Anda di halaman 1dari 15

HAMA DAN PENYAKIT PENTING

TANAMAN
CABAI

Oleh
Tri Agustin Lestari Rismanto, S.P
UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
DIY
17 Januari 2022 (09.45 – 11.15 WIB)
Tirtomartani, Kalasan, Sleman
PENDAHULUAN
Salah satu kedala dalam peningkatan produksi tanaman
hortikultura termasuk cabai adalah adanya serangan OPT.

OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) meliputi golongan :


• Hama
• Penyakit
• Gulma

Dasar kebijakan pemerintah :


UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman dan
PP No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman
Bahwa sistem pengendalian OPT adalah dengan menerapkan
sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

2
PHT adalah suatu pendekatan atau cara berfikir tentang
pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi
dan ekonomi melalui pengelolaan agro-ekosistem yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

Prinsip- prinsip PHT meliputi :


• Budidaya tanaman sehat
• Pelestarian musuh alami
• Pengamatan rutin
• Petani sebagai ahli PHT

Keberhasilan pengendalian juga perlu pengenalan jenis-jenis


OPT yang menyerang. Kesalahan dalam mengidentifikasi sering
menyebabkan pengendalian kurang berhasil.

3
HAMA UTAMA
TANAMAN CABAI

4
Trips (Thrips parvispinus)
 Trips menyerang tanaman cabai sepanjang
tahun, khususnya pada musim kemarau
 Gejala serangan ditandai dengan daun
bagian bawah keperakan, mengeriting, dan
berkerut.

PENGENDALIAN
 Pemusnahan bagian tanaman terserang
 Penggunaan perangkap likat 40 buah/ha
dipasang sejak tanaman umur 2 mst. Setiap
minggu perangkap olesi perekat.
Pemasangan dengan ketinggian 30 cm di atas
tajuk tanaman
 Pemanfaatan pestisida nabati
 Penyemprotan insektisida al. Agrimec 18 EC,
Kiliri 20 EC, Rampage 100 SC, Sidamec 20
EC bila serangan mencapai ambang > 15 %
Kutu daun (Myzus persicae)
• Panjang tubuhnya 1-2 mm
• Gejala serangan ditandai daun keriput,
kerdil, kekuningan, daun terpuntir, layu

PENGENDALIAN
• Sanitasi gulma dan bagian tanaman
terserang
• Penggunaan perangkap likat kuning
• Penggunaan pestisida nabati
• Penggunaan insektisida efektif al.
Kanon 400 EC, Larvin 75 WP, Pegasus
500 SC, Rampage 100 EC, Sidacis 25
EC, Rotraz 200 EC bila mencapai
ambang pengendalian : 7 ekor per 10
daun atau kerusakan >15 %
Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan
Tetranychus sp.)
 Tungau pada tanaman cabai ada dua jenis,
yaitu tungau kuning (P.latus) dan tungau
merah (Tetranychus sp.)
 Gejala serangan ditandai dengan adanya
warna tembaga pada bawah daun, tepi
daun mengeriting, daun melengkung ke
bawah, tunas daun dan bunga gugur

PENGENDALIAN
 Sanitasi bagian tanaman terserang,
dimusnahkan
 Penggunaan pestisida nabati
 Penggunaan insektisida anjuran al. Arrivo
30 EC, Marshal 20 EC, Mitac 200 EC,
Nissorun 50 EC, Meothrin 50 EC bila
tingkat serangan > 15 %
Lalat buah (Bactrocera sp.)
 Lalat berukuran 6-8 mm
 Imago bertina mampu bertelur sampai
100 butir
 Aktivitas serangga dewasa pada
umumnya siang dan senja hari
 Aktivitas serangga terangsang oleh
visualisasi warna, terutama warna kuning
 Gejala serangan ditandai adanya bekas
tusukan pada pangkal buah

PENGENDALIAN
 Sanitasi buah terserang, dimusnahkan
 Penggunaan perangkap dengan atraktan
minyak selasih, metil eugenol
 Pemasangan perangkap likat kuning
 Penyemprotan insektisida al. Bestox 50
EC, Metrin 30 EC, Buldok 25 EC, Decis
2,5 EC,
PENYAKIT PENTING
TANAMAN CABAI

9
Penyakit virus kuning
Penyebab : virus, ditularkan serangga kutu
kebul

Pengendalian :
- Penggunaan bibit sehat dengan
menyungkup semai
- Eradikasi selektif tanaman sakit
- Sanitasi gulma inang virus dan
serangga
penular
- Menanam tanaman barier/penghalang,
tanaman perangkap
- Pemasangan perangkap likat
- Pengendalian dengan pestisida
nabati : bunga pukul 4, daun sirsak,
nimba, bayam duri
kimia : Actara 25 WG, Pegasus 500 SC,
Mitac 200 EC, Confidor 5 WP
Penyakit busuk buah (Antraknose)
 Penyakit ini disebabkan oleh cendawan C.
gloeosporioides,
 Gejala serangan awal berupa bercak coklat
kehitaman pada permukaan buah. Pada bagian
tengah bercak terdapat kumpulan titik hitam
yang merupakan kelompok spora

PENGENDALIAN
 Penggunaan benih sehat
 Perendaman benih dengan air hangat 55 oC
selama 30 menit
 Sanitasi buah cabai terserang, dimusnahkan
 Penggunaan agens antagonis Trichoderma sp,
Gliocladium sp pada pesemaian
 Penggunaan fungisida efektif yang dianjurkan al.
Bion M 1/48 WP, Victory 80 WP, Kocide 54 WDG,
Champion 77 WP, Folicur 25 WP,
Penyakit layu fusarium
(Fusarium 0xysporum)
 Penyebab : jamur Fusarium oxysporum
 Gejala serangan : layu dari bagian bawah
tanaman menjalar ke bagian atas, ke
ranting-ranting muda kemudian mati.
Warna jaringan akar dan batang coklat.
 Suhu optimal untuk perkembangan patogen
ini berkisar antara 24-27 oC.

PENGENDALIAN
 Eradikasi tanaman terserang dicabut dan
dibakar
 Penggunaan agens hayati Trichoderma sp
atau Gliocladium sp
 Penggunaan FUNGISIDA anjuran
Penyakit layu bakteri
(Ralstonia solanacearum)
 Penyebab : bakteri Ralstonia solanacearum
 Pada tanaman muda, gejala layu mulai
tampak pada daun bagian atas tanaman.
Setelah beberapa hari diikuti oleh layu
mendadak dan permanen, tetapi warna daun
tetap hijau atau sedikit menguning. Buah
menguning.

PENGENDALIAN
 Eradikasi tanaman terserang dicabut dan
dibakar
 Penggunaan agens hayati Trichoderma sp
atau Gliocladium sp
 Aplikasi PGPR
 Penggunaan bakterisida anjuran
Bercak daun
(Cercospora capsici)
 Penyebab : jamur Cercospora capsici.
 Gejala serangan : pada daun terdapat
bercak bulat berwarna putih atau
pucat dengan tepi yang lebih tua
warnanya seperti mata katak, sehingga
penyakit ini disebut pula “mata katak”.
Pada tangkai buah terdapat bercak
melingkar berwarna putih kecoklatan

PENGENDALIAN
 Sanitasi/eradikasi bagian tanaman
terserang
 Penggunaan fungisida efektif
TERIMA
KASIH

15

Anda mungkin juga menyukai