Dalam budidaya tanaman perkebunan semusim perlu penerapan K3 karena dalam kegiatannya menggunakan sarana dan prasarana yang beresiko terjadi kecelakaan kerja. Kegiatan dalam budidaya tanaman perkebunan semusim antara lain: 1. Persiapan lahan 2. Sanitasi lahan 3. Pengolahan lahan 4. Pembibitan 5. Penanaman 6. Pemupukan 7. Pengairan 8. Pengendalian gulma 9. Pengendalian hama 10. Pengendalian penyakit 11. Panen dan pasca panen Misalnya dalam kegiatan sanitasi lahan, salah satu yang dilakukan adalah pembersihan gulma ilalang dengan menggunakan sabit, parang atau mesin rumput. Alat-alat tersebut beresiko menyebabkan kecelakaan kerja jika tidak dilakukan sesuai prosedur. Untuk itu, dalam penggunaan sarana prasarana perlu diterapkan K3. B. Bahan/Unsur yang Beresiko Tinggi Dalam budidaya tanaman perkebunan semusim sering diguankan bahan yang beresiko tinggi menyebabkan kecelakaan kerja. Contohnya dalam kegiatan pemupukan atau pengendalian hama karena menggunakan pupuk dan pestisida. Bahan-bahan tersebut mengandung bahan berbahaya dan beresiko mengganggu kesehatan jika tidak berhati-hati. Oleh karena itu, perlu penerapan K3 sesuai prosedur dengan menggunaan alat pelindung diri saat menggunakan bahan tersebut, misalnya memakai sarung tangan dan masker saat mencampur pupuk atau pestisida. C. Ruang Lingkup K3 K3 merupakan singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja. K3merupakan instrumen untuk melindungi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan untuk mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja. Faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain: 1. Perilaku yang tidak aman 2. Kondisi lingkungan yang tidak aman 3. Perilaku sembrono saat bekerja 4. Tidak mematuhi peraturan bekerja 5. Tidak mematuhi standar prosedur kerja 6. Tidak memakai alat pelindung diri 7. Kondisi badan yang lemah Cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menerapkan K3 dengan memperhatikan 3 norma, yakni: 1. Norma kesehatan pekerja 2. Norma keselamatan pekerja 3. Norma kerja nyata D. Norma kesehatan pekerja Norma ini diharapkan mampu menjadi instrumen yang melindungi dan memelihara derajat kesehatan pekerja setinggi-tingginya. K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja seperti kebisingan, radiasi sinar UV, gangguan pernapasan, kerusakan pendengaran, dll. Dalam hal ini perusahaan harus menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja saat bekerja sehingga kesehatannya tetap terlindungi. Selain itu, perusahaan harus memberikan latihan P3K kepada pekerja untuk memberikan pertolongan dan perawatan pertama pada pekerja jika terjadi kecelakaan kerja, misalnya keracunan bahan kimia, terkena gigitan serangga, gigitan ular. Selain itu, lokasi budidaya harus dekat dengan fasilitas: 1. Toko makanan 2. Persedian air bersih yang cukup 3. Fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) 4. Toko barang umum 5. Fasilitas kesehatan seperti puskesmas, dll. Apabila hal tersebut terpenuhi oleh perusahaan diharapkan pekerja dalam kondisi sehat. E. Norma Keselamatan Kerja Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga karena kelalaian dan lingkungan yang tiidak kondusif. Penerapan keselamatan kerja diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja yang berakibat pada cacat atau kematian pekerja serta rusaknya lingkungan kerja akibat pencemaran. Penerapan keselamatan kerja dengan melakukan pekerjaan dengan cara paling aman dan menggunakan alat dan bahan sesuai dengan kriteria: 1. Alat dan bahan sesuai dengan standar internasional dan nasional 2. Dirancang hanya untuk kegiatan yang telah ditentukan 3. Dioperasikan hanya oleh pekerja yang telah terlatih dan berkompeten 4. Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja dari bahaya, mampu melindungi dari panas dan radiasi sinar UV, memiliki warna kontras 5. APD harus disediakna dalam jumlah cukup 6. Pekerja harus selalu mengedepankan keselamatan kerja F. Norma Kerja Nyata Norma ini berkaitan dengna manajemen perusahaan, seperti pengaturan jam kerja, kerja shift, kerja wanita, pengaturan lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup. G. SOP SOP merupakan singkatan dari Standar Operasional prosedur. SOP berisi langkah-langkah atau aturan dalam melakukan suatu pekerjaan atau mengoperasikan suatu alat. SOP menjadi panduan bagi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. SOP perlu diketahui pekerja dan dilaksanakan agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Apabila pekerja tidak melaksanakan pekerjaan sesuai SOP maka akan beresiko terjadi kecelakaan. H. Penerapan K3 Cara strategis dalam penerapan K3 di bidang pertanian dan perkebunan: 1. Komitmen terhadap kualitas kesehatan petani Indonesia merupakan negara agraris, sehingga pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Namun, kesehatan petani belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan harus berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan petani agar petani selalu dalam keadaan sehat sehingga dapat menambah investasi dalam perekonomian regional. Bentuk komitmen tersebut dapat berupa pemberian sanitasi dasar bagi petani miskin. 2. Perencanaan, meliputi: a. Sasaran penerapan K3 harus jelas b. Pengendalian terhadap resiko c. Peraturan dan undang-undang harus sesuai 3. Penerapan K3, meliputi: a. Pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja b. Penyuluhan tentang kesehatan dan penyakit akibat kerja 4. Pengukuran dan evaluasi I. Jenis tanaman perkebunan semusim (HAFALKAN) 1. Tebu (Saccharum officinarum) 2. Rosela (Hibiscus sabdariffa) 3. Kapas (Gossypium sp.) 4. Jarak kepyar (Ricinus communis) 5. Tembakau (Nicotiana tabacum) 6. Sereh (Andropogon nardus) J. LATIHAN SOAL 1. Apa kepanjangan dari K3? 2. Apa tujuan dari K3? 3. Sebut dan jelaskan bahan yang beresiko tinggi menyebabkan kecelakaan kerja! 4. Apa yang dimaksud dengan SOP?