PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lensa merupakan benda tembus cahaya (bening) dengan dua bidang
permukaan, salah satu atau keduanya merupakan bidang lengkung. Dari bentuk
kelengkungannya, lensa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung dan
lensa cekung. Sesuai dengan sifat cahaya yang mengenai benda tembus cahaya,
maka cahaya akan diteruskan bukan dipantulkan. Lensa tidak harus terbuat dari
kaca yang penting ia merupakan benda bening (tembus cahaya) sehingga
memungkinkan terjadinya pembiasan cahaya.
Oleh karenanya jika kita berbicara mengenai lensa, maka yang berlaku
disini adalah hukum pembiasan bukan pemantulan. Mengingat pada lensa sinar
melalui dua benda yang kerapatan optiknya berbeda, maka sinar akan dibiaskan.
Hukum ini berlaku baik pada lensa cembung maupun lensa cekung.
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengah lebih tebal dibandingkan
sisi tepinya. Prinsip lensa tidak berbeda dengan cermin. Lensa juga membentuk
bayangan seperti cermin. Bayangan itu tampak sebagai pembiasan bukan
pemantulan. Keberadaan lensa cembung hampir sama dengan cermin cekung,
sedangkan lensa cekung hampir sama dengan cermin cembung. Lensa cekung
berbentuk tipis di bagian tengah dan tebal di bagian tepi. Lensa cekung atau
konkaf disebut juga lensa divergen karena sinar-sinar yang melaluinya akan
dibiaskan menyebar. Hal- hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan
percobaan mengenai pembiasan cahaya pada lensa, lensa yang digunakan ialah
lensa cembung
fokus
Mengetahui bagaimana bunyi hukum Snellius
Mengetahui bagaimana kekuatan daya lensa
Mengetahui bagaimana pembiasan pada prisma
Mengetahui kegunaan lensa cembung & lensa cekung
Mengetahui kemampuan dan cacat mata.
BAB II
ISI
2.1 Pembiasan Cahaya
2
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya
melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi apabila sinar
datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah dengan
kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang
fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara
ke dalam air.
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik
lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air
ke udara atau dari kaca ke udara. Pembiasan cahayanya tampak seperti gambar di bawah
ini
sin r n1
medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya
pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : Perbandingan
laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.
Secara matematis dapat dirumuskan :
c
v
dimana :
n = indeks bias
untuk
beberapa
zat
maka
perhatikan
bagian-bagian
lensa
cembung
SU
: Sumbu Utama
f1 dan f2
O - f1 dan O - f2
R1 dan R2
I, II, III
di
bawah
ini:
b. Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU);
c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu
bayangan yang dibentukpun hampir sama, yaitu :
Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang
mengumpul. Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda
terletak di ruang II dan III.
Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias
yang divergen (menyebar). Bayangan maya pada lensa cembung terjadi
jika benda terletak di ruang I.
pembentukan
bayangan
perhatikan
gambar
berikut
SU
: Sumbu Utama
f1 dan f2
Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1);
b.
Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f 2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
(SU)
c.
Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan, yaitu bayangan maya
dari benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.
2.4.3 Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Bayangan, dan Jarak Titik Fokus
Keterangan :
SO = jarak benda ke lensa
Si = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila bayangan yang dihasilkan bersifat
maya)
f = jarak titik api lensa (berharga positif)
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak fokus (f) Sama
halnya
pada
cermin
lengkung,
pada
lensa
juga
berlaku
persamaan
Keterangan :
So = Jarak benda
Si = Jarak bayangan
f = Jarak focus
M = Perbesaran bayangan
ho = Tinggi benda
hi = Tinggi bayangan
f
So
Si
Si
100
P
f (cm)
10
(P) lensa berkebalikan dengan jarak titik apinya (fokus). Semakin kecil fokus semakin besar
daya lensanya.
Keterangan :
P = daya lensa, satuannya dioptric
f = jarak titik api, satuannya meter (m)
Perhatikan ketentuan berikut:
N = garis normal
I1 = sudut datang 1
I2 = sudut datang 2
r1 = sudut bias 1
r2 = sudut bias112
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
D = sudut deviasi
= sudut pembias
prisma
Prisma adalah benda bening yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh dua bidang
permukaan yang membentuk sudut tertentu
Gambar diatas menggambarkan seberkas cahaya yang melewati sebuah prisma.
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa berkas sinar tersebut dalam prisma mengalami dua
kali pembiasan sehingga antara berkas sinar masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari
prisma tidak lagi sejajar. Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang
meninggalkan prisma disebut sudut deviasi diberi lambang . Besarnya sudut deviasi
tergantung pada sudut datangnya sinar.
Besarnya sudut deviasi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Deviasi minimum terjadi bila sudut datang pertama sama dengan sudut bias
kedua, (r2=i1), maka:
12
Sedangkan untuk sudut pembias prisma yang kecil ( <150 ), maka sudut
deviasinya
2.6
Alat Optik
13
14
Ambang kuantum
Ambang penerangan
Ambang penerangan merupakan ukuran kepekaan relatif mata terhadap cahaya dengan
aneka macam panjang gelombang. Penglihatan untuk adaptasi gelap disebut skotopik dan
terang disebut fotopik.
3.
Ketajaman
b. Cacat Mata
1. Miopia (penglihatan dekat)
Karakteristik
Diperbaiki dengan
: lensa positif / cembung / plus.
3.
Astigmatisme
Karakteristik
Penyebab umum
Diperbaiki dengan
4.
: benda titik nampak bergaris-garis sedangkan benda bergarisgaris dilihat baik hanya pada arah tertentu saja.
: kelengkungan kornea tidak merata.
: lensa silindris atau lensa kontak keras.
Karakteristik
: titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari tak
berhingga.
Penyebab umum : kurangnya akomodasi.
Diperbaiki dengan
: lensa bifokal atau trifokal.
e. Buta warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa
oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah
yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita
terdapat istilah pembawa sifat hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang
membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami
kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan
pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila
pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb
menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel
kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor
cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
16
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
1. Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika
cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi
apabila
terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
2. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari
udara ke air atau ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar
dibelokkan menjauhi garis normal
.
1.2
Saran
Sebaiknya untuk manambah wawasan kita dengan membaca dan memahami materimateri pembelajaran kita. Sebaiknya tiap individu dalam kelompok bekerjasama dalam
menyusun dan membahas makalah.
17
Daftar Pustaka
[1.] http://blog.uad.ac.id/rudi/2012/01/02/pembiasan-cahaya/
(diakses
pada
(diakses
pada
[2.] http://andrypermana06.blogspot.com/2013/04/optik.html
tanggal 25 Maret 2016, pukul 22.00 WIB)
[3.] http://fisikastudycenter.com/fisika-x-sma/8-pembiasan-cahaya
(25
Maret
[4.] Foster, Bob M.M., Dr.,Ir. 2013. Akselerasi Fisika. Jakarta: Duta.
[5.] Kamajaya, K., M.Sc., Drs. 2013. Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama
18
19