Anda di halaman 1dari 27

Buku Pintar

DVOR MOPIENS
Maru 220

By
Teknisi Banda Aceh
Blok Diagram DVOR Maru 220
AES

Kabinet tampak depan DVOR MARU 220


Penjelasan Modul :

1. AES ( Antenna Electronics Subsystem )


Terdiri dari ASU dan PDC. PDC terpasang pada kabinet sedangkan ASU
terpasang di dalam ruangan secara terpisah.
- ASU ( Antenna Switching Unit )
ASU memindahkan 4 output sideband ( LSB SIN, LSB COS, USB SIN
dan USB COS) dari PDC dan mendistribusikannya ke 48 antena. ASU
pada dasarnya terdiri dari sebuah saklar RF yang menampung 4 input
dan 48 output. Sinyal control dari saklar ini dihasilkan oleh MSG dan di
supply ke ASU via CSU. ASU berbeda dari modul lain Karena tidak
terpasang pada cabinet dan terpasang secara terpisah.
- PDC ( Power Detector and Changeover )
PDC berperan dalam changeover transmitter yang terhubung ke
antenna. Pada PDC terdapat sample dari sinyal RF ( Carrier, LSB SIN,
LSB COS, USB SIN dan USB COS ).

2. MAS ( Modulation Amplifier Subsystem )


Adalah subsistem yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal RF,
memodulasi dan menguatkan.
- CMA ( Carrier Modulation Amplifier )
CMA menghasilkan sinyal RF carrier yang stabil dengan menggunakan
Temperature-compensated Crystal Oscillator (TCXO) dan pembangkit
frekuensi PLL (Phase Locked Loop). CMA terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu :
 SYN (Synthesizer)
Menghasilkan frekuensi Carrier: 108.00 MHz ~ 118.00 MHz.
 MOD (Modulator)
Memodulasi sinyal yang dihasilkan MSG dengan sinyal carrier.
30Hz, Ident (1020Hz), Voice
 CPA (Carrier Power Amplifier)
Menguatkan sinyal RF carrier yang termodulasi.
- SMA (Sideband Modulation Amplifier)
SMA menghasilkan sinyal RF sideband. SMA terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
 SYN (Synthesizer)
Menghasilkan Frekuensi LSB : fCAR – 9960Hz
Frekuensi USB : fCAR + 9960Hz
 MOD (Modulator)
Memodulasi sinyal carrier dengan blending signal.
720Hz, 100% AM Modulation
 SBA (Side-Band Amplifier)
Menguatkan sinyal RF Sideband termodulasi.

3. CMS (Control & Monitor Subsytem)


- LCU (Local Control Unit)
Memberikan perintah control dari operator kepada MSG dan MON dan
mengembalikan informasi yang di terima dari MSG dan MON ke
operator.
 Melakukan proses pesan yang diterima dari RMMS, LMMS DAN
RCMU
 Kontrol LCD, indikasi lampu LED dan tombol yang terletak di CSP
 Memilih test signal dari TSG ( Test Signal Generator )
 Monitor status tegangan dan arus dari PSS
 Membaca stasus terkini dari sensor monitoring pada keadaan
sekitar ( Temperatur, Api dan Gangguan )
- MSG ( Modulation Signal Generator )
Fungsi dasar dari MSG secara umum adalah menghasilkan modulasi
dan switching signal antenna dan untuk mengontrol pancaran.
 Menghasilkan composit signal dari 30 Hz reference, 1020 Hz
IDENT dan Voice.
 Menghasilkan Pencampuran signal SIN dan COS.
 Menghailkan control signal untuk switching antenna.
 Mengatur pembangkit frekuansi SYN pada CMA dan SMA.
 Mengatur output transmisi dengan mengontrol amplitudo
gelombang pembawa dan sideband sinyal modulasi.
 Mengendalikan phase sinyal RF yang dipancarkan.
- MON ( Monitor )
MON memonitor sinyal yang dipancarkan dan mendeteksi kesalahan.
Ketika kontrol level signal tidak terpancar, akan memberikan
peringatan dan memindahkan ke pemancara standby untuk melakukan
pemulihan.
Parameter utama yang dipantau oleh mon diikuti seperti di bawah
 Monitor referensi Azimuth.
 30 Hz AM Reference
 30 Hz FM Variabel
 9960 Hz sub-carrier AM depth
 Kode IDENT dan AM depth

Selain itu, MON menjalankan fungsi memonitor dan mengujian berikut

 Memonitor transmisi frekuansi gelombang pembawa dan sideband


 Memonitor power output dari gelombang pembawa.
 Memonitor gelombang carrier dan antenna sideband
- CSU ( Control Select Unit )
CSU bagian yang tidah dapat dimasukkan kedalam syste redundancy,
berfungsi sebagai berikut:
 Pemilihan signal antenna switching ( dari TX1 atau TX2 )
 Perubahan sinyal interface/ PDC relay drive
 DME/TACAN collocation
 Test signal generation
- CSP ( Control and Status Pannel )
Fungsi system seperti indikasi status dan setting parameter dan dapat
mengkontrol changeover dan display dengan CSP tanpa LMMS dan
control RMMS.
4. PSS ( Power Supply Subsystem )

- AC/DC Converter
AC/DC Converter mengubah tegangan 220 V AC menjadi +28 V DC
dan mengirimnya ke DC/DC Converter. AC / DC Converter dirancang
pada struktur plug-in sehingga bisa dipasang atau dilepaskan dengan
mudah.
Sebuah indicator lampu LED dapat dilihat di status pada panel depan
AC/DC converter.

- DC/DC Converter
DC/DC Converter menghasilkan tegangan DC+28V dari AC/DC
Converter dan mengubah menjadi masing-masing tegangan DC
(+5V,+7V,+15V,-15V,+28V).
Pada panel didepan DC/DC converter terdapat indicator lampu LED
untuk melihat status power.

- PDU (Power Distribution Unit)


PDU mendistribusikan tegangan DC (+5V, +7V, +15V, -15V, +28V)
mengubah di DC/DC converter disetiap component dari sytem.
 Pada indicator lampu LED terdapat di panel depan PDU, setiap
status power dan dilihat dengan mudah.
 Terdapat tiga test point (T/P) di panel depan PDU begitu juga
untuk mengukur tegangan output.
SOP Pengoperasian Peralatan DVOR Merk MOPIENS
MARU 220

NO. ITEM
DVOR Merk MOPIENS MARU 220
A Menghidupkan Peralatan
1 Memeriksa Kondisi Lingkungan
2 Memeriksa Kebersihan
3 Memeriksa Sumber Daya Listrik
4 Memeriksa Back Up Sumber Daya Listrik
5 Memeriksa Kondisi AC
6 Menghidupkan Peralatan
Prosedur Menghidupkan dan mematikan Peralatan DVOR.
1. On-kan Mains Switch AC/DC Power Supply.
2. ON-kan Switch Power Supply DC/DC.
3. ON-kan Switch Battery

PROSEDUR OPERASI REMOTE


Pada VOR Site:
1. Pastikan Arus 20A telah ada.
2. Pada monitor pilih posisi remote dengan menekan tombol local/remote, pada
display terbaca REM.

Pada REMOTE Site:


Prosedur emnghidupkan peralatan:
1. Dengan menggunakan LTM computer Log in dengan username TM admin dan
password ****
2. Klik icon site VOR
3. Klik Menu TX1/2 untuk melihat parameter pemancar
4. Klik Menu monitor, posisikan monitor pada posisi bypass dengan mengklik
Normal/Bypass lalu pilih Bypass, setelah itu pilih send lalu close untuk menutup
perintah tadi , disini terbaca monitor parameter
5. Pada Menu Transmitter pilih CMA, maka akan munculON/OFF, pilih ON untuk
menghidupkan power cerrier dan sideband dan jangan lupa hidupkan yang main
terlebih dahulu kemudian yang standby
6. Untuk changeover TX pilih menu system lalu pilih changeover
7. Kembalikan monitor pada posisi normal, caranya seperti langkah diatas(16)
8. Pilih Log out untuk keluar menu
9. Pastikan semua parameter terbaca sesuai toleransi yang ditentukan

7 Memastikan Peralatan Beroperasi/Tidak


Main Rack :
1. Indikator VOR NORMAL menyala hijau yang berarti peralatan bekerja dengan
normal.
8 Melaporkan Kepada Unit Operasional (ATC)
9 Pencatatan Kondisi Peralatan di Log Book
B Mematikan Peralatan
1 Memeriksa Kondisi Lingkungan
2 Mematikan Peralatan
1. Pada computer LMT setelah setelah log in pilih menu TX kemudian pilih CMA
lalu pilih OFF untuk kedua pemancar
2. Setelah CMA untuk kedua TX OFF baru dapat mematikan Equipment
3. Off-kan switch DC/DC
4. Off-kan switch AC/DC
5. Off-kan switch Battery

3 Mematikan Sumber Daya Listrik


4 Mematikan Back Up Sumber Daya Listrik
5 Memeriksa Keamanan Peralatan
6 Melaporkan kepada Unit operasional (ATC)
7 Pencatatan Kondisi Peralatan di Log Book
 MENGUKUR INPUT DARI PLN DENGAN MENGGUNAKAN AVOMETER

Hasil pengukuran input dari panel PLN menghasilkan tegangan AC 220V

 MENGUKUR INPUT AC/DC POWER SUPPLY DENGAN MENGGUNAKAN


AVOMETER
Hasil pengukuran AC/DC menghasilkan tegangan DC 28Vdc

 MSG ( Modulation Signal Generator )

Gambar A

Gambar B
Gambar A
 Hasil pengukuran sinyal 30 Hz reference pada module MSG di
Test Point Carrier Mod.

Gambar B

 Hasil pengukuran Sinyal Sin dan Cos (Sideband) pada module


MSG di Test Point Sin Mod dan Cos Mod.

Pada saat kondisi normal Power indicator LED menyala, dan TxD Indikator
LED berkedip ( blingking ) Fungsi MSG adalah menghasilkan modulasi dan
switching signal antenna dan untuk mengontrol pancaran.

 Menghasilkan composit signal dari 30 Hz reference, 1020 Hz


IDENT dan Voice.
 Menghasilkan Pencampuran signal SIN dan COS.
 Menghailkan control signal untuk switching antenna.
 Mengatur pembangkit frekuansi SYN pada CMA dan SMA.

 SMA (Sideband Modulation Amplifier)

SMA menghasilkan sinyal RF sideband. SMA terbagi menjadi tiga bagian,


yaitu :

 SYN (Synthesizer)
Menghasilkan frekuensi LSB : fCAR – 9960Hz
Frekuensi USB : fCAR + 9960Hz
 MOD (Modulator)
Memodulasi sinyal carrier dengan blending signal.
720Hz, 100% AM Modulation
 SBA (Side-Band Amplifier)
Menguatkan sinyal RF Sideband termodulasi.
Gambar A

Gambar B

Gambar A
 Hasil pengukuran sinyal carrier 113,4 Mhz pada module SMA di
Test Point FREQ
Gambar B

 Hasil pengukuran Sinyal Sin dan Cos (Sideband) pada module


SMA di Test Point Sin ENV dan Cos ENV.
Perbedaan antara LSB, carrier, USB adalah 10 Khz..

Pada saat kondisi normal Power, cos on dan sin on indicator LED menyala.
Gambar perbedaan frekuensi pada LSB, Carrier dan USB di module MAS di
test point FREQ.

Gambar sinyal LSB


Gambar sinyal Carrier

Gambar sinyal USB


 CMA ( Carrier Modulation Amplifier)

Gambar A

Gambar B
Gambar A
 Hasil pengukuran sinyal carrier 113,4 Mhz pada module CMA di
Test Point FREQ

Gambar B

 Hasil pengukuran Sinyal Carrier 30 Hz AM pada module CMA


di Test Point CAR ENV.
Pada saat kondisi normal Power dan CAR ON indicator LED menyala
CMA menghasilkan sinyal RF carrier yang stabil dengan menggunakan
Temperature-compensated Crystal Oscillator (TCXO) dan pembangkit
frekuensi PLL (Phase Locked Loop). CMA terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

 SYN (Synthesizer)
Menghasilkan frekuensi Carrier : 108.00 MHz ~ 118.00 MHz.
 MOD (Modulator)
Memodulasi sinyal yang dihasilkan MSG dengan sinyal carrier.
30Hz, Ident (1020Hz), Voice
 CPA (Carrier Power Amplifier)
Menguatkan sinyal RF carrier yang termodulasi.

 PDC ( Power Detector & Changeover )

Gambar A Gambar B Gambar C


Gambar A
 Hasil pengukuran sinyal Modulasi LSB cos LSB sin USB cos
USB sin pada module PDC di Test Point LSB cos LSB sin USB
cos

Gambar B

 Hasil pengukuran Sinyal Carrier 30 Hz AM sebagai gelombang


pembawa pada module PDC di Test Point CAR FWD.

Gambar C

 Hasil pengukuran Sinyal Carrier 30 Hz AM yang sudah


termodulasi pada module PDC di Test Point CAR RVS.

Pada saat kondisi normal Power dan TX 1/TX 2 indicator LED menyala.
PDC berfungsi untuk mendeteksi transmisi output dan transmitter
changeover.

 MON ( Monitor )
MON memonitor sinyal yang dipancarkan dan mendeteksi kesalahan. Ketika
kontrol level signal tidak terpancar, akan memberikan peringatan dan
memindahkan ke pemancara standby untuk melakukan pemulihan.

Parameter utama yang dipantau oleh mon diikuti seperti di bawah

 Monitor referensi Azimuth.


 30 Hz AM Reference
 30 Hz FM Variabel
 9960 Hz sub-carrier AM depth
 Kode IDENT dan AM depth

Selain itu, MON menjalankan fungsi memonitor dan mengujian berikut

 Memonitor transmisi frekuansi gelombang pembawa dan sideband


 Memonitor power output dari gelombang pembawa.
 Memonitor gelombang carrier dan antenna sideband
Gambar A

Gambar B

Gambar C
Gambar A
 Hasil pengukuran sinyal Composit pada module MON di Test
Point DEMOD

Gambar B

 Hasil pengukuran Sinyal 30 Hz Reference pada module MON di


Test Point REF 30Hz.

Gambar C

 Hasil pengukuran Sinyal Carrier 30 Hz Variabel pada module


MON di Test Point VAR 30 Hz .

Pada saat kondisi normal Power indicator LED menyala, dan TxD
dan IDENT indicator LED berkedip ( blingking ).

 CSU ( Control Selection Unit )


CSU memilih satu dari antenna sideband menswitching sinyal yang
dihasilkan dari dua MSG, mengubah level dan mensupply ke ASU dan juga,
TSG ( Test Signal Generator ) untuk memverifikasi status operasi MON dan
rangkaian yang diperlukan untuk mengkoneksikan dengan DME/TACAN.
Gambar A

Gambar A
 Hasil Pengukuran Sinyal AM termodulasi pada module CSU di
test point TSG OUT
Technical Support for Flight Check

 Persiapan yang dilakukan :

1. Kalibrasi
 Transmitter Power (TX1 & TX2)
 Monitors (MON1 & MON2)
2. Optimization
 Menyamakan semua phase setiap rute dari side-band
& Car Ant
 Mengkoreksi Phase offset Side-band (TX1 & TX2)
3. Mencatat parameter yang terdapat pada MON ANT
 Azimuth, Modulation Depth (30Hz, 9960Hz)
 Prosedur
1. Orbit and Monitor Check

2. Radial Check
 Parameter yang diatur
1. Azimuth ( Bearing)
2. Modulation Depth
 AM 30Hz
 9960Hz Sub-carrier

 Bagaimana mengatur parameter


1. Azimuth ( Bearing )
 Set parameter
 Verification

2. AM 30Hz Modulation Depth


 Set parameter
 Verification

3. 9960Hz Sub-Carrier Modulation Depth


 Set parameter
 Verification

 Langkah akhir
1. Yang harus dilakukan
 Kalibrasi

 Save to eeprom
 Kaibrasi monitor
Merubah Alarm Reference
(Azimuth_MON1/MON2)

 Kalibrasi monitor
Reading Depth Cal.
(30Hz, 9960Hz_MON1/MON2)
 Kalibrasi Tx
Modulation Depth Cal. (30Hz_TX1/TX2)

 Save

SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH
telnav.aceh@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai