Anda di halaman 1dari 5

PEMBIAKAN TANAMAN

Bab 1. Menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan kerja (k3)

A. Prinsip K3

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan erat dengan mesin peralatan

kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan

pekerjaan adapun pengertian K3 secara secara Filosofis K3 merupakan suatu pemikiran atau

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju

masyarakat adil dan makmur. Pengertian secara Keilmuan dalam ilmu pengetahuan dan

penerapannya, K3 adalah usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit

akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Sasaran program k3 adalah segala tempat kerja baik di darat di dalam tanah, di

permukaan air, maupun dipermukaan air. Tempat-tempat kerja produksi tanaman tersebar

diseluruh wilayah Indonesia bahkan sampai pelosok dan sulit terjangkau dengan sarana

transfortasi karena Indonesia merupakan negara agraris

Pekerjaan pertanian atau produksi tanaman memiliki resiko luka, penyakit paru-paru

akibat paparan asap mesin, kebisingan, sakit kulit, dan kangker akibat paparan bahan kimia

seperti pestisida. Pada pertanian industri atau industri produksi tanaman kecelakaan melibatkan

penggunaan alat dan mesin pertanian. Kecelakaan yang paling umum adalah traktor yang

terguling. Pestisida dan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian juga berbahaya dalam

kesehatan kerja, mampu mengakibatkan gangguan kesehatan organ reproduksi dan kelainan

kelahiran bayi.
Dalam kegiatan produksi tanaman kompunen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa

dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan

keselamatan kerja bagi siswa. Terdapat beberapa macam perlengkapan keselamatan kerja, mulai

dari perlindungan kepala, badan, tangan, mata, hidung, mulut hingga kaki telah disiapkan dengan

demikian kenyamanan lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan kerja yang dikarenakan

faktor tindakan manusiamaupun faktor karena kondisi yang ditimbulkannya dapat diperkecil.

Pada prinsipnya setiap orang atau karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan

dibidang agribisnis produksi tanaman, harus bertanggung jawab dan harus berpartisifasi dalam

setiap kegiatan dan keselamatan dirinya masing-masing dilingkungan kerjanya.

B. Menerapkan k3 dalam produksi tanaman

1. Tempat kerja produksi tanaman

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap

dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha

dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik didarat, di dalam tanah, di permukaan

air, di dalam air, maupun di udara yang menjadi kewenangan suatu badan usaha atau perusahaan.

Dalam pertanian terutama pada produksi tanaman, maka yang disebut dengan tempat kerja

adalah tempat dimana produksi tanaman bisa dilaksanakan, dalam hal ini temasuk laboraturium,

bengkel pertanian dan lapangan.

2. Norma kesehatan kerja

Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan

memelihara drajat kesehatan kerja setinggi-tingginya. K3 dapat melakukan pencegahan dan

pemberantasan penyakit akibat kerja. Misalnya kebisinga, pencahayaan (sinar), getaran,

kelembapan udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran,
gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebuataan, kerusakan tubuh akibat sinar ultraviolet,

kangker kulit, kemandulan dan lain-lain.

Hal yang penting diperhatikan dalam penerapan kesehatan pekerja dalam bidang teknik

pembiakan tanaman dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu penerapan dalam teknik

pembiakan tanaman secara generatif maupun vegetatif. Dalam teknik pembiakan tanaman dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu penerapan dalam teknik pembiakan tanaman secara

generatif yang pada umumnya terdiri dari kegiatan persiapan lahan, pengolahan tanah,

persemaian, pembibitan, penanaman, pengairan, pengendalian hama, penyakit dan gulma,

persilangan, pemanenan, penanganan pasca panen, prosesing beni dan pengemasan terdapat

beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diupayakan untuk diterapkan yaitu :

1. Penggunaan alat dan mesin-mesin.

2. Penggunaan bahan kimia.

3. Dalam aktifitas agribisnis pembiakan tanaman secara vegetatif baik secara konvensional

(menyetek, menyambung, mencangkok, dai-lain.) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

kesehatan pekerja sama dengan kegiatan teknik perbenihan secara generatif yaitu

penggunaan alat mesin serta penggunaan alat kimia.

4. Dalam agribisnis pembiakan tanaman secara vegetatif dengan teknik kultur jaringan dapat

sedikit perbedaan yaitu harus memperhatikan 3 hal yaitu penggunaan alat dan mesin-mesin,

penggunaan bahan kimia, dan penggunaan lampu ultra violet dalam persiapan enkas untuk

inokulasi bahan atau sel jaringan tanaman.


Aktivitas pembiakan tanaman pada umumnya dilakukan di lokasi yang agak jauh dari kota. Oleh

sebab itu harus ada pekerja yang terampil dalam prosedur PPPK (pertolongan pertama pada

kecelakaan). Pelatihan ini meliputi perawatan pada luka terbuka dan resusitasi. Dengan area

dimana pekerjaan terlibat dengan resiko keracunanoleh bahan kimia atau asap, ular, serangga

atau laba-laba penggigit atau bahaya sfesifik lain, maka pelatihan pertama harus diperluas

melalui konsultasi dengan orang atau organisasi yang berkualitas.

Alat atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap tersedia di tempat kerja dan

dilindungi terhadap pencemaran oleh kelembapan dan kotoran. Tempat ini harus ditandai dengan

jelas dan tidak berisi apapun selain peralatan PPPK dan semua karyawan harus mengetahui

tempat penyimpanan peralatan PPPK dan prosedurnya.

Jika dalam melakukan kegiatan agribisnis pembiakan terjadi kecelakaan harus terdapat

alat komunikasi agar dapat dengan segera menghubungi regu penolong seperti rumah sakit,

ambulance, atau dokter terdekat. Pada suatu lokasi pembiakan tanaman harus diupayakan adanya

tempat berteduh dan berlindung. Selain itu lokasi pembiakan diupayakan dekat dengan :

1. Toko makanan

2. Persediaan air bersih yang cukup

3. Fasilitas sanitary (ruang cuci, pancuran, kamar kecil atau kakus)

4. Fasilitas untuk mencuci dan mengeringkan pakaian.

5. Took barang umum (terpisah dengan bahan mudah terbakar, bahan kimia)

Anda mungkin juga menyukai