Anda di halaman 1dari 4

AKHLAK ISLAM DAN PERANANNYA DALAM PEMBINAAN

MASYARAKAT

khlak dalam perspektif Islam, merupakan mustika kehidupan yang menghantarkan


kesuksesan seorang muslim. memiliki akhlak yang sangat agung yang terlihat dari ucapan
dan tindakannya. Nabi Muhammad S.A.W dikenal sebagai seorang yang shiddiq , amanah ,
tabligh dan fathanah . Dari sekian keagungan akhlak yang dimiliki Rasulullah S.A.W.,
apabila salah satunya bisa diikuti dan diteladani oleh setiap muslim, niscaya akan menjadi
kebaikan yang tidak pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula.

Akhlak dalam Islam memiliki nilai yang mutlak, karena persepsi antara akhlak baik
dan buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi apapun. Bahkan
akhlak, menjadi modal awal pembangunan masyarakat. Melalui pendidikan akhlak
Rasulullah, lahirlah figur manusia yang bermartabat secara paripurna, seperti Abu Bakar,
Umar bin Khtab, Usman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Para sahabat Nabi tersebut
menunjukkan sisi-sisi yang kuat dari pribadi muslim yang memiliki keluhuran akhlak,
kesucian jiwa, semangat edukatif yang terus menyala dan kearifan yang tulus .

Akhlak yang mulia tersebut, akan menghantarkan seorang muslim pada kesuksesan
yang hakiki, yakni kebermanfaatan bagi kehidupan dan memperoleh keselamatan di dunia
dan akhirat. Di dalam al-Qur’an, terdapat sejumlah ayat yang mengandung pokok-pokok
ajaran tentang akhlak.

Implementasi dari mengikuti perilaku Rasul Allah SAW berarti menempatkan beliau
sebagai manusia pilihan Allah, membenarkan kerasulannya, membenarkan risalah yang
dibawanya, dan menjadikan beliau sebagai panutan dalam menjalani kehidupan. Berbakti
kepada kedua orang tua merupakan perbuatan yang sangat utama di sisi Allah SWT. Begitu
besarnya martabat orang tua dipandang dari kacamata syariat. Nabi SAW mengutamakan
bakti mereka atas jihad fi sabilillah, ‫صالَةُ َعلَى َو ْقتِهَا‬ َ َ‫ » َأىُّ ْال َع َم ِل َأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ ق‬.
َّ ‫ال « ال‬

Tetangga merupakan lingkungan yang terdekat dengan tempat tinggal di mana kita
berada, yang merupakan pihak yang lebih cepat dapat memberikan pertolongan apabila
terjadi kesulitan.

Strategi refleksi diri, dapat dilakukan dengan cara senantiasa melakukan perenungan
atas segala perbuatan baik ataupun buruk yang telah diperbuat dalam setiap rentang waktu
tertentu baik menit, jam ataupun selama kehidupan ini dalam hubungannya dengan Allah dan
sesama. Perenungan ini, hendaknya ditindaklanjuti dengan kesadaran dan tekad untuk
memperbaiki diri, karena tanpa kesadaran dan tekad akan sulit terbentuk akhlak baik yang
bersifat konstan . Hal ini, karena dalam perspektif psikologi kepribadian terdapat satu
dimensi kepribadian individu yang disebut watak. Purwanto menyatakan bahwa watak adalah
struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan perbuatannya yang tertentu, tetap dan
sulit dirubah.

Oleh karena itu, refleksi diri ini perlu disertai dengan kesadaran, menganggap diri
sebagai individu yang banyak kekurangan daripada kelebihan. Ibnu Sina menegaskan bahwa
apabila seseorang mengharapkan dirinya menjadi pribadi yang berakhlak baik, hendaknya
terlebih dahulu mengetahui kekurangan yang ada dalam dirinya dan membatasi diri
semaksimal mungkin untuk tidak berbuat kesalahan, sehingga diri senantiasa terkontrol untuk
melakukan perbuatan baik dan tercegah dari melakukan perbuatan buruk. Mengetahui
macam-macam akhlak yang baik yang telah ditetapkan dalam agama Islam dan juga macam-
macam akhlak yang buruk yang telah dilarang oleh Islam. Hal ini sangat penting sekali
karena jikalau tidak diketahui oleh seseorang muslim bagaimana ia bisa membedakan akhlak
yang baik dan akhlak yang tidak baik.

Mengetahui dan menyadari akan pentingnya berakhlak yang baik karena hal ini
berhubungan dengan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah S.W.T., sebagaimana juga
harus mengetahui akan bahayanya berakhlak yang buruk. karena akhlak yang buruk itu
menunjukkan lemahnya keimanannya kepada sang khalik, sebaliknya akhlak yang mulia
menunjukkan tingginya iman dan takwa kepada Allah S.W.T. Mengevaluasi diri disertai
senantiasa berkomitmen untuk berupaya istiqamah berakhlak baik dengan memperhatikan
perjalanan hidup para Nabi, sahabat, serta sejarah hidup orang-orang yang memiliki
keutamaan akhlak, sehingga akan memacu jiwa untuk meneladani dan kebaikan-
kebaikannya. Beberapa bentuk aktualisasi akhlak dalam kehidupan adalah sebagai berikut, 1.

Al Malikiah dan Al Hambaliah berpendapat bahwa aurat perempuan ketika


berhadapan dengan maH.R.amnya yang laki-laki adalah seluruh badannya kecuali muka,
kepala, leher dan kedua kakinya. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung .

yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. " dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". ynag diriwatkan
oleh Imam Tirmidzi, yang disahihkan oleh Ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah, bahwa Nabi
S.A.W. Dari Qatadah dari Muwarriq dari Abi Al Ahwash dari Abdillah dari Nabi Muhammad
S.A.W.

" bersabda, "Perempuan itu adalah aurat, jika ia keluar maka ia diikuti oleh setan.
Namun demikian, para Ulama berbeda pendapat dalam menentukan apakah wajah, kedua
telapak tangan dan kedua telapak kaki termasuk aurat perempuan atau tidak.

Kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki tidak termasuk aurat, ini adalah
pendapat Ats Tauri dan Al Muzani, Al Hanafiha, dan Syi’ah Imamiah menurut riwayat yang
shahih. Badan perempuan adalah aurat ini adalah pendapat Imam Ahmad dalam salah satu
riwayat, pendapat Abu bakar dan Abd rahman dari kalangan tabi’in. Wajah saja yang tidak
termasuk aurat, ini adalah pendapat Imam Ahmad, Daud Al Zhahiri serta sebagian Syi’ah
Zaidiah. Apabila dicermati secara mendalam tentang batasan aurat di atas, mengandung
perintah untuk menutup aurat.

Aurat sebagai faktor penunjang dari larangan berzina yang lebih terkutuk.
Sebagaimana firman Allah S.W.T. Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk . Aurat hukumnya wajib karena
alasan sad Adz Dzara’i, yaitu menutup pintu kepada dosa yang lebih besar.

Istilah pornografi dalam Ensiklopedi Hukum Islam berasal dari bahasa Yunani porne
dan graphien, porne artinya perempuan jalang, sedangkan graphien artinya menulis. Jadi
pornografi berarti bahan baik tulisan maupun gambaran yang dirancang dengan sengaja dan
semata-mata untuk tujuan membangkitkan nafsu syahwat.

Hawari menegaskan bahwa pornografi mengandung arti Atau sikap yang memicu
timbulnya nafsu syahwat, misal melalui pemakaian pakaian mini, pakaian yang ketat yang
melekat pada bentuk tubuh. Seseorang yang kecanduan pornografi, hormonnya akan terpakai
terus menerus dan pada akhirnya jumlahnya menjadi sangat sedikit. Sel otak yang
memproduksi dopamin menjadi mengecil, sehingga sel itu mengerut dan tidak berfungsi
normal. Bagi remaja atau mahasiswa yang terobsesi dengan pornografi akan sulit
mengkonsentrasikan pikirannya pada belajar, mengingat kemampuan daya ingatnya telah
tercemari nafsu syahwat .
Terkait dengan pornografi dan pornoaksi Majelis Ulama’ Indonesia dalam Hawari
telah menetapkan fatwa no 287 tentang pornografi dan pornoaksi. Secara langsung atau tidak
langsung, tingkah laku secara erotis, baik dengan tulisan, gambar, tulisan, suara, reklame,
iklan maupun ucapan baik melaui media cetak maupun elektronik yang dapat
membangkitkan nafsu adalah haram. Mengedarkan, menjual, membeli dan melihat atau
memperlihatkan gambar orang baik cetak atau visual yang terbuka auratnya atau berpakaian
ketat yang dapat membangkitkan nafsu syahwat adalah haram. Terkait dengan larangan
pornografi dan pornoaksi ini ditegaskan pula dalam firman Allah S.W.T.

Pergaulan bebas dalam hal ini lebih mengacu pada pola pergaulan yang lepas kontrol
dan tidak mengindahkan norma-norma agama. Perilaku pergaulan yang tidak memperhatikan
rambu-rambu norma agama dalam pola interaksinya, terbukti telah membawa dampak negatif
bagi tertularnya penyakit-penyakit mematikan, antara lain HIV/AIDS. Perilaku bebas di
kalangan muda-muda ini khususnya, menurut Hawari mengakibatkan mereka sebagai
generasi muda yang memasuki ambang kehancuran .

Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani narkoum, yang berarti
membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Secara terminologi narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh
bagi penggunanya berupa hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau
timbulnya efek ketergantungan bagi pemakainya. Word Health Organitation memberikan
definisi narkotika sebagai suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan
mempengaruhi fungsi fisik dan atau psikologis.

Anda mungkin juga menyukai