Anda di halaman 1dari 17

INSTALASI MOTOR LISTRIK

KELAS XI

Nurdin Ariefianto, S.Pd

SILAHKAN DIBACA TERLEBIH DAHULU KEMUDIAN


KERJAKAN LATIHAN SOALNYA
A
Jenis dan Karakteristik Motor Listrik

Kompetensi Dasar
3.1 Memahami jenis dan karakteristik motor listrik
4.1 Memilih motor listrik berdasarkan jenis dan karakteristik

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik 1


Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran memahami dan menerapkan mata pelajaran instalasi motor listrik ini, diharapkan
siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tanggung jawab untuk menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta:
melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis motor listrik dengan tepat,
melalui latihan, peserta didik dapat mereplikasi pemasangan bagian-bagian dari motor listrik dengan tanggung
jawab,
melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian motor listrik dengan santun,
melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat memilah jenis-jenis motor listrik berdasarkan
penggunaannya dengan santun,
disediakan data kelengkapan name plate jenis-jenis motor listrik, peserta didik dapat mengemukakan karakteristik
tiap jenis motor listrik dengan tanggung jawab, dan
melalui latihan, peserta didik dapat menunjukkan pemasangan instalasi pada motor listrik sesuai dengan
konstruksinya dengan tanggung jawab.

Peta Konsep

Jenis-jenis Motor Listrik

Jenis dan Karakteristik Prinsip Kerja Motor Listrik


Motor Listrik

Pemilihan Motor Listrik


Materi Pembelajaran

A. Jenis-Jenis Motor Listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Motor listrik terbagi atas beberapa jenis. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis motor
listrik.
A. Motor Arus Searah (DC)
1. Motor DC dengan Penguat Terpisah
Pada jenis motor DC ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber
tersendiri dan terpisah dengan sumber arus ke rotor, sehingga arus yang
diberikan untuk jangkar dengan arus yang diberikan untuk penguat magnet
tidak terikat satu sama lain secara kelistrikan. Karakteristik motor dengan
penguat terpisah ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Kurva Karakteristik Motor DC Penguat Terpisah


Sumber: Dokumen Pribadi
2. Motor DC dengan Penguat Sendiri
Pada jenis motor DC ini, penguat magnetnya mendapat arus dari sumber yang
sama dengan arus yang diberikan pada jangkar. Jadi, medan magnetnya
tersambung paralel atau seri dengan jangkar.
a. Motor Shunt
Belitan medan motor shunt tersambung paralel dengan jangkar, sehingga
apabila tegangan sumber konstan, maka kuat medan magnet motor ini
konstan. Motor shunt pada umumnya berdaya kecil. Motor shunt dengan
daya besar penggunaannya tidak banyak, tetapi tetap ada, karena motor
shunt mempunyai putaran yang hampir konstan.
Pada keadaan operasi normal, umumnya kecepatan motor diatur dengan shunt
regulator. Cara mengatur putaran atau membalik putaran serta karakteristik
motor shunt ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.2 Karakteristik Motor Shunt


Sumber: Dokumen Pribadi

Jenis dan Karakteristik Motor Listrik


3
Sesuai dengan karakteristiknya, motor shunt baik dipakai untuk pekerjaan
yang memerlukan kecepatan putaran hampir konstan, seperti conveyor, lift,
dan sebagainya.
b. Motor Seri
Pada motor ini, jangkar dan kumparan medan magnetnya dihubungkan
dalam rangkaian seri dengan sumber tegangan. Rangkaian dan
karakteristik motor seri ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.3 Karakteristik Motor Seri


Sumber: Dokumen Pribadi
Motor seri mempunyai perubahan kecepatan yang cukup besar sejalan
dengan pertambahan bebannya. Pada beban besar, arus jangkar dan arus
medan magnet akan naik, sehingga mengurangi kecepatan motor. Pada
beban penuh, kecepatan motor seri rendah. Jika beban dikurangi, maka
arus jangkar dan arus medan magnet akan berkurang, sehingga
kecepatan putaran tinggi. Pada motor seri ukuran besar, jangan
menjalankan motor seri tanpa dibebani, karena putarannya akan tinggi
sekali dan dapat menyebabkan kerusakan pada motor. Jadi, motor seri
harus selalu tersambung pada beban tetap tertentu untuk menghindari
hilangnya beban mekanik motor.
Olehkarena ,makatorsipadamotorseri
Dengan sifat-sifat yang ditunjukkan pada gambar di atas, motor seri baik dipakai
untuk kereta listrik, crane, elevator, motor starter, mobil, dan sebagainya.
c. Motor Kompon
Motor kompon merupakan gabungan sifat dari motor shunt dan motor
seri. Ada dua jenis motor kompon, yaitu motor kompon kumulatif dan
motor kompon diferensial. Jenis motor kompon yang banyak dipakai
adalah motor kompon kumulatif. Rangkaian dan karakteristik motor
kompon ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.4 Karakteristik Motor Kompon


Sumber: Dokumen Pribadi
B. Motor Arus Bolak-balik (AC)
1. Motor Tiga Fasa
a. Motor Induksi (Asynkron)
Motor yang paling banyak dipakai di industri adalah jenis motor induksi.
Motor induksi terdiri dari stator dengan tiga kumparan yang ditempatkan
secara simetris pada alur-alurnya. Hal ini disebut motor induksi karena
arus yang mengalir pada rotor adalah arus induksi akibat timbulnya GGL
induksi pada konduktor-konduktor yang disebabkan medan putar stator.
Dua jenis motor induksi tiga fasa yang banyak dipakai di industri yaitu
jenis rotor sangkar (squirrel cage) dan rotor lilit (wound rotor) yang sering
disebut motor slip ring.

Gambar 1.5 Motor Induksi


Sumber: Dokumen Pribadi
1) Motor Rotor Sangkar
Jika daya pertama kali diberikan pada motor dalam keadaan diam,
maka stator bereaksi sebagai lilitan primer transformator dengan
menghasilkan fluksi magnet yang berputar dengan kecepatan
sinkron. Rotor yang menjadi kumparan sekunder yang dihubung
singkat akan mengalirkan arus sirkular yang tinggi, sehingga arus
start pada stator juga tinggi. Setelah rotor berputar searah dengan
putaran medan stator, selisih putaran antara rotor dengan medan
putar stator menjadi kecil yang menyebabkan arus sirkulasi rotor
turun dan arus stator juga berkurang. Hubungan antara arus stator
dan kecepatan putaran rotor ditunjukkan pada gambar 1.6. Arus
sesaat pada rotor dipengaruhi oleh frekuensi suplai, tahanan, dan
induktansi rotor (impedansi rotor yang menjadi faktor yang
membatasi besarnya arus rotor). Frekuensi rotor akan berubah
ketika kecepatan motor berubah, sehingga torsi yang dihasilkan dapat
berubah. Hubungan antara torsi dengan kecepatan putaran rotor

ditunjukkan pada gambar berikut.


Gambar 1.6 Karakteristik Motor Induksi Rotor Sangkar
Sumber: Dokumen Pribadi
2) Motor Rotor Lilit
Ada tiga pengaruh nilai tahanan pada rangkaian rotor motor induksi,
yaitu (a) mengurangi arus rotor (arus rotor akan berkurang), (b) torsi
start dapat naik karena arus rotor dan medan magnet stator mendekati
sefasa,
dan (c) slip speed naik.
Dengan mengubah tahanan rotor melalui tahanan asut dari rangkaian
luar pada motor slip-ring dengan rotor lilit, maka torsi yang dihasilkan
dapat diatur. Karakteristik torsi-putaran dari motor slip-ring dengan tiga
tahapan pengaturan tahanan rotor ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 1.7 Karakteristik Motor Induksi Rotor Lilit


Sumber: Dokumen Pribadi
b. Motor Sinkron
Motor sinkron merupakan jenis motor AC dan bekerja pada kecepatan
yang tetap dan frekuensi tertentu. Selain menggunakan tegangan AC,
motor ini juga membutuhkan arus searah (DC) yang digunakan untuk
membangkitkan daya. Jenis motor sinkron ini memiliki torsi awal yang
rendah, sehingga cocok digunakan pada beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Selain bagus digunakan
pada beban rendah, motor sinkron juga mampu memperbaiki faktor daya
sistem, sehingga sering dipakai pada pengaturan yang menggunakan
banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron yang berbeda dengan motor induksi
yaitu terletak pada rotor motor sinkron yang bergerak pada kecepatan
yang sama dengan perputaran medan magnet. Keadaan tersebut
memungkinkan karena medan magnet rotor tidak lagi terinduksi. Rotor
motor ini memiliki magnet permanen yang dipaksa dengan mengunci
pada titik tertentu jika dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
Statornya akan menghasilkan medan magnet yang berputar sama dengan
frekuensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan yang sinkron
ditunjukkan pada persamaan berikut.
Ns = 120 f/P
Keterangan:
Ns = kecepatan putar
f = frekuensi dari pasokan frekuensi
P = jumlah kutub
2. Motor Satu Fasa
a. Motor Induksi Satu Fasa
Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor
induksi satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa, maka arus bolak-
balik akan mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini
menghasilkan medan magnet seperti yang ditunjukkan oleh garis putus-
putus pada gambar berikut.
Gambar 1.8 Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis AC
Sumber: Dokumen Pribadi
Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk
kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada
setengah periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik.
Meskipun kuat medan magnet stator berubah-ubah (maksimum saat arus
maksimum dan nol saat arus nol) dan polaritasnya terbalik secara
periodik, aksi tersebut akan terjadi hanya di sepanjang sumbu AC.
Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar, tetapi merupakan
sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang tetap (stationary).
Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan
sekunder (dalam hal ini adalah kumparan rotor). Oleh karena rotor dari
motor induksi satu fasa pada umumnya adalah rotor sangkar di mana
belitannya terhubung singkat, maka arus akan mengalir pada kumparan
rotor tersebut. Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.8) adalah sedemikian rupa, sehingga medan
magnet yang dihasilkan melawan medan magnet yang menghasilkannya.
Arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet rotor dan membentuk
kutub- kutub pada permukaan rotor. Oleh karena kutub-kutub ini juga
berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap kutub-
kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua
arah, sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu
fasa tidak dapat diasut sendiri dan membutuhkan rangkaian bantu untuk

menjalankannya.
Gambar 1.9 Medan Magnet Motor dalam Keadaan Berputar
Sumber: Dokumen Pribadi
Sebagai contoh, sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memutar secara manual (dengan tangan) atau dengan
rangkaian bantu. Konduktor-konduktor rotor akan memotong medan
magnet stator, sehingga timbul gaya gerak listrik pada konduktor-
konduktor tersebut. Hal ini diperlihatkan pada gambar 1.9 yang
menunjukkan rotor sedang berputar searah jarum jam.
Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.9 yang
mengarah ke atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, maka
arah gaya gerak listrik (GGL) rotor akan mengarah ke luar kertas pada
setengah bagian atas rotor dan mengarah ke dalam kertas pada setengah
bagian bawah rotor. Pada setengah periode berikutnya, arah dari gaya
gerak listrik yang dibangkitkan akan terbalik. Gaya gerak listrik yang
diinduksikan ke rotor berbeda dengan arus dan fluks stator. Oleh karena
konduktor-konduktor rotor terbuat dari bahan dengan tahanan rendah
dan induktansi tinggi, maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal
terhadap gaya gerak listrik rotor mendekati 90o.
1) Motor Split Phase
Motor split phase/motor fasa belah bisa juga disebut sebagai motor
resistansi star/motor star dengan tahanan seperti motor listrik lainnya.
Motor split phase terdiri dari dua bagian, yaitu stator dan rotor.
Rotornya dalam bentuk rotor sangkar, sedangkan statornya terdapat dua
gulungan utama dan gulungan bantu.
Kumparan utama dibuat dari kawat yang lebih besar daripada kawat
kumparan bantunya. Hal itu dilakukan untuk memberikan induktansi
yang tinggi dan tahanan yang rendah. Kumparan bantu dipasang di
atas kumparan utama. Hal itu dilakukan untuk memberikan
induktansi yang rendah dan tahanan yang tinggi, yang berarti arus
dalam kumparan bantu akan mendahului kumparan utama. Adanya
sudut phase menimbulkan medan putar yang tidak sempurna
(tetapi cukup untuk star motor tersebut), sehingga jenis motor ini
mempunyai kopel star yang buruk. Untuk mendapatkan medan putar
yang baik, maka kumparan bantu harus diputus apabila motor sudah
berputar normal. Oleh karena itu, perlu menggunakan sakelar
sentrifugal yang dipasang pada poros rotor. Sakelar sentrifugal akan
bekerja (membuka) karena adanya gaya entrifugal. Kumparan bantu
yang menghubung deret dengan sakelar sentrifugal akan membuka
pada saat putaran sudah mencapai 75% dari putaran penuh.
(a) Kontruksi Motor Split Phase
Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi
tiga fasa jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya yang
hanya terdiri dari satu fasa. Pada motor split phase, lilitan stator
terdiri dari lilitan utama (starting winding) dan lilitan bantu
(running winding) yang berbeda sekitar 900 listrik dengan
tahanan dan reaktansi yang berlainan, sehingga arus yang
mengalir tidak sefasa dan mempunyai sakelar sentrifugal.
Perbedaan arus kumparan utama dan kumparan bantu akan
menyebabkan terjadinya perbedaan fluks medan utama dan
fluks medan bantu pada stator. Akibatnya akan menghasilkan
medan putar yang menimbulkan kopel mula pada motor.
Dengan
adanya kopel mula ini, maka motor akan berputar. Konstruksi motor
split phase ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 1.10 Skema Motor Split Phase


Sumber: Dokumen Pribadi
(b) Prinsip Kerja Motor Split Phase
Pada saat motor mulai dijalankan, sakelar sentrifugal akan
berada pada posisi menutup. Jika kumparan utama dan
kumparan bantu dihubungkan ke sumber tegangan, maka arus
mengalir ke kumparan utama dan bantu dengan fase yang
berbeda.
Perbedaan fase tersebut ditimbulkan dari medan magnet antara
medan stator kumparan utama dan kumparan bantu. Kedua
medan kumparan utama dan kumparan bantu menghasilkan
medan putar pada stator yang menyebabkan rotor berputar.
Sakelar sentrifugal akan memutuskan arus pada kumparan
bantu secara otomatis jika putaran motor mencapai 70–80 %
dari kecepatan nominal dan motor tetap berputar dengan
memanfaatkan fluks megnetik yang dibangkitkan oleh lilitan
utama.
Motor fase belah mempunyai torsi awal yang sedang dengan
arus awal yang rendah. Kumparan utama mempunyai nilai
resistansi yang kecil dan reaktansi yang besar, sedangkan
kumparan bantu mempunyai nilai resistansi yang besar dan
reaktansi yang kecil. Berikut ini gambaran sudut vektornya.

Gambar 1.11 Phasor Arus Kumparan Utama dan Bantu


Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 1.11 memperlihatkan nilai torsi masing-masing
kecepatan motor, mulai dari posisi diam, kecepatan nominal,
sampai kecepatan sinkron. Torsi start adalah torsi yang tersedia
bila motor mulai berputar dari posisi diam. Torsi beban penuh
adalah torsi yang dihasilkan bila motor berputar pada keluaran
nominal.
Bila beban terus diperbesar secara berangsur-angsur (dari
keadaan di mana motor berputar pada keluaran nominal untuk
melayani beban dan torsi maksimum dari poros motor yang
digunakan dapat dilampaui), maka motor tidak mampu melayani
beban dan berhenti.
Dalam hal ini, nilai maksimum dari torsi disebut torsi maksimum T maks.

Gambar 1.12 Hubungan Torsi dan Kecepatan


Sumber: Dokumen Pribadi
(c) Pemakaian Motor Split Phase
Motor Split Phase biasanya digunakan untuk fan, blower, washing
machines, evaporator cooler, pompa sentrifugal, food mixer, dan
lain-lain.
(d) Kekurangan Motor Split Phase
Torsi start motor ini rendah, sehingga tidak dapat memikul
beban tinggi.
2) Motor Kapasitor
Motor kapasitor pada umumnya sama dengan motor split phase.
Perbedaan pokoknya yaitu motor kapasitor hanya menggunakan
kondensator. Motor kapasitor memiliki tiga tipe. Berikut penjelasan
mengenai tiga tipe motor kapasitor.
Motor Kapasitor Tipe 1
Motor kapasitor tipe 1 mempunyai kondensator yang dihubungkan
secara deret dengan kumparan bantu tanpa sakelar sentrifugal.
Kompensasi kumparan bantu dengan kondesator menghasilkan
sudut antara fase
±90° listrik. Walaupun karakter listrik motor ini lebih baik daripada motor
split phase, namun motor ini memiliki daya paling besar sebesar 1,5 HP.
Motor Kapasitor Tipe 2
Motor kapasitor tipe 2 sama dengan motor kapasitor tipe 1. Tipe
motor ini dilengkapi dengan sakelar sentrifugal yang dihubungkan
secara deret dengan kumparan bantu dan kondensator. Sakelar
sentrifugal akan memutus kumparan Bbntu dan kondensator pada
saat putaran akan mencapai (± 75 %). Kumparan bantu pada motor
ini dibuat dari kawat yang agak besar dari kumparan utamanya.
Motor ini mempunyai star kopel yang sangat baik daripada motor
split phase. Daya motor ini dapat dibuat sampai 2 HP.
Motor Kapasitor Tipe 3
Motor kapasitor tipe 3 mempunyai dua kendensator. Dua kondensator
tersebut bekerja pada suatu star. Akan tetapi, setelah motor berputar
pada putaran penuh, salah satu kondensator akan diputuskan oleh sakelar
sentrifugal. Motor tipe ini berputar lebih baik/halus dibandingkan dengan

Anda mungkin juga menyukai