Anda di halaman 1dari 13

APPROACH

Jurnal Teknologi Penerbangan


ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Simulasi Azimuth Vor Melalui Posisi Side Band Antenna


Totok Warsito1, Muhammad Rifai2, Yuyun Suprapto3, Bambang Bagus H4
1234)
Politeknik Penerbangan Surabaya

Jl. Jemur Andayani I/73,Surabaya 60236

Email : twarsito@yahoo.com

ABSTRAK
Penunjukan Azimuth oleh DVOR dalam navigasi pesawat dilakukan saat terjadi modulasi diudara
yang dipancarkan oleh sideband antenna dan reference antenna, sinyal tersebut akan diterima oleh
receiver pesawat sehingga pesawat dapat mengetahui posisinya terhadap DVOR. Proses identifikasi
sinyal Azimuth tersebut juga dapat diketahui dari blending signal yang dihasilkan oleh Ground
Station dengan menghitung selisih waktu pancar antara sideband antenna no 1(sebagai reference)
dengan sideband antenna lainnya yang kemudian dikonversi dalam besaran Azimuth. perhitungan
selisih waktu oleh pemancar diproses melalui mikrokontroller dengan terlebih dahulu melewati
sistem filter. Filter berfungsi untuk mendeteksi sinyal output DVOR Ground Station agar bisa terbaca
oleh mikrokontroller .Penggunaan system monitoring ini diharapkan bisa memastikan sinyal yang
dihasilkan oleh ground station dalam kondisi siap pancar serta dalam kondisi bagus.

Kata kunci : DVOR, Mikrokontroller, Blending Signal, Sideband Antenna.

I. PENDAHULUAN yang diakibatkan oleh pancaran signal yang


VOR ( Verry High Omni Directional Range dipancarkan mengelilingi sinyal referensi yang
) adalah salah satu peralatan navigasi udara mengakibatkan adanya azimuth.
yang direkomendasikan oleh ICAO dan Dalam penerapannya di bandar udara
dikenalkan sebagai alat bantu untuk memandu DVOR dipancarkan dengan menggunakan
pesawat dalam jarak dekat maupun medium. composite signal untuk kemudian diterima
VOR ( VHF omnidirectional range) adalah oleh receiver pesawat dan diterjemahkan oleh
fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja receiver berupa Azimut pesawat terhadap
dengan menggunakan frekuensi radio pada bandara, akan tetapi dalam sistem
range 108 Mhz – 118 Mhz dan dipasang pada pembelajaran peralatan DVOR yang ada di
suatu lokasi tertentu didalam atau diluar Laboratorium Navigasi peralatan tersebut
lingkungan bandara yang berfungsi untuk tidak memancarkan composite signal.
memberikan informasi azimuth, bearing Berangkat dari hal tersebut diatas kami
pesawat terhadap VOR. mencoba mengadakan suatu penelitian
Prinsip VOR adalah pengukuran sudut fase simulasi azimuth VOR melalui posisi side
dua signal 30 Hz yang dipancarkan oleh band Antenna di akademi teknik dan
station. Satu sinyal ( reference signal ) keselamatan penerbangan surabaya.
diradiasikan pada fase yang tetap di semua
arah. Untuk 30 Hz signal yang kedua (sinyal
variable) bergantung pada perubahan fase
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
10
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

II. LATAR BELAKANG pesawat terhadap Ground Beacon ( azimuth ).


Definisi dan Prinsip Dasar 30 Hz sinyal reference dan 30 Hz sinyal
VOR ( Very High Omni Directional Range variable termodulasi dengan cara yang
) adalah salah satu peralatan navigasi udara berbeda.Sinyal reference memodulasi
yang direkomendasikan oleh ICAO dan subcarrier fo ± 9960 Hz dengan perubahan
dikenalkan sebagai alat bantu untuk memandu ± 480 Hz.
pesawat dalam jarak dekat maupun medium. Subcarrier kemudian dipancarkan sebagai
VOR ( VHF omnidirectional range) adalah amplitude modulation dengan termodulasi
fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja sebesar 30% dipolarisasikan secara horizontal
dengan menggunakan frekuensi radio pada dengan omni directional characteristic. Carrier
range 108 Mhz – 118 Mhz dan dipasang pada fo termodulasi juga dengan ident ( 1020 Hz )
suatu lokasi tertentu didalam atau diluar dan juga Voice ( 300 - 3000 Hz).
lingkungan bandara yang berfungsi untuk Sinyal variable Untuk pengamat di wilayah
memberikan informasi azimuth, bearing yang jauh, frekwensi dari sideband akan
pesawat terhadap VOR. berubah pada kecepatan 30 Hz (karena efek
Prinsip VOR adalah pengukuran sudut fase doppler). Sub-pembawa oleh karena itu
dua signal 30 Hz yang dipancarkan oleh dimodulasikan oleh 30 Hz secara FM. Sub-
station. Satu sinyal ( reference signal ) pembawa kemudian dimudulasikan di udara ke
diradiasikan pada fase yang tetap di semua pembawa VHF. Karena perputaran dari antena
arah. Untuk 30 Hz signal yang kedua (sinyal sideband inilah, maka fase dari sinyal variabel
variable) bergantung pada perubahan fase berbeda untuk posisi yang berbeda dari
yang diakibatkan oleh pancaran signal yang pesawat.
dipancarkan mengelilingi sinyal referensi yang Fasa dari sinyal variable inilah yang
mengakibatkan adanya azimuth. dibandingkan dengan fasa dari sinyal
Menggunakan VOR receiver yang diinstal reference, sehingga perbedaan fasa yang
pada pesawat pilot akan mendapatkan terjadi merupakan informasi bearing / azimuth.
informasi DVOR sebagai berikut Informasi bearing adalah pemisahan dari dua
a. Azimuth pesawat terhadap ground beacon sinyal 30 Hz dan mengukur perbedaan fase
yaitu sudut antara magnetic north dengan diantara mereka. Bearing dari pesawat
arah ground beacon terhadap pesawat. berkenaan dengan setasiun VOR harus
b. Bearing yang mengindikasikan pesawat diantara 00 dan 3600.
terbang ke kanan atau kekiri Perbedaan fase diantara kedua sinyal harus
c. To/From yang mengindiksikan pesawat juga diantara 00 dan 3600. Ini berarti bahwa
mendekati DVOR atau menjauhi DVOR perbedaan fase diantara dua sinyal 30 Hz
adalah langsung merepresentasikan bearing
VOR Method
RF Sinyal diradiasikan oleh VOR yang
termodulasi dengan dua signal gelombang pesawat. Sudut azimuth 0˚( North )
sinus 30 Hz. Kedua sinyal 30 Hz mempunyai mempunyai perbedaan fase antara 2 sinyal
hubungan fase bergantung dari arah mana adalah 0˚. Sudut Azimuth 180˚ ( South )
sinyal itu diterima. Hubungan fase identik mempunyai perbedaan fase 180˚. Dengan
dengan sudut antara North arah relative sudut azimuth 90˚ ( East ) mempunyai
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
11
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

perbedaan fase 90˚, dan dengan sudut azimuth Pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa
270˚ ( west ) adalah 270˚. Gambar 2 frekuensi dengan efek Doppler. Jika Omni
menunjukkan perbedaan fase yang dihasilkan directional antenna A mengorbit secara
oleh sinyal reference yang tetap dengan sinyal mekanis counterclockwise, frekuensi diukur
variable yang terpancar dari arah yang oleh dua pengamat B1 dan B2 yang akan
berbeda. bertambahatau berkurangsesuai dengan efek
Doppler, dan juga bergantung pada mendekati
atau menjauhi antenna. Frekuensi deviasi Δf
merupakan fungsi dari frekuensi orbit fn,
Diameter D dari orbit dan panjang gelombang
λ, kesemuanya ini mempunyai hubungan yang
dapat dirumuskan sebagai
Jika A memulai mengorbit pada point
1 dan lanjut ke 2 dan seterusnya, frekuensi
yang diterima oleh pengamat B1 dan B2 akan
berubah. Jika sinyal reference dengan
Gambar 2.1 hubungan fase antara sinyal frekuensi yang sama dipancarkan dalam waktu
variable dan sinyal reference yang sama secaraomni directional, antenna
tengah M, sudut fase antara sinyal reference (
antenna M) dan frekuensi yang berubah (
Efek Dopler antenna A ) akan sesuai dengan azimuth
Efek Doppler adalah efek yang ditimbulkan (posisis pengamat). Hubungan fase sinyal M
karena perubahan frekuensi yang diterima oleh dan A satu sama lain sebagai azimuth.
pengamat dimana jika sumber mendekat Reference point magnetic north, dimana kedua
penerima maka frekuensi yang diterima juga sinyal sefase.
semakin besar sedangkan apabila sumber
menjauhi penerima frekuensi yang diterima
semakin kecil pula. Efek Doppler ini
diterapkan pada analisis DVOR.

Gambar 2.3. Efek Doppler dalam DVOR

Persamaan umum efek Doppler dapat


dinyatakan dalam bentuk
V  VP
fP  ( fS )
V  VS
Gambar 2.2 Ilustrasi Efek Doppler
Dimana
fp = frekuensi yang diterima pendengar
Fs = frekuensi sumber
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
12
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Vp = kecepatan pendegar (m/s) r = radius


Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
V = kecepatan rambat bunyi di udara

Gambar 2.5
kecepatan variabel pada suatu titik
Gambar 2.4 Perputaran antena terhadap
sumbu O Selanjutnya, kedalaman modulasi dapat
diukur dengan batas batas tertentu, dengan
Gambar diatas menunjukkan menunjukkan satandar normalnya yaitu
sumber S berputar pada jumlah putaran per 1. Sinyal 30 Hz modulation = 30 %
detik yang tetap mengelilingi lingkaran dengan 2. 9960 Hz modulation = 30 %
jari-jari r. Arah dari pergerakan S selalu 3. 9960 Hz deviation = 16
berubah,kecepatannya juga berubah. (besarnya 4. Voice = 30 %
kecepatan tetap). Berkenaan keadaan S pada 5. Identity code = 10 %
titik A. Sumber S bergerak dalam arah yang
ditunjukkan oleh kecepatan vektor Vsa. Jarak
antara S dan O tidak berubah. Berarti
frekwensi diterima O pada keadaan ini tidak
dimodifikasi oleh efek doppler.
Kondisi yang sama terjadi pada posisi C.
Saat posisi B atau D, efek doppler lebih Gambar 2.6. Spectrum frekuensi DVOR
ditunjukkan karena kecepatan dari perubahan
diantara S dan O adalah lebih besar. Pada B,
sumber S bergerak menjauh dari O dalam
lintasan lurus. Pada D, sumber S bergerak
menuju O dalam lintasan lurus.Pada keadaan
umum saat S pada titik di lingkaran, katakan Gambar 2.7 Sinyal amplitude yang
titik E. Dari analisis ini akan menghasilkan termodulasi dengan 30 Hz dan 9960 Hz
persemaan
Blending Fuction
Vs = ω r Blending Function adalah metode
penggabungan RF Signal, dimana bentuk
gelombang yang dihasilkan secara terpisah
Dimana : oleh antenna ganjil dan antenna genap
Vs = kecepatan (berurutan dalam jumlah tertentu) dan saling
ω = kecepatan angular menumpang satu sama lain yang dipancarkan
= 2πf (orbital frekwensi) secara electronik switching , sehingga akan
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
13
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

menghasilkan sumber radiasi gelombang RF lingkungan sekitarnya melalui berbagai jenis


yang saling bergerak halus antara antena yang sensor dan dapat mengendalikan lampu,
satu dengan antena yang lainnya. (dalam kasus motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya.
ini adalah RF yang dihasilkan oleh Sideband Arduino mempunyai banyak jenis, di
Antena DVOR). antaranya Arduino Uno, Arduino Mega 2560,
Cara terbentuknya blending function yaitu, Arduino Fio, dan lainnya.
jika menggunakan Double sideband (f0 + f1
dan f0 – f1), dua sideband yang titik fokus
radiasinya mengorbit dalam arah yang sama
dipancarkan oleh antena berlawanan satu sama
lain pada jalur orbit. Untuk mencapai efek ini
antena switching unit mengaktifkan sideband
antena 1 USB dan antena sideband 25 lower
sidebands secara bersamaan.
Ketika antena 1dan 25 mencapai puncak
radiasi,dan sebelum turun antena yang
berdekatan 2 dan 26 diaktifkan dan ketika Gambar 2.9 Board Arduino Uno
nyampe puncak radiasi sebelum turun secara
drastic muncul kembali pancaran antenna 3 Arduino Uno adalah sebuah board
dan 27 dan begitu seterusnya. Metode aktivasi mikrokontroller yang berbasis ATmega328.
antena sideband dan modulasi menghasilkan Arduino memiliki 14 pin input/output yang
sinyal sideband secarakontinu, mengorbit mana 6 pin dapat digunakan sebagai output
hampir keseluruh titik fokus pancaran USB PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz,
dan LSB koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan
tombol reset. Arduino mampu men-support
mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan
komputer menggunakan kabel USB.
Arduino adalah merupakan sebuah board
minimum system mikrokontroler yang bersifat
open source. Didalam rangkaian board arduino
terdapat mikrokontroler AVR seri ATMega
328 yang merupakan produk dari Atmel.
Arduino memiliki kelebihan tersendiri
dibanding board mikrokontroler yang lain
selain bersifat open source, arduino juga
Gambar 2.8 Proses blending function
mempunyai bahasa pemrogramanya sendiri
antenna dalam DVOR
yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board
Arduino Uno
arduino sendiri sudah terdapat loader yang
Arduino merupakan rangkaian elektronik
berupa USB sehingga memudahkan kita ketika
yang bersifat open source, serta memiliki
kita memprogram mikrokontroler didalam
perangkat keras dan lunak yang mudah untuk
arduino. Sedangkan pada kebanyakan board
digunakan. Arduino dapat mengenali
mikrokontroler yang lain yang masih
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
14
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

membutuhkan rangkaian loader terpisah untuk transmitter DVOR sebagai distributor sinyal
memasukkan program ketika kita ke antena sideband. Sehingga output sinyal
memprogram mikrokontroler. Port USB berupa blending signal USB dan LSB yang
tersebut selain untuk loader ketika akan menjadi input pada rancangan alat ini.
memprogram, bisa juga difungsikan sebagai Sinyal USB dan LSB (fc ± 9960 Hz) dengan
port komunikasi serial. power pancaran 3 Watt ini akan dicuplik dari
Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang Antena Switching Unit menggunakan Splitter
terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital dan kabel coaxial untuk menjadi input pada
input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa rancangan alat. Kabel coax terhubung dengan
juga difungsikan sebagai output digital jika rangkaian detector yang berfungsi untuk
diperlukan output digital tambahan selain 14 menghilangkan sinyal carrier dan 9960 Hz.
pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah pin Output yang dihasilkan oleh rangkaian
analog menjadi digital cukup mengubah detector ini adalah sinyal 720 Hz. Blending
konfigurasi pin pada program. Dalam board function (720 Hz) akan diubah menjadi square
kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 0- wave oleh transistor. Dua rancangan detektor
13, jadi untuk menggunakan pin analog ini akan dibuat si peneliti, yang pertama
menjadi output digital, pin analog yang pada dicuplik melalui antena sideband nomor satu,
keterangan board 0-5 kita ubah menjadi pin sedangkan rancangan kedua dicuplik melalui
14-19. dengan kata lain pin analog 0-5 antena sideband lainnya. Rancangan kedua ini
berfungsi juga sebagi pin output digital 14-16. diberikan suatu saklar single pole double throw
Sifat open source arduino juga banyak (spdt) untuk membedakan penggunaan antena
memberikan keuntungan tersendiri untuk kita nomor 1 sampai 24 dengan antena nomor 25
dalam menggunakan board ini, karena dengan sampai 48.
sifat open source komponen yang kita pakai Antena sideband nomor 1 seolah-olah
tidak hanya tergantung pada satu merek, bertindak sebagai fixed antena atau reference
namun memungkinkan kita bisa memakai antena sedangkan 48 antena sideband lainnya
semua komponen yang ada dipasaran. bertindak sebagai variable antena. Beda waktu
yang dipancarkan antena sideband nomor 1
III. METODE dengan salah satu dari 48 antena akan
Desain dan Cara Kerja Alat dikonversi oleh Arduino Uno menjadi azimuth.
Antena sideband DVOR memancarkan Azimuth yang dihasilkan adalah kelipatan dari
sinyal USB dan LSB bersamaan dalam satu 7,5º antar antena sideband. Perhitungan ini
waktu secara berpasangan dan switching tiap diperoleh dari 360º dibagi dengan 48 antena
antena sideband adalah 1/1440 detik atau dapat sideband.
dikatakan kedua sinyal USB dan LSB Dengan demikian, adanya rancangan alat ini
dipancarkan oleh masing-masing antena memberikan 2 pernyataan, yakni penunjukan
sideband sebanyak 30 kali dalam satu detik. sinyal 30 Hz dan azimuth dengan kelipatan
Kemudian sinyal USB dan LSB yang 7,5º yang dibentuk dari konversi 2 signal yang
dipancarkan berupa blending signal dengan memiliki perbedaan waktu (delay time).
sinyal pemodulasi FM bernilai 9960 Hz dan
deviasi sinyal ±480 Hz. Antenna Switching
Unit (ASU) merupakan bagian terakhir pada
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
15
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Konsep Dasar Rancangan


Berdasarkan kondisi yang telah 3. Detektor adalah rangkaian yang berfungsi
disampaikan diatas, penulis akan membuat untuk mendeteksi blending function (720
suatu konsep dasar untuk mempermudah Hz). Untuk menghilangkan sinyal carrier
pemahaman prinsip kerja rancangan. Konsep digunakan rangkaian RC time constant,
dasar tersebut adalah sebagai berikut : yakni resistor dan kapasitor. Berikut rumus
RC time constant :
Blok Diagram RC time constant = R x C
Perhitungan konsep rangkaian :
RC time constant = 100 Ω x 1 pf
RC time constant = 10 ns

1
𝑓 = 𝑅𝐶 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
1
𝑓 = 10 𝑛𝑠
𝑓 = 100 MHz

Hasil yang dideteksi oleh rangkaian ini


adalah diatas frekuensi 100 MHz. Output dari
Gambar 3.1 Blok Diagram Rancangan
720 Hz dari detektor adalah sebagai berikut :
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2017)

Keterangan :
1. Input USB (carrier + 9960 Hz) dan LSB
(carrier - 9960 Hz) adalah input yang Gambar 3.3 Ilustrasi output detektor
diambil dari antena sideband unit yang Sumber : Hasil Karya Penulis (2017)
berbentuk blending signal.
2. Splitter adalah alat pembagi frekuensi,
4. Gambar segitiga adalah gambar penguat
dimana output 1 ke dummy load dan output daya, penguat daya disusun dengan
2 akan masuk ke dalam detektor. beberapa transistor. Penguat ini diatur
sebagai common base yang berfungsi untuk
menguatkan tegangan. Hal ini dimaksudkan
agar output signal berupa square wave dan
output signal sefase (in-phase) dengan
input signal, rangkaian ini disebut juga
dengan Analog to Digital Converter
60 60
Hz
(ADC). Adapun rangkaian penguat dan
Hz
output signal yang dihasilkan adalah
30 Hz
sebagai berikut :

Gambar 3.2 Ilustrasi blending signal


Sumber : Hasil Olahan Penulis (2017)
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
16
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran Output Splitter
Splitter merupakan pembagi frekuensi yang
outputnya akan mengalami pelemahan
(attenuate) level. level. Input akan dicuplik
dari salah satu antena sideband dan hasilnya
akan ditampilkan di oscilloscope. Splitter
dibuat dari pipa ukuran 1 dim, konektor RG58
(male and female), plet tembaga, kabel BNC
dan F konektor BNC.
Adapun instrumen yang dibutuhkan dalam
pengukuran output rangkaian adalah sebagai
berikut :
1. Rangkaian Splitter
2. Oscilloscope
Langkah pengujian :
Gambar 3.4 Rangkaian penguat dan ilustrasi
1. Sisipkan splitter 50 Ω yang telah dibuat dan
outputnya
oscilloscope.
Sumber : Hasil Karya Penulis (2017)
2. Kalibrasi oscilloscope (jika menggunakan
analog).
5. Arduino Uno berfungsi untuk memproses
3. Pasangkan splitter pada antena sideband
pembentukan azimuth dari perbedaan
seperti gambar 4.1 dibawah.
waktu (delay time) pancar dari 2 antena
4. Lihat output sinyal pada tampilan
sideband yang akan di tampilkan pada
oscilloscope
LCD 5110. Berikut ini adalah flow chart
Arduino Uno :
Berikut adalah hasil pengukuran yang
didapatkan berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan penulis :

Gambar 3.5 Flowchart Arduino Uno


Sumber : Hasil Karya Penulis 2017 Gambar 4.1 Output splitter 50 Ω
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
17
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Sumber : Hasil karya penulis 2017 T = 1/720 detik

Gambar diatas merupakan hasil pengukuran Dengan demikian, jika beda fase antar
oleh peneneliti. Rangkaian splitter antena ganjil atau antar antena genap sebesar
mendapatkan input sinyal USB dan LSB dari 180°, maka nilai blending function adalah 720
antena sideband unit. Output antenna tersebut Hz. Kemudian beda waktu pancar antar sinyal
akan dicuplik oleh F konektor BNC dengan USB dan sinyal LSB adalah 1/60 detik.
kapasitor yang berfungsi sebagai bypass AC Gambar hasil sampling signalnya sebagai
signal. Level yang ditampilkan di oscilloscope berikut :
berdasarkan nilai resistansi yang dipasang
pada splitter, semakin besar nilai resistor yang
dipasang maka semakin kecil level yang
dihasilkan oleh splitter.

Pengukuran Blending Function 720 Hz


Blending function dalam sinyal USB dan
LSB yang dicuplik dari antena sideband unit
adalah sebesar 720 Hz. hal ini di dapat dari
pembagian antena sideband, yakni antena
ganjil dan genap. Pancaran sinyal USB dan Gambar 4.2 Output salah satu antena
LSB oleh antena sideband dilakukan secara sideband
berpasangan. Sebagai contoh sinyal USB akan Sumber : hasil karya penulis 2017
dipancarkan oleh antena sideband nomor 1,
sedangkan sinyal LSB akan dipancarkan oleh Hasil perhitungan menurut gambar diatas
antena sideband nomor 25. adalah :
Pancaran antena sideband DVOR G/S ini T=N:F
dilakukan secara berurutan berlawanan T = 12 : 720 Hz
dengan arah jarum jam (counter clockwise). T = 1/60 s.
Beda fase antara antena sideband ganjil Ket : T = beda waktu atau periode (s)
dengan antena sideband genap adalah 90°. N = jumlah siklus
Pancaran sinyal ini diatur oleh antena F = frekuensi (Hz)
switching unit, dengan demikian beda waktu Pelemahan (Attenuation) tegangan sinyal
pancar antar antena sideband adalah sebesar diatas adalah:
1440 Hz. Nilai ini didapat dari: dB = 20 Log 10 (Vout/Vin)
T = 1/30 detik : 48 antena = 20 Log 10 (4V / 30V)
T = 1/1440 detik = 20 [Log 10 (4V) – Log 10 (30V)]
Sedangkan beda waktu pancar antar antena = 20 ( 0,602 – 1,477 )
ganjil (odd antenna) atau antar antena genap = 20 ( - 0,875 )
(event antenna) adalah 720 Hz. Nilai ini = - 17,5
didapat dari :
T = 1/30 detik : 24 antena

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017


18
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Pengujian Detektor dan ADC constant. RC time constant adalah waktu yang
Detektor adalah sebuah rangkaian untuk diperlukan sebuah rangkaian dalam mengisi
memisahkan sinyal informasi dengan sinyal dan membuang muatan yang ada pada
carrier. Dalam penelitian ini detektor kapasitor. Pada saat discharge terdapat delay
berfungsi untuk memisahkan blending shape time atau dalam artian kapasitor akan
dengan sinyal carrier. output blending shape melepaskan muatan secara perlahan-lahan.
nantinya akan di konversi dalam bentuk digital Sehingga rangkaian ini sangat cocok untuk
untuk dijadikan input arduino uno. Konversi mendemodulasi sinyal AM. Berikut adalah
dari analog ke digital dinamakan Analog to rangkaian detektor AM :
Digital Converter. Konverter ini dapat
menggunakan IC atau transistor, namun karena
sifat IC yang sensitif maka peneliti
menggunakan transistor dalam mengubah
sinyal tersebut. Output yang dihasilkan oleh
detektor adalah 400 mV, hasil output ini sangat
kecil dikarenakan recovery time oleh diode
tidak mencukupi untuk frekuensi tinggi. Untuk
mengatasi masalah ini, peneliti menggunakan Gambar.4.4 Rangkaian detektor AM
bias common base transistor dan voltage Sumber : hasil karya penulis 2017
divider agar bias base-emitter dapat diatur.
Berikut ini adalah output blending signal : Komponen-komponen yang digunakan dalam
rangkaian diatas adalah :
1. Dioda germanium 1n60p
2. Electrolit condensator (1 pf)
3. Resistor 100 Ω, 22k, 1.2k, 100k)
4. Transistor TIP 41
5. Baterai 9 volt

Gambar 4.3 Output blending function


Sumber : hasil karya penulis 2017

Slope atau sinyal informasi yang


didapatkan dari rangkaian detektor
ditunjukkan oleh tampilan oscilloscope diatas Gambar 4.5 Output ADC
yang berwarna kuning dan untuk mendapatkan Sumber : Hasil karya penulis
sinyal tersebut adalah dengan menghilangkan
sinyal carrier. Sinyal carrier dapat
dihilangkan dengan rangkaian RC time

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017


19
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

Pengujian Alat 11 1/144 360°-75° utara dan


Pengujian akhir ini dilakukan utuk 11/144 timur
12 360°-82,5°
membuktikan bahwa azimuth yang didapatkan 0
dari perbedaan waktu pancar dari antena 13 1/120 360°-90°
sideband nomor 1 dengan yang lain, yakni 13/144
dengan mencuplik sinyal dari antena 1 yang 14 360°-97,5°
0
Azimuth
dimasukkan ke dalam pin 10 digital pada 15 7/720 360°-105° yang
arduino uno dan sinyal dari antena sideband 16 1/96 360°-112,5° akan
nomor 1 sampai 48 yang dimasukkan ke dalam 17 1/90 360°-120° diterima
pin 11 atau 12 arduino uno. Untuk antena 17/144
18 360°-127,5° pesawat
sideband nomor 1 sampai 24 akan masuk ke 0 untuk
dalam pin 11 sedangkan antena sideband 19 1/80 360°-135° range
nomor 25 sampai 48 akan dimasukkan ke 19/144
20 360°-142,5° azimuth
dalam pin 12 arduino uno, perpindahan dari 0 timur
pin 11 kepada pin 12 adalah dengan 21 1/72 360°-150° dan
mengoperasikan switch spdt pada output 22 7/480 360°-157,5° selatan
detektor.
23 11/720 360°-165°
23/144
Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Beda waktu 24 360°-172,5°
0
pancar untuk antena sideband nomor 1
sampai 24
Sumber : Hasil Pengukuran Penulis
(2017)
Antena
Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Beda
Sideban
waktu pancar untuk antena sideband nomor
d
25 sampai 48
(Nomor
Beda Keterang
)
waktu Azimuth an Antena
Terhada
(s) Sideband
p Beda
(Nomor) Keterangan
Antena waktu Azimuth
Terhadap
Nomor (s)
Antena
1
Nomor 1
1 1/60 360°
25 1/60 360°-180°
2 1/1440 360°-7,5° Azimuth 360°- Azimuth
3 1/720 360°-15° yang 26 1/1440
187,5° yang akan
4 1/480 360°-22,5° akan
27 1/720 360°-195° diterima
5 1/360 360°-30° diterima
360°- pesawat
6 1/288 360°-37,5° pesawat 28 1/480
202,5° untuk
7 1/240 360°-45° untuk
29 1/360 360°-210° range
8 7/1440 360°-52,5° range
360°- azimuth
9 1/180 360°-60° azimuth 30 1/288
217,5°
10 1/160 360°-67,5°
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
20
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

31 1/240 360°-225° selatan dan bergeser satu antena sideband adalah sebesar -
360°- barat 7,5º. Sehingga akan sesuai dengan perhitungan
32 7/1440
232,5° dari rumus :
33 1/180 360°-240° -360º / 48 antena = -7,5º/ant
360°- Ket : tanda (-) menunjukkan arah pancaran
34 1/160 antena (counter clockwise)
247,5°
35 1/144 360°-255° Contoh, beda waktu pancar sinyal yang
360°- diperoleh antena nomor 13 terhadap antena
36 11/1440 sideband nomor 1 adalah :
262,5°
37 1/120 360°-270° Beda Fase = (Nomor antena – 1) x -
360°- 7,5º/ant
38 13/1440 = (13 – 1) x -7,5º
277,5°
39 7/720 360°-285° = 12 x -7,5º
360°- = -90º
40 1/96 Azimuth
292,5° yang akan Jadi, sinyal yang akan ditampilkan pada
41 1/90 360°-300° diterima display LCD nokia 5110 adalah -90º yang
360°- pesawat diperoleh dengan perbandingan waktu pancar
42 17/1440
307,5° untuk dari antena sideband nomor 1 (reference) yang
43 1/80 360°-315° range masuk ke pin 10 dengan antena sideband
360°- azimuth nomor 13 (variable) yang masuk ke pin 11.
44 19/1440
322,5° barat dan
45 1/72 360°-330° utara IV. V. PENUTUP
360°- Kesimpulan
46 7/480
337,5° Dari hasil penelitianSebagaimana telah
47 11/720 360°-345° dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka
360°- dapat disimpulkan sebagai berikut :
48 23/1440
352,5° 1. Sinyal RF subcarrier yang dipancarkan
oleh antena sideband terdiri dari frekuensi
Sumber : Hasil Pengukuran Penulis (2017) 9960 Hz dengan deviasi sinyal FM ±480 Hz
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh termodulasi dengan frekuensi carrier untuk
hasil berupa azimuth pada pengukuran dengan membentuk sinyal blending function 720
membandingkan beda waktu pancar antar Hz.
antena sideband. menggunakan oscilloscope. 2. Delay time transmit signal yang
Azimuth yang ditampilkan berlawanan dengan dipancarkan oleh tiap-tiap antena sideband
jarum jam (counter clockwise) sehingga saat DVOR sebesar 1440 Hz yang mewakili
diterima di receiver pesawat sesuai dengan azimuth -7,5º.
azimuth sebenarnya (clockwise). Penunjukkan 3. Karena sinyal 30 Hz Reference dengan 30
azimuth diatas diukur dengan membandingkan Hz Variable pada antena sideband nomor 1
beda waktu pancar antar antena sideband inphase, maka sinyal RF pada antena
melalui input pin digital 10, 11 atau 12 pada sideband nomor 1 digunakan sebagai sinyal
arduino uno. beda waktu pancar sinyal setiap referensi pada karya ilmiah ini.

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017


21
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X

4. Rancangan alat pada karya ilmiah ini dapat 3. Bisa digunakan untuk peneliti selanjutnya
membuktikan bahwa delay time transmit sebagai bahan referensi dalam
signal antar antena sideband yang dijadikan mengupayakan peningkatan kualitas
sebagai input rancangan alat dapat diamati peralatan sesuai dengan perkembangan
dengan oscilloscope dan simulasi azimuth teknologi.
dapat dilihat dari LCD nokia 5110.
5. Alat ini memberikan keuntungan pihak lain DAFTAR PUSTAKA
dalam hal pembelajaran, yakni setiap taruna [1] C. W. Earp, B.A., M.I.E.E. “Features of a
dapat mengetahui output signal dari satu new Doppler VOR beacon” Proc. Iee, Vol.
antena sideband yang berupa USB (Upper 112, No. 4, April 1965
Side Band) dan LSB (Lower Side Band). [2] Hayt, William H, Jack E. Kemmerly &
6. Rancangan alat ini dapat memberikan Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian
penjelasan kepada taruna dengan Listrik, edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
menggunakan metode lain dalam [3] ICAO, July 1996, International Standards
pembentukan azimuth yang didapatkan dari and Recommended Practices, Annex 10
konversi signal antar 2 antena side band. [4] Krauss, Herbert L, Charles W. Bostian
dan Frederick H.Raab. 1990. Teknik
Saran Radio Benda Padat. Jakarta : Universitas
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai : Indonesia.
1. Sebagai media pembelajaran dalam materi [5] Jonathan Oxer & Hugh Blemings .2009.
Radio Aids Navigation (RAN) tentang Practical Arduino Cool Projects for Open
Doppler Very High Frequency Omni Range Source Hardware United States of
pada semester III program Diploma III America
Teknik Telekomunikasi dan Navigasi [6] Simarmata, Sylvester Lemeda. 2008.
Udara yang dapat digunakan dalam Analisis Rangkaian Linier. Jakarta :
praktikum untuk menghitung nilai azimuth Erlangga.
melalui beda waktu pancar signal. [7] World Heritage Encyclopedia. 2015.
2. Alat ini dapat digunakan sebagai Kisaran Omnidirectional VHF. Inggris :
pembanding dengan peralatan sebelumnya World Heritage Encyclopedia.
dimana nilai azimuth signal hanya [8] Dorey, Brian. 2014. Variable RF Signal
didapatkan dari modulasi sinyal reference Sampler.
dan sinyal variable di udara.

Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017


22

Anda mungkin juga menyukai