Moh.Fauzan F44422027
Latar Belakang
Hubungan antara negara dan warga negara mempunyai sebuah hubungan timbal
balik (resiprokalitas). Menurut Thomas Hobbes, mengatakan bahwa fungsi negara adalah
menertibkan kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan
masyarakat, namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat
agar tidak terjadi konflik, pencurian dan lain-lain.Warga negara memiliki hak dan kewajiban,
di negara Indonesia hak dan kewajiban diatur dalam UUD 1945. Masalah pokok antara negara
dengan warga negara adalah masalah hak dan kewajiban. Setiap warga negara diberikan
kebebasan oleh negara dalam bentuk hak dan kewajiban semua sama.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehigga dalam praktik
harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak
untuk didapatkan individu sebagai anggota warga Negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara guna mendapat pengakuan akan
hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalm praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimbangan yang
akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Karena itu, kita sebagai warga Negara yang berdemokrasi harus membangun mimpi kita yang
buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan hak-hak sebagai warga Negara dan tidak lupa
TOPIK PEMBAHASAN :
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara.
Aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara dan warga negara setelah Perubahan UUD NRI
1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut disajikan bentuk-bentuk perubahan aturan
dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah Amandemen tersebut.
Aturan Dasar Ihwal Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam Pasal 31 Ayat
(1) UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap diatur dalam Pasal
31 Ayat (1) UUD NRI 1945, namun dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah asli dan
rumusan perubahannya berikut ini. Rumusan naskah asli: Pasal 31, (1) Tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31, (1) Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan.
Aturan Dasar Ihwal Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial
Salah satu perubahan penting untuk Pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi aturan
yang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut:
a. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas kekeluargaan;
b. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara;
c. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya harus dikuasai negara.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara
Dalam agama, keharmonisan hak dan kewajiban dapat menimbulkan terciptanya toleransi
beragama dan ketentraman di dalam agama.
Dalam pendidikan dan kebudayaan, keharmonisan hak dan kewajiban, dapat mengakibatkan
pendidikan dapat lebih merata serta fasilitas lebih memadai, sehingganya pendidikan di
Indonesia menjadi lebih baik.
Dalam ekonomi, keharmonisan hak dan kewajiban mengakibatkan ekonomi di negara ini
bisa terkendali.
Dalam kenegaraan, keharmonisan hak dan kewajiban, menimbulkan keharmonisan terhadap
rakyat.
KESIMPULAN
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Wajib adalah yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Hak dan kewajiban warga negara merupakan wujud dari hubungan warga
negara dengan negara. Hak dan kewajiban bersifat timbal balik, bahwa warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap warga negara. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara
dengan segala dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan yang
harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga negara.