Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SISTEM NAVIGASI UDARA MODEL 432 (DVOR) UNTUK

MEMANDU PESAWAT MENUJU BANDARA


Yoga Tri Nugraha1,2,3, Noorly Evalina1, Muhammad Fitra Zambak2, Sri Indah Rezkika3, Sari
Novalianda3
1
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2
Magister Tenik Elektro, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Al-Azhar Medan
Email : yoga_nugraha14@yahoo.com

Abstrak

Pada awalnya, navigasi untuk memandu pesawat kebandara tujuan hanya dengan menggunakan penglihatan
saja dan memiliki kemampuan yang masih terbatas. Peralatan navigasi yang diperlukan dan memiliki
kemampuan yang tidak terbatas (kontinu) untuk memandu pesawat menuju bandara adalah DVOR. DVOR yaitu
suatu peralatan navigasi udara untuk memandu pesawat agar bisa mendarat sempurna pada bandara yang
dituju dengan cara memberikan informasi berupa azimuth atau bearing buatan yang menggunakan frekuensi
akibat adanya efek doppler, bukan azimuth arah sebenarnya kepada pesawat melainkan informasi terhadap titik
DVOR ground station yang ada pada Bandara Kualanamu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
Metode Efek Doppler. Berdasarkan arah mendarat runway 23, OBS menunjukkan azimuth / bearing 110º
sebagai panduan arah bandara tujuan, dengan frekuensi Efek Doppler antena sideband 112.209.950,09 Hz.
Berdasarkan arah mendarat runway 05, OBS menunjukkan azimuth / bearing 191º sebagai panduan arah
bandara tujuan, dengan frekuensi Efek Doppler antena sideband 112.209.960,049 Hz. Dan jenis gangguan
frekuensi yang terjadi pada pengiriman sinyal frekuensi DVOR ke penerima (pesawat) adalah noise, fading,
interferensi frekuensi radio.

Kata kunci: Navigasi, DVOR, Efek Doppler, OBS

I. PENDAHULUAN station yang ada pada Bandara Kualanamu. Adapun


Navigasi udara merupakan cara untuk metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
memandu atau memberikan informasi arah untuk dengan menggunakan metode efek doppler.
membantu pesawat terbang agar mendarat tepat Pada penelitian ini dijelaskan tentang prinsip kerja
pada bandara yang dituju. Pada awalnya, navigasi Doppler VHF Omnidirectional Range (DVOR) yang
untuk memandu pesawat kebandara tujuan hanya menggunakan sistem modulasi amplitudo (AM) dan
dengan menggunakan penglihatan saja, namun modulasi frekuensi (FM). Dan proses efek doppler
ternyata hal tersebut memiliki keterbatasan jika yang terjadi pada antena sideband DVOR dengan
terjadi cuaca ekstrem seperti hujan dan kabut frekuensi kerja DVOR bandara kualanamu yaitu
sehingga kemampuan tersebut masih terbatas. 112.2 MHz. Adapun tujuan penelitian ini adalah
Dalam pelayanan navigasi udara, harus mempunyai Menganalisa proses pengiriman informasi mengenai
peralatan yang dapat memandu pesawat menuju frekuensi akibat adanya efek doppler untuk
bandara tujuan, diperlukan peralatan navigasi yang memandu pesawat dengan Doppler Very High
berfungsi secara kontinuitas. Dan memiliki Omnidirectional Range (DVOR) menuju Bandara
kemampuan yang tidak terbatas, sehingga dapat Kualanamu. Dan menganalisa proses pesawat untuk
memandu pesawat menuju bandara tujuan. mendapatkan informasi azimuth buatan yang
Adapun peralatan navigasi yang diperlukan dan dipancarkan oleh Doppler Very High
memiliki kemampuan yang tidak terbatas untuk Omnidirectional Range (DVOR) dengan frekuensi
memandu pesawat menuju bandara kualanamu akibat adanya efek doppler dan jenis gangguan-
adalah Doppler VHF Omnidirectional Range gangguan yang terjadi.
(DVOR). Doppler VHF Omnidirectional Range
(DVOR) yaitu suatu peralatan navigasi udara untuk 1.1 Tinjauan Pustaka Relevan
memandu pesawat agar bisa mendarat sempurna Navigasi udara adalah pemandu jalan atau
pada bandara yang dituju dengan cara memberikan penuntun arah di dalam suatu penerbangan. Untuk
informasi berupa azimuth atau bearing buatan, mengetahui arah pesawat dapat diketahui dengan
bukan azimuth arah sebenarnya (utara, timur, mengandalkan pedoman kompas, oleh karena itu
selatan, barat sebenarnya kepada pesawat) pilot masih membutuhkan pendamping seorang
melainkan informasi terhadap titik DVOR ground navigator yang bertugas menghitung dan
menentukan posisi dan arah pesawat pada satu titik Pesawat udara yang terletak pada suatu jarak
di udara menuju bandara dengan pedoman dan tertentu akan menerima perubahan frekuensi pada
perhitungan manual. saat putaran menuju pesawat, dan akan mengalami
Beberapa penelitian tentang Doppler VHF pengurangan frekuensi apabila perputaran antena
Omnidirectional Range yang telah dilakukan yaitu : menjahui pesawat. Pada DVOR, perputaran
Cahyo Utomo(2013), meneliti tentang prinsip kerja antenanya digantikan oleh perpindahan sinyal dari
DVOR dan analisis perbedaan fase antara kedua suatu antena ke antena lainnya kearah berlawanan
sinyal yang memberikan informasi azimuth buatan jarum jam. Hal ini dapat dilakukan dengan
kepada pesawat. Informasi arah magnetik yang memberikan signal pada beberapa antena secara
dihasilkan oleh pancaran DVOR mencakup dari 0˚ bersamaan dengan pergeseran kearah belawanan
sampai dengan 360˚ terhadap lokasi DVOR, jarum jam. Dalam prakteknya karena adanya
sehingga hal ini memungkinkan sebuah pesawat overlapping atau saling menumpang radiation
akan tetap memperoleh informasi arah sepanjang pattern maka kita gunakan suatu switching yang
masih dalam jangkauan relasi terhadap DVOR sangat peka sebesar 30 Hz. Alat bantu navigasi
Kemudian Fasich Haryadi(2013), meneliti tentang DVOR ini dapat banyak membantu sistem navigasi
analisis parameter kecepatan serta efek doppler dalam menuntun pesawat melakukan pendaratan,
dan perubahan frekuensi pada setiap 48 antena holding, homing, en-route, dan lain-lain. DVOR
sideband merupakan perubahan frekuensi yang berfungsi sebagai alat bantu navigasi yang bekerja
diakibatkan oleh efek Doppler, yaitu efek yang pada daerah frekuensi 108 Mhz sampai dengan 118
perubahan frekuensi yang terjadi akibat dari Mhz yang memberi panduan kepada pesawat
perubahan kecepatan sumber terhadap pengamat, terbang ke segala arah dengan azimuth dari 0
tetapi dalam DVOR sendiri, kecepatan pengamat sampai 360 derajat terhadap lokasi DVOR. Karena
dapat diabaikan, dikarenakan perubahan frekuensi VOR bekerja pada frekuensi VHF maka jangkauan
yang ada pada antena sideband merupakan akibat DVOR bersifat line of sight. Oleh karena itu DVOR
dari pergeseran pembangkitan frekuensi setiap dianggap sebagai alat navigasi jarak pendek.
antena sebesar 30 cps secara kontinu. Pancaran maximum dari DVOR ini kurang lebih
Selanjutnya Augustine D. Yellu(2013), meneliti 200 NM (387 km) pada ketinggian 41000 ft.
tentang kinerja bantu navigasi radio seperti ILS dan
sistem VOR / DVOR sensitif terhadap lingkungan di 1.2.1 Prinsip Dasar Sistem DVOR
mana mereka beroperasi. Multipath dari bangunan VOR adalah peralatan bantu navigasi udara
dan struktur lain di sekitar stasiun bumi ILS / CVOR yang bekerja pada frekuensi 108 – 118 MHz dan
/ DVOR menggabungkan dengan sinyal langsung berfungsi untuk memberikan sinyal panduan
untuk menghasilkan sinyal gabungan yang kesegala arah dengan azimuth dari 0 sampai 360
amplitudo dan fase sifat berbeda dari sinyal derajat, terhadap lokasi stasiun VOR. Karena VOR
langsung. Receiver udara (ILS / CVOR / DVOR) bekerja pada frekuensi VHF, maka jangkauan
yang penyadapan dan proses multipath seperti sinyal peralatan ini sangat ditentukan atau terbatas oleh
"tercemar" akan output yang salah posisi atau “line of sight” , oleh sebab itu VOR sebagai alat
bantalan indikasi. bantu navigasi jarak pendek yaitu maksimum ± 200
Selanjutnya Eka Wahyudi(2013), meneliti tentang nm pada ketinggian 41.000 feet.
Dalam DVOR, informasi yang dikirim VOR dapat digunakan sebagai alat bantu
menggunakan efek doppler menuju pesawat akan navigasi untuk Enroute (lalu lintas udara) dan
mengalami penurunan sinyal (loss) yang Terminal/Approach (pendekatan). Penempatan
diakibatkan oleh jarak. Dengan melakukan analisis fasilitas VOR menentukan rute lalu lintas udara, bila
perhitungan link budget menggunakan parameter VOR terletak disekitar airport maka tidak hanya
pathloss dan atenuasi terhadap efek doppler akan memberi informasi arah/azimuth untuk
dengan objek penerima (pesawat), maka apabila penedekatan kea rah landasan tetapi juga dapat
pesawat semakin mendekat, akan menghasilkan member informasi arah/azimuth untuk pesawat-
perubahan nilai pathloss dan atenuasi yang tidak pesawat yang melalui rute lalu lintas udara diatas
berarti. VOR/bandara tersebut.
VOR dapat memberi panduan arah/azimuth
1.2 DVOR (Doppler VHF Omnidirectional Range) kepada pesawat terbang sepanjang rute lalu lintas
DVOR adalah sebuah alat bantu navigasi udara, maka harus dipasang beberapa VOR karena
udara yang memberikan informasi arah kepada jangkauan VOR yang terbatas. Karena sinyal VOR
pesawat udara terhadap bandara atau station DVOR dapat dipengaruhi oleh faktor refleksi daerah
itu sendiri dengan azimuth tertentu. Daerah sekitarnya, sehingga dapat mengganggu akurasi
frekuensi kerja dari DVOR yaitu 108 sampai 118 sinyal VOR, karena itu penentuan lokasi adalah
Mhz. Sistem kerja DVOR secara umum yaitu antena penting dan untuk mengurangi kerugian pancaran
yang digunakan pada DVOR merupakan suatu signal yang disebabkan oleh refleksi tersebut maka
antena yang seolah-olah berputar secara horizontal dipasanglah DVOR. DVOR mempunyai unjuk hasil
dengan antena tetap yang terletak ditengah-tengah. azimuth yang lebih akurat pada lokasi-lokasi dimana
VOR Conventional (CVOR) memberikan unjuk yang selanjutnya masuk ke circuit phase detector
kerja yang kurang akurat. untuk diproses menjadi informasi arah/bearing.
VOR terdiri dari VHF Transmitter, Sistem VOR mempunyai signal 30 Hz
Antena, Monitor dan Kontrol. VOR biasanya Reference dan signal 30 Hz Variable yaitu :
beroperasi bersama dalam satu gedung / shelter 1. Signal Reference (30 Hz AM) dipancarkan
dengan DME (Distance Measurement Equipment) oleh Carrier (Fc) yang dimodulasi dengan
dengan maksud untuk memberikan informasi arah / signal 30 Hz secara AM.
azimuth (VOR) sekalian jarak (DME) kepada 2. Signal Variable (30 Hz FM) dihasilkan
penerbang, juga dapat digunakan prosedur operasi dengan cara simulasi
bersama-sama ILS (Instrument Landing System). pemindahan/perputaran sumber signal
VOR memancarkan sinyal radio frekuensi omni Carrier (Fc ± 9960) disekeliling lingkaran
directional (kesegala arah) dan sinyalnya dengan radius 44 ft (13,4 m) pada
memberikan informasi azimuth dari 0 sampai 360 kecepatan 1800 rpm (30 Hz). hal ini
derajat. Dengan memilih chanel frekuensi VOR, dikerjakan dengan switching elektronik
penerbang akan mendapat arah / azimuth “TO” secara berurutan pada setiap antenna yang
kearah stasiun VOR atau “FROM” terdiri dari 48 buah antenna yang terletak
dari/meninggalkan stasiun VOR dan apa bila disekeliling lingkaran Counter Poise.
terbang tepat diatas stasiun VOR, maka pesawat Deviasi frekuensi yang dihasilkan dari
tersebut tidak menerima signal VOR karena melalui frekuensi yang dipancarkan (Fc ± 9960 Hz)
“Cone of Silence” (daerah kerucut tanpa sinyal tersebut sebanding dengan radius dan
radio), dan setiap stasiun VOR mempunyai kode kecepatan putar.
identifikasi yang dipancarkan dengan kode morse. Kombinasi sinyal reference dan variable
VOR memancarkan signal yang terdiri dari yang dipancarkan ke udara akan menghasilkan
dua komponen sinyal modulasi 30 Hz yang terpisah. frekuensi carrier yang dimodulasi AM oleh 9960
Dengan membandingkan fase ke dua sinyal 30 Hz Hz (sub-carrier), dan selanjutnya 9960 Hz sub
ini, maka akan mendapatkan posisi azimuth pesawat carrier termodulasi oleh 30 Hz FM karena efek
terhadap lokasi VOR, beda fase ke dua sinyal 30 Hz Doppler. Dengan demikian hasil pancaran DVOR
akan berubah sesuai dengan posisi pesawat terhadap untuk modulasi diudara dari sinyal-sinyal tersebut
lokasi VOR yang dipilih. adalah identik dengan hasil sinyal yang dipancarkan
Satu dari dua komponen signal 30 Hz oleh VOR konvensionil.
tersebut dinamakan sinyal “Reference”dan 30 Hz
sinyal yang lainya dinamakan “variable” signal. 1.2.2 Cara Kerja Perangkat Doppler Very High
Signal 30 Hz Reference dipancarkan ke segala arah Omni-Directional Range (DVOR)
(omni directional) dengan fase sesaat DVOR mempunyai 49 antena Alford loop
(instanstaneous phase) disekeliling VOR yang sama yang dibagi menjadi 2 fungsi sebagai antena carrier
pada setiap azimuth dari 0 sampai 360 derajat. dan antena sideband, yang memiliki dual polarisasi
Sinyal 30 Hz variable didapat dari modulasi yang dan bersifat omnidirectional.
terjadi di ruang udara yang dihasilkan oleh pancaran 1. Antena Carrier
directional patern RF yang diputar dengan fase Antena carrier selain sebagai antena
yang berbeda di setiap azimuth. pemancar sinyal carrier, juga
Fase antara 30 Hz Reference dan 30 Hz memancarkan sinyal reference 30 Hz yang
Variable signal dapat diatur dan pada arah utara dimodulasikan secara Amplitude
magnet (azimuth = 0), fase diatur sedemikian rupa Modulation (AM).
sehingga 30 Hz Reference dan Variable mempunyai 2. Antena Sideband
fase yang sama. Karena itu pesawat mendapat posisi Antena sideband memancarkan sinyal
azimuth yang sesuai dengan cara mendeteksi variable 30 Hz yang dimodulasikan secara
perbedaan fase kedua sinyal 30 Hz tersebut untuk Frequency Modulation (FM) yang
posisi segala arah terhadap VOR. Karena Reference didapatkan dari frekuensi carrier (fc), fc ±
dan Variable keduanya merupakan frekuensi 9960 Hz dengan deviasi 480 Hz dari
modulasi yang sama yaitu 30 Hz, maka timbul perputaran 48 buah antena sideband
masalah bagaimana memancarkan dan menerima sebesar 30 cycle per second (cps), akibat
kedua signal pada frekuensi pembawa yang sama adanya efek Doppler, yaitu terjadinya
pula. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara perubahan frekuensi akibat dari kecepatan
salah satu dari 30 Hz sinyal dipancarkan dengan benda yang bergerak (pesawat) terhadap
sistem modulasi 30 Hz FM pada sub carrier, pengamat (DVOR Groundstation).
sedangkan 30 Hz yang lainya dipancarkan dengan
sistem modulasi 30 Hz AM pada frekuensi radio
carrier. Kedua sinyal 30 Hz AM dan 30 Hz FM
akan dipisah didalam receiver pesawat oleh filter
1.3 Perhitungan Frekuensi Sinyal Antena dalam Tabel 3.1 berikut ini, data hasil penelitian
Sideband dari runway 23
Perhitungan frekuensi pada antena Tabel 3.1 Data Hasil Penelitian dari Runway 23
sideband ini yaitu bertujuan untuk mengetahui
perubahan frekuensi pada setiap antena sideband
akibat adanya efek Doppler, yaitu sebuah
perubahan frekuensi yang terjadi akibat
perubahan kecepatan dari sumber terhadap
pengamat. Adapun perumusan untuk menghitung
perubahan frekuensi pada 48 antena sideband akibat
adanya efek Doppler, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑉− 𝑉𝑜
Fobserve = fSB 𝑥 sin 𝜃
𝑉
Adapun hasil perhitungan frekuensi antena
.......................................................... (1.1)
sideband akibat adanya efek doppler yang
F total = F DVOR + F observe
didapatkan dengan menggunakan persamaan :
............................................................. (1.2) 𝑉+ 𝑉𝑜
Dimana : F observe = f SB dan F total = F DVOR +
𝑉+ 𝜔𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
Fobserve = Frekuensi yang dipancarkan antena F observe, adalah sebagai berikut :
sideband (Hz)
FSB = Frekuensi antena sideband Data ke- 1
(fc±9960Hz) 𝑉+ 𝑉𝑜
F observe1 = f SB
𝑉+ 𝜔𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
Sin θ = Sudut arah datangnya pesawat
F observe1 = 9960
terhadap antena DVOR 3x10ˆ8+ 𝟏𝟎𝟎𝟎
V = Kecepatan propagasi cahaya 3x10ˆ8 +(2x3,14x30x13,4xsin 𝟏𝟐 ͦ)
8
(3x10 m/s) F observe1 = 9960 x 1,000001584
Vo = Kecepatan pesawat (1000 m/s) F observe1 = 9960,0157 Hz
F DVOR = Frekuensi Kerja DVOR (112.2 MHz) F total1 = FDVOR + F observe1
F total = Frekuensi pada 48 antenna sideband akibat F total1 = 112200000 Hz + 9960,0157 Hz
adanya efek doppler F total1 = 112209960,0157 Hz
Dan untuk hasil perhitungan data ke 2 sampai
II. METODE PENELITIAN data ke 7 akan ditampilkan dalam bentuk tabel
Penelitian ini dilakukan pada DVOR yang dibawah ini.
berlokasi di Bandara Kualanamu, Deli Serdang. Dan Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Frekuensi Antena
penelitian ini dilakukan selama 2 bulan. Parameter- Sideband
parameter perhitungan pada analisis penelitian ini Data FObserves (Hz) Ftotal (Hz)
diambil dari Manual Book Model 432/1150 Doppler ke-
Omnidirectional Range (DVOR) dengan 1 9960,0157 112209960,0157
menggunakan metode analisis efek doppler, yaitu: 2 9959,986347 112209959,9863
a. Kecepatan cahaya (V) = 3x108 m/s 3 9959,973943 112209959,9739
b. Diameter sistem kesatuan 48 antena sideband 4 9959,963717 112209959,9637
DVOR = 13,4 m 5 9959,951899 112209959,9518
c. Kecepatan perputaran antena sideband = 30 6 9960,0332 112209960,0332
cycle per second (cps) 7 9960,004535 112209960,0045
d. Kecepatan pesawat / pengamat (asumsi Rata-
dengan kecepatan 1000 m/s) 9950,09 (110 ̊) 112209950,09
rata
Frekuensi kerja yang dipergunakan antara
108.00 MHz sampai 118.00 MHz. Dengan Dari tabel hasil perhitungan diatas, akan
frekuensi Bandara Kualanamu berada pada didapatkan perubahan frekuensi 48 antena sideband
112.2 MHz pada jarak 40 Nm (72 Km). DVOR akibat adanya efek doppler pada saat
dipancarkan. Dan akan ditampilkan dalam bentuk
III. HASIL DAN PEMBAHASAN grafik dibawah ini.
3.1 Perhitungan Frekuensi Sinyal Antena
Sideband
1. Pada landasan pacu 23 dengan jarak 40 Nm
(72 Km)
Berdasarkan pada arah datangnya pesawat
untuk mendarat pada landasan pacu 23 (runway 23),
maka data hasil penelitian tersebut dapat dilihat
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Frekuensi Antena
Sideband

Data FObserves (Hz) Ftotal (Hz)


ke-
1 9960,01865 112209960,01865
2 9959,949595 112209959,9495
3 9959,985132 112209959,9851
4 9959,98276 112209959,9827
5 9959,972937 112209959,9729
6 9959,962913 112209959,9629
7 9960,005918 112209960,0059
Rata- 9960,049
112209960,049
rata (191 )̊
Gambar 3.1 Grafik Efek Doppler 48 Antena
Sideband Arah Runway 23 Dari tabel hasil perhitungan diatas, akan
didapatkan perubahan frekuensi 48 antena sideband
2. Pada landasan pacu 05 dengan jarak 40 DVOR akibat adanya efek doppler pada saat
Nm (72 Km) dipancarkan. Dan akan ditampilkan dalam bentuk
Berdasarkan pada arah datangnya pesawat grafik dibawah ini.
untuk mendarat pada landasan pacu 05 (runway 05),
maka data hasil penelitian tersebut dapat dilihat
dalam Tabel 3.3 berikut ini, data hasil penelitian
dari runway 05

Tabel 3.3 Data Hasil Penelitian dari Runway 05

Gambar 3.2 Grafik Efek Doppler 48 Antena


Sideband Arah Runway 05
DVOR memancarkan sinyal carrier yang
sudah ditumpangi oleh sinyal reference dan variabel,
Adapun hasil perhitungan frekuensi antena berupa sinyal AM dan FM. Sinyal reference
sideband akibat adanya efek doppler yang merupakan sinyal yang dihasilkan oleh 30 Hz
didapatkan dengan menggunakan persamaan : gelombang AM yang ditumpangkan pada sinyal
𝑉+ 𝑉𝑜
F observe = f SB dan F total = F DVOR + carrier sebagai sinyal referensi. Sedangkan sinyal
𝑉+ 𝜔𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃
F observe, adalah sebagai berikut : variabel merupakan sinyal informasi sebesar 30 Hz
Data ke- 1 gelombang FM yang nantinya akan dibandingkan
𝑉+ 𝑉𝑜 dengan sinyal reference untuk mendapatkan sinyal
F observe1 = f SB
𝑉+ 𝜔𝑟 𝑠𝑖𝑛𝜃 informasi. Sinyal variabel didapatkan dari
F observe1 = 9960 pergeseran antena sideband sebesar 30 cycle per
3x10ˆ8+ 𝟏𝟎𝟎𝟎
second (cps) yang mengakibatkan terjadinya efek
3x10ˆ8 +(2x3,14x30x13,4xsin 𝟏𝟎 ͦ)
F observe1 = 9960 x 1,000001872 Doppler pada antena sideband.
F observe1 = 9960,01865 Hz Adapun proses transmisi data yang terjadi
F total1 = FDVOR + F observe1 antara antena pemancar DVOR dengan antena
F total1 = 112200000 Hz + 9960,01865 penerima yang ada pada pesawat adalah sebagai
Hz berikut:
F total1 = 112209960,01865 Hz 1. Antena carrier DVOR akan
Dan untuk hasil perhitungan data ke 2 sampai mengirimkan sinyal informasi yaitu fc ±
data ke 7 akan ditampilkan dalam bentuk tabel 9960 Hz akibat adanya efek Doppler.
dibawah ini. 2. Sinyal tersebut akan diterima oleh pesawat
dan akan difilter berdasarkan frekuensi
dan informasi yang diberikan.
3. Sinyal tersebut lalu akan disinkronisasi
berdasarkan jenis informasinya, sinyal
1020 Hz akan diolah menjadi sinyal 3. Pada Frekuensi 30 Hz AM
identifikasi berupa kode morse, sinyal Merupakan sinyal referensi yang
9960 Hz akan difilter kembali menjadi ditumpangkan pada sinyal carrier.
sinyal variable 30 Hz FM. Setelah data-data tersebut diperoleh
4. Setelah mendapatkan identifikasi kode oleh pesawat pada antena penerima, maka proses
morse dari bandara tujuan, maka pesawat selanjutnya adalah membandingkan sinyal
akan mendapatkan azimuth buatan yang referensi dengan sinyal variabel yang akan
didapatkan dari perbandingan antara 30 menghasilkan informasi sudut tertentu. Azimuth
Hz AM dengan 30 Hz FM. informasi buatan tersebut merupakan sudut suatu
lingkaran 360˚, yang dapat digambarkan menjadi
3.2 Proses Pengolahan Data Pada Pesawat 48 antena sideband, sehingga setiap antenna
Setelah data diolah melalui perhitungan mewakili 7,5˚ dari 360˚. Proses perbandingan
yang mengakibatkan perubahan frekuensi pada sinyal variabel dan sinyal referensi dapat dilihat
48 antena sideband, maka langkah selanjutnya pada gambar 3.4 berikut ini, perbandingan sinyal
adalah menganalisa lebih lanjut proses pengolahan variabel dan referensi.
data pada pesawat. Dapat dilihat pada gambar 3.3
berikut ini, blok diagram pemprosesan data pada
pesawat.

Gambar 3.4. Perbandingan sinyal variabel dan


referensi
Proses perbandingan sinyal referensi 30 Hz
AM dengan sinyal variabel 30 Hz FM yang akan
menghasilkan informasi azimuth buatan 360º yang
akan ditampilkan pada layar OBS. Bisa dilihat
pada gambar 4.4 tersebut bahwa sinyal
Gambar 3.3 Blok Diagram Pemprosesan Data Pada referensialkan selalu tetap, sedangkan sinyal
Pesawat variabel akan berubah sesuai dengan perubahan
Pemprosesan data pada pesawat, yang akan frekuensi yang terjadi pada 48 antena sideband
menjadi panduan dalam menganalisa proses akibat adanya efek Doppler.
pemberian informasi arah buatan pada Berdasarkan dari arah mendarat landasan
pesawat.Langkah pertama yang sudah dilakukan pacu (runway) 23 dengan jarak 40 Nm (72 Km),
yaitu mencari frekuensi 48 antena sideband untuk sudut azimuth / bearing yang diarahkan oleh
mengetahui frekuensi masing - masing setiap DVOR untuk menuju bandara yang tepat adalah
antenna karena adanya efek Doppler. Langkah 110º. Dengan frekuensi efek doppler antena
selanjutnya adalah mengelompokkan data untuk sideband yang dipancarkan oleh DVOR adalah
selanjutnya dipilih berdasarkan fungsinya. Adapun 112.209.950,09 Hz. Sehingga, sistem OBS pada
data yang ada adalah sebagai berikut: pesawat akan menunjukkan arah azimuth / bearing
110˚ sebagai panduan arah bandara tujuan.
1. Pada Frekuensi 1020 Hz Berdasarkan dari arah mendarat landasan
Merupakan Sinyal identifikasi yang pacu (runway) 05 dengan jarak 40 Nm (72 Km),
ditumpangkan pada frekuensi carrier. sudut azimuth / bearing yang diarahkan oleh
Untuk menghasilkan sinyal identifikasi DVOR untuk menuju bandara yang tepat adalah
suatu bandara berupa kode morse. 191º. Dengan frekuensi efek doppler antena
2. Pada Frekuensi 30 Hz FM sideband yang dipancarkan oleh DVOR adalah
Merupakan informasi yang dihasilkan 112.209.960,049 Hz. Sehingga, sistem OBS pada
oleh antena sideband yang ditumpangkan pesawat akan menunjukkan arah azimuth / bearing
pada antena carrier, hasil dari frekuensi 191˚ sebagai panduan arah bandara tujuan.
± 9960 Hz yang disaring untuk
menghasilkan 30 Hz FM sebagai sinyal
variabel.
3.2.1 Jenis Gangguan Frekuensi Yang azimuth / bearing 191˚ untuk menuju
Terjadi bandara kualanamu. Jenis gangguan yang
Adapun gangguan yang terjadi pada terjadi pada proses pengiriman dan
proses pengiriman sinyal dari DVOR ke penerima penerima yaitu : adanya noise yang dapat
(pesawat), yaitu : menyebabkan suara bising didalam radio
1. Noise frekuensi pada pesawat, terjadinya fading
Noise dapat diartikan sebagai sifat-sifat yang menyebabkan proses pengiriman
listrik banyaknya bentuk-bentuk energi sinyal tidak sempurna kepada penerimanya,
yang tidak diinginkan, cenderung dan adanya interferensi gelombang radio
mengganggu pada penerima dan yang sama sehingga sangat berbahaya bagi
membentuk sinyal yang tidak digunakan pesawat, dan dapat menyebabkan
karena banyak gangguan sifat listrik, maka terjadinya kecelakaan pesawat.
menghasilkan noise pada penerima
(pesawat). V. DAFTAR PUSTAKA
2. Fading
1. SELEX System Integrati Inc.
Fading adalah perubahan amplitudo
March, 2007. Manual Book Model 1150
gelombang elektromagnetik yang diterima
Doppler Very High Omnirange
karena perubahan atmosfer.
(DVOR). Overland Park, USA.
Beberapa faktor yang mengakibatkan
2. Haryadi, Fasich. 2013, “Analisis Perangkat
terjadinya fading, yaitu :
Navigasi Model 1150 Doppler Very High
1. Perubahan redaman karena hujan.
Omni-Directional Range (DVOR) Untuk
2. Perubahan pengarahan antena.
Memandu Pesawat Menuju Bandara
Dan akan menyebabkan proses pengiriman
Tujuan”. Jurnal, Akademi Teknik
sinyal tidak sempurna kepada penerimanya.
Telekomunikasi Sandhy Putra Puwokerto,
3. Interferensi Frekuensi Radio
Purwokerto.
Interferensi frekuensi radio adalah sinyal
3. Yellu, Augustine D. 2013, “A Uniform
pengganggu yang tidak diinginkan dimana
Geometrical Theory of Diffraction Model
frekuensinya berdekatan atau sama dengan
of Very-High-FrequencyOmni-directional
frekuensi yang ada. Interferensi frekuensi
Range Systems for Improved Accuracy”.
radio ini sangat berbahaya bagi pesawat,
Thesis, Ohio University, Ohio, USA.
dan akan menyebabkan terjadinya
4. Wahyudi, Eka. 2013, “Analisis Perangkat
kecelakaan pesawat. Pesawat tersebut tidak
Link Budget Antena Sideband Doppler
dapat menerima sinyal informasi dari
Very High Omni-Directional Range
bandara.
(DVOR) Pada Jalur Lintasan Penerbangan
”. Jurnal, STT Telematika Telkom
Purwokerto, Purwokerto.
IV. PENUTUP
5. Utomo, Cahyo. 2013. “Doppler Very High
Berdasarkan perhitungan dan analisis data
Frequency Omni-directional Range
yang dilakukan pada penelitian ini, maka penulis
3(DVOR) AWAV RB51D Sebagai Salah
mengambil beberapa kesimpulan bahwa:
Satu Alat Navigasi Udara Di Bandara
1. Proses pengiriman sebuah informasi yang
Ahmad Yani Semarang”. Jurnal,
dipancarkan oleh DVOR ke pesawat
Universitas Diponegoro, Semarang.
menghasilkan frekuensi yang berbeda
dikarenakan adanya efek doppler yang
disebabkan oleh sudut datangnya pesawat.
2. Berdasarkan dari arah mendarat landasan
pacu (runway) yang dipergunakan
memiliki perbedaan sudut azimuth /
bearing yang diterima oleh sistem OBS
pada pesawat sebagai panduan menuju
bandara yang tepat. Pada arah mendarat
runway 23, frekuensi yang dipancarkan
oleh DVOR adalah 112.209.950,09 Hz,
sehingga sistem OBS di pesawat
menghasilkan arah azimuth / bearing 110˚
untuk menuju bandara kualanamu.
Sedangkan, pada arah mendarat runway 05,
frekuensi yang dipancarkan oleh DVOR
adalah 112.209.960,049 Hz sehingga
sistem OBS di pesawat menghasilkan arah

Anda mungkin juga menyukai