Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PADA INKUBATOR


LABORATORIUM TYPE (GLOTECH GTLI-9082A)

Disusun oleh :
WAHYU ADIE SAPUTRA
21272046

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK ANDAKARA


JAKARTA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................5
1.4. Batasan Penelitian...........................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
2.1 Definisi dan Fungsi Inkubator........................................................................7
2.2 Jenis Inkubator................................................................................................8
2.3 Spesifikasi Inkubator......................................................................................9
2.4 Bagian Luar Inkubator..................................................................................10
2.5 Bagian Dalam Inkubator...............................................................................10
2.6 Prinsip Kerja Inkubator.................................................................................10
2.7 Prosedur Pengoperasian................................................................................11
2.8 Prosedur Instalasi..........................................................................................11
2.9 Prosedur Penempatan....................................................................................12
2.10 Prosedur Pemantauan Fungsi........................................................................12
2.11 Prosedur IPM (Inspection & Preventive Maintenance)................................12
2.12 Prosedur Perawatan Kuratif..........................................................................12
2.13 Prosedur Trouble Shooting...........................................................................12
2.14 Prosedur Kalibrasi.........................................................................................13
2.15 Prosedur K3..................................................................................................13
2.16 Aspek Teori Dasar (Fisika – Kimia).............................................................14
2.17 Aspek Anatomi dan Fisiologi.......................................................................14
2.18 Aspek Elektronika (Wiring diagram)...........................................................14
2.19 Aspek Digital (Flow-chart)...........................................................................14
BAB III........................................................................................................................15
3.1 Metoda Analisis.................................................................................................15
3.2 Pengamatan Visual.............................................................................................15
3.3 Pengukuran........................................................................................................15
3.4 Identifikasi Kerusakan.......................................................................................16
3.5 Evaluasi Kerusakan............................................................................................16
3.6 Alat dan Bahan...................................................................................................17
3.7 Kegiatan Perbaikan............................................................................................17
3.8 Uji Fungsi...........................................................................................................17
3.9 Kalibrasi.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya jaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin canggih hal ini juga berpengaruh untuk alat medis. Alat-alat medis saat ini
banyak mengalami perkembangan yang semakin pesat. Banyaknya alat medis terbaru
membantu para tenaga kerja untuk lebih semangat dalam melakukan pelayanan dan
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Selain itu karena
perkembangan teknologi terciptalah salah satu alat untuk menunjang penelitian yang
bersangkutan dengan mikrobiologi, biasanya pada penelitian mikrobiologi
menggunakan alat inkubator laboratorium, dengan adanya alat ini berbagai penelitian
dapat dilakukan, sehingga berguna untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan
pada masyarakat luas.

Alat inkubator ini sangat penting bagi pekerja laboratorium dirumah sakit yang
digunakan untuk menginkubasi suatu bakteri agar dapat hidup pada suatu media atau
substrat. Sebelum bakteri dapat dimanfaatkan, maka bakteri harus dikembangbiakkan
terlebih dahulu. Bakteri dalam waktu tertentu membutuhkan suhu yang sesuai untuk
mengembangbiakkan bakteri dengan kondisi bakteri. Bakteri di inkubasi atau di
kembangbiakkan dengan alat penginkubasian bakteri yang disebut inkubator
laboratorium.

Pada umumnya inkubator laboratorium berperan sebagai alat instrumen paling


penting dalam proses menumbuhkan mikroorganisme. Alat ini sering ditemui di
laboratorium mikrobiologi. Untuk mengembangbiakkan bakteri membutuhkan suhu
yang cocok dengan kondisi biologis dan fisik bakteri dengan waktu tertentu. Pada
inkubator juga dibutuhkan suhu dan waktu sebagai proses inkubasi bakteri, karena
setiap spesies bakteri membutuhkan suhu dan waktu perkembangbiakan berbeda.
Dengan menggunakan alat inkubator laboratorium kita dapat menciptakan lingkungan
tiruan sesuai kebutuhan mikroorganisme, tanpa menggunakan inkubator laboratorium
mustahil untuk menjaga mikroorganisme tetap hidup.

Inkubator laboratorium merupakan salah satu alat yang tidak diperbolehkan


bermasalah ketika pengoperasian, apabila inkubator laboratorium mengalami masalah
maka sampel mikroorganisme akan mati dan tidak dapat digunakan lagi, pada alat ini
heater dan kipas tidak pernah beristirahat selama pengoperasian, sehingga sangat
besar kemungkinan terjadinya masalah ketika pengoperasian alat sedang berjalan,
oleh karena itu tenaga elektromedis harus mengetahui bagaimana cara menganalisis
kerusakan dan melakukan perbaikan kepada inkubator laboratorium sehingga apabila
terjadi masalah dapat ditangani dengan segera. Berdasarkan uraian di atas peneliti
akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Analisis Kerusakan Dan Perbaikan
Pada Inkubator Laboratorium Type (Glotech Gtli-9082a)”

Penelitian ini akan dilaporkan dengan sistematika penulisan yang terdiri atas
pendahuluan pada bagian pertama, yang menguraikan latar belakang, masalah, tujuan,
dan batasan penelitian. Kemudian pada badian dua diurakan tentang tinjauan pustaka,
pada bagian tiga tentang perencanaan penelitian, pada bagian empat tentang
pelaksanaan penelitian, dan pada bagian lima adalah kesimpulan dan saran.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah :

a. Bagaimana melaksanakan analisis kerusakan pada inkubator laboratorium


type (glotech gtli-9082a).
b. Bagaimana melaksanakan analisis perbaikan pada inkubator laboratorium type
(glotech gtli-9082a).

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui cara analisis kerusakan pada inkubator laboratorium type (glotech
gtli-9082a).
b. Mengetahui cara analisis perbaikan pada inkubator laboratorium type (glotech
gtli-9082a).

1.4. Batasan Penelitian


Pembahasan dalam penelitian ini terbatas hanya pada analisis kerusakan dan
analisis perbaikan alat laboratorium inkubator type (glotech gtli-9082a).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Fungsi Inkubator
Inkubator adalah alat  untuk tumbuh dan memelihara budaya mikrobiologi atau
kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain
seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam.
Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel,
mikrobiologi dan biologi molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel
eukariotik.

Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak sebagai


pengganti ayam. Ini sering mengakibatkan tingkat menetas lebih tinggi karena
kemampuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban. Berbagai merek inkubator
yang tersedia secara komersial untuk peternak. Inkubator sederhana berbentuk kotak
dengan pemanas disesuaikan, biasanya naik ke 60 sampai 65 C (140-150 F),
meskipun beberapa incubator bisa  memiliki suhu yang sedikit lebih tinggi (umumnya
tidak lebih dari 100 C).

Yang paling umum digunakan adalah incubator untuk bakteri seperti E. coli
sering digunakan serta untuk sel mamalia adalah sekitar 37 C, sebagai organisme ini
tumbuh baik di bawah kondisi seperti itu. Untuk organisme lain yang digunakan
dalam eksperimen biologi, seperti Saccharomyces cerevisiae bagi pemula, suhu
pertumbuhan 30 C adalah optimal.

Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan
suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau
tingkat CO2. Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif
biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat
CO2 dari 5%.

Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram untuk


siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator dapat
bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.
Inkubator memiliki berbagai aplikasi di berbagai bidang termasuk kultur sel, studi
farmasi, studi hematologi, dan studi biokimia. Beberapa kegunaan atau fungsi
inkubator adalah:

a. Fungsi inkubator adalah untuk menumbuhkan kultur mikroba atau kultur


sel.
b. Fungsi inkubator juga dapat digunakan untuk memelihara kultur
organisme yang akan digunakan nantinya.
c. Beberapa inkubator digunakan untuk meningkatkan laju pertumbuhan
organisme, memiliki laju pertumbuhan yang berkepanjangan di
lingkungan alam.
d. Fungsi inkubator khusus digunakan untuk reproduksi koloni mikroba dan
penentuan kebutuhan oksigen biokimia selanjutnya.
e. Inkubator juga digunakan untuk pengembangbiakan serangga dan
penetasan telur di zoologi.
f. Fungsi inkubator juga untuk menyediakan kondisi terkontrol untuk
penyimpanan sampel sebelum diproses di laboratorium.

2.2 Jenis Inkubator


Melansir microbenotes.com, atas dasar keberadaan parameter tertentu atau tujuan
inkubator, inkubator dibagi menjadi beberapa jenis berikut ini:

a. Inkubator benchtop adalah jenis inkubator yang paling umum digunakan


di sebagian besar laboratorium. Inkubator ini adalah tipe dasar dari
inkubator dengan pengatur suhu dan isolasi.
b. Inkubator CO2 adalah jenis inkubator khusus yang dilengkapi dengan
kontrol otomatis CO2 dan kelembapan. Inkubator jenis ini digunakan
untuk pertumbuhan budidaya bakteri yang berbeda yang membutuhkan
konsentrasi CO2 5-10%. Untuk mengontrol kelembapan, air disimpan di
bawah kabinet inkubator.
c. Inkubator berpendingin. Untuk inkubasi pada suhu di bawah ambien,
inkubator dilengkapi dengan sistem pendinginan yang dimodifikasi
dengan kontrol pemanas dan pendingin. Jenis inkubator ini disebut
inkubator pendingin. Dalam inkubator pendingin, kontrol pemanasan dan
pendinginan harus seimbang dengan tepat.
d. Inkubator pengocok yang dikontrol secara termostatis adalah peralatan
lain yang digunakan untuk membudidayakan mikroorganisme.
Keuntungannya adalah bahwa ia memberikan transfer panas yang cepat
dan seragam ke bejana kultur, dan agitasinya memberikan peningkatan
aerasi, yang menghasilkan percepatan pertumbuhan. Namun inkubator ini
hanya dapat digunakan untuk kaldu atau media kultur cair.
e. Inkubator portabel berukuran lebih kecil dan digunakan dalam kerja
lapangan, mis. mikrobiologi lingkungan dan pemeriksaan air.

2.3 Spesifikasi Inkubator


Gambaran umum tentang spesifikasi inkubator bisa dilihat dari contoh spesifikasi
Inkubator (Bio-Rad) berikut ini :

Laboratory Incubator GTLI


Nama Produk
9082A
Masa Berlaku Produk 16/03/2025
Merek GLOTECH
No. Produk Penyedia 20201215089
Jenis Produk unit
Kode KBKI import
Nilai TKDN(%) Tidak Ada
Nama Perusahaan PT. GLOMED ADINATA PRIMA
ZENITH LAB (JIANGSU) CO.,
Pabrik
LTD
Model / Type GTLI-9082A
Fungsi Microbiological incubator
Negara Asal Produk China
Negara Pabrikan China

2.4 Bagian Luar Inkubator


 Konektor power adalah penghubung antara alat dengan kabel power
 Switch power adalah saklar untuk menghidupkan dan mematikan alat
 Tombol timer satu adalah tombol yang digunakan untuk mengatur waktu
lamanya pemanasan heater sampai mencapai suhu 37’C
 Tombol timer dua adalah tombol yang digunakan untuk mengatur waktu
lamanya pemanasan heater sampai mencapai suhu 39’C
 Tombol timer tiga adalah tombol yang digunakan untuk mengatur waktu
lamanya pemanasan heater sampai mencapai suhu 41’C
 Display digital, menampilkan suhu actual, jam melakukan inkubasi

2.5 Bagian Dalam Inkubator


 Didalam chamber terdapat ventilasi suhu yang mengitari chamber,
bertujuan agar panas dari heater yang berada dibawahnya merata ke
sebuah chamber
 O ring berfungsi agar panas tidak keluar, sehingga suhu chamber dapat
dipertahankan.
 Rak penaru tabung sample digunakan untuk menaru botol sample darah
yang ingin di inkubasi.

2.6 Prinsip Kerja Inkubator

Sistem kerja dari inkubator lab adalah saat kabel power dihubungkan ke sumber
tegangan listrik dan main switch diposisikan on, maka tegangan listrik akan
mensupply power supply, dan power supply mendistribusikan ke semua komponen
pada alat inkubator. saat tombol timer ditekan maka tombol timer men-trigger
microkontroler untuk mengatur kerja dari heater, mikrokontroler akan memberikan
sinyal pada switch supply heater untuk mengalirkan listrik menuju heater, dan heater
akan mulai pemanasan pada Chamber inkubator.

Sensor panas akan mendeteksi suhu pada Chamber dan mengirimkan sinyal ke
mikrokontroler. pada saat yang suhu aktual mencapai suhu setting maka
mikrokontroler akan menghentikan sinyal listrik menuju switch pada supply heater,
maka heater tidak mendapatkan tegangan listrik maka heater berhenti memanaskan
Chamber. mikrokontroler juga mengirimkan sinyal digital menuju display di mana
display akan menampilkan suhu setting dan suhu aktual dari Chamber inkubator.

2.7 Prosedur Pengoperasian


1 Sambungkan kabel power pada sumber listrik
2 Posisikan switch menjadi on
3 Buka penutup Chamber inkubasi
4 Masukkan botol sampel darah untuk dihangatkan
5 Tutup kembali penutup Chamber sampai lock. Karena bila tidak maka alat
tidak mau bekerja
6 Tekan tombol satu untuk mensetting suhu 37’C
7 Tekan tombol 2 untuk mensetting suhu 39’C
8 Tekan tombol 3 untuk mensetting suhu 41’C
9 Tunggu sampai inkubasi selesai
10 Setelah selesai inkubasi pintu secara otomatis terbuka
11 Ambil sampel darah yang diinkubasi
12 Tutup kembali penutup Chamber
13 Posisikan power switch menjadi off
14 Cabut kabel power dari sumber tegangan

2.8 Prosedur Instalasi


Inkubator bisa diletakkan di lantai atau pada rangka/meja secara horisontal. Jarak
antara bagian belakang inkubator dengan dinding minimal 15 cm. jarak dengan atap
minimal 20 cm dan jarak dengan dinding samping minimal 8 cm. secara umum ini
memungkinkan ventilasi udara yang cukup di sekitar inkubator.
2.9 Prosedur Penempatan
a. letak unit laboratorium
b. suhu ruangan pemeriksaan 20 sampai 24 derajat Celcius dan kelembaban 40
sampai 60%
c. jarak antara alat dengan tembok minimal 20 cm
d. jarak antara alat dengan alat lain minimal 50 cm

2.10 Prosedur Pemantauan Fungsi

1 Uji Kualitatif
 Pemeriksaan kondisi fisik alat beserta bagian-bagiannya
 Pemeriksaan fungsi komponen alat
2 Uji Kuantitatif
 Pengukuran catu daya
 Pengukuran temperatur dan kelembaban ruang
 Pengukuran aspek keselamatan
 Pengukuran kinerja
2.11 Prosedur IPM (Inspection & Preventive Maintenance)
Lakukan inspeksi pencegahan dan pemeliharaan pada alat incubator, lakukan
pengontrolan agar alat tetap dalam keadaan baik dan bisa digunakan, bersihkan alat
setelah melakukan pengoperasian.

2.12 Prosedur Perawatan Kuratif


1 Cek chasing dan bersihkan setiap digunakan
2 Lakukan pemeliharaan
3 Cek keadaan ruang pengoperasian alat
4 Cek keamanan listrik alat
5 Lakukan pengujian dari setiap parameter
6 Lakukan kalibrasi setiap parameter setiap 1 tahun sekali

2.13 Prosedur Trouble Shooting


TroubleShooting Masalah yang dihadapi dengan alat suhu konstan adalah yang
paling sering berhubungan dengan pengatur suhu. Sebelum melanjutkan dengan
tips rinci sesuai dengan Pemeliharaan Layanan dan Analisis Panduan,
memastikan bahwa Batas rendah dan kontrol Batas tinggi yang benar
disesuaikan. Jika kontrol batas yang ditetapkan terlalu dekat atau di luar suhu
operasi, Inkubator yang mungkin terus masuk ke mode alarm. Hal ini akan
mengakibatkan kontrol suhu tidak menentu. Jika dipastikan bahwa layanan
pendinginan diperlukan, hubungi petugas yang berwenang.

2.14 Prosedur Kalibrasi


1 Letakkan alat pada ruang kalibrasi
2 Periksa keadaan ruangan kalibrasi
3 Periksa keamanan listrik alat
4 Hidupkan pesawat dengan menekan tombol power
5 Tekan tombol timer 1
6 Masukkan sensor suhu dari kalibrator suhu ke dalam Chamber
7 Perhatikan setiap suhu pada saat indikator mati maka berapa suhu yang
ditampilkan pada display
8 Bandingkan dengan display pada kalibrator suhu catat hasil pada setiap
titik pengukuran
9 Tekan tombol timer 1 dan 2
10 Masukkan sensor suhu dari kalibrator suhu ke dalam Chamber
11 Perhatikan setiap suhu pada saat indikator mati maka berapa suhu yang
ditampilkan pada display
12 Bandingkan dengan display pada kalibrator suhu catat hasil pada setiap
titik pengukuran
13 Tekan tombol timer 1, 2, dan 3
14 Masukkan sensor suhu dari kalibrator suhu ke dalam Chamber
15 Perhatikan setiap suhu pada saat indikator mati maka berapa suhu yang
ditampilkan pada display
16 Bandingkan dengan display pada kalibrator suhu catat hasil pada setiap
titik pengukuran
17 Operasikan alat sesuai prosedur
18 Saat indikator hiter mati maka mulai hitung dengan stopwatch
19 Hitung sampai pintu terbuka

2.15 Prosedur K3
Penggunaan alat harus berdasarkan manual alat agar tidak terjadi kecelakaan
kerja, dan berhati- hati saat penggunaan atau pengoperasian alat

2.16 Aspek Teori Dasar (Fisika – Kimia)


Ada beberapa di aspek teori dasar (fisika – kimia) yaitu efek pemanasan dari
heater, dan bagaimana peranan fisika pada konsep kelembapan udara
2.17 Aspek Anatomi dan Fisiologi
Pada alat blood warmer tidak memiliki aspek anatomi dan fisiologi

2.18 Aspek Elektronika (Wiring diagram)

2.19 Aspek Digital (Flow-chart)

Flowchart kerja alat inkubator bakteri suhu dingin berbasis arduino. Pertama
adalah start yang menandakan bahwa alat sudah dinyalakan kemudian setting suhu
sesuai yang diperlukan dan sensor suhu atau LM35 sudah bekerja untuk menunjukan
real time suhu pada inkubator lalu peltier akan bekerja dan sensor suhu akan
membaca nilai suhu yang diberikan oleh peltier kemudian dilakukan pengkondisian
suhu. Nilai pembacaan sensor suhu akan ditampilkan pada LCD.
BAB III
PERENCANAAN
Perencanaan dalam penelitian ini menjelakan tentang metoda analisis dan tahapan
pelaksanan analisis kerusakan dan perbaikan Inkubator Laboratorium Type (Glotech
Gtli-9082a). Tahapan pelaksanaannya yang terdiri atas tahapan pengamatan visual,
pengukuran-pengukuran, identifikasi kerusakan, evaluasi kerusakan, rencana
perbaikan, penentuan alat dan bahan, kegiatan perbaikan, pengujian fungsi, dan
kalibrasi.

III.1 Metoda Analisis


Metode analisis kerusakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Problem and Root Cause Analysis, metode Out – In, dan metode In – Out. Problem
and root cause analysis merupakan teknik menganalisis kerusakan dengan
menggunakan tabel dengan memperhatikan masalah dan akar permasalahannya,
supaya dapat dengan mudah diketahui bagaimana cara penanggulangannya. Metode
Out – In adalah metode yang digunakan untuk mengatahui kerusakan pada rangkaian
elektronik dengan teknik merunut dari Output (keluaran) menuju ke Input (masukan)
rangkaian elaktronik tersebut. Sedangkan metode In – Out adalah metode yang
digunakan untuk mengatahui kerusakan pada rangkaian elektronik dengan teknik
merunut dari Input (masukan) menuju ke Output (keluaran) rangkaian elaktronik
tersebut.

III.2 Pengamatan Visual


Tahapan pengamatan visual dalam anilisis ini dilakukan terhadap kabel power,
fuse, komponen motherboard dan heater. Hasil pengamatan visual kemudian dicatat
dan dilaporkan sebagai laporan hasil pengamatan visual untuk bahan evaluasi.
III.3 Pengukuran
Tahapan pengukuran dalam analisis ini dilakukan terhadap input tegangan kerja
alat, tegangan kerja pada heater dan suhu yang dihasilkan oleh heater. Tahapan
pengukuran tersebut memerlukan alat multimeter dan thermometer. Hasil
pengukuran-pengukuran kemudian dicatat dan dilaporkan sebagai laporan hasil
pengukuran untuk bahan evaluasi

III.4 Identifikasi Kerusakan


Tahapan identifikasi kerusakan alat dalam analisis adalah tahapan untuk
menemukan masalah (problem) dan akar masalah (root-cause) pada kerusakan alat.
Tahapan identifikasi kerusakan ini menggunakan alat bantu Tabel Problem and Root
Cause Analysis sebagai berikut :

No. BAGIAN PROBLEM ROOT CAUSE


ANALYSIS
1 Lampu indikator Lampu indikator tidak menyala Tidak ada daya listrik
power
2 heater Heater tidak dapat Heater rusak
menghasilkan panas
3 kipas Sirkulasi udara tidak bekerja. Kipas rusak

III.5 Evaluasi Kerusakan


Tahapan evaluasi kerusakan dalam analisis ini adalah tahapan menentukan
langkah penanggulangan (counter-measures) terhadap kerusakan alat berdasarkan
pada hasil identifikasi. Tahapan evaluasi kerusakan ini menggunakann alat bantu
Tabel Counter-measures sebagai berikut ;.

NO BAGIAN PROBLEM ROOT CAUSE COUNTER-


ANALYSIS MEASURES
1 Lampu Lampu indikator Tidak ada daya Penggantian kabel
indikator tidak menyala listrik power indikator
power
2 heater Heater tidak dapat Heater rusak Penggantian heater
menghasilkan panas
3 kipas Sirkulasi udara tidak Kipas rusak Penggantian kipas
bekerja.

III.6 Alat dan Bahan


Tahapan penentuan alat dan bahan yang dibutuhkan didasarkan pada tahapan
rencana perbaikan. Alat yang dibutuhkan dalam rencana berbaikan adalah solder,
obeng plus, tang potong, multimeter, thermometer, dan tespen. Sedangkan bahan
yang dibutuhkan dalam rencana perbaikan ini adalah timah solder, kabel nym, solasi
kabel, dan heater.

III.7 Kegiatan Perbaikan


Kegiatan perbaikan dalam penelitian ini adalah jenis kegiatan yang termasuk
dalam kegiatan perawatan korektif untuk mengembalikan kinerja alat menjadi normal
kembali sesuai standart mutu dan keamanan. Sedangkan kegiatan perawatan preventif
tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kegiatan perbaikan tersebut dilakukan setelah diketahui langkah penanggulan


(counter-measure) terhadap kerusakan alat. Tahapan kegiatan perbaikan dalan
penelitian tersebut adalah sebagai berikut ......... (di isi ntar aja kalo udah tahu apa yg
musti dilakukan)
III.8 Uji Fungsi
Kegiatan uji fungsi dilakukan setelah kegiatan perbaikan selesai dan alat dapat
kembali bisa dioperasikan dan berfungsi secara normal. Alat yang dibutuhkan dalam
kegiatan uji fungsi ini adalah ........ (di isi ntar aja kalo udah tahu).Tahapan kegiatan
uji fungsi alat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ....... (di isi ntar aja kalo
udah tahu apa yg musti dilakukan). Hasil uji fungsi kemudian dicatat dan dilaporkan
sebagai laporan hasil uji fungsi

III.9 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan suatu proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat-
alat kesehatan dengan cara membandingkan dengan standar atau tolak ukur. kalibrasi
diperlukan untuk memastikan hasil pengukuran atau pemeriksaan yang dilakukan
oleh alat tersebut akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya. Kegiatan kalibrasi
dalam penlitian ini akan dilakukan hanya jika diperlukan sesuai hasil evaluasi dari
tahapan-tahapan sebelumnya. Hasil kalibrasi kemudian dicatat dan dilaporkan sebagai
laporan hasil kalibrasi.

Anda mungkin juga menyukai