Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh (Negatif dan Positif) Cropping System atau Pola Tanam Terhadap

Perkembangan Hama dan Penyakit Tanaman

Disusun oleh kelompok 3 :


Ayu Sholihat (A-183)
Nadhifah Salsabila (A-073)
Rizky Anggita P (A-0157)
Miftahul Fakih (A-100)
M. Ganjar N (A-111)

AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Cropping system atau pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman
dalam kurun waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.
Ada tiga macam pola tanam yaitu monokultur, polikultur dan bergilir. Pola tanam
monokultur adalah pola tanam dengan menanam satu jenis tanama pada satu areal tanam,
sedangkan pola tanam polikultur atau campuran adalah menanam tanaman yang beragam
jenisnya pada satu areal lahan. Selanjutnya ada pola tanam bergiliran, yaitu pola tanam
dengan menanam tanaman secara bergiliran beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda
di areal yang sama.
Pola tanam digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Dalam pengelolaanya diperlukan pemahaman kaedah teoritis dan keterampilan yang baik
tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh negatif cropping system atau pola tanam terhadap hama dan penyakit
tanaman ?
2. Apa pengaruh positif cropping system atau pola tanam terhadap hama dan penyakit
tanaman ?
3. Apa saja contoh kasus mengenai serangan OPT terhadap lahan dengan sistem
monokultur dan polikultur?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh negatif cropping system atau pola tanam terhadap hama dan
penyakit tanaman.
2. Mengetahui pengaruh positif cropping system atau pola tanam terhadap hama dan
penyakit tanaman.
3. Mendiskusikan contoh kasus mengenai serangan OPT baik pada lahan dengan sistem
monokultur maupaun polikultur.
4. Menentukan pemilihan pola tanam yang cocok dalam penanaman.
Bab 2
Isi

2.1 Pengaruh Negatif Pola Tanam Terhadap Hama dan Penyakit Tanaman
Pola tanam atau cropping system terbagi menjadi monokultur, polikultur, dan
tanaman bergilir. Setiap pola tanam memiliki kelemahan atau pengaruh negatif terhadap
bahaya hama dan penyakit tanaman yang akan mengganggu.
Pada pola tanam monokultur menjadikan penggunaan lahan lebih efisien karena
memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian
serta dapat menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Namun
pada tanaman monokultur memiliki keseragaman kultivar yang menyebabkan
penyebaran organisme pengganggu tanaman seperti hama dan penyakit menyebar
dengan sangat cepat. Pertumbuhan OPT yang sangat cepat ini karena sistem pola tanam
monokultur akan memberikan bahan makan yang sangat banyak untuk OPT sehingga
hama dan penyakit terus berada pada tanaman tersebut. Penanaman monokultur juga
tidak menambah kesuburan tanah karena kebutuhan hara tiap tanaman adalah sama.
Selain itu, penanaman monokultur lebih beresiko gagal total karena adanya serangan
hama dan penyakit dalam jumlah sangat besar.
Pada pola tanam polikultur tanaman yang ditanam bermacam-macam jenisnya.
Keberagaman tanaman yang ditanam menyebabkan organisme pengganggu tanaman juga
bermacam-macam, akibat dari keberagaman organisme pengganggu tanaman inilah
petani jadi sulit untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Rata-rata saat ini jika satu penyakit tanaman teratasi, maka penyakit tanaman yang lain
pada satu areal tersebut terabaikan karena penanganan hama dan penyakit setiap tanaman
berbeda-beda. Pola tanam polikultur menyebabkan persaingan antar tanaman untuk
mendapatkan unsur hara sehingga terjadi pertumbuhan yang aling menghambat.
Pola tanam dalam usaha pertanaman sangat menentukan untuk meminimalisir
sekecil mungkin kehilangan hasil saat masa panen.
2.2 Pengaruh Positif Pola Tanam Terhadap Hama dan Penyakit Tanaman
Pola tanam atau cropping system juga memiliki beberapa keuntungan dalam
pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengaturan pola tanam yang baik akan
membantu menekan munculnya hama dan penyakit tanaman.
Pengaruh positif dari pola tanam monokultur adalah penanaman dan perawatan
yang relatif mudah karena hanya diperlukan satu macam benih/bibit dan hanya
memerlukan satu jenis pestisida karena hama dan penyakit yang menyerang sama. Selain
itu, penanaman monokultur menghasilkan hasil panen dalam jumlah banyak.
Penanaman dengan polikultur dapat menurunkan kepadatan populasi hama dan
penyakit tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya peran senyawa kimia yang mudah
menguap (atsiri) yang dilepas dan gangguan visual oleh tanaman bukan inang akan
mempengaruhi tingkah laku dan kecpatan kolonisasi serangga pada tanaman inang.
Contohnya, tanaman bawang putih yang ditanam diantara tanaman kubis dapat
menurunkan populasi Plutella xylostella yang menyerang tanaman kubis tersebut. Hal ini
dikarenakan senyawa yang dilepas oleh bawang putih tidak sama dengan senyawa yang
dilepas oleh tanaman kubis sehingga Plutella xylostella kurang menyukai habitat
tanaman tersebut.
Pada penanaman polikultur kita juga dapat menanam tanaman perangkap dengan
tanaman inang dalam satu areal lahan. Mekanisme adanya tanaman perangkap ini adalah
adanya daya tarik lebih kuat dari tanaman perangkap dibandingkan tanaman utama
sehingga hama lebih menyukai berada pada tanaman perangkap tersebut. Penanaman
polikultur dapat menambah kesuburan tanah, contohnya singkong dan kacang. Selain itu,
jika satu jenis tanaman mengalami gagal panen, maka kita masih bisa memanen jenis
tanaman lainnya.
Sistem pola tanam polikultur
Bab 3
Penutupan

3.1 Kesimpulan
Pola tanam merupakan salah satu yang penting dalam pengendalian hama dan
penyakit tanaman. Pengaruh pola tanam atau cropping system terhadap hama dan
penyakit tanaman ada yang negatif dan ada yang positif
Pola tanam secara negatif merugikan jika dilakukan dengan monokultur karena
keseragaman kultivar yang ditanam menjadikan tempat yang nyaman bagi hama dan
penyakit untuk berkembang karena bahan makanan yang dibutuhkannya sangat banyak.
Sedangkan pada pola tanam polikultur menimbulkan dampak negatif karena hama dan
penyakit yang menyerang menjadi sulit ditangani.
Selain menimbulkan pengaruh negatif, pola tanam atau croping system juga
menimbulkan pengaruh positif yaitu mampu memutus rantai perkembangan hama dan
penyakit dengan cara polikultur yang digabungkan dengan rotasi tanaman.
Daftar Pustaka

Nurmala,T dkk.2015.Agronomi Tropis.Pustaka Giratuna.Bandung


Ratu,AA.2011.Plant Hospital: Cropping Pattern.planthospital.blogspot.com. diakses pada 25
Maret 2017 pukul 19.00 WIB
Bubub99.Pengaruh Sistem Tumpang Sari terhadap Populasi Hama.bubub99.wordpress.com.
diakses 25 Maret 2017 pukul 19.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai