Anda di halaman 1dari 42

PENGENDALIAN OPT SAYURAN

DI LAHAN PEKARANGAN

Suhardi. SP
BALAI PROTEKSI TANAMAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN DIY
POPT Kapanewon Jetis dan Sewon
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN
CARA BUDIDAYA
• Organik : - Tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia.
- Pemupukan dengan pupuk kompos/kandang dan
pupuk organik cair.
- Pengendalian OPT dengan cara fisik, agens hayati dan
pestisida nabati.
• Non organik :
- Menggunakan pupuk kimia
- Disarankan penggunaan pestisida kimia dihindari, mengingat
besarnya resiko terhadap keluarga(anak-anak), binatang piaraan,
kandungan residu, dan lingkungan
- Boleh menggunakan pestisida kimia, namun penggunaannya
harus bijaksana dan hati-hati
-
peliharaan,
PERMASALAHAN
OPT
• Menurunkan kuantitas hasil
• Menurunkan kualitas/mutu hasil
• Produk kurang berdaya saing pasar
- Terbawanya OPT pada produk
- Adanya residu pestisida
IDENTIFIKASI OPT
• kegiatan untuk mengenali suatu jenis OPT yang
menyerang.
• Identifikasi penting dilakukan untuk memilih tindakan
pengendalian yang akan dilakukan
• Kesalahan dalam identifikasi sering menyebabkan
tindakan pengendalian tidak efektif/tidak berhasil
IDENTIFIKASI HAMA

Bagian tanaman Jenis OPT Gejala umum yang muncul


terserang

- Daun Serangga - Terdapat bekas gigitan berlubang


- Daun terpotong,
- Daun menggulung/keriting
- Daun tinggal epidermis

- Batang Serangga - Terdapat bekas gigitan, gerekan, layu

- Buah Serangga - Terdapat bekas gigitan, tusukan, buah


berlubang

- Akar Serangga - Akar terpotong, tanaman layu

- Apabila hama yang ditemukan belum diketahui jenisnya, contoh


diambil diidentifikasi di laboratorium
IDENTIFIKASI PENYAKIT

Bagian tanaman Jenis OPT Gejala umum yang muncul


terserang
- Daun Cendawan - Busuk, karat, bercak coklat, kering
Bakteri - Perubahan warna, mengering
Virus - Daun menguning, menggulung, keriting
Nematoda - Daun menguning

- Batang Cendawan - Busuk


Virus - Batang pendek, membentuk roset

- Buah Cendawan - membusuk. warna menghitam


Virus - tidak normal

- Uji laboratorium dilakukan untuk memastikan patogen yang


menyerang
PENGENDALIAN OPT

• Masalah OPT tidak timbul begitu saja dan tidak mendadak. Serangan
OPT terjadi karena faktor tanaman, OPT dan lingkungan yang saling
mendukung.

• Pengendalian OPT dilakukan dengan menerapkan sistem PHT


(Pengendalian Hama Terpadu). Penerapan PHT dimulai sejak
pratanam, semai sampai panen dilakukan sejalan dengan cara budidaya
:
- memadukan semua teknik atau metode pengendalian yang
sesuai
- lebih menekankan cara-cara pengendalian non kimiawi
- Penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir apabila
cara pengendalian lain tidak efektif, pada saat OPT mencapai
ambang pengendalian
OPT UTAMA CABE
Penyakit rebah semai , Rhizoctonia sp, Pythium sp.

Gejala :
Biji busuk dalam tanah, semai mati sebelum
muncul. Busuk lunak pangkal batang, semai
roboh/mati.

Faktor memperparah:
• tanah persemaian terlalu becek
• benih tidak sehat disimpan terlalu lama
• naungan persemaian terlalu rapat, aliran udara kurang
baik
• penggunaan pupuk organik belum matang

Pengendalian :
- Mengusahakan agar tanah pesemaian tidak terlalu lembab
- Perlakuan Trichoderma sp. Atau Gliocladium sp. pada persemaian
- Perendaman benih dengan fungisida Previcur N 1,5 ml/l atau Derosal 2 g/l
- Sanitasi/eradikasi benih terserang dengan mencabut, dimusnahkan
- Penyemprotan fungisida Antracol 70 WP,Dimazeb 80 WP, Dithane M45,
Delsen Mx 80 WP
Penyakit virus kuning
Penyebab : virus, ditularkan serangga kutu
kebul

Pengendalian :
- Penggunaan benih sehat dengan
menyungkup semai
- Penggunaan PGPR pada pembenihan dan
tanaman
- Eradikasi selektif tanaman sakit
- Sanitasi gulma inang virus dan serangga
penular
- Pemasangan perangkap likat kuning
- Menanam tanaman barier/penghalang,
tanaman perangkap
- Pengendalian dengan pestisida
nabati : daun sirsak, nimba, tembakau
kimia : Actara 25 WG, Pegasus 500 SC,
Mitac 200 EC,
Penyakit busuk buah (Antraknose)
• Penyakit disebabkan oleh cendawan C. gloeosporioides
• Gejala serangan awal berupa bercak coklat kehitaman
pada permukaan buah. Pada bagian tengah bercak
terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan
kelompok spora
• Penyakit terbawa benih, masuk ke dalam biji.
Dapat menginfeksi persemaian

PENGENDALIAN
• Penggunaan benih sehat
• Perendaman benih dengan air hangat 55 oC selama 30
menit
• Perendaman benih dengan fungisida Previcur N
1,5 ml/l, Derosal 2 g/l
• Sanitasi buah cabai terserang, dimusnahkan
• Penggunaan agens antagonis Trichoderma sp,
Gliocladium sp pada pesemaian
• Penggunaan pestisida nabati : daun jambu biji
• Fungisida efektif yang dianjurkan al. Bion M 1/48 WP,
Victory 80 WP, Kocide 54 WDG, Champion 77 WP,
Folicur 25 WP
Trips (Thrips parvispinus)
• Trips menyerang tanaman cabai
sepanjang tahun, khususnya pada
musim kemarau
• Gejala serangan ditandai dengan daun
bagian bawah keperakan, mengeriting,
berkerut, dan mengeriting

PENGENDALIAN
• Pemusnahan bagian tanaman terserang
• Penggunaan perangkap likat 40 buah/ha
dipasang sejak tanaman umur 2 mst. Setiap
minggu perangkap olesi perekat.
Pemasangan dengan ketinggian 30 cm di
atas tajuk tanaman
• Pestisida nabati : daun sirsak, umbi gadung,
tembakau
• Penyemprotan insektisida efektif al. Agrimec
18 EC, Kiliri 20 EC, Rampage 100 SC,
Sidamec 20 EC bila serangan mencapai
ambang > 15 %
Kutu daun (Myzus persicae)
• Panjang tubuhnya 1-2 mm
• Gejala serangan ditandai daun keriput,
kerdil, kekuningan, daun terpuntir, layu

PENGENDALIAN
• Sanitasi gulma dan bagian tanaman
terserang
• Penggunaan perangkap likat kuning
• Penggunaan
- agens hayati : jamur Beauveria sp.
- pestisida nabati : daun sirsak, nimba,
tembakau, umbi gadung
- insektisida kimia al. Kanon 400 EC, Larvin 75
WP, Pegasus 500 SC, Rampage 100 EC,
Sidacis 25 EC, Rotraz 200 EC bila mencapai
ambang pengendalian : 7 ekor per 10 daun atau
kerusakan >15 %
Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan
Tetranychus sp.)
• Tungau pada tanaman cabai ada dua
jenis, yaitu tungau kuning (P.latus) dan
tungau merah (Tetranychus sp.)
• Gejala serangan ditandai dengan adanya
warna tembaga pada bawah daun, tepi
daun mengeriting, daun melengkung ke
bawah, tunas daun dan bunga gugur

PENGENDALIAN
• Sanitasi bagian tanaman terserang,
dimusnahkan
• Penyemprotan dengan air tekanan tinggi
• Penggunaan insektisida al. Arrivo 30 EC,
Marshal 20 EC, Mitac 200 EC, Nissorun
50 EC, Meothrin 50 EC bila tingkat
serangan > 15 %
Lalat buah (Bactrocera sp.)
• Lalat berukuran 6-8 mm
• Imago bertina mampu bertelur sampai 100
butir
• Aktivitas serangga dewasa pada
umumnya siang dan senja hari
• Aktivitas serangga terangsang oleh
visualisasi warna, terutama warna kuning
• Gejala serangan ditandai adanya bekas
tusukan pada pangkal buah

PENGENDALIAN
• Sanitasi buah terserang, dimusnahkan
• Penggunaan perangkap dengan atraktan
minyak selasih, metil eugenol
• Pemasangan perangkap likat kuning
• Penyemprotan insektisida al. Bestox 50
EC, Metrin 30 EC, Buldok 25 EC, Decis
2,5 EC,
Penyakit layu fusarium
(Fusarium oxysporum)
• Penyebab : jamur Fusarium oxysporum
• Gejala serangan : layu dari bagian
bawah tanaman menjalar ke bagian atas,
ke ranting-ranting muda kemudian mati.
Warna jaringan akar dan batang coklat.
• Suhu optimal untuk perkembangan
patogen ini berkisar antara 24-27 oC.

PENGENDALIAN
• Penggunaan agens hayati Trichoderma
sp atau Gliocladium sp pada media
tanam
• Eradikasi tanaman terserang dicabut
dan dibakar
Penyakit layu bakteri
(Ralstonia solanacearum)
• Penyebab : bakteri Ralstonia
solanacearum
• Pada tanaman muda, gejala layu mulai
tampak pada daun bagian atas tanaman.
Setelah beberapa hari diikuti oleh layu
mendadak dan permanen, tetapi warna
daun tetap hijau atau sedikit menguning.
Buah menguning.

PENGENDALIAN
• Eradikasi tanaman terserang dicabut
dan dibakar
• Penggunaan agens hayati Trichoderma
sp atau Gliocladium sp
• Penggunaan bakterisida anjuran :
Bactocyn 150 AL, Agrept 20 WP,
Stamycin 20 WP
Bercak daun
(Sercospora capsici)
• Penyebab : jamur Cercospora capsici.
• Gejala serangan : pada daun terdapat
bercak bulat berwarna putih atau pucat
dengan tepi yang lebih tua warnanya
seperti mata katak, sehingga penyakit
ini disebut pula “mata katak”. Pada
tangkai buah terdapat bercak melingkar
berwarna putih kecoklatan

PENGENDALIAN
• Sanitasi/eradikasi bagian tanaman
terserang
• Penggunaan fungisida al. Agrozeb 80
WP,Dithane M45, Bavistin 50 WP,
OPT UTAMA TANAMAN
TOMAT
PENYAKIT BUSUK DAUN,
Phytopthora infestans
GEJALA :
- Bercak kebasahan pada tepi atau tengah daun
berwarna coklat/hitam.
- Pada keadaan lembab, bagian bercak permukaan
bawah daun terlihat masa jamur warna putih
- Dapat menyebar ke batang, tangkai dan buah

PENGENDALIAN
1. Pemilihan waktu tanam, musim kemarau kurang
mendapat serangan
2. Perlakuan benih dengan fungisida propamokarb (Previcur N)
1 ml/liter air selama + 1 jam
3. Sanitasi/eradikasi selektif bagian tanaman terserang,dipetik,
dikumpulkan dan dimusnahkan
4. Penyemprotan fungisida efektif bila mencapai AP (1 bercak per
10 tanaman). Penggunaan fungisida Kontak (K) - Sistemik (S).
Fungisida kontak al. Curzate/8/64 WP, Dithane M-45 80 WP.
Sistemik al. Victory 80 WP,Ridomilgold 4/64 WP.
PENYAKIT BERCAK KERING
Alternaria solani
GEJALA :
- Bercak kecil, bulat, berwarna coklat/hitam
pada daun. Bercak bisa sampai 4 mm.
- Jika pada daun banyak bercak, daun cepat
tua, layu, gugur sebelum waktunya
- Dapat menyerang pada semai, batang, dan
buah
- Patogen terbawa biji/benih

PENGENDALIAN
1. Benih sebelum disemai rendam air hangat
40 oC campur fungisida Benlate atau Folicur
25 WP
2. Penggunaan PGPR
3. Pembenihan tidak lembab dan rapat
4. Sanitasi/eradikasi bagian tanaman sakit
5. Penyemprotan fungisida efektif (AP 25 %),
strategi kontak - sistemik. Fungisida kontak
dianjurkan al. Anvil 50 SC, sistemik Folicur
25 WP atau Score 250 EC.
PENYAKIT LAYU
PENYEBAB :
- Jamur Fusarium sp.
- Bakteri Ralstonia sp.
GEJALA :
- Layu jamur atau bakteri gejalanya mirip, terjadi
kelayuan daun.
- Jika pangkal batang dipotong dengan pisau, layu
jamur terlihat cincin coklat pada berkas pembuluh.
Jika layu bakteri terlihat coklat ada lendir warna
putih susu.

PENGENDALIAN
• Pergiliran tanaman
• Perbaikan drainasi agar tidak terjadi genangan air
(kelembaban tinggi)
• Eradikasi tanaman terserang, dicabut dimusnahkan
• Penambahan pupuk kompos dicampur agens hayati
Trichoderma sp atau Gliocladium sp. diperlakukan
sebelum tanam.

ULAT BUAH TOMAT
GEJALA :
- Ulat melubangi buah tomat baik muda
atau tua. Buah terserang busuk dan jatuh
- Kadang ulat juga menyerang pucuk dan
cabang tanaman

PENGENDALIAN
• Pengumpulan ulat/buah terserang, dimusnahkan
• Penanaman tanaman barier (kenikir) sebagai
perangkap
• Penyemprotan pestisida nabati ekstrak biji sirsak
• Penyemprotan pestisida biologi Bacillus
thuringiensis (Turex WP, Dipel WP) bila populasi
ulat 1 ekor per 10 tanaman. Insektisida kimia al
Arrivo 30 EC, Decis 2,5 EC, Lannate 25 WP,
Tracer 120 EC.
OPT UTAMA
KACANG PANJANG
KUTU DAUN, Aphis cracivora

Gejala
- Hama bergerombol pada pucuk-pucuk
tanaman, mengisap cairan ,tanaman terhambat
pertumbuhannya
- Sebagai penular virus

Pengendalian
- Pergiliran tanaman dengan bukan tanaman
kacangan
- Penyemprotan agens hayati Beauveria
bassiana
- Pestisida nabati : daun sirsak, tembakau,
nimba
-
PENGGEREK POLONG, Maruca testualis

Gejala :
- Ulat menyerang bunga dan polong. Polong
berlubang terlihat kotoran bekas gerekan

Pengendalian :
- Kebersihan kebun
- Scara fisik : petik musnahkan
- Pergiliran tanaman dengan non kacangan
PENGISAP POLONG, Nezara viridula

Gejala
• Mudah dikenali, warna hijau
• Menyerang banyak tanaman
• Merusak polong dan biji dengan menusuk kulit
polong dan biji, kemudian mengisap cairan
polong

Pengendalian
• Tanam serempak
• Pestisida nabati daun nimba
• Rotasi tanaman bukan inang
• Penyemprotan Insektisida : Brocel D 28 EC,
Atabron 50 EC, Dursban 20 EC, Larvin 75 WP,
Matador 25 EC, Fastac 15 EC
ULAT GRAYAK, Spodoptera litura
Gejala
Saat ulat masih kecil bergerombol menimbulkan
gejala daun memutih.
Ulat besar menimbulkan daun berlubang, jaga
memakan polong

Pengendalian.
• Tanam serempak dalam hamparan luas
• Pengumpulan dan pemusnahan kelompok
telur dan ulat instar muda
• Aplikasi agens hayati NPV
• Penyemprotan insektisida yang dianjurkan al :
Actara 25 WG, Curacron 500 EC,
Lannate 25 WP, Matador 25 CS
OPT UTAMA CAISIN
Ulat daun, Plutella xylostella
• Ulat berwarna hijau cerah, kepala hitam
• Pupat ertutup oleh kokon, berwarna kuning pucat.
• Ngengat kecil berwarna coklat kelabu, aktif pada
senja dan malam hari .

Gejala serangan : Daun yang terserang


berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat,
tinggal tulang daun.

PENGENDALIAN
• Tanam tumpang sari caisin dengan tomat
• Pemanfaatan musuh alami, parasit Diadegma semiclausum dan Cotesia plutellae
• Penggunaan pestisida nabati : ekstrak biji sirsak, biji srikaya, biji nimba dan
tembakau..
• Penggunaan insektisida bila diternukan 5 ekor larva setiap 10 tanaman.
Kumbang, Phyllotreta vittata
• Kumbang berwarna coklat kehitaman dengan sayap bergaris
kuning.
• Ukuran kecil, panjang kumbang 2 mm.
• Bertelur dalam tanah kedalaman l-3 cm, diletakkan
berkelompok.
• Panjang larva 3-4 mm. Berpupa dalam tanah.

Gejala serangan :. Daun yang terserang berlubang-lubang


kecil. Larva merusak bagian dasar tanaman dekat dengan
permukaan tanah.
Tanaman inang lain adalah petsai, lobak, dan sawi

Pengendalian
- Sanitasi gulma sekitar pertanaman
- Pemusnahan tanarnan yang terserang berat
- Penggunaan insektisida secara hati-hati
Ulat jengkal, Chrysodeixis chalcites
- Ulat berwarna hijau .
- Berpupa di daun .
- Ngengat berwarna coklat tua.

Gejala serangan :
Daun yang terserang akan tampak tinggal epidermis dan
tulang daunnya. Ulat menyerangberbagai jenis tanaman

Pengendalian

- Cara fisik : Pemusnahan larva yang ditemukan


- Penggunaan agens hayati jamur Beauveria bassiana
- Dengan pestisida nabati tembakau
- Penyemprotan insektisida bila terpaksa
PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN
HAMA
1. Ekstak Daun Sirsak
• Bahan-bahan : Daun sirsak 10 lembar, serai 1 batang, bawang putih
1 siung, sabun colek 2 g.
• Cara membuat :
• Daun sirsak, serai, dan daun bawang putih dihaluskan,
• Tambahkan 1 liter air, lalu simpan selama 2 hari,
• Saring larutan,
• Untuk aplikasi, 1 liter larutan dicampur dengan 10-15 liter air,
• Larutkan siap diaplikasikan
2. Ekstrak daun nimba
• Bahan-bahan : daun nimba 2 kg, lengkuas 1kg, serai 1
kg, sabun colek 5 gr, air 5 lt.
• Cara membuat :
Daun nimba, lengkuas dan serai ditumbuk. Seluruh
bhan diaduk merata dalam 5 lt air, lalu direndam selama
24 jam. Keesokan larutan disaring dengan kain halus.
Larutan hasil penyaringan diencerkan dengan 15 lt air.
Semprotkan pada tanaman
3. Ekstrak Daun Nimba, Tembakau, Brotowali
• Bahan-bahan : Daun mindi atau nimba100 g, tembakau 2 g, brotowali 2 g,
• Cara buat :
• Semua bahan dihaluskan dengan cara ditumbuk, diblender atau
dicacah secara terpisah,
• Tempatkan semua bahan dalam satu wadah, lalu tambahkan air
sebanyak 1 liter,
• Tutup rapat wadah, diamkan selama 1-2 hari
• Saring bahan pestisida menggunakan kain halus, lalu siap
digunakan,
• Sebelum digunakan, enceran pestisida nabati tersebut
menggunakan air dengan perbandingan 1:10 liter
4. Ekstrak Sirih dan Tembakau
• Bahan-bahan : Daun sirih 10 lembar, daun tembakau 5 lembar atau
satu batang tembakau rokok, sabun colek seujung jari, air 1 lt.
• Cara membuat :
• Daun sirih dan daun tembakau ditumbuk halus,
• Bahan dicampur denga air 1 lt dan diaduk hingga rata,
• Bahan didiamkan selama satu malam,
• Saring larutan, kemudian encerkan dalam 10 lt air
• Larutan siap digunakan.
PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria)
• Sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman.
• Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman.
• Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat
menguntungkan.
• Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan
pertumbuhannya.

Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu


• Mmampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu
mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga.
• Meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan
tembaga.
• PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan
cendawan yang menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit
tumbuhan.
PERBANYAKAN PGPR
A. Penyiapan BIANG/STATER

 Bakteri banyak terdapat dari alam, misalkan dengan


cara:
1. Cari rumput liar atau rumput gajah yang sehat,
atau akar bambu
2. Cabut dan rontokkan tanah di akar, tetapi jangan
bersih betul
3. Potong akarnya dan rendam dalam air masak
selama 2-4 hari
5. Air rendaman dapat digunakan sebagai bahan
sumber bakteri
PEMBUATAN
BIANG/STATER
(Penyiapan Media Tumbuh)

 Bahan: Air bersih 20 liter + trasi tanpa bahan pengawet


100 gram + katul 0,5 kg atau leri 1 liter + gula 200 gram
+ kapur mati/enjet 1 sendok teh
o Cara:
1. Panaskan air hingga mendidih
2. Masukan bahan satu persatu dan aduk hingga
merata
3. Setelah masak, dinginkan sampai suhu larutan
sama dengan suhu kamar
4. Saring untuk mendapatkan larutan yang siap
digunakan sebagai media tumbuh
Langkah Kerja Perbanyakan
PGPR
1. Masukkan bahan sumber bakteri ke dalam larutan
media tumbuh bakteri
2. Biang: masukkan sebanyak 50-100 gram per 20 liter
media
3. Aduk hingga merata
4. Lakukan pengadukan setiap hari, atau gunakan
aerator
5. Tunggu antara 5-7 hari, PGPR siap digunakan dengan
tanda munculnya bau masam/busuk & cairan lebih
keruh
PENGGUNAAN PGPR
Tanaman Cabai: Maks 3 x aplikasi

o Perendaman benih:
1. Campurkan 3 – 4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air
masak, aduk hingga merata
2. Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih
3. Rendam benih selama semalam (10 – 12 jam)
4. Angkat benih dan angin-anginkan di tempat teduh
5. Benih siap disemaikan
o Penyiraman persemaian (1 minggu sebelum ditanam)
1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga
rata
2. Siramkan dengan gembor ke persemaian

o Penyiraman pertanaman (1 bulan setelah tanam)


1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga
merata
2. Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar
tajuk
MUSUH ALAMI OPT
Pada sayuran

LABA - LABA PARASIT


KUMBANG MACAN

BELALANG SEMBAH CAPUNG

VIRUS Sl-NPV

Anda mungkin juga menyukai