Anda di halaman 1dari 15

KONSEP KETUHANAN

DALAM ISLAM

Disusun oleh :
1. Almaida Ulum Isna (20101021044)
2. Dina Mardiyanti (20101021087)
3. Elfara Maulidina Safitri (20101021022)
4. Nanik Ulyasari (20101021075)
5. Sepi Muntafikoh (20101021053)
A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam
Siapakah Tuhan itu? Tuhan adalah sesuatu
yang dipentingkan oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya di
kuasai oleh-Nya.
Katadipentingkan dapat di artikan secara
luas, seperti: dipuja, dicintai, diagungkan, di
harap-harapkan yang dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
B. Sejarah pemikiran Manusia tentang
Tuhan
Dinamisme

Animisme

Pemikiran barat
Henoteisme

Sejarah pemikiran
manusia tentang Monoteisme
Tuhan

Muktazilah

Pemikiran umat
Qadariyah
islam

Jabariyah

Asy’ariyah
dan
maturidiyah
1. Pemikiran barat

Dalam literatur sejarah agama dikenal


dengan teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari
kepercayaan yang amat sederhana. Lama
kelamaan meningkat menjadi sempurna.
Proses perkembangan pemikiran
tentang tuhan menurut teori
evolusionisme adalah:
Dinamisme : Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif
telah mengaku adanya kekuasaan yang berpengaruh dalam
kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh positif dan
ada pula yang negatif.
Animisme : Masyarakat primitif mempercayai adanya peran
roh dalam hidupnya. Setiap benda yang di anggap baik
mempunyai roh. Roh di percayai sebagai sesuatu yang aktif
sekalipun bendanya telah mati.
Politeisme : masyarakat menyembah Dewa karena
beranggapan bahwa roh yang lebih dari yang lain. Dewa
mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan
bidangnya.
Henoteisme : Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang di
sebut dengan Tuhan. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu
bagsa di sebut dengan Henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
Monoteisme : hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh
bangsa dan bersifat internasional.
2. Pemikiran umat manusia

Pemikiran terhadap tuhan yang melahirkan


ilmu Tauhid, ilmu Kalam atau ilmu Ushuludin
di kalangan umat islam, timbul sejak
wafatnya Nabi Muhamad SAW. Secara garis
besar, ada aliran yang besifat liberal,
tradisional dan ada pula yang bersifat di
antara keduanya.
Aliran tersebut adalah :
Muktazillah : Kaum rasionalis di kalangan muslim,
serta menekankan pemakaian akal pikiran dalam
memahami semua ajaran dan kemanan dalam islam.
Qadariyah : Berpendapat bahwa manusia
mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan
berbuat. Dan manusia sendirilah yang menghendaki
apakah ia akan kafir atau akan mukmin.
Jabariyah : Pecahan dari Murji’ah yaitu teori bahwa
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam
berkehendak dan berbuat.
Asy,’ariyah dan maturidiyah : pendapat yang berada
dintara Qadariyah dan Jabariyah.
C. Pembuktian wujud Allah
Walaupun manusia telah menghayati wujud Allah
melalui ciptaan-Nya, pengalaman batin atau fitrah
manusia sendiri, namun manusia masih juga
menginginkan pembuktian secara langsung
bertemu. Bahkan Nabi Musa as. Sekalipun beliau
adalah utusan Allah pernah memohon kepada Allah
agar menampakan diri kepadanya. Oleh karena itu
segala usaha manusia dalam pembuktian wujud
Allah itu tetap nisbi dan terbatas, maka pembuktian
perlu dicari hanya dari satu-satunya sumber yaitu Al-
Qur’an dan Sunah Rasul.
D. Perbandingan Tuhan antar agama

Tuhan dalam Islam dengan Tuhan dalam Arab pra-


Islam

Tuhan dalam Islam dengan Tuhan dalam Yahudi

Tuhan dalam Islam vs Tuhan dalam Kristen


• Tuhan dalam Islam dengan Tuhan
dalam Arab pra-Islam
Tuhan dalam Islam tidak memiliki teman dan
sekutu maupun pertalian antara Tuhan dengan
Jin. Arab pagan pra-Islam bermula dengan
adanya berhala yang dibawa ke tanah Arab oleh
‘Amr bin Luhay. Mereka lalu mencampur-adukkan
antara monoteisme yang dibawa Ibrahim dan
paganisme. Mereka percaya takdir yang kabur,
kuat, dan tidak dapat ditawar-tawar melebihi apa
yang manusia tidak dapat kendalikan. Paham ini
diganti dengan gagasan Islam Tuhan Yang Maha
Pemurah namun Maha Kuasa.
• Tuhan dalam Islam dengan Tuhan
dalam Yahudi
Menurut Francis Edwards Peters, "Al-Quran menuntut Muslim
untuk beriman, dan sejarawan menyetujui bahwa Muhammad dan
pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan Tuhan Yahudi”
. Peters menyatakan bahwa Al-Quran menggambarkan Allah lebih
kuat dan luas daripada Yahweh, dan sebagai Tuhan alam semesta,
tidak seperti Yahweh yang hanya lebih dekat pada orang-orang
Israel.
Tuhan, dikatakan dalam Al-Quran, “mencintai yang berbuat baik,”
dan dua bagian dalam Al-Quran mengekspresikan sebuah kasih
yang saling mengerti antara Tuhan dan manusia, namun Yudeo-
Kristen mengajarkan “cintai Tuhan dengan segenap hatimu” tidak
dirumuskan dalam Islam. Tekanan ini lebih pada kebebasan
kehendak Tuhan, sehingga setiap orang harus berserah diri. Yang
paling utama, “menyerahkan diri kepada Allah” (Islam) merupakan
agama itu sendiri.
• Tuhan dalam Islam vs Tuhan
dalam Kristen
Islam dengan tegas menolak kepercayaan Kristen
bahwa Tuhan itu tiga pribadi dalam satu hakikat
(lihat Tritunggal). Dalam konsepsi Islam tentang
Tuhan, tidak ada kesetaraan antara Tuhan dan
ciptaan. Kehadiran Tuhan dipercaya ada di manapun,
dan tidak menjelma sebagai siapapun atau apapun.
Kristen Barat merasa Islam sebagai agama kafir
selama Perang Salib pertama dan kedua.
Muhammad dipandang sebagai setan atau tuhan
palsu yang disembah bersama Apollyon dan
Termangan dalam trinitas yang tidak suci.
Pandangan tradisional Kristen adalah bahwa Tuhan
Muhammad sama dengan Tuhannya Yesus.
E. Keesaan Tuhan(Islam)
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah (bahasa
Arab: ‫ )ا‬dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi
Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan
Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim
bagi semesta alam.
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan
sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia
itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha
Kuasa. Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah
(asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling
baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan
yang berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada
Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.
Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana
pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.
Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai
oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am 6:103).
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam
konsep Islam merupakan Tuhan sama yang
disembah oleh kelompok agama Abrahamik
lainnya seperti Kristen dan Yahudi. Namun, hal ini
tidak diterima secara universal oleh kalangan
kedua agama tersebut.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai