Anda di halaman 1dari 3

BUDIDAYA SEMANGKA AMARA F1

I. DESKRIPSI
Semangka hibrida, non-biji tipe bulat agak lonjong cocok di dataran rendah, tanaman
vigor, pembuahan mudah. Warna kulit buah hijau tua dengan lurik hijau tua, bobot 7-8
kg/buah, daging buah merah, manis dan renyah. Umur panen 58-65 HST dengan
potensi hasil 33-38 ton/ha

II. PANDUAN BUDIDAYA


A. PERSIAPAN LAHAN
 Tanah diolah dan dibuat bedengan selebar 5-6 m, (di bagian samping
bedengan) dan digemburkan selebar 1 m. Pengapuran diberikan apabila pH
tanah kurang dari 6 dengan dosis 2 ton/ha.
 Pupuk kandang diberikan pada bagian bedengan yang akan ditanami
semangka sebanyak 1-2 kg/tanaman. Pupuk dasar diberikan sekitar 7 hari
sebelum tanam, yaitu: Urea=15 g/tan, ZA=30 g/tan, SP-36=45 g/tan dan
KCL=40 g/tan, total pupuk yang diberikan=130 g/tanaman.

B. PERSEMAIAAN
 Benih direndam dengan air hangat kuku selama kurang lebih 6 jam, kemudian
ditiriskan dan disimpan dalam kain atau kertas koran yang telah dibasahi
untuk dikecambahkan. Setelah berkecambah bibit dipindahkan dalam polybag
yang telah disediakan dan disimpan di tempat yang diberi naungan plastik
bening untuk menghindari sinar matahari langsung. Sungkup dibuka setiap
hari hingga pukul 10 pagi kemudian ditutup lagi. Dilakukan sampai bibit siap
dipindahkan ke lapangan. Kelembaban persemaian harus selalu terjaga
dengan melakukan penyiraman. Untuk mencegah serangan hama dan
penyakit perlu dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

C. PENANAMAN
 Setelah bibit berumur 8-12 HSS (hari setelah semai) atau berdaun 2, bibit siap
dipindahkan ke lahan. Jarak tanam 60-70 cm dalam barisan dan 5-6 meter
antar barisan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, sebelum bibit
dipindahkan sebaiknya lahan telah dileb atau diairi dan bibit direndam dalam
larutan fungisida.

D. PEMELIHARAAN
Apabila ada tanaman yang mati secepatnya dilakukan penyulaman agar tanaman
seragam, paling lambat 7 hari setelah tanam.
1. Pemupukan susulan:
 Umur 7 HST : NPK=4,5 g/tan; KNO3=2,5 g/tan.
 Umur 14 HST : NPK=8,5 g/tan; KNO3=2,5 g/tan.
 Umur 21 HST : KCL= 15 g/tan; NPK=12,5 g/tan.
 Umur 35 HST : ZA=8,5 g/tan; NPK=12,5 g/tan.
 Umur 45-50 HST : KCL=10 g/tan.
2. Perempelan/pemangkasan cabang
Cabang utama dipotong setelah 5-18 ruas, sedangkan buah yang dipelihara
adalah buah yang kedua atau buah yang berada pada ruas di atas ruas ke
14 atau sekitar 1 meter dari pangkal batang. Biasanya dipelihara 1 buah per
tanaman untuk mendapatkan ukuran buah yang optimal.
3. Pemberian jerami
Untuk melindungi buah, batang dan ranting, Jerami diberikan setelah
panjang tanaman sekitar 50 cm. Kemudian dilakukan pembalikan buah
untuk mendapatkan bentuk buah yang seragam dengan kualitas buah bagus
dan warna merata (tidak putih sebagian).
4. Pengairan
Pengairan diperlukan untuk membantu pada awal pertumbuhan. Pengairan
dihentikan pada awal terjadinya pembentukan bunga betina. Dan, diairi
kembali untuk membantu pembesaran buah. Setelah buah mencapai ukuran
maksimal, pengairan dikurangi untuk mendapatkan semangka yang
berkadar gula tinggi.
E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. VIRUS GEMINI
Gejala daun menguning, keriting, ukuran daun lebih kecil. Pada umumnya
tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan
memendek. Seringkali jika menyerang pada fase generatif (pembungaan)
kebanyakan bunga menjadi gugur. Pengendalian: monitoring perkembangan
kutu kebul dari awal penanaman dan melakukan pengendalian kutu kebul.
Membuang dan memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi. Melakukan
sanitasi terhadap gulma yang merupakan inang alternatif dari kutu kebul.
Aplikasi insektisida berbahan aktif Abamectin, Tiametoksam, Metidation, dan
Diafenturion.
2. LAYU FUSARIUM (Fusarium wilt)
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian
helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang
dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan.
Pengendalian : Hindari pemupukan nitrogen berlebihan agar tanaman tidak
terlalu sukulen. Melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di
lahan. Memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan pengaplikasian
fungisida Benomil.
3. BUSUK BATANG BERLENDIR (Gummy stem blight)
Gejala yang muncul pada daun berupa bercak tidak beraturan tapi terdapat
lingkaran konsentris berwarna abu-abu kecokelatan. Pada batang yang
terinfeksi akan mengeluarkan cairan berupa getah cokelat kehitaman yang
mengeras. Pengendalian: Dengan melakukan sanitasi terhadap gulma.
Melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban. Melakukan
perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan. Memusnahkan bagian
tanaman yang terinfeksi. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Tridemorf,
Mankozeb, Tebukonazol, Difenokonazol, Metil Tiofanat.
4. EMBUN BULU (Downy mildew)
Gejala pada tanaman semangka berupa bercak cokelat kehitaman tidak
beraturan. Pengendalian: Dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma.
Melakukan perbaikan drainase lahan agar tidak terdapat air menggenang di
lahan. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain timun-timunan.
Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Simoksanil, Propineb, Mankozeb.

F. PEMANENAN
Buah semangka dapat dipanen pada umur 55–60 HST(Hari Setelah Tanam).

Anda mungkin juga menyukai