Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“BAGAIMANA HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA


DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG
BERSUMBU PADA KEDAULATAN RAKYAT DAN
MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT?”

Oleh:
Gideon Pandey
21501003

Universitas Negeri Manado


Fakultas Matematika Dan IPA
Program Studi Ilmu Kimia
2022
Tugas BAB 5

1. Bagaimana harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara dalam
demokrasi yang bersumbu pada kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk
mufakat?

Jawaban:

1. Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara. Pengaturan hak
dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD NRI 1945.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan isi konstitusi negara perihal
hubungan antara warga negara dengan negara. Hak adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga
negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga
negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban warga negara dan negara Indonesia diatur dalam UUD
NRI 1945 mulai pasal 27 sampai 34, termasuk di dalamnya ada hak asasi
manusia dan kewajiban dasar manusia. Pengaturan akan hak dan kewajiban
tersebut bersifat garis besar yang penjabarannya dituangkan dalam suatu
undang-undang.
Sekalipun aspek kewajiban asasi manusia jumlahnya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan aspek hak asasi manusia sebagaimana tertuang dalam
UUD NRI 1945, namun secara filosofis tetap mengindikasikan adanya
pandangan bangsa Indonesia bahwa hak asasi tidak dapat berjalan tanpa
dibarengi kewajiban asasi.
Dalam konteks ini Indonesia menganut paham harmoni antara kewajiban dan
hak ataupun sebaliknya harmoni antara hak dan kewajiban. Untuk mencapai
keseimbangan antara hak dan kewajiban, dengan cara mengetahui posisi diri
kita sendiri. Hak dan kewajiban warga negara dan negara mengalami
dinamika terbukti dari adanya perubahan-perubahan dalam rumusan pasal-
pasal UUD NRI 1945 melalui proses amandemen dan juga perubahan undang-
undang yang menyertainya. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara
dan negara dengan segala dinamikanya diupayakan berdampak pada
terpenuhinya keseimbangan yang harmonis antara hak dan kewajiban negara
dan warga negara.
Esensi dan urgensi harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara
diantaranya adalah
a. Dalam agama, keharmonisan hak dan kewajiban dapat
menimbulkan terciptanya toleransi beragama dan ketentraman di
dalam agama.
b. Dalam pendidikan dan kebudayaan, keharmonisan hak dan
kewajiban, dapat mengakibatkan pendidikan dapat lebih merata
serta fasilitas lebih memadai, sehingganya pendidikan di Indonesia
menjadi lebih baik.
c. Dalam ekonomi, keharmonisan hak dan kewajiban mengakibatkan
ekonomi di negara ini bisa terkendali.
d. Dalam kenegaraan, keharmonisan hak dan kewajiban, menimbulkan
keharmonisan terhadap rakyat.
Sebagai seorang warga Negara harus tau hak dan kewajibannya. Seperti yang
sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan
kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman
sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang,
apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Oleh karena itu,
diperlukannya harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara agar
terciptanya kehidupan bernegara yang harmonis dan berkesinambungan
antara kepentingan rakyat dalam pemenuhan hak dan kewajibannya oleh
Negara.
2. Berikan 2 kasus yang pernah terjadi atau boleh terjadi dan berikan solusi
terhadap kasus tersebut!

Jawaban:

2. Kasus Pertama (Esensi dan Urgensi harmoni Kewajiban dan Hak dan Warga
Negara)
Kasus pertama yang saya angkat adalah kasus mengenai vandalisme.
Aksi demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di depan Istana dan
kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, berakhir ricuh. Polisi menyebut bahwa
massa tersebut adalah perusuh!
"Itu para perusuh," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus
saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).
Yusri mengatakan massa tersebut menunggangi aksi buruh. Massa diduga
menunggangi aksi dengan tujuan membuat kericuhan.
"Jadi sekarang gini, ini bukan lagi teman teman buruh, ini sudah perusuh
semuanya. Jadi ini perusuh semua karena, mereka memang menunggangi
teman teman buruh ini untuk melakukan kerusuhan," imbuh Yusri
Massa demo merusak sejumlah fasilitas umum, seperti halte bus TransJakarta,
mobil polisi, hingga pos polisi.
"Teman-teman sudah banyak kembali tapi mereka masih bertahan dan
merusak fasilitas umum, termasuk fasilitas kepolisian, ada beberapa pos-pos
yang mereka bakar dan rusak, termasuk halte bus yang ada dari depan HI, ada
mobil yang dirusak," ujar Yusri.\
Dia pun memastikan pihaknya akan menyelidiki perusakan ini. Pihak
kepolisian juga akan memburu para perusuh tersebut.
"Iya bakal kita selidiki semua ini, ini perusuh semuanya," ucapnya.
Solusi yang bisa dilakukan adalah:
a. Penegakan dan penguatan undang- undang. Penegakan dan penguatan
undang- undang perlu dilakukan oleh pihak yang berwajib. Pembuat
undang-undang baru melakukan penetapan orang- orang vandalism
dengan menjalankan kerja- kerja yang khidmat dengan masyarakat dan
juga mereka akan memakai pakaian seragam orang tersangka
vandalisme.
b. Peran masyarakat. Anggota masyarakat juga memiliki peran dalam
mengatasi vandalism ini, masyarakat perlu memiliki sikap prihatin dan
juga memberikan perhatian yang lebih kepada anak mereka supaya
tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
c. Peran media massa. Media massa memiliki peranan yang sangat
penting bagi masyarakat dalam mengedukasi masyarakat melalui
contoh perilaku sosial yang ditayangkan di media massa. Media massa
dapat menyebarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik dan
juga beberapa contoh perilaku sosial yang tidak pantas untuk dilakukan
kepada orang lain.
Kasus Kedua (Praktik Kewarganegaraan 5)
Kasus kedua yang saya angkat adalah kasus kekerasan yang terjadi pada anak-
anak.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap rincian laporan
pelanggaran hak anak di bidang pendidikan sepanjang Januari sampai April
2019. Laporan ini merupakan hasil pengawasan KPAI, yang bersumber dari
pengaduan langsung maupun daring (online), kasus yang disampaikan melalui
media sosial KPAI dan pemberitaan media massa terkait pendidikan.
Hasil pengawasan menemukan, kasus pelanggaran hak anak di bidang
pendidikan masih didominasi perundungan berupa kekerasan fisik, psikis, dan
seksual. Selain itu, anak korban kebijakan juga termasuk tinggi
pengaduannnya.
"Anak korban kebijakan ada 8 kasus; anak korban pengeroyokan ada 3 kasus;
anak korban kekerasan seksual sebanyak 3 kasus; anak korban kekerasan fisik
sebanyak 8 kasus; anak korban kekerasan psikis dan bullying ada 12 kasus;
anak pelaku bullying terhadap guru sebanyak 4 kasus," ungkap Komisioner
KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan rilisnya, Kamis
(2/5/2019).
Contoh permasalahan pada anak korban kebijakan meliputi, diberi sanksi
yang mempermalukan, tidak mendapat surat pindah, tidak bisa mengikuti
ujian sekolah dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Selain itu,
siswa dikeluarkan karena terlibat tawuran.
"Permasalahan lain, anak dieksploitasi di sekolah, anak ditolak (di sekolah)
karena derita HIV, serta anak korban kekerasan seksual dikeluarkan dari
sekolah," tambah Retno. Untuk anak korban kekerasan fisik dan bully,
permasalahan yang diadukan berupa anak dituduh mencuri, anak dibully oleh
teman-temannya juga anak dibully oleh pendidik.
Yang tak kalah mengejutkan, anak dan temannya saling ejek di dunia maya,
lalu berlanjut ke dunia nyata yang ditandai dengan persekusi.
"Ada juga permasalahan lainnya, yakni anak korban pemukulan, anak korban
pengeroyokan, dan sejumlah siswa SD dilaporkan ke polisi oleh kepala
sekolahnya," Retno menambahkan.
Retno juga menekankan, anak sebagai pelaku bullying terhadap guru yang
kemudian viral lewat video juga meningkat drastis di tahun 2019. Lebih dari
dua kasus dengan cakupan wilayah Gresik, Yogyakarta, dan Jakarta Utara.
"Padahal, kasus seperti ini hanya satu di tahun 2018. Hanya ada di Kendal,"
tambahnya.
Solusi yang dapat dilakukan adalah:
a. Berikan anak pengetahuan mengenai cara melindungi diri
b. Berbicara pada anak secara terbuka
c. Jangan lupa memuji anak atas segala pencapaiannya
d. Akrabkan diri dengan teman-teman anak di sekolah. Jika
memungkinkan, undanglah orangtua murid dan anak-anaknya ke
rumah untuk berbincang dan saling mengenal satu sama lain. Hal ini
dianggap bisa mencegah kekerasan di sekolah atau kejadian tak
diinginkan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai