Nim : 05101281823029
Gambas atau Oyong merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang berasal dari
suku Curcubitaceae atau suku labu-labuan. Tanaman dengan nama ilmiah Luffa
acutangula merupakan tanaman yang tumbuh merambat.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Luffa
Spesies: Luffa acutangula
Morfologi dari tanaman ini yaitu pada daun memiliki tekstur permukaan yang kasar yang
amat mirip dengan daun mentimun, tetapi lebih besardan bersudut lebih banyak dengan cuping
yang lebih beragam. Batangnya bersudut empat atau lima dengan sulur bercabang. Bunga
berwarna kuning, berdiameter sekitar 5 cm. Bunga jantan 5-10 kuntum, berkelompok dalam
tandan dan ketiak daun sedangkan bunga betina tumbuh tunggal dan juga terbentuk padaketiak
daun yang sama. Bunga Luffa acutangula berbunga pada sore hari. Penyerbukan sangat kurang
sehingga, dapat menyebabkan buah terbentuk tidak sempurna. Perlakuan dengan zat pengatur
tumbuh, asam indol asetat (Indole Acetic Acetat – IAA) dapat mengurangi nisbah bunga jantan
terhadap bunga betina dan hari pendek cenderung meningkatkan pembungaan betina. Pada saat
penyerbukan tidak memadai, banyak terbentuk biji hitam pipih, panjang sekitar 12mm dan
lebar 8 mm. (Rubatzty, 1998)
Hama yang dapat menyerang pada tanaman oyong ialah cacantal (seperti ulat),
gejalanya daun menjadi korokan. Chrysomelidae (Aula copora), gejalanya menyebabkan daun
dan buah berlubang. Liriomyza sp, gejalanya menyebabkan korokan pada daun.
Ulat(Pyrallidae), gejalanya daun menjadi trasnparan. Thrips, gejalanya banyak terdapat di
permukaan bawah daun sehingga daun menjadi kering. (Rubatzty, 1998)
Hama yang dapat menyerang tanaman oyong diantaranya adalah kumbang daun, ulat
grayak, ulat tanah dan lalat buah. Pengendalian hama tersebut dilakukan tergantung pada hama
yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman
sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis,
volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.Penyakit yang
ditemukan pada tanaman oyong adalah menguningnya dan berlubangnya daun oyong.
Munculnya bercak-bercak kuning pada daun oyong menandakan bahwa tanaman oyong
terserang penyakit. Bercak tersebut lama-lama menyebabkan daun menguning dan menjadi
kering dan akhirnya buah oyong bisa membusuk. (Rubatzty, 1998)
Penyakit yang bias menyerang tanaman oyong adalah busuk daun, embun tepung,
antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman
oyong dapat dilakukan dengan membersihkan daerah di sekitar bedengan termasuk mencabuti
rumput liar atau gulma yang ada di sekitar tanaman serta menyemprotkan pestisida yang
relatif aman untuk membunuh hama yang dapat menjadi salah satu faktor perantara penyakit
yang menyerang tanaman oyong. (Ronoprawiro, 1993)
Dalam 100 gram oyong terdapat sekitar 1.09 g protein, 17 mg calcium, 1.6 mg iron,
5.6 lU vitamin A, serta 7 mg vitamin C. Karena kandungan tersebut, oyong dipercaya
dapat menurunkan kadar gula dalam darah, dapat membatu menyembuhkan asma, dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Karena kandungan serta manfaat oyong, banyak orang kini yang membudidayakan
oyong atau gambas ini
d. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang Lakukan
pemupukan dasar secara merata pada bedengan, selanjutnya ratakan dengan tanah atau
tutup bagian atasnya dengan tanah. Diamkan selama sekitar 7 hingga 10 hari, sebelum
dilakukan penanaman.
e. Penanaman Gambas atau Oyong
Bedengan yang telah siap selanjutnya digemburkan lagi dan juga kelembaban tanah
harus tetap terjaga serta tidak lupa tanah harus bebas dari gulma, selanjutnya buatlah
lubang tanam sebanyak 2 baris dalam satu bedengan dengan jarak antar lubang tanam
sekitar 60 cm hingga 70 cm, apabila 2 baris maka beri jarak antar lubang dalam satu
baris sekitar 70 cm hingga 80 cm dan jarak antar baris dapat disesuaikan yang penting
jangan terlalu dekat.
Benih yang telah disiapkan bisa langsung ditanam dalam lahan tanam atau melalui
persemaian terlebih dahulu. Benih yang akan ditanam sebaiknya di kecambahkan
dahulu agar nantinya tanaman oyong dapat tumbuh bersamaan, caranya kulit benih pada
bagian tunas tumbuh diretakkan menggunakan gunting kuku atau yang lainnya. Setelah
itu rendam dalam air hangat kuku selama sekitar 10 jam dengan tambahan sedikit ZPT.
Tiriskan kemudian bungkus dengan kain yang lembab. Jika sudah berkecambah,
tanamlah benih tersebut pada lahan tanam, setiap lubang tanam di beri 1 benih dengan
posisi tunas akar berada pada bagian bawah dan tutup kembali dengan tanah tipis saja.
Jika tanah pada lahan kering maka lakukan penyiranaman hingga tanah basah. Bila
perlu taburkan nematisida di sekitar benih yang ditanam untuk menghindari serangan
hama.
g. Penyulaman Tanaman
Setelah tanaman oyong berumur seminggu setelah tanam, lakukan pengontrolan. Jika
ada tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan baik maka segera lakukan
penyulaman atau mengganti tanaman tersebut dengan tanaman yang baru.
h. Penyiraman Tanaman
Lakukan penyiraman sesuai kebutuhan tanaman jangan sampai tanaman kekeringan
atau kekurangan air, karena apabila kekuranagan air maka bunga dan buah oyong bisa
jadi rontok dan apabila tumbuh maka memiliki bentuk buah yang tidak normal.
i. Penyiangan Lahan
Lakukan penyiangan atau pengendalian gulma dan tanaman pengganggu lainnya yang
ada disekitar tanaman dengan cara membersihkan gulma gulma yang ada.
j. Pemupukan Susulan Tanaman
Pemupukan susulan pertama dilakukan pada saat tanaman gambas atau oyong telah
berumur sekitar 10 hari setelah tanam kemudian pemupukan berikutnya dilakukan
setiap seminggu sekali. Biasanya pemupukan tersebut dilakukan dengan menggunakan
pupuk NPK, ZA,TSP dan KCl dengan dosis yang diberikan sesuai dengan anjuran.