Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENELITIAN

SISTEM PLUMBING PADA AUTOCLAVE


DI PT. GLOBAL MULTI PHARMALAB

Disusun Oleh :
Nama : Rafika Widayanti
NIM : C2B016069

Program Studi S1 Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Semarang
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................................

2.1 Mekanisme Kerja Autoclave .........................................................................

2.2 Bagian – bagian Autoclave ............................................................................

2.3 Sistem Kendali Tungku Autoclave ................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Autoclave adalah salah satu alat sterilisasi yang dirancang untuk memberikan panas di
bawah tekanan, dengan tujuan dekontaminasi atau sterilisasi. Sterilisasi adalah cara untuk
mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia,
dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang
mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di laboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan
desinfeksi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab.
Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan
terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling
resisten dari kehidupan mikroba.
Pada preparasi sediaan steril, produk steril haruslah dibuat dengan persyaratan khusus, dengan
tujuan meniadakan (memperkecil) resiko kontaminasi mikroba, partikel partikulat, pirogen, dan
produk interaksi lainnya (misal dengan kemasan dan penutup kemasan) yang sangat tergantung pada
derajat kemurnian bahan baku dan tergantung pula pada keterampilan, tanggung jawab, dan sikap
operator yang terlibat selama proses produksi. Jaminan dan pemastian mutu penting sekali artinya
karena hampir tidak mungkin produk steril menghadapi proses ulang (rework). Oleh karena itu, cara
(proses) pembuatan haruslah mengikuti prosedur yang divalidasi. Proses pembuatan produk farmasi
sediaan steril perlu memperhatikan proses sterilisasi produk untuk menghindari terjadinya kontaminasi
pada sediaan steril yang akan di produksi dimana dapat berdampak pada pengguna sediaan steril
tersebut sehingga perlu dilakukan proses yang sangat ketat dalam setiap tahapan pengolahannya. Salah
satu upaya yang dilakukan yakni melakukan proses produksi sediaan steril dengan menggunakan 2
metode yakni proses aseptis dan proses sterilisasi akhir. Dimana perlu diketahui tahapan dari setiap
metode tersebut agar menghasilkan sediaan farmasi steril yang bermutu, aman dan bebas dari mikroba
dan pirogen untuk masyarakat yang menggunakannya.
Proses sterilisasi akhir yang terjadi pada autoclave adalah memanfaatkan suhu tinggi
dan uap bertekanan yang terakumulasi dalam sebuah chamber yang telah dikondisikan
sedemikian rupa menjadi hampa udara. Besarnya tekanan dan uap yang dihasilkan bergantung
pada kuantitas waktu dan suhu yang disetting dalam sebuah autoclave. Autoclaving dilakukan
dalam tungku autoclave yang berisi uap air pada temperatur sekitar 121 °C dan tekanan 3 atm
selama waktu operasi 24 jam.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut :
a) Bagaimana pemeliharaan autoclave yang seharusnya dilakukan agar alat tetap terkondisi
untuk mensterilkan dengan maksimal.
b) Bagaimana jika autoclave tidak dipelihara dengan baik dan maksimal.
c) Bagaimana cara mengatasi jika autoclave tidak dipelihara dengan baik dan maksimal.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemeliharaan yang bagaimana yang
harus dilakukan agar suhu dan tekanan autoclave dapat terjaga kestabilannya dalam
melakukan proses sterilisasi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik dari sistem alat
autoclave berupa model matematis, dan selanjutnya dapat dibuat sistem kendali yang tepat
untuk alat autoclave ini sehingga dapat berfungsi sebagai alat sterilisasi media, reagent, flask,
tube, petri dish, beaker glass dan aneka peralatan glassware lainnya, serta dapat
mendekontaminasi atau membunuh mikroorganisme.
1.5 BATASAN MASALAH
Dalam proposal penelitian ini, ditetapkan batasan-batasan dari penelitian sebagai
berikut:
a) Identifikasi alat autoclave yang dilakukan adalah pada parameter suhu saja, sedangkan
tekanan alat autoclave akan naik sejalan dengan kenaikan suhu, nilai tekanan ini tidak
dikendalikan hanya dibatasi nilai limitnya menggunakan safety control valve.
b) Identifikasi alat autoclave dilakukan secara eksperimen, dengan sistem pemanasan
suhu menggunakan heater elektrik (sistem pemanas listrik) dengan jangkauan
pengaturan suhu pada sistem alat dibatasi sampai 121oC.
c) Pengendali sistem dilakukan dengan simulasi sistem dan langsung eksperimen
terhadap alat pada beban kosong (tanpa sampel), dengan pengaturan suhu 100oC.
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 MEKANISME KERJA AUTOCLAVE
Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air bertekanan tinggi jenuh
pada 121˚C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran dan beban isi. Sterilisasi
merupakan proses membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme (baik fisika, kimia,
dan mekanik) atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan
mikroorganisme. Pada proses sterilisasi yang dilakukan di laboratorium PT. Global Multi
Pharmalab menggunakan autoclave model “HL 36AE” yang berfungsi untuk mensterilkan
berbagai media mikrobiologi yang nantinya digunakan untuk berbagai macam pengujian
mikroba pada bahan baku obat hingga sediaan farmasi. Parameter yang diukur dan
dikendalikan sebagai acuan sistem kendali adalah suhu ruang autoclave, sedangkan untuk
suhu pemanas dan tekanan tungku autoclave digunakan sebagai monitor.
Proses sterilisasi pada autoclave adalah memanfaatkan panas dan tekanan uap dalam
chamber. Panas dan tekanan tersebut dihasilkan oleh pemanasan elemen di dalam chamber
yang dikondisikan menjadi hampa udara “semakin besar setting waktu dan suhu yang
digunakan maka semakin besar tekanan yang dihasilkan dalam chamber sehingga proses
sterilisasi akan lebih cepat selesai”, tetapi dalam proses sterilisasi sudah ditentukan besarnya
suhu dan lamanya waktu sterilisasi, tergantung pada hasil kualifikasinya dan dari setiap bahan
atau alat yang akan di sterilkan. Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang
tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme, perhitungan waktu sterilisasi autoclave
dimulai ketika suhu didalam autoclave mencapai 121˚C. Jika objek yang disterilisasi cukup
tebal atau banyak, maka transfer panas pada bagian dalam autoclave akan melambat, sehingga
terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu
121˚C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam
volume besar akan di autoclave karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Pemantauan suhu dan tekanan pada autoclave dapat
dilihat melalui presure gauge yang terdapat pada tutup autoclave. Pada autoclave juga
dilengkapi dengan control valve yang berfungsi untuk pembuangan uap ketika suhu didalam
autoclave sangat tinggi dan juga berfungsi sebagai pengaman, sehingga autoclave ini akan
terbuka sendiri ketika tekanan di dalam chamber temperaturnya melebihi batas tekanan
chamber. Berikut merupakan blok diagram dari prinsip kerja autoclave :

Gambar 2.1 Blok diagram prinsip kerja autoclave


Dari prinsip kerja diatas dapat disimpulkan bahwa ketika main switch ditekan, maka
pompa pengisian air secara otomatis dapat mengisi air ke dalam tabung pembangkit uap dan
setelah mencapai level ambang batas, proses pemangkitan uap secara elektrik dapat dimulai.
Tabung pembangkit uap dilengkapi dengan safety valve (katup pengaman) bertekanan 4,0
bar. Jika penyediaan uap telah memadai makan proses sterilisasi bisa dimulai. Uap jenuh pada
suhun 121˚C mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam
1 atau 2 menit, sehingga dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan. Bahan-
bahan yang tidak dapat disterilasi dengan uap panas seperti : serum, vitamin, antibiotik,
enzim, dan pelarut organik (fenol, buffer dengan kandungan detergen).
2.2 BAGIAN – BAGIAN AUTOCLAVE

Gambar 2.2 Bagian-bagian Autoclave


Keterangan:
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
Timer pada autoclave berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau sebentarnya proses
sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.
2. Katup uap
Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air.
3. Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu tekanan uap yang
berada didalam autoclave saat proses sterilisasi berlangsung.
4. Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup autoclave.
5. Tombol on/off
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin autclave.
6. Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu yang sudah dicapai
pada saat pensterilan.
7. Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor (panas).
Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang jika dialiri arus
listrik akan menghasilkan energi panas.
8. Aquades (H2O)
9. Skrup pengamanan
10. Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan air.
Selain keterangan yang di atas, autoclave juga memiliki komponen lain yaitu Pompa
Vacum, pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran
dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi selesai uap panas akan segera
hilang. Sehingga saat user membuka lied handle terbuka uap panas yang ada di
dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan user saat mengeluarkan
alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam autoclave. Selain pompa vacum, autoclave juga
memiliki penutup yang berfungsi sebagai penutup autoclave pada saat proses sterilisasi.
Terdapat juga temperatur yang digunakan untuk mengatur suhu pada saat akan melakukan
proses sterilisasi.
2.3 KONEKSI AUTOCLAVE TERHADAP SISTEM UTILITAS

Anda mungkin juga menyukai