Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

“ PENGARUH PENGGUNAAN BAHASA TOXIC (KASAR) PADA


LINGKUNGAN KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 MANTEWE ”

Disusun Oleh :
Jecko Machlistyo Ar Rizki A (10)
Ahmad Dani Suryanto (1)

Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia

SMA NEGERI 1 MANTEWE


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
.‫الحمدهللا رب العالمين وصالة وسالم على اشراف األنبيأء والمرسلين وعلى عليه واصحبه اجمعين اما بعد‬
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat bagi kami sehingga
bisa menyelesaikan tugas “Proposal” ini dengan tepat waktu. Dan kami ucapkan terima kasih
yang sebanyak – banyaknya kepada Ibu Ulinarti, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah
mengarahkan banyak hal tentang penulisan proposal ini. Cukup sekian dan terima kasih
semoga tugas kami mendapatkan nilai terbaik.

Mantewe, 16 Januari 2023...

Penyusun...... ...

Iii
DAFTAR ISI...

KATA PENGANTAR___ii
DAFTAR ISI___iii
I PENDAHULUAN___1
1.1 Latar Belakang Masala___1
1.2 Rumusan Masalah___1
1.3 Tujuan Penelitian___1
1.4 Manfaat Penelitian___1
II KAJIAN PUSTAKA___2
2.1 Lingkungan Kelas___2
2.2 Berbicara Kotor (Toxic) ___2
2.3 Hipotesis___2
III. METODE PENELITIAN___3
3.1 Rancangan Penelitian___3
3.2 Populasi & Sampel___3
3.3 Instrumen Penelitian___3
3.4 Pengumpulan Data___3
3.5 Analisis Data___3
IV. PENUTUP___4
4.1 Kesimpulan___4
4.2 Saran___4
DAFTAR PUSTAKA___4

iii
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Lingkungan sekolah adalah tempat menempuh pendidikan formal yang seharusnya
siswa dapat berlaku yang sesuai dengan aturan. Tetapi, kebanyakan Siswa cenderung berlaku
dan berkata dengan tidak sesuai aturan. Di lingkungan sekolah terkhususnya di kelas
seharusnya siswa dapat menjaga perilaku dan perkataan (etika) terutama jika ada seorang guru.
yang sedang mengajar.
Fenomena mengucapkan kata-kata ‘kasar’ oleh anak sekolah ini sekarang tak sulit untuk
dijumpai. Biasanya mereka mengucapkan kata-kata ini ketika jauh dari pengawasan orangtua
dan gurunya, sedang bergerombol bersama rekan sebaya, kemudian saling ‘menyapa’ rekannya
Dengan bertukar kalimat tersebut.
Berkata Kasar (Toxic) di dalam lingkungan kelas menjadi hal lumrah beberapa siswa -
siswi dikelas XI IIS 1 SMAN 1 MANTEWE, biasanya ada beberapa faktor yang memengaruhi
seorang anak terbiasa berkata kotor diantaranya adalah faktor lingkungan dan pergaulan.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan bahasa kasar di lingkungan kelas oleh siswa(i) kelas
XI IIS 1 SMAN 1 MANTEWE?

3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
Pengaruh lingkungan belajar terhadap kebiasaan berbicara kasar peserta didik kelas XI IIS 1
SMAN 1 MANTEWE.

4. Manfaat Penelitian
* Sebagai bahan informasi kepada kalangan siswa, agar bisa melakukan kebiasaan berbicara
dengan baik dan benar.
* Menjadi tambahan pengetahuan bagi pendidik, khususnya bagi orangtua dan guru untuk lebih
meningkatkan pembelajaran yang mampu menciptakan generasi yang berkarakter.

1
II. KAJIAN PUSTAKA
1. Lingkungan Kelas
Lingkungan kelas adalah kondisi dimana terjadi interaksi antara siswa dan guru, siswa
dan siswa. Lingkungan kelas juga menyangkut kondisi fisik dan kenyamanan dalam proses
pembelajaran.¹
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif bilamana memberikan pengaruh
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan. Lingkungan bersifat nagatif bilamana berpengaruhi
secara kontradiktif dengan arah dan tujuan pendidikan. Sebagai contoh mendidik agama dalam
lingkungan manyarakat yang agamis dengan kehidupan yang taat menjalakan agama dengan
sarana pribadatan yang lengkap akan memberikan dukungan positif bagi pendidikan agama.
Sebaliknya, lingkungan manyarakat yang penuh dengan kejahatan dengan minimnya
sarana/pranata keagamaan menyebabkan anak terpengaruh dengan lingkunganya dan akan
berbuat seperti apa yang ada dalam lingkungannya.²

2. Berbicara Kotor (Toxic)


Fenomena berbicara kasar ini terjadi dimulai ketika mereka masih anak-anak. Di mana
pada fase anak-anak kita belajar berkomunikasi, bersosialisasi dan belajar kata-kata baru
dengan orang-orang sekitar. Pengaruh yang diakibatkan dari kata-kata kasar (negatif)
sesungguhnya amat besar bagi perkembangan jiwa seseorang, baik untuk yang
mengucapkannya ataupun orang lain yang menjadi obyek ucapan tersebut.
Anak-anak sering menangkap kata-kata kasar yang didapat atau didengar dari
lingkungan mereka. Ketika mereka dewasa pun anak itu masih akan tetap berbicara kasar, hal
ini tidak bisa lepas dari kebiasaan prilaku kehidupan masa kecilnya. Anak-anak biasanya mulai
belajar kata-kata kasar dari teman sekolah, keluarga, televisi maupun internet. Oleh karena itu
diperlukannya kepedulian tentang masalah ini.³
Ada 2 Faktor yang memengaruhi seseorang terbiasa berkata kotor yaitu :
1) Faktor Internal – yaitu keinginan untuk bisa mendapatkan perhatian dari orang
tua ataupun orang sekitar dan juga biasanya juga sebagai sarana meluapkan
emosi serta memberontak karena terlalu sering ditekan dan dibatasi.
2) Faktor Eksternal – biasanya berasal dari keluarga atau lingkungan sekitar yang
sering menggunakan kata kotor/kasar selain itu juga karena pengaruh dari
pergaulan sehingga seorang anak mengikuti kebiasaan buruk tersebut.
3. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
- Terdapat pengaruh terhadap lingkungan kelas akibat peserta didik sering berbicara kotor
- Tidak terdapat pemgaruh terhadap lingkungan kelas akibat peserta didik sering berbicara
kotor.

¹) Pengelolaan lingkungan kelas dalam mencapai hasil belajar : ejournal UPI : 2012
²) Abdul Kadir, Dasar- Dasar Pendidikan, (Cet. 1; Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012) h. 157
³) Sayangi Anak, Anak Berkata Kasar, http://sayangianak.com/anak-berkata-kasar-Adalah-hasil-meniru-apa-
yang-ia-dengar-cara-terbaik-untuk-menangani-hal-ini-adalah-dengan-Mengabaikannya-simak-cara-lainnya/
III. METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah eksperimen yang termasuk dalam eksperimen semu
dengan menggunakan rancangan Kuantitatif Adapun pendekatan yangdigunakan
adalah pendekatan survey. Pendekatan survei adalah penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala yang menggunakan system
sampling.

3.2. Populasi & Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS 1 SMAN 1
Mantewe. Sampel yang digunakan adalah siswa pada kelas XI IIS 1 yang dipilih
secara acak.

3.3. Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini meliputi Lembar Angket & Lembar Observasi
yang berisi kuisioner yang harus dijawab oleh siswa.

3.4. Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dari lembar angket dan lembar observasi yang telah
direspons oleh siswa.

3.5. Analisis Data


Dalam project proposal penelitian data di analisis dengan mengammbarkan
hasil penelitian secara umum dan statistik parametik untuk menguji hipotesis.
Biasanya dilakukan melalui bantuan SPSS yaitu software komputer untuk
analisis statistika.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Lingkungan kelas adalah atmosfer antara guru dan siswa dan antarasiswa dengan siswa
lainnya, seharusnya kegiatan di dalamnya berlangsung dengan tenang dan nyaman. Kebiasaan
siswa yang berbicara kasar pasti memberikan pengaruh terhadap lingkungan kelas diantaranya
membuat suasana kelas menjadi riuh (tidak enak didengar).

4.2. Saran
Harus diberikannya sanksi kepada siswa(i) yang sering berkata hal tersebut agar jera dan bisa
lebih mengendalikan dirinya mengingat mereka bukanlah anak-anak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan lingkungan kelas dalam mencapai hasil belajar : ejournal UPI : 2012
Abdul Kadir, Dasar- Dasar Pendidikan, (Cet. 1; Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012) h. 157
Sayangi Anak, Anak Berkata Kasar, http://sayangianak.com/anak-berkata-kasar-Adalah-hasil-meniru-
apa-yang-ia-dengar-cara-terbaik-untuk-menangani-hal-ini-adalah-dengan-Mengabaikannya-simak-
cara-lainnya/
Struktur penulisan proposal, ps://www.sampoernauniversity.ac.id/id/proposal-penelitian-struktur
penulisan-jenis-dan-contohnya/
Raka Gede. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah, Jakarta: Tim pakar yayasan jati diri.
Restu Ginanjar, Wildan. 2017.Perilaku Berbicara Kasar di Sekolah Dasar. Perwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai