Anda di halaman 1dari 20

DESAIN RENCANA SISTEM KELISTRIKAN

HOTEL WARA WIRI


Dosen Pengampu Mata Kuliah Desain Sistem Kelistrikan Industri:
Luqman Assaffat,S.T., M.T., M.Kom. SAMPUL

Nama : Daily Ratna Suri


NIM : C2B217008

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang
membutuhkan akurasi yang tepat, hal tersebut diperlukan bukan hanya untuk
mendapatkan efektifitas kinerja dari jaringan yang akan dirancang, dan bukan juga
demi mendapatkan efisiensi ekonomis yang serendah-rendahnya. Namun,
perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari
bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa
mendatang. Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhannya.
Salah satu jenis bangunan yang membutuhkan konsentrasi dan tingkat
ketelitian lebih dalam perancangan instalasinya adalah hotel. Penggunaan system
sistem paralatan yang handal sangat dibutuhkan dewasa ini, dengan adanya system
peralatan yang handal akan berpengaruh terhadap kelancaran operasi kerja suatu
industri, instansi, perkantoran, hotel dan sektor lain yang membutuhkan system
tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi kebutuhan akan tenaga listrik
semakin besar. Terutama tempat yang memerlukan peralatan dan mesin-mesin yang
handal seperti di mall, hotel dan apartement. Daya yang dibutuhkan sebagai
penggerak mesin-mesin tersebut juga semakin meningkat. Sehingga dalam hal
sistem tenaga listrik konsumen menuntut keandalan dan kemampuan yang maksimal
dalam pensuplaian tenaga listrik yang dibebankan pada PT. PLN selaku BUMN yang
mengelola pensuplaian tenaga listrik ke perusahaan atau instansi tersebut.
Suplai tenaga listrik sangat diperlukan oleh instansi atau hotel dalam
menjalankan aktivitasnya. Sebagai contohnya Hotel wara wiri yang merupakan
salah satu hotel di pekalongan yang memerlukan tenaga listrik yang cukup besar
untuk kelancaran operasinya. Sebuah hotel pasti sangat memperhatikan tingkat
pencahayaan yang bagus supaya para konsumen merasa nyaman dengan fasititas
yang telah disediakan. Pencahayaan tersebut tentunya membutuhkan daya yang

1
lebih, sistem pengamanan yang handal sehingga tidak terjadi gangguan saat
menjalankan aktifitasnya.
Hotel Wara Wiri memerlukan perancangan instalasi listrik yang baik dan
handal. Untuk mensuplai tenaga listrik di Hotel Wara Wiri disuplai dengan dua
sistem, yaitu dari PLN dan Genset (generator set). Sehingga jika PLN padam maka
suplai tenaga listrik tetap ada yang disuplai oleh Genset. Oleh karena itu seluruh
sistem peralatan masih tetap beroperasi dan aktifitas konsumen tidak akan terganggu.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan tugas ini antara lain :
1. Membuat dan merencanakan sistem kelistrikan pada hotel wara wiri.
2. Merencanakan sistem penerangan pada hotel wara wiri.

1.3 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan tugas ini antara lain :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal perencanaan tentang
kelayakan instalasi listrik.
2. Mengetahui kebutuhan sistem kelistrikan yang direncanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Mengetahui kebutuhan pencahayaan tiap – tiap ruangan yang telah
diperhitungkan sesuai dengan ketentuan.
4. Mengetahui dan memahami pembagian sumber listrik untuk beban tenaga dari
hasil perencanaan yang telah dirancang.
5. Mengetahui kebutuhan Daya Listrik keseluruhan pada sistem penerangan yang
telah diperhitungkan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM OBYEK

2.1 Letak Obyek

Lokasi Hotel Wara Wiri berada di Jl. Dr Ciptomangunkusumo Pekalongan


Jawa Tengah. Letak hotel tersebut, tepatnya berada di tengah kota. Dengan keadaan
yang berada di tengah kota, menjadikan akses menuju hotel wara wiri strategis karena
selalu dilalui oleh para pengendara dari luar kota.

3
Hotel wara wiri memiliki tiga tingkat gedung dengan dua gedung untuk
kamar hotel dan yang satu tingkat dikhususkan untuk lobby, restaurant dan kolam
renang.
Dalam penulisan ini hanya menitikberatkan satu gedung, yaitu gedung
pertama yang memperlihatkan keindahan suasana lobby hotel, restaurant serta kolam
renang yang dapat digunakan sebagai fasilitias umum.

4
BAB III
PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

Dalam hal ini hotel wara wiri memerlukan lampu untuk penerangan yang
sesuai dengan standar intensitas penerangan (lux) yang dipersyaratkan, sehingga akan
membuat nyaman dalam bekerja. Jenis kegiatan yang dilakukan di dalam suatu
ruangan akan menentukan tingkat intensitas penerangan yang dibutuhkan, karena jenis
kegiatan yang berbeda akan memerlukan tingkat intensitas penerangan yang berbeda
pula.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan
bangunan maupun ruangan, hal ini berguna untuk menunjang kenyamanan dalam
beraktivitas dan keselamatan jika terjadi keadaan darurat. Pencahayaan dibagi menjadi
dua jenis yaitu pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari dan
pencahayaan buatan yang menggunakan cahaya buatan (lampu). Aspek lain dari
merancang sistem pencahayaan adalah konsumsi daya untuk pencahayaan. Pemilihan
dan penempatan dari lampu yang digunakan akan mempengaruhi jumlah lampu yang
digunakan, secara otomatis juga dapat menghemat konsumsi daya yang digunakan.

3.1. Gambaran Sistem Penerangan


Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang.
Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila
tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan
orang yang menempatinya dapat melihat benda - benda. Tanpa dapat melihat benda-
benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Sebaliknya,
cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan. Kualitas penerangan
yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, psikologis serta aktivitas
kerja. Berdasarkan SNI 03-6575-2001 pembagian flux cahayanya oleh sumber
cahaya dan armature yang digunakan, dapat dibedakan sistem-sistem penerangan
seperti ditunjukkan pada tabel 3.1 di bawah ini.

5
Tabel 3.1 Tabel Beban Penerangan

3.2 Pemilihan Jenis Lampu


Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung
dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya
luminasi sumber-sumber cahaya/lampu modern, cahaya langsung dari sumber
cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Karena itu bahan-bahan armature harus
dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya
terbagi secara tepat. Pemakaian penerangan yang berlebihan juga berhubungan
dengan efisiensi penggunaan energi listrik sehingga diperlukan pengaturan
penerangan. Intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian
kebutuhan iluminasi di dalam ruang berdasarkan jenis fungsi ruang, sehingga
dimungkinkan penghematan energi listrik. Sistem penerangan yang digunakan
adalah sistem penerangan langsung yaitu cahaya yang dipancarkan sumber cahaya
(lampu) seluruhnya diarahkan ke bidang kerja yang harus diberikan penerangan,
karena ssstem penerangan langsung mempunyai faktor efisiensi dan flux cahaya yang
harus optimal. Berdasarkan SNI 03-6575-2001 pemilihan jenis lampu dan armature.

3.3 Perhitungan Jumlah Lampu


Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi
oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan,
jumlah lampu tiap armature dan jenis lampu. Dari data-data tersebut dapat
dilakukan perhitungan berupa jumlah armature dan kebutuhannya. Berdasarkan

6
pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armature yang digunakan sistem
penerangan.

3.4 Perhitungan Daya Listrik Sistem Penerangan


Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang (untuk
menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang
dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata
dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum
yang ditentukan untuk setiap ruang. Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Electrical Power dalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam
sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik
tersebut. Dengan kata lain, daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah
sirkuit atau rangkaian listrik. Semakin tinggi nilai watt-nya semakin tinggi pula daya
listrik yang dikonsumsinya.

P (total) = P lampu x N………………........................................(3.4)

Dimana:

P total = daya listrik total (Watt)

P Lampu = tegangan listrik (V)

N = Jumlah Lampu Terpasang

Daya nyata atau real power meliliki satuan dasar daya rata – rata berupa watt,
daya semu merupakan perkalian antara arus dan tegangan yang dinyatakan dalam
satuan VA (Volt Ampere).

7
BAB IV
PERENCANAAN BEBAN DAN DAYA

4.1 Kotak Kontak


Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai
muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Di bawah ini adalah
gambar stop kontak out bow yang dipasang di luar tebok (tidak ditanam di dalam
tembok) dan memiliki beberapa colokan sehingga sering disebut terminal.

Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik


yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar
alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau
colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.

Pembagian kapasitas arus stop kontak tiap ruangan di bedakan dengan


Kapasitas arus beban lainya seperti instalasi penerangan dikarenakan menghindari
adanya satu gangguan yang mengakibatkan kedua instalasi tersebut tidak ada
sumber daya listrik sehingga sulit untuk melakukan pemeliharaan instalasi maka
untuk lebih mudahnya seperti di ruang bangsal di buat instalasi sendiri untuk stop
kontak TV lcd 1 fasa dan stop kontak 3 fasa untuk alat yang memiliki daya besar.
Pada tabel 4.1 dapat dilihat perencanaan kotak kontak.
Tabel 4.1 Kotak Kontak
P L A Jumlah Titik
No Ruang (Panjang) (Lebar) (Luas) Kotak Kontak

Meter Meter Meter2 Satu Fasa Tiga Fasa

1 Toilet 1 7 4 28 2 -
2 Toilet 2 7 4 28 2 -
3 Restaurant 11.5 12 138 6 -
4 Kolam Renang 7 13.5 94.5 3 -
5 Personalia 7 7.5 52.5 4 -

8
6 Lobby 14 18 252 10 -
7 Receptionist 5 5.5 27.5 3 -
8 Gudang dan Laundry 9 6.75 60.75 4 -
Panel Control dan
9 9 6.75 60.75 4 -
Ruang CCTV
Jumlah 38 -

4.2 Air Conditioner (AC) dan Exhaust Fan


Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin
yang memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin
pendingin tersebut. Secara khusus pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu
mesin yang di gunakan untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas
refrigerant berada di pipa yang di tekan dan di hisap oleh kompresor.
Adapun sebab mengapa gas refrigerant di pilih sebagai bahan yang di
sirkulasikan, yaitu karena bahan ini mudah menguap dan bentuknya bisa berubah-
ubah, yang berbentuk cairan dan gas. Panas yang berada pada pipa kondensor berasal
dari gas refrigerant yang di tekan oleh kompressor sehingga bahan tersebut menjadi
panas dan pada bagian Automatic Expantion Valve pipa tempat sirkulasi gas
refrigerant di perkecil,sehingga tekanannya semakin meningkat dan pada pipa
evaporator menjadi dingin. Dalam perencanaan beban tenaga diperlukan spesifikasi
AC sebagai berikut:
Tabel 4.2.1. Spesifikasi AC

Jenis PK AC AC Standard AC Low Watt


½ PK 400 watt 320 watt
¾ PK 600 watt 530 watt
1 PK 840 watt 660 watt
1 ½ PK 1170 watt -

Exhaust fan adalah sejenis kipas angin yang berfungsi menghisap udara dari
dalam ruangan dan mengeluarkan udara tersebut ke luar ruangan atau bangunan.

9
Dalam waktu yang bersamaan, kipas angin ini juga menyerap udara segar dari luar
bangunan ke dalam ruangan, sehingga ruangan akan memiliki udara yang segar
sepanjang hari. Karena fungsinya untuk mengeluarkan udara ke luar ruangan dan
membawa udara segar ke dalam ruangan, maka pemasangan kipas angin ini terbagi
menjadi dua, yakni area indoor dan area outdoor. Exhaust fan adalah sejenis kipas
angin yang berfungsi menghisap udara dari dalam ruangan dan mengeluarkan udara
tersebut ke luar ruangan atau bangunan. Dalam waktu yang bersamaan, kipas angin
ini juga menyerap udara segar dari luar bangunan ke dalam ruangan, sehingga
ruangan akan memiliki udara yang segar sepanjang hari. Karena fungsinya untuk
mengeluarkan udara ke luar ruangan dan membawa udara segar ke dalam ruangan,
maka pemasangan kipas angin ini terbagi menjadi dua, yakni area indoor dan area
outdoor.
Pilihlah exhaust fan yang memiliki konsumsi listrik yang sesuai dengan
jumlah daya yang kita miliki. Jika kita memilih produk dengan konsumsi listrik yang
terlalu besar, maka bisa menimbulkan kerusakan pada kipas. Selanjutnya adalah
tentang RPM atau rotation per minute (putaran kipas per menit). Jika RPM semakin
tinggi, maka exhaust fan akan semakin cepat menarik atau mengeluarkan udara.
Artinya, sirkulasi udara akan tetap terjaga dengan baik. Dalam perancangan Air
Conditioner dan Exhaust Fan seperti ditunjukkan pada tabel 4.2.2 di bawah ini.
Tabel 4.2.2. Tabel Perencanaan AC & Exhaust Fan
Air Conditioner Exhaust Fan
No Ruang (220 V, 50 Hz) (220 V, 50 Hz)
Kapasistas Watt Jumlah Watt Jumlah
1 Toilet 1 - - - 88 1
2 Toilet 2 - - - 88 1
3 Restaurant 1 PK 840 4 - -
4 Kolam Renang - - - - -
5 Personalia ¾ PK 600 2 - -
6 Lobby 1 PK 840 6 88 3
7 Receptionist 1 PK 840 1 - -
8 Gudang dan Laundry ¾ PK 600 2 88 1

10
Panel Control dan
9 ¾ PK 600 2 - -
Ruang CCTV

4.3 Pompa dan Motor


Pompa digunakan dalam saluran air dan motor digunakan pada mesin lift.

4.4 Gambar Diagram Garis Tunggal


Berikut gambar diagram garis tunggal pada Hotel Wara-Wiri:

11
BAB V
PERHITUNGAN ARUS NOMINAL

5.1 Kebutuhan Daya Listrik


Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power
adalah jumlah energy yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian.
Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata
lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energy dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian listrik. Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan
daya listrik adalah besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu
atau lebih singkatnya adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik.
Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P”
yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya
Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule
per detik (Watt = Joule / detik).
Kebutuhan daya listrik dari hotel Wara Wiri ini sesuai dengan penjumlahan
seluruh beban adalah 50.000 watt

5.2 Perhitungan Arus Nominal


Untuk menentukan kemampuan hantar arus suatu penghantar yang
mensuplai peralatan listrik, terlebih dahulu harus diketahui besarnya arus nominal
dari peralatan tersebut, yang biasanya arus nominal sudah tertera pada name plate
pada peralatan tersebut.

12
BAB VI
SUMBER DAYA LISTRIK

6.1 Kebutuhan Daya Listrik


Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam
rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir
dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti
mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas
(seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetic
(motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit
listrik atau penyimpan energi seperti baterai [2].
Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangkan oleh huruf P dalam
persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung
menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang
pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energy
mekanik, dan sebaliknya.
Dimana P adalah daya (watt atau W), I adalah arus (ampere atau A),V
adalah perbedaan potensial (volt atau V)[3].

Gambar 6.1 Segitiga Daya


Impedansi Z dalam hal ini dapat terdiri dari berbagai jenis beban resistif,
induktif, kapasitif ataupun kombinasi dari ketiga jenis beban sehingga sebuah
impedansi Z yang memiliki karakteristik gabungan dari karakteristik berbagai jenis
beban yang menyusunnya. Yang dimaksud dengan karakteristik beban adalah jenis
daya yang diserapnya, sifat arus dan tegangannya yang bila digabungkan dengan
jenis beban yang berbeda dapat terbentuk karakteristik yang lebih baik maupun

13
lebih buruk (jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda). Pada pengukuran
daya, ada juga yang dikenal dengan faktor daya, yaitu perbandingan antara daya
aktif (Watt) dengan daya semu (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya
semu. cosφ=P/S[2].
Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya
semu/daya total (lihat gambar 6.1). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan
sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya
selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Secara teoritis, jika seluruh beban daya
yang dipasok oleh perusahaan listrik memiliki faktor daya satu, maka daya
maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian.
Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2
hingga 0,5, maka kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan. Jadi, daya
reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama dalam rangka
meminimalkan kebutuhan daya total (VA). Faktor Daya / Faktor kerja
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang
rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya
ini menggunakan kapasitor. Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Electrical Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya
listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik
tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam
sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil contoh Lampu Pijar dan Air
Conditioner. Lampu menyerap daya listrik yang diterimanya dan mengubahnya
menjadi cahaya sedangkan Air Conditioner mengubah serapan daya listrik tersebut
menjadi udara dingin atau sejuk. Semakin tinggi nilai Wattnya semakin tinggi pula
daya listrik yang dikonsumsinya.
Daya listrik adalah laju hantaran energi listrik yang ada dalam sebuah
rangkaian listrik. Dalam arus bolak-balik atau arus AC , terdapat 3 jenis daya listrik
dengan persamaan tegangan 3 fasa yaitu :

14
1. Daya listrik semu dengan rumus = √3. .
Dimana, S = Daya Semu (Volt Ampere)
√3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
2. Daya listrik aktif dengan rumus = √3. . .
√3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
3. Daya listrik reaktif dengan rumus = √3. . .
Dimana, Q = Daya Reaktif (Volt Ampere Reaktif)
√3 = Konstanta 3 fasa nilainya = 1,73
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)

6.2 Penentuan Kapasistas Trafo dan Langganan Daya Listrik


Sistem Tegangan distribusi yang digunakan di Indonesia adalah berkisar 3
KV, 6 KV, 7 KV, 9 KV, 11,5 KV, 20 KV dan 24 KV. Namun yang umum
digunakan pada sistem tegangan distribusi PLN adalah 6 KV, 12 KV 20 KV dan 24
KV, dan sisanya adalah tegangan yang bersumber dari transformator yang khusus
digunakan beberapa industri tertentu.
Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya listrik kekonsumennya
dengan dua jalur distribusi yang dibedakan pemakaiannya. Yaitu konsumen besar
(Kawasan Industri) dan konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik
dengan level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil,
perkantoran, pertokoan dan sebagainya.
Untuk konsumen besar yang menggunakan energi listrik yang besar, PLN
memasok kebutuhan listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV
atau 24KV dengan jalur distribusi kawat penghantar udara atau Penghantar bawah
tanah ke Gardu Induk (GI) konsumen untuk pemakaian sendiri.

15
Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri kecil,
PLN memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV ke gardu
distribusi Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan
kembali ke trafo tiang step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk selanjutnya
penyaluran distribusi daya listrik tersebut diteruskan melalui Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meter-meter pelanggan. Adapun urutan daya listrik
PLN ke meter-meter pelanggan dari rumah tangga (250 VA, 1 Phasa), perkantoran
dan industri kecil sampai industri menengah (630 KVA, 3 Phasa) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 6.2. Urutan daya listrik

Urutan daya listrik untuk konsumen menengah dan besar, tergantung pada
kapasitas trafo dan beban yang digunakan di Gardu Induk (GI) konsumen. Mulai
dari 20 KVA sampai 30.000 KVA. Pada umumnya trafo yang digunakan di banyak
kawasan Industri menengah dan besar tersebut, adalah menggunakan
Transformator seperti berikut:
Transformator 3 Phasa 25 kVA 20kV/ 400V

16
Transformator 3 Phasa 50 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 100 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 160 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 200 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 400 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 500 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 630 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 1000 kVA 20kV/ 400V
Transformator 3 Phasa 1250 kVA; 20kV/400V
Transformator 3 Phasa 1500 kVA; 20kV/400V
Transformator 3 Phasa 1750 kVA; 20kV/400V
Transformator 3 Phasa 2000 kVA; 20kV/400V
Transformator 3 Phasa 2500 kVA; 20kV/400V
Transformator 3 Phasa 3150 kVA; 20kV/400V

Bila konsumen industri berencana menggunakan daya listrik yang cukup


besar lagi dari daya yang sudah terpasang, maka mereka cukup mengganti kapasitas
trafo digardu induk (GI) mereka sesuai kapasitas fedder yang digunakan, atau
menambah unit cubicle dan trafo lagi sesuai kapasitas beban listrik yang disediakan
PLN.
Setelah mengetahui urutan daya listrik yang ada di Indonesia, mari kita
cermati dan simpulkan mengenai daya kVar yang sebaiknya terpasang untuk
meperbaiki COS phi yang ada. Klik disini untuk memulai membuat sendiri sebuah
panel kapasitor bank dengan RVC ABB.
Dalam penentuan kapasitas trafo dan langganan daya listrik perlu
memperhitungan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor Kebersamaan /Keserempakan (KS) dimana beban digunakan
secara bersama – sama dalam waktu yang bersama. Untuk itu dalam
perencanaan Hotel Wara Wiri besaran factor kebersamaan di asumsikan
80%.

17
2. Faktor Kebutuhan (KB) dimana beban digunakan sesuai kebutuhan
dilapangan saja. Untuk itu dalam perencanaan Hotel Wara Wiri besaran
faktor kebutuhan di asumsikan 70%.
3. Faktor Pengembangan (KP) dimana perencanaan Pabrik pengolahan air
minum dalam kemasan perlu dipikirkan target produksi semakin
meningkat berdasarkan kebutuhan pasar. Untuk itu dalam perencanaan
Hotel Wara Wiri besaran faktor pengembangan diasumsikan meningkat
150%.

6.3 Menghitung Capasitor Bank


Pada Instalasi listrik 3 Phase, memiliki 3 (tiga) macam daya. Yaitu Daya
Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif. Untuk mendapatkan Daya Aktif semaksimal
mungkin, tentunya kita harus memperbaiki faktor daya atau daya reaktif pada
instalasi listrik tersebut. Berbagai alat listrik yang memiliki daya harmonik, seperti
Electro motor, Inverter, Travo las,Lampu mercury dan lainnya akan memberikan
dampak terhadap tingginya kerugian-kerugian daya pada instalasi listrik. Faktor
daya yang paling baik adalah 1,00. Sehingga bisa di dapat Daya Aktif yang
mendekati atau sama dengan daya semu. Faktor daya dengan nilai 1,00, artinya
Nilai Daya Semu sama dengan Nilai Daya Aktif, atau tidak terdapat kerugian-
kerugian daya. Namun untuk mencapai Faktor daya dengan nilai 1,00 adalah suatu
hal yang terbilang tidak bisa tercapai, maka biasanya Faktor daya yang paling baik
ditetapkan sebesar antara 0,85 sampai 0,95. Faktor daya akan mengalami penurunan
yang diakibatkan oleh berbagai peralatan listrik dengan daya harmonik yang tinggi
atau Impedansi. Beberapa peralatan listrik yang menghasilkan Daya Harmonik:
1. Inverter
2. Motor Listrik (Electro motor)
3. Travo Las ( Electric Welding)
4. UPS (Uninterruptible Power Supply)
5. Bola Lampu Mercury non Ballast
Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian daya pada instalasi listrik 3
phase adalah dengan sebisa mungkin meminimalkan penggunaan peralatan listrik
18
yang menghasilkan daya harmonik. Selain cara tersebut, kita juga dapat
memperbaiki faktor daya yaitu dengan memberi bantuan daya, yang biasanya
dipakai untuk memberikan bantuan daya adalah Capasitor Bank.
Capasitor Bank bekerja dengan memberikan bantuan daya atau supply daya
untuk beban pada instalasi listrik yang ada. Rangkaian dan cara pemasangan
Kapasitor Bank Karena itulah, Capasitor Bank juga sering disebut berfungsi sebagai
perbaikan faktor daya pada suatu instalasi listrik 3 Phase.
Kapasitor bank adalah sekumpulan kapasitor dan beberapa komponen
elektro lain sebagai pendukung yang dirankai dan dipasang untuk menyeimbangkan
beban listrik yang terlalu bersifat induktif dan memiliki cos ϕ rendah. Adapun
dampak positif pemasangan kapasitor Bank adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Faktor Daya ( Cos ϕ)
2. Mengurangi besarnya arus listrik
3. Mengurangi panas
4. Mencegah losses (kehilangan tegangan)
Untuk Menentukan besarnya kapasitor bank menggunakan rumus sebagai
berikut :
∆ Q = Q1 – Q2, dimana ∆Q = Selisih daya reaktif
Q1 = Daya Reaktif Awal / kondisi mula
Q2 = Daya Reaktif yang dibutuhkan Sehingga apabila diketahui data nilai
Daya reaktif awal/kondisi mula bisa dijadikan nilai Q1

19

Anda mungkin juga menyukai