Email : twarsito@yahoo.com
ABSTRAK
Penunjukan Azimuth oleh DVOR dalam navigasi pesawat dilakukan saat terjadi modulasi diudara
yang dipancarkan oleh sideband antenna dan reference antenna, sinyal tersebut akan diterima oleh
receiver pesawat sehingga pesawat dapat mengetahui posisinya terhadap DVOR. Proses identifikasi
sinyal Azimuth tersebut juga dapat diketahui dari blending signal yang dihasilkan oleh Ground
Station dengan menghitung selisih waktu pancar antara sideband antenna no 1(sebagai reference)
dengan sideband antenna lainnya yang kemudian dikonversi dalam besaran Azimuth. perhitungan
selisih waktu oleh pemancar diproses melalui mikrokontroller dengan terlebih dahulu melewati
sistem filter. Filter berfungsi untuk mendeteksi sinyal output DVOR Ground Station agar bisa terbaca
oleh mikrokontroller .Penggunaan system monitoring ini diharapkan bisa memastikan sinyal yang
dihasilkan oleh ground station dalam kondisi siap pancar serta dalam kondisi bagus.
perbedaan fase 90˚, dan dengan sudut azimuth Pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa
270˚ ( west ) adalah 270˚. Gambar 2 frekuensi dengan efek Doppler. Jika Omni
menunjukkan perbedaan fase yang dihasilkan directional antenna A mengorbit secara
oleh sinyal reference yang tetap dengan sinyal mekanis counterclockwise, frekuensi diukur
variable yang terpancar dari arah yang oleh dua pengamat B1 dan B2 yang akan
berbeda. bertambahatau berkurangsesuai dengan efek
Doppler, dan juga bergantung pada mendekati
atau menjauhi antenna. Frekuensi deviasi Δf
merupakan fungsi dari frekuensi orbit fn,
Diameter D dari orbit dan panjang gelombang
λ, kesemuanya ini mempunyai hubungan yang
dapat dirumuskan sebagai
Jika A memulai mengorbit pada point
1 dan lanjut ke 2 dan seterusnya, frekuensi
yang diterima oleh pengamat B1 dan B2 akan
berubah. Jika sinyal reference dengan
Gambar 2.1 hubungan fase antara sinyal frekuensi yang sama dipancarkan dalam waktu
variable dan sinyal reference yang sama secaraomni directional, antenna
tengah M, sudut fase antara sinyal reference (
antenna M) dan frekuensi yang berubah (
Efek Dopler antenna A ) akan sesuai dengan azimuth
Efek Doppler adalah efek yang ditimbulkan (posisis pengamat). Hubungan fase sinyal M
karena perubahan frekuensi yang diterima oleh dan A satu sama lain sebagai azimuth.
pengamat dimana jika sumber mendekat Reference point magnetic north, dimana kedua
penerima maka frekuensi yang diterima juga sinyal sefase.
semakin besar sedangkan apabila sumber
menjauhi penerima frekuensi yang diterima
semakin kecil pula. Efek Doppler ini
diterapkan pada analisis DVOR.
Gambar 2.5
kecepatan variabel pada suatu titik
Gambar 2.4 Perputaran antena terhadap
sumbu O Selanjutnya, kedalaman modulasi dapat
diukur dengan batas batas tertentu, dengan
Gambar diatas menunjukkan menunjukkan satandar normalnya yaitu
sumber S berputar pada jumlah putaran per 1. Sinyal 30 Hz modulation = 30 %
detik yang tetap mengelilingi lingkaran dengan 2. 9960 Hz modulation = 30 %
jari-jari r. Arah dari pergerakan S selalu 3. 9960 Hz deviation = 16
berubah,kecepatannya juga berubah. (besarnya 4. Voice = 30 %
kecepatan tetap). Berkenaan keadaan S pada 5. Identity code = 10 %
titik A. Sumber S bergerak dalam arah yang
ditunjukkan oleh kecepatan vektor Vsa. Jarak
antara S dan O tidak berubah. Berarti
frekwensi diterima O pada keadaan ini tidak
dimodifikasi oleh efek doppler.
Kondisi yang sama terjadi pada posisi C.
Saat posisi B atau D, efek doppler lebih Gambar 2.6. Spectrum frekuensi DVOR
ditunjukkan karena kecepatan dari perubahan
diantara S dan O adalah lebih besar. Pada B,
sumber S bergerak menjauh dari O dalam
lintasan lurus. Pada D, sumber S bergerak
menuju O dalam lintasan lurus.Pada keadaan
umum saat S pada titik di lingkaran, katakan Gambar 2.7 Sinyal amplitude yang
titik E. Dari analisis ini akan menghasilkan termodulasi dengan 30 Hz dan 9960 Hz
persemaan
Blending Fuction
Vs = ω r Blending Function adalah metode
penggabungan RF Signal, dimana bentuk
gelombang yang dihasilkan secara terpisah
Dimana : oleh antenna ganjil dan antenna genap
Vs = kecepatan (berurutan dalam jumlah tertentu) dan saling
ω = kecepatan angular menumpang satu sama lain yang dipancarkan
= 2πf (orbital frekwensi) secara electronik switching , sehingga akan
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
13
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X
membutuhkan rangkaian loader terpisah untuk transmitter DVOR sebagai distributor sinyal
memasukkan program ketika kita ke antena sideband. Sehingga output sinyal
memprogram mikrokontroler. Port USB berupa blending signal USB dan LSB yang
tersebut selain untuk loader ketika akan menjadi input pada rancangan alat ini.
memprogram, bisa juga difungsikan sebagai Sinyal USB dan LSB (fc ± 9960 Hz) dengan
port komunikasi serial. power pancaran 3 Watt ini akan dicuplik dari
Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang Antena Switching Unit menggunakan Splitter
terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital dan kabel coaxial untuk menjadi input pada
input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa rancangan alat. Kabel coax terhubung dengan
juga difungsikan sebagai output digital jika rangkaian detector yang berfungsi untuk
diperlukan output digital tambahan selain 14 menghilangkan sinyal carrier dan 9960 Hz.
pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah pin Output yang dihasilkan oleh rangkaian
analog menjadi digital cukup mengubah detector ini adalah sinyal 720 Hz. Blending
konfigurasi pin pada program. Dalam board function (720 Hz) akan diubah menjadi square
kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 0- wave oleh transistor. Dua rancangan detektor
13, jadi untuk menggunakan pin analog ini akan dibuat si peneliti, yang pertama
menjadi output digital, pin analog yang pada dicuplik melalui antena sideband nomor satu,
keterangan board 0-5 kita ubah menjadi pin sedangkan rancangan kedua dicuplik melalui
14-19. dengan kata lain pin analog 0-5 antena sideband lainnya. Rancangan kedua ini
berfungsi juga sebagi pin output digital 14-16. diberikan suatu saklar single pole double throw
Sifat open source arduino juga banyak (spdt) untuk membedakan penggunaan antena
memberikan keuntungan tersendiri untuk kita nomor 1 sampai 24 dengan antena nomor 25
dalam menggunakan board ini, karena dengan sampai 48.
sifat open source komponen yang kita pakai Antena sideband nomor 1 seolah-olah
tidak hanya tergantung pada satu merek, bertindak sebagai fixed antena atau reference
namun memungkinkan kita bisa memakai antena sedangkan 48 antena sideband lainnya
semua komponen yang ada dipasaran. bertindak sebagai variable antena. Beda waktu
yang dipancarkan antena sideband nomor 1
III. METODE dengan salah satu dari 48 antena akan
Desain dan Cara Kerja Alat dikonversi oleh Arduino Uno menjadi azimuth.
Antena sideband DVOR memancarkan Azimuth yang dihasilkan adalah kelipatan dari
sinyal USB dan LSB bersamaan dalam satu 7,5º antar antena sideband. Perhitungan ini
waktu secara berpasangan dan switching tiap diperoleh dari 360º dibagi dengan 48 antena
antena sideband adalah 1/1440 detik atau dapat sideband.
dikatakan kedua sinyal USB dan LSB Dengan demikian, adanya rancangan alat ini
dipancarkan oleh masing-masing antena memberikan 2 pernyataan, yakni penunjukan
sideband sebanyak 30 kali dalam satu detik. sinyal 30 Hz dan azimuth dengan kelipatan
Kemudian sinyal USB dan LSB yang 7,5º yang dibentuk dari konversi 2 signal yang
dipancarkan berupa blending signal dengan memiliki perbedaan waktu (delay time).
sinyal pemodulasi FM bernilai 9960 Hz dan
deviasi sinyal ±480 Hz. Antenna Switching
Unit (ASU) merupakan bagian terakhir pada
Volume 01 Nomor 02 Tahun 2017
15
APPROACH
Jurnal Teknologi Penerbangan
ISSN : 2548-8090 e-ISSN : 2548-810X
1
𝑓 = 𝑅𝐶 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
1
𝑓 = 10 𝑛𝑠
𝑓 = 100 MHz
Keterangan :
1. Input USB (carrier + 9960 Hz) dan LSB
(carrier - 9960 Hz) adalah input yang Gambar 3.3 Ilustrasi output detektor
diambil dari antena sideband unit yang Sumber : Hasil Karya Penulis (2017)
berbentuk blending signal.
2. Splitter adalah alat pembagi frekuensi,
4. Gambar segitiga adalah gambar penguat
dimana output 1 ke dummy load dan output daya, penguat daya disusun dengan
2 akan masuk ke dalam detektor. beberapa transistor. Penguat ini diatur
sebagai common base yang berfungsi untuk
menguatkan tegangan. Hal ini dimaksudkan
agar output signal berupa square wave dan
output signal sefase (in-phase) dengan
input signal, rangkaian ini disebut juga
dengan Analog to Digital Converter
60 60
Hz
(ADC). Adapun rangkaian penguat dan
Hz
output signal yang dihasilkan adalah
30 Hz
sebagai berikut :
Gambar diatas merupakan hasil pengukuran Dengan demikian, jika beda fase antar
oleh peneneliti. Rangkaian splitter antena ganjil atau antar antena genap sebesar
mendapatkan input sinyal USB dan LSB dari 180°, maka nilai blending function adalah 720
antena sideband unit. Output antenna tersebut Hz. Kemudian beda waktu pancar antar sinyal
akan dicuplik oleh F konektor BNC dengan USB dan sinyal LSB adalah 1/60 detik.
kapasitor yang berfungsi sebagai bypass AC Gambar hasil sampling signalnya sebagai
signal. Level yang ditampilkan di oscilloscope berikut :
berdasarkan nilai resistansi yang dipasang
pada splitter, semakin besar nilai resistor yang
dipasang maka semakin kecil level yang
dihasilkan oleh splitter.
Pengujian Detektor dan ADC constant. RC time constant adalah waktu yang
Detektor adalah sebuah rangkaian untuk diperlukan sebuah rangkaian dalam mengisi
memisahkan sinyal informasi dengan sinyal dan membuang muatan yang ada pada
carrier. Dalam penelitian ini detektor kapasitor. Pada saat discharge terdapat delay
berfungsi untuk memisahkan blending shape time atau dalam artian kapasitor akan
dengan sinyal carrier. output blending shape melepaskan muatan secara perlahan-lahan.
nantinya akan di konversi dalam bentuk digital Sehingga rangkaian ini sangat cocok untuk
untuk dijadikan input arduino uno. Konversi mendemodulasi sinyal AM. Berikut adalah
dari analog ke digital dinamakan Analog to rangkaian detektor AM :
Digital Converter. Konverter ini dapat
menggunakan IC atau transistor, namun karena
sifat IC yang sensitif maka peneliti
menggunakan transistor dalam mengubah
sinyal tersebut. Output yang dihasilkan oleh
detektor adalah 400 mV, hasil output ini sangat
kecil dikarenakan recovery time oleh diode
tidak mencukupi untuk frekuensi tinggi. Untuk
mengatasi masalah ini, peneliti menggunakan Gambar.4.4 Rangkaian detektor AM
bias common base transistor dan voltage Sumber : hasil karya penulis 2017
divider agar bias base-emitter dapat diatur.
Berikut ini adalah output blending signal : Komponen-komponen yang digunakan dalam
rangkaian diatas adalah :
1. Dioda germanium 1n60p
2. Electrolit condensator (1 pf)
3. Resistor 100 Ω, 22k, 1.2k, 100k)
4. Transistor TIP 41
5. Baterai 9 volt
31 1/240 360°-225° selatan dan bergeser satu antena sideband adalah sebesar -
360°- barat 7,5º. Sehingga akan sesuai dengan perhitungan
32 7/1440
232,5° dari rumus :
33 1/180 360°-240° -360º / 48 antena = -7,5º/ant
360°- Ket : tanda (-) menunjukkan arah pancaran
34 1/160 antena (counter clockwise)
247,5°
35 1/144 360°-255° Contoh, beda waktu pancar sinyal yang
360°- diperoleh antena nomor 13 terhadap antena
36 11/1440 sideband nomor 1 adalah :
262,5°
37 1/120 360°-270° Beda Fase = (Nomor antena – 1) x -
360°- 7,5º/ant
38 13/1440 = (13 – 1) x -7,5º
277,5°
39 7/720 360°-285° = 12 x -7,5º
360°- = -90º
40 1/96 Azimuth
292,5° yang akan Jadi, sinyal yang akan ditampilkan pada
41 1/90 360°-300° diterima display LCD nokia 5110 adalah -90º yang
360°- pesawat diperoleh dengan perbandingan waktu pancar
42 17/1440
307,5° untuk dari antena sideband nomor 1 (reference) yang
43 1/80 360°-315° range masuk ke pin 10 dengan antena sideband
360°- azimuth nomor 13 (variable) yang masuk ke pin 11.
44 19/1440
322,5° barat dan
45 1/72 360°-330° utara IV. V. PENUTUP
360°- Kesimpulan
46 7/480
337,5° Dari hasil penelitianSebagaimana telah
47 11/720 360°-345° dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka
360°- dapat disimpulkan sebagai berikut :
48 23/1440
352,5° 1. Sinyal RF subcarrier yang dipancarkan
oleh antena sideband terdiri dari frekuensi
Sumber : Hasil Pengukuran Penulis (2017) 9960 Hz dengan deviasi sinyal FM ±480 Hz
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh termodulasi dengan frekuensi carrier untuk
hasil berupa azimuth pada pengukuran dengan membentuk sinyal blending function 720
membandingkan beda waktu pancar antar Hz.
antena sideband. menggunakan oscilloscope. 2. Delay time transmit signal yang
Azimuth yang ditampilkan berlawanan dengan dipancarkan oleh tiap-tiap antena sideband
jarum jam (counter clockwise) sehingga saat DVOR sebesar 1440 Hz yang mewakili
diterima di receiver pesawat sesuai dengan azimuth -7,5º.
azimuth sebenarnya (clockwise). Penunjukkan 3. Karena sinyal 30 Hz Reference dengan 30
azimuth diatas diukur dengan membandingkan Hz Variable pada antena sideband nomor 1
beda waktu pancar antar antena sideband inphase, maka sinyal RF pada antena
melalui input pin digital 10, 11 atau 12 pada sideband nomor 1 digunakan sebagai sinyal
arduino uno. beda waktu pancar sinyal setiap referensi pada karya ilmiah ini.
4. Rancangan alat pada karya ilmiah ini dapat 3. Bisa digunakan untuk peneliti selanjutnya
membuktikan bahwa delay time transmit sebagai bahan referensi dalam
signal antar antena sideband yang dijadikan mengupayakan peningkatan kualitas
sebagai input rancangan alat dapat diamati peralatan sesuai dengan perkembangan
dengan oscilloscope dan simulasi azimuth teknologi.
dapat dilihat dari LCD nokia 5110.
5. Alat ini memberikan keuntungan pihak lain DAFTAR PUSTAKA
dalam hal pembelajaran, yakni setiap taruna [1] C. W. Earp, B.A., M.I.E.E. “Features of a
dapat mengetahui output signal dari satu new Doppler VOR beacon” Proc. Iee, Vol.
antena sideband yang berupa USB (Upper 112, No. 4, April 1965
Side Band) dan LSB (Lower Side Band). [2] Hayt, William H, Jack E. Kemmerly &
6. Rancangan alat ini dapat memberikan Steven M. Durbin. 2005. Rangkaian
penjelasan kepada taruna dengan Listrik, edisi keenam. Jakarta : Erlangga.
menggunakan metode lain dalam [3] ICAO, July 1996, International Standards
pembentukan azimuth yang didapatkan dari and Recommended Practices, Annex 10
konversi signal antar 2 antena side band. [4] Krauss, Herbert L, Charles W. Bostian
dan Frederick H.Raab. 1990. Teknik
Saran Radio Benda Padat. Jakarta : Universitas
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai : Indonesia.
1. Sebagai media pembelajaran dalam materi [5] Jonathan Oxer & Hugh Blemings .2009.
Radio Aids Navigation (RAN) tentang Practical Arduino Cool Projects for Open
Doppler Very High Frequency Omni Range Source Hardware United States of
pada semester III program Diploma III America
Teknik Telekomunikasi dan Navigasi [6] Simarmata, Sylvester Lemeda. 2008.
Udara yang dapat digunakan dalam Analisis Rangkaian Linier. Jakarta :
praktikum untuk menghitung nilai azimuth Erlangga.
melalui beda waktu pancar signal. [7] World Heritage Encyclopedia. 2015.
2. Alat ini dapat digunakan sebagai Kisaran Omnidirectional VHF. Inggris :
pembanding dengan peralatan sebelumnya World Heritage Encyclopedia.
dimana nilai azimuth signal hanya [8] Dorey, Brian. 2014. Variable RF Signal
didapatkan dari modulasi sinyal reference Sampler.
dan sinyal variable di udara.