COUNTER
A. Tujuan
1. Memahami prinsip kerja counter up/down sinkron dan asinkron.
2. Mengetahui perbedaan counter up/down sinkron dan asinkron.
C. Dasar Teori
Prinsip kerja pencacah mundur 4 bit iini sama dengan proses yang terjadi
pada pencacah naik .perbedaannya hanya logika pada cacahannya . pada
pencacahan mundur 4 bit, kita akan melakukan pencacahan dimulali dari logima
tertingi ‘1111’ hingga ‘0000’.
Kita dapat melihat bahwa pencacahan dilakukan secara mundur dimulai dari
‘1111’ hinga ‘0000’. (Hidayat , Sistem Digital , (Yogyakarta :Informatika ,
Bandung 2018),214)
Clok Cacahan Biner Cacahan
Ke- QD QC QB QA Desimal
0 1 1 1 1 15
1 1 1 1 0 14
2 1 1 0 1 13
3 1 1 0 0 12
4 1 0 1 1 11
5 1 0 1 0 10
6 1 0 0 1 9
7 1 0 0 0 8
8 0 1 1 1 7
9 0 1 1 0 6
10 0 1 0 1 5
11 0 1 0 0 4
12 0 0 1 1 3
13 0 0 1 0 2
14 0 0 0 1 1
15 0 0 0 0 0
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa semua FF dipicu atau digerakan
oleh sebuah sinyal CLK. Semua FF akan bekerja saat sinyal CLK pada transisi
negatif . masukan J dan K FFpertama yang diberikan logika ‘1’ secara permanen,
sementara maukan J dan K FF berikutnya ditentukan oleh kombinasi keluaran
FF sebelumnya. (Hidayat , Sistem Digital , (Yogyakarta :Informatika , Bandung
2018),222)
Pada gambar diats dapat dilihat bahwa FF pertama akan toogle setipa kali
pulsa clock bberubah, sementara FF kedua akan toogle jika keluaran Q pada FF
pertama berlogika ‘1’, FF ketiga akan toogle jika kwluaran Q pada FF pertama
dan kedua berlogika ‘1’, sedangkan FF kempat akan toogle jika keluaran Q pada
FF pertama , FF kedua dan FF ketiga berlogika ‘1.’
3. Pencacahan naik/Turun sinkron (Synchronous Up/Down
Counter).
Urangkian untuk rangkaian diatas, yaitu rangkian naik dan pencacah turun
singkron dapat digabungkan menjadi pencacah sinkron yang dapat digunakan
sebagai pencacah naik ataupun pencacah turun dengan menambahkan beberapa
gerbang logika dan satu sinyal masukan sebagai pengendali untgukn
menentukan kapan rangkain pencacah bekerja sebagai pencacah naik atau
bekerja sebagai pencacah turun. Ganbar 5… menampilkan contoh pencacah
naik/turun sinkron sebanyak 3 bit . sinyal UP/DOWN digunakan untuk
menentukan apakah pencacah naik atau pencacah turun . pada saat sinyal
masukan UP/DOWN berlogika ‘1’ maka penncacah akan naik. Sebaliknya
ketika masukan UP/DOWN berlogika ‘0’ maka penncacah akan turun.
(Hidayat , Sistem Digital , (Yogyakarta :Informatika , Bandung 2018),224)
D. Langkah Percobaan
1. Counter Sinkron m=10
Bukalah aplikasi Electronics Workbench
Pada menu, pilihlah option digital kemudian drag JK Flip Flop
dengan Active High Asinkron.
Pada pilihlah Sources pada menu dan drag Gnd, Vcc, dan Clock.
Pilihlah Red Probe dan Decode Seven Segment Display pada menu
Indicator dan drag ke workspace.
Pilihlah gerbang Gate AND pada menu Logic Gate dan drag ke
workspace
Setelah semua terpilih, kemudiamn susunlah rangkaian menjadi
sebagai berikut.
Pada pilihlah Sources pada menu dan drag Gnd, Vcc, dan Clock.
Pilihlah Red Probe dan Decode Seven Segment Display pada menu
Indicator dan drag ke workspace.
Amati yang terjadi dan catatlah data hasil yang kalian dapatkan.
3. Counter Up/Down Asinkron ( 2-bit )
Bukalah aplikasi Electronics Workbench
Pada menu, pilihlah option digital kemudian drag JK Flip Flop
dengan Active High Asinkron.
Pada pilihlah Sources pada menu dan drag Gnd, Vcc, dan Clock.
Pilihlah Red Probe dan Decode Seven Segment Display pada menu
Indicator dan drag ke workspace.
Pilihlah NAND GATE dan NOT GATE pada menu Logic Gate dan
drag ke workspace.
Pilihlah Switch pada menu Basic dan drag ke workspace
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9
Timing Diagram
E.2. Counter Sinkron 2-bit
00 0
01 1
10 2
11 3
Timing Diagram
E.3. Counter Up/Down Asinkron
E.3.1 Counter Up Asinkron
00 0
01 1
10 2
11 3
Timing Diagram
E.3.1 Counter Down Asinkron
Tabel Counter Down Asinkron
11 3
10 2
01 1
00 0
Timing Diagram
F. ANALISA DATA
F1. Counter Sinkron m=10
Analisa Rangkaian
(Gambar Rangkaian)
Analisa Rangkaian:
0000 0
0001 1
0010 2
0011 3
0100 4
0101 5
0110 6
0111 7
1000 8
1001 9
Analisa Tabel
- Pada baris ke-1 semua nilai biner bernilai 0000 maka menghasilkan nilai
decimal 0 dan tampilan Hexadesimal 0.
- Pada baris ke-2 semua nilai biner bernilai 0001 maka menghasilkan nilai
decimal 1 dan tampilan Hexadesimal 1.
- Pada baris ke-3 semua nilai biner bernilai 0010 maka menghasilkan nilai
decimal 2 dan tampilan Hexadesimal 1.
- Pada baris ke-4 semua nilai biner bernilai 0011 maka menghasilkan nilai
decimal 3 dan tampilan Hexadesimal 3.
- Pada baris ke-5 semua nilai biner bernilai 0100 maka menghasilkan nilai
decimal 4 dan tampilan Hexadesimal 4.
- Pada baris ke-6 semua nilai biner bernilai 0101 maka menghasilkan nilai
decimal 5 dan tampilan Hexadesimal 5.
- Pada baris ke-7 semua nilai biner bernilai 0110 maka menghasilkan nilai
decimal 6 dan tampilan Hexadesimal 6.
- Pada baris ke-8 semua nilai biner bernilai 0111 maka menghasilkan nilai
decimal 7 dan tampilan Hexadesimal 7.
- Pada baris ke-9 semua nilai biner bernilai 1000 maka menghasilkan nilai
decimal 8 dan tampilan Hexadesimal 8.
- Pada baris ke-10 semua nilai biner bernilai 1001 maka menghasilkan nilai
decimal 9 dan tampilan Hexadesimal 9.
Analisa Timing Diagram
Pada gambar Timing Diagram diatas nilai clock adalah konstan dimana nilai
clock akan tetap berdetak dengan logika 0 dan 1 sampai akhir. Pada output
Q1,Q2,Q3,Q4 akan selalu berubah seiring dengan berdetaknya clock. Pada
awal saat clock berlogika 0 maka semua output akan berlogika 0 tetapi jika
clock mulai berdetak maka output akan berubah sesuai dengan berdetaknya
clock dan menghasilkan bilangan biner yang kemudian bilangan biner itu di
konversi kedalam bentuk decimal.
F2. Counter Sinkron 2-bit
Analisa Rangkaian
Analisa Rangkaian
Rangkaian diatas adalah rangkaian Counter Sinkron 2-Bit olek karena itu JK FF
yang digunakan juga berjumlah 2. Rangkaian mulai berjalan ketika Vcc yang
memberikan inputan pada JK FF 1 dan menghasilkan output,kemudian output
tersebut menjadi inputan pada JK FF 2, dan juga clock akan terhubung dengan JK
FF dan memberikan detak pada rangkaian sehingga menghasilkan output yang
saling bergantian untuk menampilkan bilangan biner yang bergeser mulai dari
00,01,10,11 dan kemudian dari red probe yang menampilkan bilangn biner
dihubungkan ke decoder 7-segmen untuk menampilkan bilangan Hexadesimal.
Analisa Tabel
01 1
10 2
11 3
Analisa Tabel
- Pada baris ke-1 semua nilai biner bernilai 0000 maka menghasilkan nilai
decimal 0 dan tampilan Hexadesimal 0.
- Pada baris ke-2 semua nilai biner bernilai 0001 maka menghasilkan nilai
decimal 1 dan tampilan Hexadesimal 1.
- Pada baris ke-3 semua nilai biner bernilai 0010 maka menghasilkan nilai
decimal 2 dan tampilan Hexadesimal 1.
- Pada baris ke-4 semua nilai biner bernilai 0011 maka menghasilkan nilai
decimal 3 dan tampilan Hexadesimal 3.
(Gambar Rangkaian)
Analisa Rangkaian
Counter Up Asinkron
Analisa Tabel
Biner Desimal Hexadesimal
- - -
- - -
- - -
- - -
Analisa Tabel
Analisa
Analisa Tabel
Analisa