Anda di halaman 1dari 15

PENAPISAN, SKOPING, RONA LINGKUNGAN (CITRA SATELIT) DAN DENAH

PERUNTUKAN USAHA PUPUK PADAT KAWUNG SARI AGRO


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
Dosen Pengampu : Adhi Surya Perdana, S.P., M.Sc

Disusun oleh :

1. Sinta Puspita Dewi (1810401050)


2. Heni Hardini (1810401052)
3. Raden Arya Laksamana Y (1810401068)
4. Titik Rahayu (1710401187)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2021

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 oleh National Environmental
Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP no 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Jika Indonesia mempunyai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) yang harus dibuat jika seseorang ingin mendirikan suatu proyek yang
diperkirakan akan memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, Belanda pun
mempunyai milieu effect apportage disingkat m.e.r. Sebenarnya Indonesia dan Belanda
bukanlah penemu sistem ini, tetapi ditiru dari Amerika Serikat yang diberi nama
Environmental Impact Assesment (EIA). AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
Pada dasarnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah keseluruhan
proses yang meliputi penyusunan berturut-turut sebagaimana diatur dalam PP nomor 27
tahun 1999 yang terdiri dari:
a. Kerangka Acuan (KA) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
b. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha atau kegiatan.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar
dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan
atau kegiatan.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen
lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha atau
kegiatan.
Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan layak
atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan untuk
melindungi kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan pembangunan
berkelanjutan. Untukmengambil keputusan, pemerintah memerlukan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dari pemilik kegiatan/pemrakarsa maupun dari
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi tersebut disusun secara sistematis dalam
dokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan
apakah informasi yang terdapat didalamnya telah dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan dan untuk menilai apakah rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau
tidak layak berdasarkan suatu kriteria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah.
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan
kajian AMDAL. Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan
lingkungan hidup) untuk membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung jawab
terhadap hasil kajian dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di tangan
pemrakarsa kegiatan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui ruang lingkup penapisan di usaha Kawung Sari dalam melaksanakan kajian
AMDAL.
2. Mengetahui ruang lingkup pelingkupan/skoping di Usaha Kawung Saridalam
melaksanakan kajian AMDAL.
3. Mengetahui rona lingkungan/ rona citra di Usaha Kawung Sari dalam melaksanakan
kajian AMDAL.
4. Mengetahui Denah Peruntukan di Usaha Kawung Sari. dalam melaksanakan kajian
AMDAL.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penapisan
2.1.1 Tujuan penapisan
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting
bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena
AMDAL. Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu. Seperti yang terdapat
pada pasal 16 undang-undang No. 4 tahun 1982, hanya rencana proyek yang diprakirakan
akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk
dilengkapi dengan AMDAL. Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap
lingkungan tidak akan mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang
berlebihan yang diperlukan untuk pembangunan.

2.1.2 Pengertian penapisan


Proses penapisan atau disebut juga proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
analisa untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL
(wajib amdal) UKL-UPL, atau SPPL. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang memuat
jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh karena
dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat lingkungan,
daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang rentan.Proyek
dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan diharuskan melakukan
AMDAL.

2.1.3 Metode penapisan AMDAL


Berikut 2 jenis metode penapisan AMDAL yaitu:
a. Metode penapisan 1 langkah
Metode penapisan satu langkah adalah metode penapisan yang digunakan oleh
Indonesia.Metode dengan daftar positif sangat sederhana.Pemerintah membuat daftar
proyek yang harus dikenakan AMDAL.Daftar ini digunakan sebagai kriteria
penapisan, yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL dan yang tidak ada dalam
daftar tidak perlu membuat AMDAL.Karena metode ini sederhana dan mudah, maka
hasilnya dapat dicapai dengan cepat dan konsisten.
Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek, Jumlah
tenaga yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman
juga tidak tinggi.Ini sangat penting untuk Indonesia, terutama di daerah.Metode ini
tidak menambah ekonomi biaya tinggi.
Pemerintah Membuat daftar proyek yang harus di kenakan AMDAL,Daftar ini di
gunakan sebagai criteria Penapisan ,yang ada dalam daftar harus membuat
AMDAL,yang tidak ada dalam daftar tidak perlu membuat AMDAL.Karena sederhana
dan Mudah.,hasilnya dapat di capai dengan cepat dan konsisten.Dengan metode ini
apabila di perlukan AMDAL itu ada dalam tahap perencanaan yang dini,sehingga
AMDAL itu dapat di Intergrasikan kedalam proses studi kelayakan .

b. Metode penapisan bertahap


Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa langkah
secara berurutan.Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2 langkah.Pertama
dengan daftar dan kedua dengan PIL. Dalam melakukan tugasnya, pejabat yang
berwenang menapis berdasarkan kriteria yang eksplisit atau implicit dan memasukkan
usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga kelompok.
Dalam metode ini penapisan di lakukan secara bertahap dengan beberapa langkah
secara berurutan yang pada umumnya hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah saja dalam
melakukan tugasnya, pejabat yang berwenang menapis berdasarkan criteria yang
explicit atau implisit.dan memasukan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga
kelompok .
Kelompok pertama ialah proyek yang dari pengalaman dan literature di ketahui
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.yaitu tidak ada keraguan.akan menyebabkan
dampak penting ,dampak penting ini di pengaruhi oleh ukuran,Rancang bangun dan
lokasi proyek tersebut. Kelompok kedua ialah proyek yang dari pengalaman dan
Literatur di ketahui dengan tingkat kepercayaan yang tinggi tidak akan menyebabkan
dampak penting. Kelompok ketiga ialah proyek yang meragukan apakah akan atau
tidak akan menyababkan dampak penting. Kelompok ini harus di tapis lebih lanjut
untuk menentukan perlu atau tidak perlunya di AMDAL. Dalam Konteks AMDAL
penentuan nilai penting bukanlah suatu aktifitas ilmiah murni, melainkan suatu
keputusan pengelolaan (Management Decision).
Dengan menggunakan informasi Ilmiah yang tersedia dan dengan memperhatikan
kondisi social,ekonomi dan politik. Oleh karena itu kehidupan kita tidak terisolasi dari
dunia Internasional, kondisi sosial, ekonomi dan politik internasional pun harus kita
perhatikan,terutama karena kepedulian lingkungan merupakan masalah yang peka.
Jika pada suatu ketika di luar daftar positif mempunyai petunjuk akan mempunyai
dampak penting, pejabat yang berwenang dapat memutuskan keharusan yang di
lakukan AMDAL untuk proyek tersebut.
Daftar Positif secara Periodis di kaji kembali dan di perbaharui berdasar
pengalaman yang di dapat. Cara atau metode penapisan diupayakan dapat memenuhi
hal berikut:
1. Tepat sasaran
2. Efisien biaya, tenaga dan waktu
2.1.4 Kriteria Penapisan AMDAL
Kriteria yang sering dipakai dalam penapisan dokumen AMDAL yaitu :
1. Karakteristik proyek (jenis,volume, dan penyiapan bahan baku serta lokasi)
2. Besarnya biaya proyek (luas lahan, teknologi, produk dan limbah)
3. Kerentanan lokasi proyek
Kriteria umum penapapisan untuk menentukan diperluakan atau tidaknya Amdal
yaitu:
1. Tingkat besar : kementakan intensitas setiap dampak potensial
2. Prevalensi : luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi misalnya karena dampak
kumulatif
4. Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka pendek
5. Resiko : kementakan terjadi efek negatif yang serius
6. Nilai penting : nilai yang diberikan pada daerah tertentu (regional dan nasional)
7. Penanggulangan : apakah masalah dapat ditanggulangi.

Pertimbangan yang dilakukan dalam penapisan:


1. jenis kegiatan/ proyek
2. skala kegiatan
3. lokasi(tipologi ekosistem)
2.2 Skoping
Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pembahasan. Dalam
AMDAL pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan
dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari
suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk membatasi penelitian
AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Karena itu sangatlah penting
untuk mengidentifikasi hal yang penting tersebut dan selanjutnya menggunakan hal
penting itu untuk menentukan diantara dampak yang telah diidentifikasi sebagai
dampak penting. Hanya dampak penting ini saja yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup
penelitian AMDAL.
Pelingkupan (scoping) telah digunakan sejak awal dalam menyusun
kerangka acuan, kemudian dalam penyusunan rencana penelitian lapangan yang lebih rinci.
Pelingkupan meliputi bidang, ruang, dan waktu. Pelingkupan juga dipandang sangat penting
dihubungkan dengan masalah pendanaan. Perlu diketahui bahwa penyusunan AMDAL
sering kali dibatasi waktu pelaksanaannya. Disamping itu, dana penelitian juga sering
menjadi kendala.
Tujuan Pelingkupan
a. Menetapkan wilayah studi dan batas waktu prakiraan dampak.
b. Mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan.
c. Menetapkan tingkat kedalaman studi sesuai dengan sumberdaya tersedia, waktu, dana,
dan
tenaga.
d. Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi secara sistematik.
e. Menelaah kegiatan/proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah studi
Faktor penting dalam pelingkupan :
1. Deskripsi Rencana Kegiatan,
2. Kondisi Lingkungan,
3. Tanggapan masyarakat,
4. Kegiatan sekitarFokus Pelingkupan: Ditujukan pada hal strategis / mendasar yang penting
sbg dasar pertimbangan / masukan bagi penentu kebijakan.Hal penting yang
dipertimbangan, diantaranya :Baku mutuTresholdDaya dukung dan daya tampung
lingkungan,Keunikan, Sensitifitas atau Kerentanan Lingkungan,Penerimaan sosial,Isu
nasional / global.

2.3 Rona Lingkungan (Citra Satelit)


Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial
budaya, dan ekonomi. Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau
Environmemtal Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun.
Untuk studi evaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan
sewaktu dilakukan penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian
dasar yang sangat penting dalam proses AMDAL seperti halnya dengan penyusunan
deskripisi proyek.
Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup. Sesuai dengan hasil telaahan kaitan komponen kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak dan jenis-jenis dampak potensial yang ditimbulkannya, maka berikut
ini adalah komponen lingkungan yang relevan untuk ditelaah dalam studi AMDAL.
a. Komponen geo-fisik-kimia yang meliputi iklim dan kualitas udara ambien, kebisingan,
kebauan dan getaran; fisiografi dan geologi; hidrologi dan kualitas air; hidrooceonografi;
ruang, lahan dan tanah serta transportasi.
b. Komponen biologi meliputi biota darat dan biota air.
c. Komponen sosial meliputi kependudukan, sosial-ekonomi, dan sosial-budaya.
d. Komponen kesehatan masyarakat meliputi sanitasi lingkungan dan tingkat kesehatan
masyarakat.
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penapisan
Metode penapisan yang dipakai di Indonesia adalah metode penapisan satu langkah.
Metode ini digunakan karena termasuk sederhana dan mudah, sehingga hasilnya dapat
dicapai dengan cepat dan konsisten. Metode ini juga tidak menambah ekonomi biaya tinggi.
Dapat dilihat dari birokrasinya yang pendek, jumlah tenaga yang digunakan dapat dibatasi,
serta persyaratan pendidikan dan pengalaman yang tidak terlalu tinggi. Hal tersebut cocok di
Indonesia, terutama di daerah daerah.
Kriteria yang banyak di pakai untuk penapisan ialah karakteristik proyek, misalnya jenis,
volume dan penyimpanan bahan baku serta lokasi proyek dan nilai ambang. Besarnya biaya
proyek sering di gunakan sebagai nilai ambang, yaitu proyek yang melebihi suatu nilai
tertentu di haruskan melakukan AMDAL.
Lokasi usaha berada pada Dusun Salakan, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan nama Kawung Sari Agro. Tempat usaha dimiliki
oleh alumni Universitas Tidar yang bernama Bapak Muhamad Khoirul Arif Isnanto, S.P..
Usaha ini telah dibangun kurang lebih selama 10 tahun tetapi pemberian nama beserta
pengurusan izin usaha hingga penamaan nama usaha baru dilakukan pada tahun 2021 bulan
Januari. Secara garis besar daerah salakan dipilih dikarenakan memang Bapak Isnanto
bertempat tinggal di sana kemudian membangun usaha pembuatan pupuk, sedangkan bahan
baku seperti kotoran kambing untuk pupuk BOKHASI diambil dari wilayah Wonosobo.
Teknologi yang sering di pakai adalah Mesin Penggilingan Kotoran dengan bahan baku
kotoran kambing dan kotoran sapi. Produk yg dikeluarkan adalah pupuk padat dengan nama
pasar Bokhasi. Volume produksi pupuk padat ini adalah 10-20 ton per bulan. Limbah yang
dikeluarkan saat proses produksi tidak ada.
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting bagi pemrakarsa
untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini
berkenaan dengan perencanaan biaya dan waktu. Tujuan tersebut sudah ada tetapi belum
dilaksanakan dalam usaha kawung sari.

Dalam tingkat besar, kementakan intensitas setiap dampak potensial yaitu bau amonia yang
ditimbulkan. Prevalensi, luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi yaitu pada lingkungan
sekitar tempat pemepean pupuk. Untuk lama dan frekuensinya, dampak yang ditimbulkan
berjangka pendek, yaitu 2 hari saja. Kemudian resiko atau kementakan terjadi efek negatif
yang serius dalam usaha inipun tidak ada. Usaha ini memiliki nilai penting di daerah
maupun di luar daerah karena menyuplay pupuk padat untuk digunakan petani di jawa
maupun diluar jawa. Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dengan penyemprotan
probiotik.

3.2 Skoping

Pelingkupan : (Kep.Men.LH 30/92, Per.MenLH 08/06)


1. Merupakan Proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi
dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Hasil akhir dan proses pelingkupan adalah dokumen KA ANDAL.Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.
Kawungsari Agro merupakan produsen pupuk organic yang berada di Desa
Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang yang dikelola oleh Bapak Anto
dengan memproduksi pupuk organic berkualitas dan ramah lingkungan. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan pupuk yaitu dari limbah pertanian dan memanfaatkan
bioteknologi, jenis pupuk yang diproduksi yaitu pupuk padat dan pupuk cair.
Tahap pelingkupan rencana kegiatan:
1. Batasan wilayah Kawungsari Agro
Kawungsari Agro berada di Dusun Salakan, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang. Tempat Produksi pupuk organic berada di
2. Identifikasi rencana kegiatan yang potensial menimbulkan dampak.
Pupuk organic padat dan pupuk organic cair merupakan pupuk yang ramah lingkungan
dan mampu mengembalikan kondisi biologi tanah. Produksi pupuk organic ini
mendorong penggunaan pupuk organic oleh masyarakat sekitar dan akan memberi
dampak positif terhadap lingkungan di Desa Kalisalak, seperti Mampu menjaga dan
merawat tingkat kesuburan tanah. Dampak yang ditimbulkan lainnya yaitu permasalahan
bau pupuk yang baru saja sampai atau limbah basah. Bau limbah yang baru saja sampai
akan mencemari udara, seperti bau tidak enak dalam jangka waktu hanya dua hari saja
karena setelah itu limbah akan dikeringkan yang akan menghilangkan bau.
3. Luas wilayah penyebaran dampak
Dampak yang ditimbulkan terdapat dampak positif dan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar. Dimana dampak positif akan menyebar pada lingkungan
diaplikasikan pupuk organik. Selanjutnya dampak negatif yaitu pencemaran udara sekitar
tempat produksi dan itu hanya berlangsung sebentar saja.
4. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
Dampak positif penggunaan pupuk organic di tempat sekitar produksi akan berlangsung
jangka panjang karena penggunaan pupuk organic secara terus menerus tidak akan
merugikan bagi lingkungan alam karena penggunaan pupuk organik sangat dianjurkan
untuk memperbaiki tanah atau mempertahankan tanah dalam pertanian yang sudah
terkontaminasi pupuk kimia. Sedangkan dampak yang dirasa negatif yaitu mengenai bau
bahan pupuk yang masih basah dengan jangka waktu yang pendek sekitar 2 hari, karena
setelah dikeringkan pupuk tidak menjadi bau.
5. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
Dampak akan mempengaruhi komponen lingkungan hidup yang lain yakni penggunaan
pupuk organnik jelas akan memiliki dampak positif terhadap lingkungan abiotic maupun
biotik. Akan sangat menguntungkan bagi komponen abiotic tanah seperti yang telah
disebutkan sebelumnya akan memperbaiki sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah.
Sedangkan dampak positif bagi lingkungan biotik adalah menguntungkan bagi kehidupan
tanaman karena memiliki media tanam yang kaya akan nutrisi dan subur.
3.3 Rona Lingkungan (Citra Satelit)
Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Dalam usaha pupuk padat Kawungsari Agro kondisi rona lingkungan awal sebelum
adanya usaha pupuk padat memiliki kondisi lingkungan dengan jenis topografi dataran
tinggi yang dikelilingi oleh sawah-sawah dan memiliki iklim yang sangat cocok untuk
produktivitas tanaman dan pembibitan berbagai jenis tanaman. Rona lingkungan pada usaha
pupuk padat ini strategis dalam usaha pembuatan pupuk padat dimana tempat usaha
pembuatan pupuk berada dipinggir pemukiman warga sehingga dampak yang dihasilkan
oleh pembuatan pupuk padat tidak begitu berdampak oleh penduduk lainnya. Dapat dilihat
pada gambar dibawah ini tempat usaha pembuatan pupuk padat dilihat dari atas bahwa
tempat usaha tidak ada yang mempengaruhi komponen lingkungan kegiatan usaha pupuk
padat tersebut. Usaha pembuatan pupuk padat saat ini masih asri dimana berada disekitar
sawah-sawah dan berada di bawah bukit menoreh.

Dalam usaha pembuatan pupuk padat ini dalam tata guna lahan yang meliputi seperti
perumahan, ladang, ruang sarana prasaran dan lain lain usaha pembuatan pupuk padat tidak
mempengaruhi terhadap tata guna lahan tersebut. Hal ini dampak yang dihasilkan dari usaha
pembuatan pupuk padat hanya pada saat penjemuran kotoran hewan yang menghasilkan bau
yang tidak sedap, namun bau yang dihasilkan hanya pada disekitar penjemuran saja tidak
menyebar ke rumah penduduk laiinya dan jangka atau lamanya bau tersebut sekitar satu
sampai dua hari saja. Selama pembuatan pupuk padat ini tidak ada pencemran lingkungan
atau kerusakan lingkungan, dikarenakan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
pupuk padat tidak ada yang tersisa semua bahan digunakan seluruhnya. Lokasi dari
pembuatan pupuk padat tersebut aman dan tidak rawan dari terhadap tanah longsor, erosi,
dan banjir sehingga tidak mempengaruhi dan berpengaruh terhadap lingkungan yang dapat
menyebabkan bencana alam.
Usaha pembuatan pupuk padat yang dilakukan oleh Kawungsari Agro ini didalam
masyarakat sekitar tidak terdapat konflik dan hal semacamnya. Masyarakat sekitar juga
memahami terhadap usaha pembuatan pupuk karena sebagian besar masyarakat berprofesi
sebagi petani dan pembibit tanaman. Usaha pembuatan pupuk padat Kawungsari Agro juga
berdampak baik terhadap masyakat sekitar karena tidak perlu pergi ketoko pertanian karena
sudah ada pembuatan pupuk padat, dimana pupuk padat tersebut organik tanapa bahan kimia
sehingga aman bagi tanaman tersebut. Usaha pembuatan pupuk padat Kawungsari Agro juga
membuka lapangan pekerjaan sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat warga
sekitar.
3.4 Denah Peruntukan Usaha Pupuk Padat
Produksi pupuk padat dilaksanakan di rumah pemilik usaha, yakni di Dusun Salakan RT
01 RW 04, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kegiatan-kegiatan yang berlangsung dalam proses pembuatan pupuk diantaranya adalah
pengomposan, fermentasi, serta pembuatan aktivator dalam proses dekomposisi. Hingga saat
ini, pupuk padat atau bokashi tidak hanya digunakan oleh masyarakat di Dusun Salaman,
namun digunakan pula oleh para petani di sekitar pulau Jawa hingga luar pulau Jawa.
Meluasnya jangkauan pemasaran pupuk bokashi tersebut dikarenakan adanya bantuan dari
relasi dan mitra dari Kawung Sari Agro.

KESIMPULAN

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai dampak
besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Dalam mengkaji AMDAL di Kawungsari
Agro, proses yang perlu dilaksanakan yatu meliputi:

1. Penapisan yang bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat
penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah
proyeknya akan terkena AMDAL. Tujuan tersebut sudah ada tetapi belum
dilaksanakan dalam usaha Kawung Sari. kementakan intensitas setiap dampak
potensial yaitu bau amonia yang ditimbulkan pada daerah lokasi pememean
pupuk dengan jangka waktu 2 hari saja. Kemudian resiko atau kementakan terjadi
efek negatif yang serius dalam usaha inipun tidak ada. Untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan dilakukan penyemprotan probiotik.

2. Skoping atau pemusatan yakni pemusatan dampak yang ditimbulkan terhadap


lingkungan yaitu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif
penggunaan pupuk organic akan memperbaiki kesuburan tanah. Sedang kan
dampak negative yaitu perihal pencemaran udara dalam jangka pendek(2 hari)

3. Rona lingkungan, pada usaha pupuk padat Kawungsari Agro kondisi rona
lingkungan awal sebelum adanya usaha pupuk padat memiliki kondisi lingkungan
dengan jenis topografi dataran tinggi yang dikelilingi oleh sawah-sawah dan
memiliki iklim yang sangat cocok untuk produktivitas tanaman dan pembibitan
berbagai jenis tanaman. Rona lingkungan pada usaha pupuk padat ini strategis
dalam usaha pembuatan pupuk padat dimana tempat usaha pembuatan pupuk
berada dipinggir pemukiman warga sehingga dampak yang dihasilkan oleh
pembuatan pupuk padat tidak begitu berdampak oleh penduduk lainnya.

4. Denah peruntukan usaha yaitu membahas mengenai letak produksi pupuk dan
kegiatan pendukung lainnya yang disesuaikan dengan peta tanah pada SHM.
Dimana letak produksi pupuk padat berada di Dusun Salakan RT 01 RW 04, Desa
Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan-
kegiatan yang berlangsung dalam proses pembuatan pupuk diantaranya adalah
pengomposan, fermentasi, serta pembuatan aktivator dalam proses dekomposisi.
DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Ch, 2004. Analisis Mengenai Dampak Linkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan.
Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset. Yogyakarta
Marsono, Dj, 1992. Dampak Pelaksanaan Amdal Hak Pengusahaan Hutan. Buletin Instiper Vol.
3. Nomor.1, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai