SOP Elektrik
Tap %
Voltage
Current
Selective
Position
1
+15.0
(V)
181125
(A)
478.1
Switch
X1-Y1-Z1
0
+13.7
179156
483.4
X2-Y2-Z2
5
+12.5
177188
488.8
X3-Y3-Z3
0
+11.2
175219
494.3
X4-Y4-Z4
SOP Elektrik
5
6
7
8
9A
9B
9C
10
11
12
13
14
15
16
17
5
+10.0
173250
499.9
X5-Y5-Z5
0
+8.75
+7.50
+6.25
171281
199313
167344
505.6
511.5
517.5
+5.00
165375
523.7
+3.75
+2.50
+1.25
Rated
-1.25
-2.50
-3.75
-5.00
163406
161438
159469
157500
155531
153563
151594
149625
530.0
536.4
543.1
549.9
556.8
564.0
571.3
578.8
X6-Y6-Z6
X7-Y7-Z7
X8-Y8-Z8
X9-Y9-Z9
Xk-Yk-Zk
X1-Y1-Z1
X2-Y2-Z2
X3-Y3-Z3
X4-Y4-Z4
X5-Y5-Z5
X6-Y6-Z6
X7-Y7-Z7
X8-Y8-Z8
X9-Y9-Z9
SOP Elektrik
Langkah-langkahnya adalah :
1. Arahkan switch S1 ke lokal
2. Arahkan switch S2 ke (+) jika ingin menurunkan nilai OLTC dan ke (-) jika ingin
menaikkan nilai OLTC, maka seketika akan diikuti perubahan penunjukan jarum sesuai
nilai OLTC yang diinginkan
Catatan :
Apabila pengoperasian OLTC menggunakan switch S2 tidak bisa dilakukan, maka
menggunakan handle manual (kunci S) dengan langkah-langkah :
Arahkan switch S1 ke 0
Putar handle kearah (+) jika ingin menurunkan nilai OLTC dan ke (-) jika ingin
menaikkan nilai OLTC, maka seketika akan diikuti perubahan penunjukan jarum
sesuai nilai OLTC yang diinginkan
Setelah
tersebut
Setelah
tersebut
Catatan :
Penuhi terlebih dahulu permit Close
Permissive Condition 2BMA05H
o This CB opened (hijau)
o
5.2. Auto
Ketika terjadi Black-out, maka #2 Diesel Generator CB 2BMA05H akan Close dengan
sendirinya dan Diesel Generator akan beroperasi secara otomatis
SOP Elektrik
Solusi :
Laporkan kepada sistem
3. Jika nilai Tegangan 6,3 kV berada < 6,0 kV atau > 6,3 kV
Solusi :
Jika nilai Tegangan 6,3 kV berada < 6,0 kV, maka naikkan nilai OLTC (On Load Tap
Changer)
Jika nilai Tegangan 6,3 kV berada > 6,3 kV, maka turunkan nilai OLTC
4. Jika Mvar (#2 GT reactive power 2MKA01CE007, #2 G-T #150kV reactive power
0AEQ04CE005) terlampau rendah atau tinggi dengan melihat grafik capability seperti
dibawah ini
SOP Elektrik
SOP Elektrik
b. COM MENU
o Side NCS
o
Solusi :
Reset layar kontrol elektrik DCS
Lakukan pengecekan dilokal
Reset pada panel lokal yang bersangkutan
7. Diagram Skematik Dan Prinsip Kerja LFC Dan AVR Pada Generator
Sinkron
7.1. Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Valve (Katup)
Turbin
Generator sinkron
Sistem Eksitasi
AVR (Automatic Voltage Regulator)
Sensor Tegangan
Sensor frekuensi
SOP Elektrik
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum
memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu
gerak dipasang satu baris sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk mengubah
arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan
arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan
energi relatif kecil.
3. Generator Sinkron
Generator serempak (sinkron) adalah mesin penghasil tenaga listrik dengan mengubah
energy mekanik menjadi energy listrik dengan landasan hukum Faraday. Disebut
serempak karena kecepatan putar medan magnet serempat dengan putaran rotornya.
Prinsip kerjanya yaitu jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan magnet,
maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) yang
sifatnya menentang perubahan medan tersebut. Untuk menghasilkan gaya gerak listrik
(GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu :
Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover).
Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan magnet
yang dapat diatur dengan mudah.
Untuk generator sinkron dengan daya besar umumnya disebut dengan nama alternator.
Generator itu sendiri terdiri atas dua bagian besar yaitu : bagian yang bergerak (rotor)
terdiri dari inti stator, belitan stator, alur dan rumah stator serta bagian yang diam
(stator) terdiri dari inti kutub dan kumparan medan/penguat.
4. Sistem Eksitasi (Excitation System)
Eksitasi diperlukan untuk membangkitkan medan magnet yang cukup agar GGL dapat
dibangkitkan. Eksitasi ini berupa arus searah, dengan demikian dibutuhkan suatu
sumber DC agar arus eksitasi (arus penguatan) dapat dihasilkan secara kontinyu.
Eksitasi itu sendiri terdiri atas sistem penguatan sendiri dan penguatan terpisah.
Perbedaan utama dari penguat sendiri dan penguat terpisah ini adalah sumber arus
penguatannya. Pada penguat sendiri, arus penguatannya diperoleh dari output
generator utama yang terlebih dulu disearahkan. Sedangkan penguat terpisah, arus
penguatannya diperoleh dari sumber lain berupa generator DC ataupun AC yang
terpisah dari generator utama.
5. Automatic Voltage Regulator (AVR)
Fungsi utama dari AVR adalah mengatur tegangan terminal generator dengan cara
mengontrol besarnya arus eksitasi yang disuplai ke belitan medan generator. Secara
SOP Elektrik
umum dapat dijelaskan bahwa AVR bekerja berdasarkan perubahan tegangan terminal
generator pada batas yang telah ditentukan. Perubahan tegangan tersebut dapat
diketahui karena adanya pembanding dengan tegangan referensi Vref pada komparator.
Perbedaan yang ada antara tegangan terminal generator dan tegangan referensi
disebut dengan error V. Berdasarkan error tersebut maka AVR secara otamatis akan
memerintahkan penguat, apakah memperkecil arus penguat atau sebaliknya.
6. Sensor Tegangan (Voltage Sensor)
Sensor tegangan memiliki fungsi utama sebagai alat pengukuran untuk membaca setiap
perubahan tegangan terminal generator. Sensor tegangan itu sendiri umumnya berupa
trafo tegangan (potential transformer) yang tergabung dalam bagian alat pengukuran
(measuring element) atau biasa juga disebut sebagaitransducer. Jadi secara umum
dapat dikatakan sensor tegangan akan mengubah level tegangan terminal generator ke
level tegangan pengukuran yang lebih rendah untuk kemudian diteruskan ke AVR
dimana output utama dari sensor tegangan ini adalah tegangan dan arus pada terminal
generator.
7. Sensor Frekwensi (Frequency Sensor)
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka sensor frekwensi tergabung bersama
dalam satu measuring elementdengan sensor tegangan tetapi memiliki fungsi yang
berbeda. Fungsi utama sensor frekwensi ini adalah membaca setiap perubahan
perubahan frekwensi sistem yang disebabkan oleh turunnya atau naiknya putaran
generator. Jadi output utama dari sensor frekwensi ini adalah frekwensi dan daya aktif
yang dibangkitkan oleh generator.
8. Load Frequency Control (LFC)
LFC bekerja secara bersamaan dengan sensor frekwensi dengan tujuan utamanya
adalah menjaga agar frekwensi tetap sama sebagai ukuran dari perubahan daya aktif
sistem. Oleh karena itu, pada LFC terdapat variabel daya aktif referensi Pref sehingga
seperti pada AVR maka pada komparator akan terbaca seberapa besar perubahan daya
aktif yang terjadi yang kemudian disebut sebagai error sebesar P. Error inilah yang
kemudian sebagai input utama dari governor.
9. Governor
Fungsi utama governor adalah untuk mengatur seberapa besar aliran fluida yang masuk
ke turbin melalui mekanisme pembukaan katup (valves). Bekerjanya governor ini
tergantung dari output LFC. Jadi jika AVR lebih berfungsi kepada sisi generator itu
sendiri maka pada governor lebih mengarah kepada pengaturan kecepatan penggerak
mula (prime mover).
10. Valve Control Mecanism / Fast Valving
SOP Elektrik
Mekanisme pengaturan katup (valve control mecanism) berfungsi untuk mengatur waktu
membuka dan menutupnya katup fluida yang masuk ke dalam turbin. Atau dapat
dikatakan bahwa mekanisme pengaturan katup merupakan bagian akhir dari rangkaian
pengaturan daya aktif generator yang bekerja secara mekanik mengatur gerakan katup.
8. Emergency Diesel
8.1. Running Test Emergency Diesel Secara Berkala
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar supaya Diesel Generator selalu berada pada kondisi
Standby Operasi
Langkah-langkah pengoperasian Running Test :
SOP Elektrik
12. Posisikan CB 2BMA05H pada posisi Remote dilayar MMPR dan tunggu beberapa saat
serta pastikan dalam kondisi aman
SOP Elektrik