Anda di halaman 1dari 17

i

LAPORAN PENELITIAN ILMIAH KEBIASAAN BERBICARA


KASAR

Disusun oleh
1. Allysa Belinda LY
2. Chelsea Thaleta Azzahry
3. Dawam Muhlis
4. Muhammad Fakhri Robbani
5. Nayla Kaltsum Khairunnisa
6. Selvi Aini

DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON


SMA NEGERI 1 CILEGON
Jl. Kyai H. Tubagus Ismail F No.103, Ciwaduk, Kec. Cilegon, Kota Cilegon,
Banten 42418
Tahun Ajaran 2022-2023
ii
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Laporan Penelitian Kebiasaan Berbicara Kasar


2. Ketua Penelitian : Chelsea Thaleta Azzahry
3. Anggota Penelitian : 1. Allysa Belinda LY (05)
2. Chelsea Thaleta A (09)
3. Dawam Muhlis (11)
4. Muhammad Fakhri Robanni (23)
5. Nayla Kaltsum Khairunnisa (26)
6. Selvi Aini (33)
4. Guru Pembimbing : Sadyah Kurniani, S.Pd.

Cilegon,….Mei 2023

Menyetujui;

Pembimbing; Ketua Penelitian;

Nama: Sadyah Kurniani, S.Pd Nama: Chelsea Thaleta


NIP: 197710302022212009 NISN: 0061183445

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan penelitian ilmiah di bidang mata
pelajaran Sosiologi yang berjudul “Kebiasaan Berbicara Kasar” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan penelitian ilmiah di bidang mata pelajaran Sosiologi
yang berjudul “Kebiasaan Berbicara Kasar” ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan laporan penelitian ilmiah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan laporan
penelitian ilmiah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan penelitian ilmiah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 2
1.2 Identifikasi Masalah……………………………………
1.3 Pembatasan Masalah……………………………………
1.4 Rumusan Masalah……………………………………
1.5 Tujuan………………………………………………………
BAB II KERANGKA TEORETIS…………………………………..
2.1 Pengertian Berbicara Kasar…………………………………
2.2 Faktor Kebiasaan Berbicara Kasar………………………….
2.3 Dampak Kebiasaan Berbicara Kasar………………………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………
3.2 Metode Penelitian………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………
4.2 Pembahasan……………………………………………….
BAB V PENUTUP……………………………………………………..
5.1 Kesimpulan………………………………………………….
5.2 Saran………………………………………………………...
5.3 Daftar Pustaka……………………………………………….

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebebasan di sosial media ini membuat penggunaan bahasa kasar sulit


dikontrol, remaja yang memang tak bisa jauh dari keberadaan sosial media
pun Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sudah digunakaan sejak
zaman dahulu. Dalam perkembangannya, penggunaan bahasa mengalami
perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Di era globalisasi seperti
sekarang, peran sosial media yang membuka kesempatan bagi semua orang
untuk bebas berekspresi sangat berpengaruh dalam perkembangan bahasa.
Sesuatu yang dianggap menarik dan viral akan lebih berpotensi diikuti oleh
banyak orang terlebih khusus para remaja.
Namun sayangnya menjadi terpapar kebiasaan buruk ini. Selain karena
sosial media, penggunaan bahasa kasar pun bisa dipengaruhi oleh orang-orang
di lingkungan sekitar. Keluarga adalah pemberi pengaruh yang kuat. Ketika
orang tua terbiasa mengucapkan kata-kata kasar, maka anak sebagai peniru
handal akan dengan cepat menirukan. Tanpa disadari hal ini menjadi
kebiasaan dan terbawa hingga dewasa. Penggunaan Bahasa kasar juga telah
mengalami pergeseran. Jika sebelumnya kata-kata kasar diucapkan ketika
marah, belakangan ini saat melihat sesuatu yang keren ataupun terkejut juga
kerap menggunakan kata-kata kasar.
Hal ini sudah sepatutnya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita
semua terutama anak-anak muda. Karena penggunaan bahasa kasar sangat
mempengaruhi karakter dan kualitas seseorang. Apa yang sering diucapkan
maka itu akan menggambarkan apa isi kepalanya. Jika remaja zaman sekarang
sering berkata-kata kasar maka pola fikirnya tak jauh dari kebencian,
kekerasan dan egois. Padahal sebagai generasi penerus bangsa, remaja perlu
mempersiapkan dirinya dengan pola fikir yang berkualitas agar di masa
mendatang dapat menjadi pelaku sosial yang baik.
Beberapa penyebab yang menjadikan remaja suka berkata kasar,
diantaranya agar dapat diterima oleh lingkungan. Lingkungan pergaulan yang
toxic biasanya akan mengucilkan seseorang yang berbeda dari mereka dengan
ungkapan “sok alim, culun, sok polos” dan sebagainya. Sehingga agar dapat
diterima di pergaulan seseorang akan mulai kata-kata kasar. Penyebab
selanjutnya ialah, karena meniru seseorang yang menjadi contoh atau idola.
Jika seseorang yang menjadi idola terbiasa dengan kata-kata kasar, maka
menirukannya akan dianggap menjadi sesuatu yang keren bagi penggemarnya.
Dan penyebab lainya, agar terlihat dewasa. Remaja laki-laki menggunakan
bahasa kasar agar terlihat lebih maskulin. Tentunya hal ini adalah presepsi
yang salah dan harus diluruskan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka dapat di
ambil identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut;
1. Pengertian berbicara kasar.
2. Faktor penyebab seseorang berbicara kasar.
3. Dampak dari seseorang yang memiliki kebiasaan berbicara kasar.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah, masalah yang akan diteliti
mengenai kebiasaan berbicara kasar.

1.4 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari berbicara kasar?
2. Apa saja faktor penyebab seseorang berbicara kasar?
3. Apa dampak dari seseorang yang memiliki kebiasaan berbicara kasar?

1.5 Tujuan Penelitian


Laporan ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan penggunaan kata
kasar di dalam SMAN 1 Cilegon. Dengan mencoba mengukur seberapa besar
kalangan siswa menggunakan kata kasar. Tujuan lain dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui jangkauan dan luasan penggunaan kata kasar yang
dilakukan oleh kalangan remaja. Dan semoga penelitian ini menghasilkan:
1. Manfaat akademik: Dalam penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangsih bagi kajian sosiologi agama khususnya dalam menganalisis
perilaku menyimpang yaitu penggunaan umpatan yang disebut juga kata
kasar.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: Memberikan informasi
dan gambaran secara objektif tentang penggunaan kata kasar di kalangan
remaja, yang dapat digunakan sebagai referensi, untuk menganalisis cara
menghadapi kebiasaan menggunakan kata kasar.

2
BAB II
KERANGKA TEORETIS

2.1 Pengertian Berbicara Kasar


Umpatan, kata-kata kotor/kasar, ucapan jorok, sumpah serapah, caci-
maki, atau ungkapan tidak senonoh adalah ungkapan bahasa yang secara
sosial bersifat ofensif, menghina, menistakan, atau merendahkan orang lain.
Berbicara kasar adalah ketika seseorang mengucapkan kata-kata yang
tidak pantas atau yang mengandung unsur penghinaan kepada orang lain.

2.2 Faktor Kebiasaan Berbicara Kasar


Berikut beberapa faktor atau penyebab penggunaan kata kasar.
1. Pelampiasan Emosi.
Berdasarkan penelitian, menggunakan kata-kata kotorr adalah cara efektif
untuk meredakan amarah. Kata-kata itu dianggap melanggar norma dan tabu
untuk diucapkan. Pelanggaran yang sifatnya tabu tersebut kerap membuat
orang merasa lega atas 'pencapaian' negatif yang tidak pernah mereka lakukan
sebelumnya. Di samping itu, banyak pakar yang mengungkapkan kata-kata
kotor manjur meredakan amarah berkat suara yang terdengar kasar. Itulah
sebabnya orang-orang yang mencoba mengganti kata-kata kotor itu dengan
kata lain yang lebih 'halus' juga terbukti gagal mendapatkan 'kepuasan' dan
amarah mereka tidak tersalurkan.

2. Pengaruh Lingkungan.
Lingkungan juga menjadi faktor penyebab remaja mudah berkata kasar,
khususnya lingkungan yang ditemui sehari-hari seperti keluarga, tempat
tinggal, dan pertemanan di sekolah. Remaja berkata kasar karena ingin
menyesuaikan diri dengan teman-temannya, tidak ingin dianggap
membosankan, atau mungkin karena mereka tidak ingin berbeda dengan gaya
bicara teman-temannya. Orang tua pun tidak luput dari penyebab. Terkadang,
orang tua tidak sadar mengumpat dan memori anak langsung merekamnya,

3
sehingga di kemudian hari mereka tidak menganggap berkata kasar
merupakan masalah.

3. Pengaruh Media Massa.


Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh data tentang faktor yaitu
konten hiburan. Salah satu hiburan yang sering diakses oleh kalangan remaja
sering kali menyajikan kata kata yang kurang pantas. Mereka sering meniru
aneka kosa kata, tingkah laku termasuk yang negatif. Selain itu, faktor idola
seperti influencer yang remaja temukan di media sosial juga memberi
pengaruh dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Remaja tentu menganggap
idolanya keren dan cenderung meniru apa yang dilakukan idolanya, termasuk
saat berkata kasar. Komentar netizen yang sering tidak menggunakan etika,
membuat budaya berkata kasar di dunia maya seolah wajar.

4. Penggunaan kata kasar akibat gangguan kepribadian.


Mereka dengan gangguan kepribadian negativistic juga bisa
cenderung berkata kasar. Hal ini dilakukan untuk menjatuhkanharga diri
lawan bicara karena ada perasaan takut sebelum ia yang dijatuhkan oleh
lawan bicara. Jika dibiarkan, maka berkata kasar menjadi kebiasaan sehingga
apa yang salah menjadi seolah benar dan dianggap biasa.
2.3 Dampak Kebiasaan Berbicara Kasar
1. Berkata kasar bertanda rendahnya kualitas diri seseorang.
Kuliatas diri seseorang ditentukan dari kualitas ucapannya atau
komunikasinya. Orang yang sering berkata kasar atau mengumpat bisa juga
terjadi pada orang dengan kepribadian negativistic. Hal tersebut dilakukan
untuk menjatuhkan harga diri lawan bicaranya karena ada perasaan takut,
sebelum dia yang dijatuhkan oleh lawan bicaranya.

2. Dikucilkan orang sekitar.


Berkata kasar merupakan tindakan yang salah dan orang sekitar akan
sangat menilai hal tersebut. Ketika kamu mampu berkata dengan sopan dan
bijaksana maka, orang sekitar akan menghargainya. Namun, kamu yang suka
berkata kasar akan dikucilkan oleh orang sekitar. Tidak akan ada yang mau
dekat apalagi menyukai kamu.

4
3. Tidak bisa mengendalikan emosi.

Orang yang sering berkata kasar atau pengumpat menunjukkan dia


tidak bisa mengendalikan emosi dengan baik. Terlebih jika orang tersebut
seorang guru, dimana guru harus menjadi role model dari siswanya dan
lingkungannya.

4. Tidak mendapat kedamaian dalam hidup


Kedamaian hidup akan didapatkan jika banyak hal positif yang kamu
tunjukkan. Tapi jika berkata kasar sudah menjadi kebiasaan kamu maka,
kedamaian dalam hidup hanyalah sekedar angan. Kamu tidak akan pernah
merasakannya karena banyak orang tidak menyukai kamu. Oleh sebab itu,
berubah akan jauh lebih baik agar kamu mendapat kedamaian dalam hidup.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian Kebiasaan Berbicara Kasar ini dilaksanakan di lingkungan
sekolah SMA Negeri 1 Kota cilegon (Jl. Kyai H. Tubagus Ismail F No.103,
Ciwaduk, Kec. Cilegon, Kota Cilegon, Banten). Waktu yang kami butuhkan
untuk meneliti persoalan kebiasaan berbicara kasar ini memakan waktu
sekitar 7 hari lama nya.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan laporan penelitian ilmiah “Kebiasaan Berbicara


Kasar”, kami memperoleh data primer dan sekunder, menggunakan metode
survei dengan pendekatan data kuantitatif dan kualitatif berdasarkan sumber
internal yang dilakukan di lingkungan SMAN 1 CILEGON dengan rentang
waktu selama 6 hari dari tanggal 4 mei – 11 mei. Menggunakan pertanyaan
kuesioner berbentuk link G.Forms dan dibagikan melalui media sosial
( WhatsApp, Instagram,dll) kepada masyarakat SMAN 1 CILEGON.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang sering
berbicara kasar, adapun siswa yang sadar bahwa berbicara kasar adalah
kebiasaan yang buruk, serta masih banyak siswa yang ingin mengubah
kebiasaan buruk tersebut.

4.2 Pembahasan
Dari hasil survei yang telah kami lakukan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kota Cilegon, didapatkan hasil bahwa kebanyakan murid dalam
sekolah setidaknya terbiasa dengan penggunaan kata kasar. Baik itu
mendengar teman mereka berbicara kata kasar, ataupun mereka yang
menggunakan kata kasar itu sendiri.

7
Sebagian besar respon menjawab bahwa mereka pernah berbicara
kasar di depan teman, selain itu sebagian besar juga menjawab bahwa mereka
tidak pernah menggunakan kata kasar di depan orang tua.
Walaupun kebanyakan respon yang diterima menjawab bahwa mereka pernah
berkata kasar, di waktu yang sama mereka paham dan mengetahui bahwa
penggunaan kata kasar harus dihindari.

Mayoritas respon menjawab bahwa mereka memahami kebiasaan


berkata kasar sudah jelas adalah kebiasaan yang buruk. Beberapa respon juga
menjawab bahwa mereka kurang nyaman apabila seseorang berbicara kasar
terhadap mereka. Dan sebagian respon menjawab bahwa mereka merasa
bersalah berkata kasar.

Berdasarkan hasil penelitian berupa survei ini, dapat diambil bahwa


kalangan remaja dalam Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Cilegon,
pernah dan sebagian besar hampir selalu menggunakan kata kasar ketika
tersulut emosi. Akan tetapi sebagian besar tidak menganggap bahwa kata
kasar adalah hal yang wajar ataupun keren untuk digunakan.

Jawaban yang telah diberikan oleh 114 murid ini menarik perhatian kami
untuk meneliti lebih dalam. Dan diketahui bahwa anak di usia SMA atau
pada masa remaja merupakan masa untuk tumbuh dan berkembang.
Walaupun mungkin pada saat ini banyak yang menggunakan kata kasar,
mereka sudah mengetahui bahwa kelakuan tersebut tidak patut untuk
dilanjutkan. Seiring waktu berjalan, dan di masa depan, akan selalu ada
kesempatan serta harapan bagi anak remaja untuk berubah dan belajar.
Mereka mempunyai ruang yang luas dan waktu yang cukup untuk selalu
berkembang

8
BAB .V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah waktu dimana mereka masih dalam proses
menguraikan berbagai masalah. Baik cara berkomunikasi dan menjalin
pertemanan, cara mengawasi emosi mereka dan juga cara mengendalikannya.
Masa remaja adalah masa untuk tumbuh dan mengembangkan diri. Mereka
mungkin mendapatkan pengaruh buruk dari berbagai sumber, yakni media
sosial, pergaulan yang salah, atau bahkan karena masalah pribadi seperti
penyakit mental. Oleh karena itu, bimbingan dari para pengajar dan orang tua
sangatlah penting bagi pertumbuhan seseorang. Dengan bantuan dan arah yang
sesuai, mereka akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari demi kebaikan mereka. Penggunaan kata kasar merupakan ungkapan
yang ofensif dan tidak pantas untuk dikatakan kepada siapapun, akan tetapi
semua orang masih mendapatkan kesempatan untuk berkembang ataupun
mengubah kebiasaan mereka.

5.2 Saran
Peran orang sekitar menjadi penting dalam mengontrol remaja agar
tidak terjerumus dalam hal-hal buruk. Beberapa hal yang perlu dilakukan orang
terdekat ketika mengetahui remaja suka berkata-kata kasar diantaranya:

9
Pertama, melakukan edukasi tentang dampak penggunaan bahasa kasar
dalam kehidupan. Orang yang terbiasa berbahasa yang santun ketika
berkomunikasi akan lebih disenangi orang lain, hal ini juga akan lebih
membuat fikiran tenang. Sebaliknya orang yang kerap berbicara kasar akan
dijauhi orang lain karena berpotensi membuat keributan dan menyakiti
perasaan.
Kedua, awasi dan tegur ketika seseorang berkata-kata kasar. Hal ini
akan menjadi control bagi seseorang untuk mengurangi penggunaan bahasa
yang kasar sedikit demi sedikit sampai akhirnya dapat berhenti sama sekali.

Ketiga, berikan motivasi serta keteladanan yang baik. Seseorang


cenderung akan meniru apa yang ia lihat, maka peran orang terdekat menjadi
penting untuk menjadi model yang akan ditiru. Tunjukan hal-hal baik agar
tercipta pola fikir yang baik pula.

Selain peran dari orang-orang terdekat seperti yang sudah dijelaskan di


atas, usaha dan kemauan dari diri sendiri sangatlah berdampak. Jadi jika
merasa diri kita adalah orang mudah melontarkan kata-kata kasar, niatkan di
dalam hati untuk berubah, lalu sertai dengan upaya-upaya agar bisa menjadi
lebih baik. Terbinanya hubungan yang baik antar sesama manusia lahir dari
cara berkomunikasi yang baik pula. Tidak sedikit orang-orang berselisih faham
karena menggunakan bahasa yang kurang sopan. Karenanya mulailah biaskan
diri untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dalam berkomunikasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Umpatan
https://skata.info/article/detail/908/mengapa-remaja-suka-berkata-
kasar-2
https://www.gurusiana.id/read/sitijuwariyahmpd/article/4-dampak-
negatif-sering-berkata-kasar-andakah-itu-4946392#:~:text=Berkata
%20kasar%20bertanda%20rendahnya%20kualitas%20diri
%20seseorang&text=Orang%20yang%20sering%20berkata
%20kasar,yang%20dijatuhkan%20oleh%20lawan%20bicaranya.
https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/martha-telaumbanua/
5-dampak-negatif-akibat-suka-berkata-kasar-c1c2?page=all#page-2
https://prokalteng.co/2022/12/20/Fenomena-Penggunaan-Bahasa-
Kasar-di-Kalangan-Remaja/
https://skata.info/article/detail/908/mengapa-remaja-suka-berkata-
kasar-2

11
12

Anda mungkin juga menyukai