NPN dan PNP merupakan jenis-jenis dari BJT. NPN adalah satu tipe BJT,
dimana huruf N dan P menunjukkan pembawa muatan mayoritas pada daerah
yang berbeda dalam transistor. Hampir semua BJT yang digunakan saat ini adalah
NPN karena pergerakan elektron dalam semikonduktor jauh lebih tinggi daripada
pergerakan lubang, memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi.
Transistor NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan tipe-
n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di keluaran
kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi
daripada emitor. Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara
dua lapis semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda
tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP
hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda panah pada simbol
diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.
C C
B B
E E
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = ......................................................(2.1)
𝑅𝐵
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 = 𝑅𝐶
.....................................................(2.2)
𝐼𝐶
𝛽= 𝐼𝐵
.......................................................(2.3)
Analog
1 BC547 NPN
Digital
Analog
2 BC557 PNP
Digital
4
2.5 Data Hasil Percobaan
2.5.1. Testing Kondisi BJT
Dari percobaan yang dilakukan untuk melakukan testing terhadap kondisi
BJT dengan mengukur resistansi yang pada BJT tersebut. Didapatkan bahwa nilai
resistensinya seperti pada tabel 2.4 berikut ini.
Karena adanya
1 BC547 NPN Digital 0.637Ω 0.635Ω √ hambatan saat
pengukuran
Karena adanya
2 BC557 PNP Digital 0.629Ω 0.629Ω √ hambatan saat
pengukuran
Tabel 2.7 Hasil pengukuran terhadap BJT BC547 dan BC557 dengan avo-meter.
Karena adanya
1 BC547 NPN Digital 0.637Ω 0.635Ω √ hambatan saat
pengukuran
Karena adanya
2 BC557 PNP Digital 0.629Ω 0.629Ω √ hambatan saat
pengukuran
Saat testing kondisi BJT Tipe NPN (BC547), kita memeriksa kondisi
transistor dengan cara mengukur hambatan (resistansi) pada dioda emitter dan
dioda collector dari transistor tersebut. Pada percobaan yang telah dilakukan,
untuk memeriksa kondisi BJT kita menggunakan avo-meter digital, dimana probe
pada avo-meter digital diletakkan pada kaki emitter dan collector. Untuk probe
bermuatan positif diletakkan pada kaki emitter dan probe bermuatan negatif pada
kaki collector.
Dari hasil percobaan untuk melakukan testing kondisi BJT tipe NPN
(BC547), didapatkan nilai hambatan basis - emitter adalah 0.637Ω, kemudian
untuk hambatan dari basis - collector adalah 0.635Ω. Seperti yang kita ketahui
bahwa transistor yang memiliki hambatan mendekati 0 (hambatan yang kecil)
menunjukkan bahwa transistor tersebut dalam kondisi baik, sehingga percobaan
sesuai dengan teori.
Saat testing kondisi BJT Tipe PNP (BC557), kita memeriksa kondisi
transistor dengan cara mengukur hambatan (resistansi) pada dioda emitter dan
dioda collector dari transistor tersebut. Pada percobaan yang telah dilakukan,
untuk memeriksa kondisi BJT kita menggunakan avo-meter digital, dimana probe
pada avo-meter digital diletakkan pada kaki emitter dan collector. Untuk probe
bermuatan positif diletakkan pada emitter dan probe bermuatan negatif pada
collector.
Dari hasil percobaan untuk melakukan testing kondisi BJT tipe PNP
(BC557), didapatkan nilai hambatan basis ke emitter adalah 0.629Ω, kemudian
untuk hambatan dari basis ke collector adalah 0.629Ω. Seperti yang kita ketahui
bahwa transistor yang memiliki hambatan mendekati 0 (hambatan yang kecil)
menunjukkan bahwa transistor tersebut dalam kondisi baik, sehingga percobaan
sesuai dengan teori.
Seperti yang terlihat pada tabel bahwa nilai VCE dan VBE yang didapatkan
saat percobaan menggunakan BJT BC557 secara berurutan adalah 3.78 V dan
3.635 V. Sedangkan pada BJT BCT547, nilai VCE dan VBE yang diperoleh saat
percobaan secara berurutan yaitu 12.16 V dan 0.756 V. Sedangkan untuk nilai IB,
IC, dan β pada BJT BC547 maupun BJT BC557 yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan persamaan memiliki nilai yang sama. Namun, Kedua tipe BJT
tersebut memiliki arah arus dan polaritas tegangan yang berlawanan. Dimana
pada PNP arah arus menuju pada emitter sedangkan pada NPN arah arus menuju
pada collector.
Dari pengujian transistor BJT tipe NPN atau channel-P (BC 547) dapat
dilihat bahwa pada saat basis-emitter diberikan arus maju, avo-meter
menunjukkan adanya hasil. Sedangkan pada saat diberikan arus mundur pada
basis-emitter, avo-meter tidak menunjukkan hasil. Sedangkan pada basis-
collector, ketika diberikan arus maju, maka avo-meter akan menunjukkan adanya
hasil. Sedangkan jika diberikan arus mundur pada basis-collector, avo-meter tidak
menunjukkan adanya hasil. Sesuai dengan teori bahwa hal tersebut menunjukkan
bahwa transistor BJT tipe NPN tersebut sedang dalam keadaan baik, karena
sesuai dengan sifat dari BJT tipe NPN, arus hanya akan mengalir dari basis ke
emitter dan dari basis-collector (P ke N).
Sedangkan dari pengujian transistor BJT tipe PNP atau channel-N (BC
557) dapat dilihat bahwa pada saat basis-emitter diberikan arus maju, avo-meter
tidak menunjukkan adanya hasil. Sedangkan pada saat diberikan arus mundur
pada basis-emitter, avo-meter menunjukkan adanya hasil. Sedangkan pada basis-
collector, ketika diberikan arus maju, maka avo-meter tidak menunjukkan adanya
hasil. Sedangkan jika diberikan arus mundur pada basis-collector, avo-meter
menunjukkan adanya hasil. Sesuai dengan teori bahwa hal tersebut menunjukkan
bahwa transistor BJT tipe PNP tersebut sedang dalam keadaan baik, karena
sesuai dengan sifat dari BJT tipe PNP, arus hanya akan mengalir dari emitter ke
basis dan dari collector ke basis (P ke N). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
percobaan beserta hasilnya sudah sesuai dengan teori.
2.7 Pertanyaan dan Jawaban
2.7.1 Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daerah cut-off, aktif, dan
saturasi?
2. Dari percobaan karakteristik transistor dengan multimeter, buatlah
grafik,
a. IC terhadap VCE
b. VBE terhadap IB
c. hFE terhadap IC.
3. Tentukan titik Q pada BJT, pada tiap konfigurasi!
4. Berdasarkan percobaan yang sudah anda lakukan jelaskan cara kerja
BJT!
5. Sebutkan kegunaan dari BJT serta aplikasinya?
6. Apa syarat – syarat transistor yang beroperasi pada daerah cut-off, aktif
dan saturasi, jelaskan jawaban anda menurut hasil percobaan!
7. Dari keempat jenis bias pada BJT, mana yang paling stabil (pergeseran
titik kerjanya sangat kecil)? Jelaskan!
8. Menurut anda apakah definisi dan kegunaan dari bias?
9. Jika hasil percobaan anda tidak sesuai dengan teori, mungkinkah
disebabkan oleh kerusakan transistor? jelaskan jawaban anda menurut
data percobaan yang diperoleh dan data sheetnya!
10. Bandingkanlah hasil pengukuran dengan perhitungan jelaskan dan beri
kesimpulannya
11. Berikan kesimpulan anda pada tiap-tiap percobaan dan berikan
kesimpulan umumnya pada akhir percobaan.
2.7.2 Jawaban
1. Daerah kerja BJT.
a) Daerah Cut Off
Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana transistor
menyumbat di hubungan antara collector – emitter. Daerah cut off sering
dinamakan sebagai daerah mati karena pada daerah kerja ini transistor tidak dapat
mengalirkan arus dari collector ke emitter. Pada daerah cut off, transistor dapat di
analogikan sebagai saklar terbuka pada hubungan collector – emitter.
b) Saturasi
Daerah kerja transistor saat jenuh adalah keadaan dimana
transistor mengalirkan arus secara maksimum dari collector ke emitter sehingga
transistor tersebut seolah-olah short pada hubungan collector – emitter. Pada
daerah ini transistor dikatakan menghantar maksimum (sambungan CE terhubung
maksimum).
c) Aktif
Pada daerah kerja ini transistor biasanya digunakan sebagai
penguat sinyal. Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif karena transistor
selelu mengalirkan arus dari collector ke emitter walaupun tidak dalam proses
penguatan sinyal, hal ini ditujukan untuk menghasilkan sinyal keluaran yang tidak
cacat. Daerah aktif terletak antara daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (Cut-
off).
2.
3. Titik Q pada tiap konfigurasi BJT.
a. Fixed bias
Pada fixed bias titik Q terjadi saat IC saturasi mencapai maksimum
dan berpotongan dengan VCE.
b. Bias emitter terstabilkan
Pada bias emitter terstabilkan titik Q point terjadi pada perpotongan
garis Ibo dan garis yang menghubungkan VCC dan VCC / RC+RE.
c. Voltage divider bias
Pada voltage divider bais titik Q point terjadi pada pertemuan garis
dari k dan VGE.
4. Cara kerja BJT.
Transistor BJT sering digunakan untuk penguatan sinyal listrik serta
pada saklar digital, Bipolar Junction Transistor (BJT) adalah komponen
semikonduktor yang dibuat dengan tiga terminal/kaki Semikonduktor
(Basis, Kolektor dan emitor), biasanya kaki/terminal basis dan emitor
memiliki tegangan penghalang sekitar 0,5 – 0,7 V, artinya bahwa
dibutuhkan tegangan listrik minimal antara 0,5 – 0,7 volt untuk bisa
membuat arus listrik mengalir melalui kaki emitor ke basis (basis ke
emitor) dan atau kolektor ke basis (basis ke kolektor).
Secara teknis cara kerjanya adalah komponen aktif dengan tiga
terminal terbuat dari bahan semikonduktor yang berbeda yang dapat
bertindak bisa sebagai isolator atau konduktor dengan menggunakan
tegangan dan sinyal yang kecil. Kemampuan transistor membuat
komponen ini disering digunakan dalam saklar (elektronika digital) atau
penguat (elektronika analog).
7. Dari keempat jenis bias BJT di atas yang paling stabil adalah Bias
pembagi tegangan. Karena berdasarkan pada prototype bias emitter
disebut dengan bias pembagi teganyan. Kita dapat mengenalinya
dengan adanya pembagi tegangan pada rangkaian Basis.
8. Bias ada dua macam yaitu Forward bias (bias maju) adalah hubungan
yang dihasilkan oleh pusat sumber negatif dihubungkan dengan beban
tipe-n dan pusat positif dihubungkan dengan beban tipe-p. Reverse
Bias adalah hubungan yang terjadi saat pusat negative baterai
dihubungkan pada sisi-dan pusat positif baterai dihubungkan dengan
sisi-n.
9. Jika hasil yang didapat setelah percobaan tak sesuai dengan teori,
dapat disebabkan karena rusaknya transistor. Kerusakan ini
diakibatkan oleh kurangnya perawatan yang baik atau mungkin
kerusakan ini disebabkan oleh faktor umur alat yang sudah lama.
Kerusakan transistor bisa saja terjadi karena transistor telah melewati
daerah breakdown.
10. Hasil dari pengukuran yang telah dilakukan pada saat percobaan
memberikan hasil yang berbeda dari hasil perhitungan berdasarkan
teori yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
didalam pembacaaan skala pada alat ukur multimeter.
11. Kesimpulan dari hasil percobaan.
A. Kondisi BJT
BJT dapat dikatakan baik jika memiliki hambatan diode atau
hambatan diodenya dapat dihitung.
B. Karakteristik BJT
Penambahan VCE secara konstan tidak menyebabkan perubahan
IC atau perubahan IC sangat kecil (tidak signifikan).Besar β
ditentukan oleh besar IC dan IB.Besar arus colektor dan Emiter
adalah sama.
C. Konfigurasi BJT
Nilai IB, IC, VBE, dan β tetap konstan walaupun terjadi perubahan
waktu tetapi VCE mengalami perubahan nilai (tidak signifikan).
2.8 Simpulan
1. BJT adalah salah satu transistor yang memiliki 2 tipe yaitu tipe NPN dan
PNP. BJT tersusun atas tiga material semikonduktor ter-doping yang
dipisahkan oeh sambungan PN ( Positif Negatif) Ketiga daerah tersebut
adalah daerah emitor, daerah basis, dan daerah kolektor.
2. Cara mengetahui kondisi dari BJT adalah melakukan pengukuran
dengan menggunakan avo-meter terhadap resistensi BJT tipe PNP dan
NPN. Jika avo-avometer menunjukkan nilai resistani yang mendekati 0,
maka bisa dikatakan bahwa BJT tersebut dalam kondisi baik. Jika nilai
resistansi yang ditunjukkan besar dalam artian tidak mendekati 0 maka
dapat disimpulkan bahwa BJT tersebut dalam keadaan buruk atau rusak.
3. Setelah dilakukan perhitungan pada BJT Fixed Bias untuk mencarip IB,
IC, dan β, ternyata hasil yang didapatkan antara BJT tipe PNP dan NPN
adalah sama. Sedangkan saat melakukan pengukuran untuk mencari VBE
dan VCE, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa nilai dari BJT tipe PNP
memiliki VBE dan VCE yang lebih besar dibandingkan dengan VBE dan VCE
pada tipe NPN.
4. Pada BJT Voltage Divider Bias, setelah dilakukan percobaan didapatkan
nilai IB, IC, dan β antara BJT tipe PNP dan NPN adalah sama. Namun,
nilai dari VBE pada BJT tipe PNP lebih besar dibandingkan dengan VBE
pada BJT tipe NPN, sedangkan untuk VCE pada BJT tipe PNP lebih kecil
dibandingkan dengan VCE pada BJT tipe NPN.
DAFTAR PUSTAKA