COUNTER
2.1. Pendahuluan
Counter ( Pencacah ) memiliki fungsi sebagai salah satu dari pencacahan
kejadian atau priode waktu/menempatkan kejadian secara keseluruhan.
Counter merupakan aplikasi dari flip-flop yang mempunyai fungsi
menghitung. Proses penghitungan yang dilakukan counter secara
sekuensial, baik menghitung naik (up counting) maupun turun (down
counting). dikenal dua macam counter, yaitu Counter Sinkron (Synchronous
Counter) dan Counter Asinkron (Asynchronous Counter). Pada counter
sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing input clock dari flip-
flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan pulsa dari sumber,
maka perubahan tersebut akan mentrigger seluruh flip-flop secara
bersama-sama. Pada counter asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada
input clock terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-
input clock flip-flop yang lain mendapatkan catu dari output dari flip-flop
sebelumnya. Gambar berikut mengilustrasikan suatu proses
pencacahan/counter.
22
23
2.4. Counter
Pencacahan atau counter dalam biner dan desimal digambarkan seperti
pada tabel 2.1. berikut. Dengan empat bagian biner (kolom A, B, C dan D)
diperoleh pencacahan dari 0000 hingga 1111 dalam nilai desimal dimulai
dari nilai 0 hingga 15. Kolom A merupakan bagian dari 1-an atau
merupakan nilai terkecil (Least Significant Bit/LSB), kolom B bagian 2-an,
kolom C bagian dari 4-an dan kolom D bagian dari 8-an yang merupakan
nilai terbesar (Most Significant Bit/MSB).
Counter merupakan aplikasi dari Flip-flop yang mempunyai fungsi
menghitung. Proses penghitungan yang dilakukan Counter secara
sekuensial, baik menghitung naik (Up Counting) maupun turun (Down
Counting).
Berdasarkan pemberian trigger di masing-masing flip-flop penyusun
rangkaian Counter, dikenal 2 macam Counter : Counter Sinkron
(Synchronous Counter) dan Counter Asinkron (Asynchronous Counter).
1 0 0 0 8
1 0 0 1 9
1 0 1 0 10
1 0 1 1 11
1 1 0 0 12
1 1 0 1 13
1 1 1 0 14
1 1 1 1 15
Piranti counter pada gambar 2.2. yang disusun dari 2 flip-flop akan
memiliki keluaran sebanyak 2 bit yang biasanya disebut pula
dengan 2 stage counter. Masukan pulsa clock tidak membuat
kondisi ke-2 stage tersebut berubah logika 1 atau 0 pada saat yang
bersama, oleh karena itu counter tersebut dinamakan dengan
counter tak serempak/Asynchronous.
Dari tabel 2.2. keluaran A adalah nilai terkecil dari counter sinkron
atau keluaran A merupakan kolom biner 1-an yang dikerjakan oleh
flip-flop U2A, kolom B merupakan kolom biner 2-an yang
dikerjakan oleh flip-flop U2B dan C merupakan kolom biner 4-an
yang dikerjakan oleh flip-flop U3A dan ini adalah nilai terbesar dari
counter sinkron.
27
1-SUPPLY DC
Masing-masing flip-flop JK berada pada posisi togel (JK berlogika 1). Jika
kondisi awal dari rangkaian counter modulo 16 tersebut memiliki keluaran
0000, saat mendapat pulsa clock pertama keluaran flip-flop U1A akan
berlogika 1 sehingga keluaran rangkaian counter menjadi 0001. Saat pulsa
clock kedua datang, keluaran flip-flop U1A akan berlogika 0 dan flip-flop
U1B akan berlogika 1, sehingga keluaran rangkaian flip-flop menjadi 0010
demikian seterusnya. Setiap perubahan keadaan merupakan suatu reaksi
berantai yang beriak/ripple melalui pencacah, karenanya pencacahan ini
disebut juga dengan pencacah riak atau ripple counter.
29
Masukan Clock
UA1 Q A
B
UB1Q
Keluaran
UA2 Q C
D
UB2 Q
U1B U2B
U1A U2A
V2
0V J Q J Q
J Q J Q CP _
CP _ CP _ CP _
K Q K Q
K Q K Q
R R
V1 R R
5V
U3A
V1
5V
Pada tabel 2.4. diatas kolom pulsa detak menyatakan konsidi terminal
clock/detak dari flip-flop U1A dimulai dari kondisi pertama hingga ke-16,
sedangkan kolom hitungan desimal menyatakan hasil counting yang telah
dilakukan. Pada kolom urutan bilangan biner menyatakan keluaran dari
rangkaian counter dengan menggunakan flip-flop JK yang dinyatakan
dalam kombinasi bilangan biner.
33
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
L1 L2 L3 L4
V1
5V U3E U3C U3D
U3A
Dari tabel kebenaran tersebut diatas, hitungan awal dimulai dari nilai
terbesar MSB. Karena digunakannya 4 buah flip-flop dalam rangkaian
counter hitung turun, maka nilai awal yang dihasilkan adalah 16 dengan
kombinasi binernya 1 1 1 12. Setelah melaksanakan 16 kali counting
barulah rangkaian menunjukan nilai terkecilnya/LSB.
Jika menggunakan counter decade dengan keluaran 4 bit yang terdiri dari
QA, QB, QC dan QD untuk membuat satu pulsa per detik maka digunakan
B
60 Hz 10 Hz 1 Hz
÷6 ÷ 10
Dari proses pembagian pada gambar 2.16 tersebut diatas, maka setiap satu
pulsa keluaran QA harus mendapat sepuluh pulsa masukan atau dengan
kata lain satu pulsa adalah satu persepuluh.
38
V1
5V L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7
2.11. Rangkuman
Pada elektronika digital terdapat piranti yang dapat dipergunakan untuk
melakukan counting (perhitungan), piranti tersebut adalah counter. Dengan
memanfaatkan flip-flop JK pada kondisi togglenya dapatlah dibangun suatu
counter. Piranti counter dikelompokan menjadi dua (2) jika ditinjau dari
proses bekerjanya yaitu, counter synchronous dan Asynchronous.
Perbedaan tersebut dijadikan acuannya adalah pulsa clock/detak.
Jika dilihat dari hasil kerjanya counter dapat dibuat menjadi counter naik,
turun, decade/modulo. Counter modulo adalah counter yang dibuat untuk
batasi proses countingnya, pembatasan proses tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan gerbang NAND.
44