Anda di halaman 1dari 37

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

MENGGULUNG MOTOR 3 PHASA 4 KUTUB

DISUSUN OLEH:
NAMA : INAYAH NUR ALIFIAH
NIM : 32122071
KELOMPOK : 2

2C D3 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, 6 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..………………………………1-2

BAB II MENGELUARKAN STATOR …………….……………………..……………………...8-14

BAB III MENELITI DAN MENCATAT SKEMA KUMPARAN……….…….………………15-21


BAB IV MEMASANG KERTAS ISOLATOR ………………………………………………...22-24

BAB V MEMBUAT CETAKAN …………………………..……………………………………25-29

BAB VI MESIN PENGGULUNG CETAKAN………………………………………………....30-31

BAB VII MENGGULUNG KUMPARAN……………………………………………………...32-33

BAB VIII MEMASUKKAN KUMPARAN………………………………………………...…..34-35

BAB IX MENGERJAKAN TAHAP TERAKHIR MENGGULUNG KUMPARAN…….….36-37


BAB I
PENDAHULUAN

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya industri di Indonesia, secara berangsur-angsur


sudah banyak perusahaan yang mulai beralih menggunakan tenaga mesin yang disuplai oleh tenaga
induksi. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan energi induksi yang terus meningkat, sehingga
berdampak pada terjadinya penambahan mesin-mesin induksi seperti motor motor induksi, generator,
dan transformator pada perusahaan pembangkit tenaga induksi di Indonesia.
Banyak motor induksi yang mengalami kerusakan dikarenakan dalam pengoperasian motor
induksi sering kali melayani beban yang tidak sesuai dengan nilai nominal yang tertera pada plat data
(name plate), hal tersebut mengakibatkan kinerja motor menjadi turun, maka kebutuhan akan proses
perbaikan motor induksi yang benar sangat dibutuhkan, agar biaya pemeliharaan dan perbaikan motor
induksi dapat dihemat sekecil mungkin.
Salah satu proses perbaikan motor induksi yaitu rewinding atau penggulungan ulang
kumparan pada stator atau rotor motor. Untuk menghindari biaya rekondisi peralatan yang tinggi,
maka kualitas proses rewinding pada motor induksi harus dilakukan sebaik mungkin. Karena pada
umumnya, sebagian besar kerusakan pada motor induksi terjadi pada lilitan kumparan motor induksi
itu sendiri. Hasil rekondisi motor induksi harus mempunyai kualitas seperti kondisi baru lagi atau
minimal mendekati kualitas aslinya.
Kerusakan pada motor induksi umumnya terjadi pada terbakarnya belitan stator atau
kerusakan dikarenakan bearing terlalu panas yang diakibatkan terlalu sering motor bekerja. Ataupun
main shaft pada motor yang sudah terlalu sering berputar maka jadi tidak stabil putarannya
mengakibatkan vibrasi yang besar.
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang cara menggulung ulang kumparan, dalam bab ini
akan diulas beberapa jenis motor listrik tiga fasa disertai dengan kelebihan dan kekurangannya.

Gambar 1.1 Jenis Motor Listrik

1.1 Motor Arus Bolak – Balik (AC)

Motor AC / arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya


secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar
listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan
komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor
AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini,
motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali
kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.

A. Motor Sinkron

Gambar 1.2 Motor Listrik

Komponen utama motor sinkron adalah:


a. Rotor
Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor
mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.

b. Stator
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi
yang dipasok.

a) Prinsip Kerja Motor AC sinkron


Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana keduanya mempunyai
belitan stator yang menghasilkan medan putar. Tidak seperti motor induksi,
motor sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di luar mesin dan karenanya
membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk memberikan arus kepada rotor. Pada
motor sinkron, rotor terkunci dengan medan putar dan berputar dengan kecepatan sinkron.
Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana rotor ditarik keluar dari keserempakannya
dengan medan putar, maka tidak ada torque yang dihasilkan, dan motor akan
berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena torque hanya akan
muncul ketika motor bekerja pada kecepatan sinkron; karenanya motor memerlukan
peralatan untuk membawanya kepada kecepatan sinkron.
Motor sinkron menggunakan rotor belitan. Jenis ini mempunyai kumparan
yang ditempatkan pada slot rotor. Slip ring dan sikat digunakan untuk mensuplai arus
kepada rotor.

Prinsip Motor Sinkron secara umum :


a) Belitan medan terdapat pada rotor
b) Belitan jangkar pada stator
c) Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator
(Bs) dan suplai listrik searah (DC) membangkitkan medan rotor (B s). Rotor berputar karena
terjadi interaksi tarik-menarik antara medan putar stator dan medan rotor. Namun dikarenakan
tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor sinkron membutuhkan prime-mover yang
memutar rotor hingga kecepatan sinkron agar terjadi coupling antara medan putar stator (B s)
dan medan rotor (Br).

b) Penyalaan Motor Sinkron


Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu sumbu.
Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan stator. Motor dc
saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi medan dc kepada rotor.
Beban sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan
dengan menggunakan belitan sangkar tupai (squirrel-cage) yang dipasang di hadapan kutub
rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga mencapai –95%
kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan motor mencapai sinkronisasi. Torque
yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus
terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi
tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada
dalam satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada
pergeseran kutub rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak
ada perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque .

Gambar 1.3 sudut torque (torque angle)


Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
sinkronisasi , maka motor akan berhenti. Harga maksimum torque sehingga
motor tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi disebut pull-out torque.
c) Kontruksi Motor AC Sinkron

Gambar 1.4 Kontruksi Motor Sinkron


Seperti yang telah diulas diatas, bahwa komponen penting dari motor sinkron
adalah stator dan rotor, yang mana komponen ini adalah komponen umum atau dasar
pada sebuah motor.
Motor sinkron adalah motor ac yang memiliki kecepatan konstan, namun kecepatan
dapat diatur karena kecepatannya berbanding lurus dengan frekuensi. Motor sinkron secara
khusus sangat baik digunakan untuk kecepatan rendah. Kelebihan dari motor sinkron ini
antara lain, dapat dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada slip yang
dapat mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini memiliki efisiensi tinggi.
Sedangkan kelemahan dari motor sinkron adalah tidak mempunyai torka mula, sehingga
untuk starting diperlukan cara-cara tertentu. Bila metode starting telah dapat dikembangkan
kemudian hari, maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor listrik yang lain.

B. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan
relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan
oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem
tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas
yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa
air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran
yang rendah.

Gambar 1.5 Motor Induksi 3 Fasa

a) Konstruksi Motor Induksi


Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti
yang diperlihatkan pada gambar 3.3 sebagai berikut.
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang
dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Gambar 1.6 Gambar Konstruksi Motor 3 Fasa

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagian-


bahagian sebagai berikut.
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan
(kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga
Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan manusia
dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau gangguan udara terbuka
(cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator
didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan lebih efektif.
5. Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua
jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.3, yaitu.
6. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
7. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor).

Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai berikut.


1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur merupakan tempat
meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.

Gambar 1.7 Gambaran sederhana bentuk alur/slot pada motor induksi

b) Prinsip Kerja Motor Induksi


Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga
timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor
merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung
menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor
pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan
turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara
stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel
motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,
sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah
besar. Jadi. Bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-
slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron. Besarnya kecepatan
sinkron ini adalah sebagai berikut.
wsink = 2pf (listrik, rad/dt) (3.1)
= 2pf / P (mekanik, rad/dt)
atau:
Ns = 60. f / P (putaran/menit, rpm) (3.2 )
yang mana :
f = frekuensi sumber AC (Hz)
P = jumlah pasang kutup
Ns dan wsink = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator
BAB II
MENGELUARKAN STATOR

Tahapan pertama yang harus Anda kerjakan untuk menggulung ulang kumparan motor
fasa terpisah dan semua tipe motor kapasitor adalah mengeluarkan atau melepaskan stator. Pada
bab ini akan dijelaskan semua langkah untuk mengeluarkan stator, mulai dari menyediakan
peralatan kerja, tiga cara yang digunakan, sampai cara untuk melunakkan tembaga pada kumparan.

2.1 PERALATAN KERJA

Agar proses untuk menggulung ulang kumparan bisa berjalan dengan baik,
Anda membutuhkan peralatan kerja yang baik dan tepat. Peralatan kerja ini berguna
untuk melepaskan stator dari rumah (bodi) motor listrik hingga untuk membuat cetakan dan
mesin penggulung kumparan. Berikut adalah contoh alat-alat kerja yang paling dibutuhkan:
1. Kunci-kunci atau toolkit yang ukurannya disesuaikan dengan besarnya baut-baut yang
dipasang pada bodi motor listrik;
2. Palu dan obeng berbagai ukuran;
3. Tang (bila diperlukan);
4. Tang atau tang untuk melepas kumparan dan mengangkat stator dari kompor;
5. Gergaji untuk memotong kayu cetakan;
6. Gunting untuk memotong dan mengerik tembaga, juga untuk membuat berbagai bentuk
kertas isolator;
7. Pisau (cutter) dan kertas ampelas untuk menghaluskan dan merapikan semua sisi cetakan
yang sudah digergaji;
8. Kompor dan simawar (torch) untuk menghilangkan lapisan lak (pernis) dan melunakkan
tembaga;
9. Bolpoin dan kertas untuk mencatat skema asli kumparan;
10. Mistar atau penggaris untuk membuat berbagai bentuk kertas isolator yang akan dipasang
pada alur stator;
11. Mikrometer untuk mengukur diameter tembaga.

Gambar 2.1 Contoh Peralatan Kerja

2.2 TIGA CARA UNTUK MENGELUARKAN STATOR

Setelah semua peralatan kerja sudah siap, buka semua baut dari semua penutup
pada motor listrik untuk melepaskan stator dari rumahnya. Pada langkah ini sangat dibutuhkan
ketelitian. Anda harus mengingat baut mana saja yang sudah dibuka supaya bisa tepat dan sesuai
dengan aslinya saat memasangnya kembali.

Ada beberapa tipe motor listrik yang statornya disatukan (dipres) dengan rumahnya.
Pada umumnya, rumah stator ini mempunyai dua penutup, yaitu tutup depan dan tutup belakang.
Keuntungan stator model ini adalah kumparannya mudah untuk dibongkar, Anda tidak perlu
mengeluarkan stator dari rumahnya. Jadi, bisa lebih cepat dan mudah. Kalau kedua tutup rumah
stator ini Anda buka (lepas), kumparan pada stator bisa langsung dibongkar.

Gambar 2.2 Contoh membongkar motor listrik dan komponennya


Selain itu, ada beberapa tipe motor listrik yang rumah statornya hanya mempunyai
satu penutup, yaitu hanya tutup depan atau tutup belakangnya saja. Supaya
kumparan di dalam stator model ini bisa Anda bongkar, stator harus dikeluarkan
dulu dari rumahnya. Contoh motor listrik yang menggunakan rumah stator model ini
adalah motor kopling (clutch motor) untuk mesin bordir dan beberapa tipe (merek) pompa
air. Perlu Anda ketahui bahwa di antara tipe-tipe motor listrik ada bentuk rumah stator
yang sama (mirip), tetapi ada juga yang berbeda. Kalau bentuk rumah statornya berbeda,
cara untuk mengeluarkan statornya juga berbeda (khusus). Berikut adalah
contoh tiga cara untuk mengeluarkan stator yang tergantung pada bentuk rumah
statornya.
1. Stator dipahat menggunakan bambu melalui beberapa lubang yang ada di bagian
belakang rumah stator (contohnya, rumah stator untuk motor kopling [clutch
motor]). Untuk mengeluarkan statornya, ikuti langkah berikut.
a. Buka tutup depan rumah stator.
b. Setelah tutup depan terbuka, keluarkan rotor dari dalam.
c. Tumpukan stator ini pada dua balok kayu dengan bagian depan menghadap ke
bawah.
d. Selanjutnya bambu (kayu) dimasukkan ke dalam masing-masing lubang. Pahat
seluruh sisi stator secara bergantian dengan bambu hingga stator dapat keluar
dari rumahnya. Namun ingat, saat memalu bambu harus hati-hati.

Gambar 2.3 Cara untuk melepaskan stator dari rumahnya pada motor kopling

2. Mendorong stator menggunakan baut panjang. Cara ini bisa dilakukan untuk motor
listrik yang bagian depan rumah statornya tidak memiliki lubang untuk memahat
stator, yang ada hanya lubang bautnya saja (contohnya, rumah stator pada beberapa
merek pompa air). Untuk mengeluarkan statornya, ikuti langkah berikut.
a. Buka tutup belakang rumah stator.
b. Keluarkan rotor dari dalam rumah stator.
c. Pasanglah baut (pada Gambar 2.4 ada tiga baut) yang berukuran 10 mm
dengan panjang sekitar 12 cm (semakin panjang, semakin bagus) ke dalam
lubang baut yang ada. Tetapi ingat, panjang ketiga baut ini harus sama.
d. Putar atau kencangkan semua baut secara perlahan dan bergantian sampai
stator bisa terdorong keluar.

Gambar 2.4 Cara mengeluarkan stator menggunakan tiga baut Panjang

3. Membuat tiga lubang yang baru pada rumah stator. Cara ini bisa Anda lakukan untuk
mengeluarkan stator pada motor listrik yang lubang baut rumah statornya sudah rusak
dan juga pada motor listrik yang rumah statornya tidak berlubang (contohnya, pada
beberapa merek pompa air). Ketiga lubang ini dibuat untuk memasukkan alat gedor
(drip/batang besi) untuk memahat atau mendorong keluar stator. Untuk mengeluarkan
statornya, ikuti langkah berikut.
a. Buka tutup rumah stator dan keluarkan rotor.
b. Buatlah tiga lubang (dengan posisi segitiga sama sisi) pada rumah stator dengan
bor. Besar ketiga lubang harus disesuaikan dengan alat gedor yang Anda
gunakan.
c. Tumpukan rumah stator pada dua balok kayu.
d. Gedorlah (pahat) dengan hati-hati semua sisi stator secara bergantian dengan drip
besi sampai stator bisa keluar dari rumahnya.
Gambar 2.5 Membuat 3 lubang di bagian belakang rumah stator
Berikut adalah beberapa saran yang perlu diketahui sebelum dan sesudah Anda
mengeluarkan stator.

1. Cara memasang (merakit) kembali stator ke dalam rumahnya adalah kebalikan


dari cara untuk mengeluarkannya. Supaya posisi stator bisa seperti semula,
Anda harus memerhatikan posisi stator sebelum dikeluarkan.
2. Ketiga cara di atas mempunyai kekurangan, yaitu pelat stator di bagian dalam
(yang ditekan baut dan drip besi) akan sedikit rusak. Oleh karena itu, sebelum
alurnya dipasangi mika, pelat stator yang rusak ini harus dibetulkan dan
dirapikan dulu.
3. Kalau kumparan pada stator sudah dipernis, pasang kembali stator pada
rumahnya dengan cara memahat semua sisi stator secara bergantian dengan
bambu (kayu) supaya tidak merusak (menggores) kumparan yang sudah
digulung ulang.

2.3 CARA MELUNAKKAN TEMBAGA PADA KUMPARAN

Hampir semua kumparan orisinal pada motor listrik sudah dipernis. Salah satu
tanda bahwa kumparan sudah dipernis adalah kalau dipegang, kumparan tersebut
terasa keras dan bentuknya sulit untuk diubah. Selain itu, untuk mengetahui
keras tidaknya lapisan pernis, Anda bisa mencongkel kumparan tersebut
dengan menggunakan obeng. Oleh karena itu, supaya kumparan orisinal ini
mudah dibongkar, Anda harus melunakkan semua tembaga pada kumparan
tersebut. Kalau tembaga sudah lunak, penelitian skema kumparan, pemotongan dan
pencabutan kumparan dari stator bisa lebih mudah.

Di samping membuat tembaganya lebih lunak (mudah dibentuk), pemang-


gangan kumparan juga bermanfaat untuk mengetahui ukuran diameter tembaga
yang asli karena lapisan email (bahan isolator) tembaga juga akan terlepas
(hilang) sehingga pengukuran diameter tembaga akan lebih mudah dan akurat.

Gambar 2.6 Contoh cara mencongkel kumparan


Sebenarnya bisa saja kumparan yang masih dipernis ini langsung Anda bongkar
kalau memang memungkinkan. Akan tetapi, untuk beberapa tipe motor listrik,
membongkar langsung kumparan ternyata memakan waktu yang lebih lama dan juga
lebih susah daripada menggulung ulang kumparan itu sendiri.

Perlu Anda tahu bahwa ada juga motor listrik yang kumparannya tidak dipernis.
Untuk tipe motor listrik ini, pembongkaran kumparannya bisa lebih mudah dan
lebih cepat. Contoh motor listrik yang tidak dipernis adalah kompresor untuk lemari es.
Berikut adalah dua cara untuk melunakkan tembaga pada kumparan.
1. Kumparan dipanggang di atas kompor khusus, yaitu kompor yang sudah dimodifikasi
supaya api yang keluar hanya tertuju pada kumparannya saja.

Gambar 2.7 contoh memanggang kumparan diatas kompor

2. Kumparan disemprot api menggunakan simawar (alat penyemprot api). Ada beberapa
macam simawar yang dijual di toko, mulai dari yang berbahan bakar minyak tanah
sampai yang berbahan bakar gas atau elpiji. Di antara jenis simawar, yang paling praktis
adalah yang berbahan bakar gas.
Gambar 2.8 menyemprot kumparan dengan simawar

Berikut adalah beberapa saran yang perlu Anda perhatikan saat melunakkan tembaga
pada kumparan.

1. Ingat, saat Anda mengerjakan kedua cara di atas, usahakan semua lilitan tembaga
tidak hancur. Perhatikan juga keadaan rumah statornya agar tidak terkena api
secara langsung, yaitu dengan mengarahkan api hanya ke kumparannya saja.
Selain itu, belitkan (tempelkan) juga kain basah ke sekeliling rumah stator untuk
mengurangi efek panas yang keluar agar catnya tidak rusak. Sesekali kain disiram
dengan air agar kain tetap basah.
2. Demi keamanan kerja, Anda harus berhati-hati (jangan ceroboh) saat
menggunakan kompor atau simawar.
3. Awas, jangan sampai meledak atau terjadi kebakaran.
4. Apabila lapisan pernis pada kumparan tidak bisa dihilangkan semua, tidak apa-
apa. Yang penting, tembaga pada kumparan sudah cukup lunak agar kumparan
mudah dicabut dari stator dan diteliti skemanya.

Gambar 2.9 contoh kumparan pada stator yang sudah dipanggang


Kalau kumparan sudah terlihat cukup lunak, kita akan masuk tahapan untuk
menggulung ulang kumparan yang selanjutnya, yaitu meneliti dan
mencatat skema kumparan.
BAB III
MENELITI DAN MENCATAT SKEMA KUMPARAN

Angkat stator dengan menggunakan tang atau obeng besar dari kompor kalau
kumparan terlihat sudah cukup lunak. Hati-hati, tangan jangan sampai terkena rumah stator.
Kemudian stator ini didinginkan. Kalau proses mendinginkan stator ini terlalu lama, stator bisa
disiram dengan air secukupnya. Tetapi ingat, jangan terlalu lamakarena besi stator harus tetap kering
saat dipasangi mika atau kertas isolator. Stator bisa diteliti skema kumparannya kalau sudah dingin.

3.1 MENELITI SKEMA KUMPARAN

Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat meneliti skema
kumparan:
1. Sistem kumparan yang digunakan
Lihat dengan teliti, apakah kumparannya termasuk tipe dua kutub atau empat
kutub.
2. Bentuk kumparan yang digunakan
Perhatikan dengan teliti, apakah kumparannya termasuk kumparan terpusat atau
kumparan keranjang. Berikut adalah perbedaan dari kumparan terpusat dengan
kumparan keranjang:
a. kumparan terpusat
Setiap kelompok kumparan (baik kumparan utama maupun
kumparan bantu), pada kumparan pusat terdiri (terbuat) atas
beberapa kumparan dengan bentuk dan ukuran yang bertingkat.
b. kumparan keranjang
Setiap kelompok kumparan, pada kumparan keranjang terdiri
(terbuat) atas beberapa kumparan dengan bentuk dan ukuran yang sama.

Perlu Anda ketahui bahwa biarpun berbeda, kumparan terpusat dan kumparan
keranjang akan menghasilkan tenaga elektrik atau tenaga putar yang sama
kuat. Cara untuk memasukkan semua tembaga ke dalam alur stator juga hampir
sama. Yang perlu diperhatikan adalah kumparan keranjang, yaitu setiap
kumparan yang sudah masuk harus didorong lagi lebih ke dalam (mendekati sisi
bagian dalam rumah stator) supaya tidak menghalangi kumparan yang belum
dimasukkan.
Motor listrik satu fasa (motor fasa terpisah dan semua tipe motor kapasitor)
yang menerapkan kumparan terpusat lebih banyak daripada yang menerapkan
kumparan keranjang, terutama motor listrik buatan Jepang dan Cina. Contoh motor
listrik yang biasa menerapkan kumparan terpusat adalah pompa air. Karena
kepopuleran kumparan terpusat ini, semua ulasan pada buku ini adalah untuk motor
listrik dengan kumparan terpusat.
3. Meneliti dan menentukan kumparan mana yang termasuk kelompok kumparan
utama dan juga kumparan mana yang termasuk kelompok kumparan bantu.
4. Meneliti dan mencatat sistem sambung kumparan. Langkah ini sangat dianjurkan
untuk benar-benar dipelajari dan dipaha- mi oleh semua pemula agar bisa siap
menghadapi banyaknya sistem sambung kumparan yang digunakan oleh motor
listrik satu fasa.
Ada beberapa sambungan pada kumparan yang harus diteliti, dicatat, dan juga
diingat saat Anda meneliti sistem sambung kumparan, Berikut adalah contoh beberapa
sambungan pada kumparan yang harus diteliti.
a. Ujung tembaga dari kumparan utama (U1) dan kumparan bantu (B1) yang menjadi
sambungan central (pusat) atau yang disambung langsung dengan salah satu kabel
dari colokan (steker) kabel listrik (C1).
b. Ujung tembaga dari kumparan utama (U2) dengan kabel dari colokan kabel listrik
yang satunya lagi (C2) dan salah satu kabel dari kapasitor (K1).
c. Ujung tembaga dari kumparan bantu (B2) dengan kabel dari kapasitor yang satunya
lagi (K2).
d. Sambungan di antara kelompok kumparan (baik itu untuk kumparan utama maupun
untuk kumparan bantu).

Patokan (cara) sederhana untuk mengetahui sistem sambung kumparan (terutama


motor listrik tipe dua kutub-kumparan terpusat) baik untuk kumparan utama maupun
untuk kumparan bantu adalah dengan meniru (mengikuti) bentuk dan arah putar kawat
spiral (pegas) yang dipotong (dibagi) menjadi dua bagian yang sama. Sistem sambung
kumparan utama dan kumparan bantu pada satu motor listrik biasanya sama. Banyak
sekali sistem sambung kumparan pada motor listrik satu fasa yang meniru arah putar dari
kawat spiral ini. Patokan ini juga bisa digunakan untuk mengetahui bentuk dan arah
sambungan di antara kumparan medan pada motor universal.

Dengan memahami arah putar kawat spiral, Anda bisa dengan cepat mengetahui
posisi semua ujung tembaga yang keluar dan arah sam- bungan di antara kelompok
kumparan. Sebagai contoh, kalau ujung tembaga dari kelompok kumparan yang pertama
berada di sebelah kanan, ujung tembaga dari kelompok kumparan yang kedua akan berada di
sebelah kiri. Begitu juga sebaliknya, kalau ujung tembaga dari kelompok kumparan yang
pertama berada di sebelah kiri, ujung tembaga dari kelompok kumparan yang kedua akan
berada di sebelah kanan.

5. Menentukan alur stator yang berisi satu kumparan dan dua kumparan (dari kumparan
utama dan kumparan bantu). Anda juga harus memerhatikan banyaknya alur untuk jarak
dari kedua sisi kumparan yang terkecil. Mengetahui isi alur stator dan jarak kumparan
terkecil bermanfaat saat Anda memasukkan kumparan ke dalam alur stator (pasti benar
dan lebih cepat).
6. Menghitung jumlah kumparan di setiap kutub (satu kelompok kumparan)

Keenam langkah di atas harus diperhatikan, diingat, dan dicatat, terus dipelajari
sampai Anda benar-benar mahir karena keenam langkah itu akan digunakan setiap kali kita
ingin menggulung ulang kumparan pada motor fasa terpisah dan semua tipe motor kapasitor.

3.2 MENGUKUR KUMPARAN

Tahap selanjutnya yang harus dikerjakan ketika meneliti skema kumparan adalah
mengukur dan mencatat besar (keliling) setiap kumparan. Hasil pengukuran kumparan ini
sangat dibutuhkan saat kita membuat cetakan kumparan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan
cara yang tepat (akurat) untuk mengerjakannya agar ukuran cetakan kumparan yang dibuat
bisa sama dengan ukuran kumparan yang asli. Berikut adalah dua hal yang perlu diketahui
sebelum Anda mengukur kumparan.
1. Kumparan utama dan kumparan bantu pada motor listrik tipe dua kutub-kumparan
terpusat terdiri atas dua kelompok kumparan yang letaknya saling berhadapan dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Oleh karena itu, penghitungan jumlah gulungan tembaga
dan pengukuran besarnya kumparan untuk dijadikan patokan saat nanti membuat cetakan
cukup dari satu kelompok kumparan saja, baik itu satu kelompok kumparan utama
maupun satu kelompok kumparan bantu.
2. Kumparan utama dan kumparan bantu pada motor listrik tipe empat kutub-kumparan
terpusat mempunyai empat kelompok kumparan dengan bentuk dan juga ukuran yang
sama. Oleh sebab itu, untuk menghitung jumlah gulungan tembaga dan mengukur
besarnya kumparan untuk patokannya juga cukup dari satu kelompok kumparan saja, baik
itu satu kelompok kumparan utama maupun satu kelompok kumparan bantu.

Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran asli setiap kumparan, yaitu:
1. Dengan hanya menebak atau memperkirakan lebar dan panjang setiap kumparan.
Cara ini tidak disarankan karena hasil atau besarnya cetakan yang dibuat sering tidak
sama dengan ukuran asli kumparan.
2. Mengukur secara tepat panjang, lebar, dan tebal kumparan. Supaya memperoleh ukuran
yang cukup akurat, bagian yang harus Anda ukur adalah bagian dalam sisi kumparan.
3. Mengambil sehelai tembaga dari setiap kumparan. Cara ini paling disarankan karena
paling mudah, praktis, dan hasilnya cukup akurat.

Kelompok kumparan yang pertama kali diukur adalah kumparan bantu karena
kumparan bantu inilah yang pertama kali dikeluarkan dari alur stator. Kalau semua sudah
beres, kita selanjutnya mengukur kumparan utama. Berikut adalah empat langkah praktis
dari cara nomor tiga yang dijelaskan di atas, yaitu mengambil sehelai tembaga dari setiap
kumparan
1. Mengikat setiap kumparan.
Kalau sistem sambung kumparan dan jumlah kumparan sudah diteliti dan
dicatat, ikat setiap kumparan pada satu kelompok kumparan bantu (pada ulasan
ini mempunyai dua kumparan) menggunakan potongan tembaga. Untuk
kelompok kumparan yang Anda ikat ini, pilihlah kelompok kumparan yang
gulungan tembaganya tidak hancur atau masih utuh agar panjang tembaga yang
akan Anda ambil masih asli (tidak terpotong). Selain itu, jumlah gulungan
tembaganya tidak akan berkurang.

Pengikatan kumparan sangat berguna agar semua tembaga di setiap


kumparan tidak saling terpisah dan tercampur dengan kumparan yang lain
sehingga penghitungan jumlah gulungan tembaganya juga akan lebih mudah.
2. Menggunting kumparan bantu yang sudah diikat. Kalau semua kumparan bantu
sudah Anda ikat, balikkan posisi stator agar sisi kumparan yang sudah diikat
dengan tembaga berada di bawah.
Selanjutnya, gunting semua tembaga pas di tengah-tengah kumparan yang
sudah diikat tadi. Ingat, kelompok kumparan bantu yang tidak diikat digunting
belakangan setelah kelompok kumparan yang diikat dicabut dari alur stator.
3. Mencabut (mengeluarkan) kumparan dari alur stator. Kalau semua
tembaga sudah digunting, cabutlah kumparan bantu ter- sebut dari dalam alur stator
dengan menggunakan tang atau gegep karena sangat sulit jika dilakukan hanya dengan
tangan. Seandainya kumparan masih keras dan sulit dicabut, coba kumparan ini Anda
panaskan lagi sampai semua tembaganya benar-benar lunak dan akhirnya
mudah dicabut. Ingat, saat mencabutnya, usahakan agar tidak terlalu banyak
tembaga yang putus supaya nanti saat dihitung jumlahnya tetap atau tidak
berkurang. Selain itu, contoh tembaga yang akan diambil untuk membuat cetakan
juga panjangnya pasti tepat (tidak membingungkan).
Kumparan yang harus Anda cabut pertama kali adalah kumparan yang
terbesar. Setelah itu, cabut kumparan yang lebih kecil secara berurutan sampai semua
kumparan di dalam satu kelompok kumparan bantu keluar dari alur stator. Contoh,
kumparan ke-2 (terbesar) ke-1 (terkecil).
Kalau semua kumparan yang diikat ini sudah dicabut, dengan menggu- nakan
cara yang sama, cabut semua sisa kumparan bantu (kelompok kumparan yang tidak
diikat) supaya semua kumparan bantu (dua kelompok kumparan) keluar
dari alur stator.

4. Mengambil sehelai tembaga untuk dijadikan patokan. Langkah selanjutnya


adalah mengambil sehelai tembaga dari setiap kumparan (dari ukuran yang terkecil
sampai yang terbesar). Contoh, kalau pada satu kelompok kumparan bantu
ada dua kumparan, berarti akan diperoleh dua helai tembaga yang akan
dijadikan patokan atau contoh untuk mewakili ukuran setiap kumparan saat Anda
membuat cetakan.

Kedua helai tembaga ini bisa langsung Anda ukur panjangnya menggu nakan
penggaris atau bisa juga langsung dibelitkan ke cetakan fleksibel, (Baca juga ulasan
tentang cara memasang dan menyetel cetakan fleksibel di Bab V.)

Setelah semua kumparan bantu keluar dari alur stator, di dalam alur stator
tinggal kelompok kumparan utama yang harus dikeluarkan. Cara untuk mengetahui
besarnya setiap kumparan pada satu kolompok kumparan utama sama saja dengan
cara untuk kumparan bantu yang sudah dijelaskan, yaitu dimulai dengan mengikat,
menggunting, menca- but kumparan dari alur stator sampai mengambil sehelai
tembaga dari setiap kumparan yang akan dijadikan patokan untuk membuat cetakan.

Kalau semua kumparan utama sudah keluar dari alur stator, Anda juga akan
memperoleh patokan ukuran tembaga dari setiap kumparan pada satu kelompok
kumparan utama.

Semua contoh tembaga yang sudah diambil, baik itu dari kumparan bantu
maupun kumparan utama, akan digunakan saat kita membuat cetakan atau saat kita
ingin mengatur atau menyetel besarnya cetakan fleksibel.

3.3 MENGHITUNG JUMLAH GULUNGAN ATAU LILITAN

Hitung jumlah tembaga pada setiap kumparan yang sudah diikat dan
dikeluarkan dari alur stator dengan teliti, secara berurutan dari kumparan yang
terkecil sampai yang terbesar. Yang pertama kali Anda hitung bisa kelompok
kumparan bantu, atau bisa juga sebaliknya, yaitu kelompok kumparan utarna. Catat
semua hasil penghitungan jumlah tembaga ini dengan teliti, beri tanda untuk setiap
ukuran kumparan agar tidak saling tertukar. Contohnya, untuk kumparan yang
terkecil ditandai dengan 11, kumparan yang kedua ditandai dengan 12, dan
seterusnya. Kalau perlo, timbanglah semua tembaga bekas kumparan, ada berapa kilo
beratnya, kemudian Anda catat. Catatan ini bisa menjadi patokan saat Anda membes
tembaga. Kalau bisa, berat tembaga ini ditambah sedikit agar saat Anda menggulung
kumparan, tembaganya tidak akan kurang.

Berikut adalah contoh catatan hasil penghitungan jumlah lilitan tembaga pada
kumparan (satu kelompok kumparan bantu dan satu kelompok kumparan utama):
1. Pada satu kelompok kumparan bantu:
L1 (jumlah lilitan pada kumparan ke-1/terkecil) = 75
L2 (jumlah lilitan pada kumparan terbesar) = 80
2. Padasatu kelompok kumparan utama:
L1 (jumlah lilitan pada kumparan ke-1/terkecil) = 50
L2 (jumlah lilitan pada kumparan ke-2) = 54
L3 (jumlah litan pada kumparan ke-3)-75
L4 (jumlah ilitan pada kumparan ke-4/terbesar) - 80
Ingat, hasil catatan jumlah tembaga dan berat antara kumparan utama dan
kumparan bantu jangan sampai tertukar (harus ditulis terpisah)

3.4 MENGUKUR DIAMETER TEMBAGA

Semua tembaga untuk menggulung kumparan pada motor listrik sudah


dilapisi dengan bahan isolator atau email dari pabriknya. Oleh karena itu, agar kita
memperoleh ukuran diameter tembaga yang akurat, bahan isolatornya harus
dihilangkan dulu. Untuk menghilangkannya, tembaga bisa dipanggang (disemprot)
dengan api (bisa menggunakan korek gas) Kalau bahan isolatornya sudah terkelupas,
bersihkan permukaan tembaga dengan tangan sampai bahan isolator tersebut benar-
benar hilang.

Perlu Anda tahu, walaupun umumnya diameter tembaga pada kumparan


utama lebih besar daripada diameter tembaga pada kumparan bantu, ada juga jenis
motor listrik yang kumparan utama dan kumparan bantunya dibuat dengan
menggunakan tembaga yang diameternya sama. Tembaga yang diameternya sama ini
biasanya ditemukan pada motor listrik yang bisa berputar bolak-balik secara otomatis.
Contohnya adalah motor listrik untuk bagian penggilas (washing) pada mesin cuci
tipe manual.

Sebelum mulai mengukur, Anda harus mengetahui dua alat yang bisa
digunakan untuk mengukur diameter suatu benda, yaitu:

1. Jangka sorong (sigmat) Jangka sorong ini mempunyai ketelitian sampai 0,1 mm.
Akan tetapi, alat ini tidak cocok untuk mengukur diameter tembaga karena kedua
rahangnya akan merusak permukaan tembaga yang sedang diukur (diimpit)
sehingga hasil pengukurannya sering kurang akurat.

2. Mikrometer
Mikrometer adalah alat yang tepat untuk mengukur diameter tembaga karena
mempunyai ketelitian (skala terkecil) sampai 0,01 mm. Selain itu, kedua besi
penekannya tidak akan merusak permukaan tembaga sehingga hasil
pengukurannya lebih akurat daripada jangka sorong. Oleh sebab itu, alat ukur
yang diulas di dalam buku ini hanya mikrometer.

Agar pengukuran diameter tembaga ini bisa berhasil, Anda harus menge tahui
dulu beberapa bagian dan perbandingan skala pada mikrometer Berikut adalah
beberapa bagian dari mikrometer yang harus Anda ketahui:
1. Tuas pengunci untuk besi penekan agar posisi silinder skala tidak berubah
2. Dua besi penekan (penjepit)
a. Besi penekan yang berada di bagian depan mikrometer Besi penekan ini tidak
bergerak karena menyatu dengan ujung rahang di bagian depan mikrometer.
b. Besi penekan yang berada di bagian tengah mikrometer Besi penekan ini
dihubungkan (disatukan) dengan silinder skala yang ada di bagian belakang
mikrometer yang bisa diputar. Saat silinder skala diputar ke kanan, besi penekan
akan maju ke depan (menutup). Saat silinder skala diputar ke kiri, besi penekan
akan mundur ke belakang (membuka).
3. Dua silinder skala
a. Silinder skala utama
Silinder skala utama berukuran lebih kecil dan tidak bergerak (diam) dengan
ukuran skala 0-25 mm.
b. Silinder skala yang menyelubungi silinder skala utama Silinder skala ini
berukuran lebih besar dan bisa diputar karena dihubungkan dengan besi penekan
yang berada di bagian tengah mikrometer, Satu putararı silinder skala ini adalah
maju atau mundur 0,50 mm pada silinder skala utama. Karena silinder skala in
mempunyai 50 skala, skala terkecilnya adalah: 0,50 mm/50. 0,01 mm.

Berikut adalah tiga langkah yang harus Anda lakukan untuk menggunakan
mikrometer:

1. Tuas pengunci dibuka (diputar ke kiri) agar silinder skala bisa diputar

2. Putarlah silinder skala ke kiri secukupnya agar besi penekan terbuka


(bergerak mundur). Selanjutnya, tembaga yang sudah dibersihkan bahan
isolatornya dipasang di antara kedua besi penekan. Terus putar silinder skala
ke kanan sampai besi penekan menjepit tembaga. Tetapi Ingat, pemutaran
silinder skala ini jangan terlalu keras agar permukaan tembaga tidak rusak
atau tidak gepeng. Kalau putarannya berhenti, jangan diputar lagi (jangan
dipaksa).

3. Kalau jepitan besi penekan dirasa cukup (pas), putarlah tuas pengunci ke
kanan agar silinder skala tidak berubah (tetap). Sekarang Anda perhatikan
angka (strip) yang ada pada kedua silinder skala untuk mengetahui hasilnya.

Misalnya, hasil pengukuran pada silinder skala utama menunjuk atau


melewati angka (strip skala) 1 mm, sedangkan silinder skala yang berputar
menunjuk ke angka 40. Maka, diameter tembaga tersebut adalah 1,40 mm.

Coba dan berlatihlah untuk mengukur diameter tembaga dengan berbagai


macam ukuran supaya Anda menjadi terbiasa (mahir). Perlu Anda ketahui bahwa
tembaga yang digunakan untuk motor listrik yang dijual di toko biasanya
mempunyai diameter yang nilainya berkelipatan lima, contohnya 0,40 mm; 0,45
mm; 0,50 mm.

Anda bisa saja mengukur tembaga tanpa harus menghilangkan lapisan


emailnya. Cara ini dapat dilakukan kalau Anda sudah terbiasa dan paham akan
perbandingan tebal lapisan email yang ada di setiap ukuran tembaga. Untuk
mengetahuinya, Anda bisa menanyakan dan melihat ke toko yang menjual
tembaga. Ukurlah tembaga yang masih baru, kemudian bandingkan hasil
pengukuran pada mikrometer dengan besar diameter tembaga yang tercantum
pada tempat kemasannya. Cara ini dilakukan untuk mengetahui seberapa tebal
lapisan email tembaga. Tebal lapisan email ini biasanya antara 0,04 mm sampai
0,05 mm. Contohnya, kalau hasil pengukuran pada skala mikrometernya 0,49
mm, itu berarti diameter asli dari tembaga adalah 0,45 mm.

Berikut adalah beberapa saran yang perlu Anda perhatikan sebelum Anda
mencatat skema kumparan
1. Gambar detall skema kumparan di atas hanya sebagai contoh saja Kalau
Anda anggap gampang, gambar skema tersebut bisa ditiru setiap kali ingin
mencatat skema kumparan untuk tipe motor listrik yang lain.

Akan tetapi, kalau masih terlihat rumit, gambar tersebut bisa


disederhanakan lagi. Setelah hafal dan juga terbiasa, Anda hanya akan
mencatat skema sistem sambung kumparan, diameter tembaga, dan jumlah
lilitan tembaganya saja. Jadi, detail penjelasannya tidak perlu Anda catat
karena sudah hafal di luar kepala.

2. Alangkah baiknya kalau Anda bisa membuat sendiri gambar detail skema
kumparannya (yang menurut Anda paling sederhana dan mudan dimengerti).
Yang paling penting, gambar skema tersebut mewakili sistem sambung
kumparan yang akan digulung ulang.
BAB 5
MEMBUAT CETAKAN
Cetakan sangat dibutuhkan untuk menggulung ulang kumparan. Di samping lebih cepat, hasil
gulungan (lilitan) tembaganya akan lebih rapi daripada penggulungan ulang secara langsung dengan
tangan. Kalau hasil gulungannya rapi, pemasukan semua tembaga ke dalam alur stator akan menjadi
lebih mudah. Ada beberapa macam bahan yang dapat dipakai untuk membuat cetakan, contohnya
kayu, tripleks yang disatukan, tieblok, dan bakelit. Untuk menentukan bahan mana yang akan dipakai,
carilah yang mudah didapat dan sesuai dengan kebutuhan.
Ingat, setiap kali membuat cetakan, Anda harus selalu meniru atau mengikuti ukuran asli setiap
kumparan yang akan digulung ulang. Juga, sebelum membuat cetakan, hitunglah berapa jumlah
kumparan yang ada pada satu kelompok kumparan bantu dan satu kelompok kumparan utama.
Misalkan pada satu kelompok kumparan bantu ada empat kumparan, berarti jumlah cetakan yang
dibuat juga empat buah. Aturan ini juga berlaku ketika kita membuat cetakan untuk satu kelompok
kumparan utama. Kalau sudah dihitung, ukurlah keliling (besar) setiap kumparan. Hasil pengukuran
ini akan diterapkan saat membuat cetakan. Cetakan yang pertama kali Anda buat bisa digunakan
untuk kumparan bantu dulu atau untuk kumparan utama dulu, terserah Anda.
Tipe dan bentuk cetakan ada beberapa macam, tergantung pada model kumparan yang akan digulung
ulang. Pada bahasan kali ini akan dijelaskan cara untuk membuat dua tipe cetakan yang bagus dan
cocok digunakan untuk menggulung ulang berbagai macam tipe kumparan pada motor listrik.

5.1
CETAKAN STANDAR
Contoh atau patokan ukuran keliling kumparan yang paling tepat digunakan untuk membuat cetakan
tipe ini adalah panjang, lebar, dan ketebalan kumparan. Model cetakan dan cara ini mempunyai
kelebihan, yaitu gulungan kumparan yang didapat akan lebih presisi. Akan tetapi, kegunaan dan
pemakaiannya tidak fleksibel karena hanya dapat digunakan untuk satu tipe motor listrik saja. Jadi,
setiap kali ingin menggulung ulang motor listrik dengan tipe yang baru (berbeda), Anda harus
membuat lagi cetakan yang baru. Untuk membuat cetakan tipe ini, Anda bisa mengikuti beberapa
tahapan berikut.

1. Membuat papan cetakan.


Setelah semua ukuran dari setiap kumparan (panjang, lebar, dan ketebalan) Anda catat, siapkanlah
bahan untuk membuat cetakannya. Bahan pertama yang harus Anda sediakan adalah papan kayu yang
tebal dan jumlahnya sama dengan kumparan yang akan digulung ulang. Kalau kayunya terlalu tebal,
tipiskan dengan menyerutnya supaya sama dengan tebal kumparan. Selain menggunakan kayu, ada
juga cara yang lebih cepat, yaitu dengan menggabungkan beberapa lembar tripleks atau bakelit.
Lembaran tripleks bisa digabungkan dengan lem dan dipaku supaya kuat.
Gergaji semua kayu sesuai dengan panjang dan lebar kumparan yang sudah Anda catat. Kalau bisa,
bagian tepinya bisa langsung Anda potong agak menyerong. Akan tetapi, jika susah, kayu bisa
dipotong lurus dulu. Setelah kayu terpotong sesuai dengan ukuran, baru tepi kayu diserongkan
menggunakan cutter atau gerinda listrik. Penyerongan semua cetakan ini berguna supaya pelepasan
semua kumparan yang sudah digulung bisa lebih mudah. Kalau semua kayu sudah diserongkan,
haluskan permukaan bekas potongan di setiap kayu dengan ampelas.
2. Membuat papan penyekat.
Kalau semua papan cetakan sudah beres dan rapi, tahapan selanjutnya adalah membuat papan
penyekat atau lapisan di antara cetakan, Bahan yang paling cocok (ideal) untuk papan penyekat adalah
tripleks atau bakelit yang tipis. Semua papan penyekat ini harus mempunyai tebal yang sama.
Sedangkan untuk besarnya (panjang dan lebarnya) harus dibuat melebihi besar semua papan cetakan,
yaitu ditambah sekitar 3 cm atau disesuaikan dengan kebutuhan supaya nantinya bisa cukup untuk
menampung semua tembaga yang akan Anda gulung. Jumlah papan penyekat yang harus dibuat
dilebihkan satu buah, contohnya kalau papan cetakannya empat buah, papan penyekat yang dibuat
harus lima buah.
Pada semua papan penyekat harus dibuat celah (alur) yang lebarnya cukup untuk lewatnya tembaga
sambungan di antara kumparan. Celah di setiap papan penyekat berguna untuk memindahkan tembaga
dari Satu bentuk kumparan ke bentuk kumparan yang lainnya, yaitu supaya pada rangkaian kumparan
(yang sedang Anda gulung) tidak ada tembaga yang harus dipotong (digunting).
Semua papan cetakan dan papan penyekat harus dilubangi tepat di bagian tengahnya dengan bor.
Besar lubangnya harus sesuai dengan besar batang besi berulir yang berguna untuk mengepres atau
menyatukan semua cetakan. Batang besi berulir ada dua macam, yaitu yang terpasang pada kepala
mesin penggulung dan yang terpisah (bisa dipegang). Cetakan standar bisa langsung digunakan untuk
menggulung kumparan dengan cara menyatukan semua cetakan pada batang besi berulir yang terpisah
(baut panjang). Tangan kiri memegang bagian belakang batang besi berulir, sedangkan tangan kanan
memegang tembaga yang akan digulung. Akan tetapi, cara ini mempunyai kekurangan, yaitu hasil
gulungan kumparannya kurang rapi dan waktu penggulungannya juga lebih lama sehingga meme-
galkan tangan. Sedikit saran, kalau Anda ingin memperoleh hasil yang lebih rapi lagi, cetakan standar
harus dipasang pada mesin penggulung.
5.2 CETAKAN FLEKSIBEL
Untuk memenuhi kebutuhan menggulung ulang berbagai macam tipe motor listrik yang banyak
beredar di pasaran, kita sangat memerlukan cetakan yang fleksibel, yaitu cetakan yang bisa diatur
(disetel) besarnya. Beberapa keuntungan yang diperoleh kalau Anda menggunakan cetakan fleksibel,
di antaranya, adalah
1. Anda hanya membutuhkan satu model cetakan saja untuk menggulung ulang berbagai ukuran
kumparan motor listrik (lebih praktis).
2. Cepat dan gampang untuk mengubah ukuran pada cetakannya, yaitu untuk menyesuaikan
dengan banyaknya ukuran (model) kumparan.
Berikut adalah tahapan dan contoh bahan yang dibutuhkan untuk membuat cetakan fleksibel.
1. Membuat papan cetakan yang pertama.
Coba Anda sediakan lima papan kayu atau tripleks yang sudah disatukan, yang masing-masing
berukuran:
a. Panjang 28 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm;
b. Panjang 23 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm;
c. Panjang 18 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm;
d. Panjang 13 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm;
e. Panjang 8 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm.
Susun semua papan supaya berbentuk undakan tangga (lihat Gambar 5.5). Kalau sudah Anda susun
dengan rapi, satukan semua papan itu dengan lem dan paku. Tetapi ingat, saat memalu paku, Anda
harus Memerhatikan posisi paku. Anda usahakan memalu pakunya lebih ke dalam supaya tidak ada
kepala atau bagian paku yang menonjol keluar (lilitan tembaga tidak akan terkena paku) pada
permukaan papannya.
Setelah semua papan kayu menyatu dengan kuat dan rapi, potong kedua pinggir papan di setiap
tingkatan sekitar 0,5 cm sampai 1 cm (sesuai dengan kebutuhan) supaya cetakan berbentuk punden
berundak (lihat Gambar 5.6). Sedangkan urutan papan yang dipotong adalah dimulai dari papan kedua
dari atas (D) sampai papan yang paling bawah (A).
Tingkatan tingkatan pada papan cetakan ini sengaja dibuat supaya nantinya cetakan bisa digunakan
untuk menggulung sekaligus dua kumparan berukuran sama dari dua kelompok kumparan (baik dari
kumparan bantu maupun dari kumparan utama). Itu artinya, setiap kali cetakan ini digunakan,
kumparan dari dua kelompok kumparan bisa digulung semua. Oleh karena itu, setiap tingkatan pada
papan cetakannya juga harus Anda bagi dua. Kalau, misalnya, panjang papan di setiap tingkatan 5 cm,
masing-masing bagian untuk kumparannya menjadi 2,5 cm. Selanjutnya, keempat pinggir sisi bagian
atas pada setiap tingkatan harus diserongkan dengan ukuran yang sama (pada setiap bagian ada dua
yang harus diserongkan).
Haluskan (rapikan) semua sisi yang sudah Anda serongkan tadi menggunakan kertas ampelas atau
gerinda listrik. Kalau sudah halus dan rapi, satu papan cetakan (yang pertama) sudah berhasil Anda
buat.
2. Membuat papan cetakan yang kedua. Cetakan fleksibel ini baru bisa digunakan kalau ada dua
buah papan cetakan. Oleh karena itu, kita harus membuat satu lagi papan cetakan dengan
cara, ukuran, dan bentuk yang sama dengan cetakan yang pertama.
3. Membuat pengganjal di antara papan cetakan. Pengganjal ini berfungsi untuk mengatur lebar
atau besarnya cetakan, yaitu untuk menyesuaikan kedua papan cetakan dengan besarnya
kumparan yang akan digulung ulang.
Coba sediakan beberapa batang kayu dengan panjang sekitar 5 cm, lebar sekitar 3 cm, dan tebal
sekitar 2 cm. Semua batang kayu ini bisa Anda gunakan untuk mengganjal kedua papan cetakan.
4. Membuat pengganjal tambahan (ekstra).
Sediakan juga beberapa potongan tripleks atau bakelit dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 3
cm. Pengganjal ekstra berguna untuk menambah besar cetakan agar lebih tepat dan akurat. Semua
pengganjal ini bisa dipasang pada satu papan cetakan atau kedua- duanya, terserah Anda.
5. Dua buah siku dari besi atau aluminium
Dua buah siku dari besi atau aluminium berfungsi sebagai tempat (dudukan) empat baut setel. Setiap
siku dipasang pada bagian belakang setiap papan cetakan dengan menggunakan dua buah sekrup. Saat
kedua siku dipasang, Anda harus memerhatikan posisinya supaya tidak menghalangi saat ingin
melepas kayu pengganjal dan kumparan dari cetakan. Lebar siku juga jangan melebihi lebar cetakan
supaya tidak menggores kumparan yang sedang digulung. Pada setiap siku harus dibuat empat lubang,
yaitu dua lubang untuk baut setel dan dua lubang untuk sekrup.
6. empat baut setel
Keempat baut setel akan dipasang pada kedua siku, yaitu setiap siku dipasangi dua baut setel. Posisi
semua baut setel ini harus disesuaikan dengan posisi alur yang ada pada pelat penahan cetakan di
kepala mesin penggulung.
Kalau semua bahan sudah dibuat dan dipasang, cetakan fleksibel sudah siap digunakan untuk
menggulung kumparan.

Berikut adalah dua saran yang perlu Anda perhatikan saat membuat cetakan.
1. Cara membuat cetakan yang sudah dijelaskan di atas hanya untuk motor listrik yang berdaya
maksimum sekitar 200 watt. Perlu Anda tahu bahwa pada umumnya motor listrik yang
berdaya besar mempunyai ukuran kumparan dan diameter tembaga yang lebih besar juga.
Jadi, kalau Anda ingin menggulung ulang kumparan untuk tipe motor listrik yang berdaya
besar (200 watt ke atas), Anda harus membuat lagi cetakan dengan ukuran yang lebih besar.
2. Agar mendapatkan ukuran yang cukup akurat saat membuat perbandingan ukuran setiap
tingkatan pada papan cetakan, lebih baik Anda menggunakan contoh ukuran kumparan yang
asli dari satu tipe motor listrik yang paling banyak dijual.
BAB VI

MESIN PENGGULUNG CETAKAN

Dalam industri manufaktur, proses pembuatan cetakan seringkali memerlukan penggunaan mesin
penggulung untuk memudahkan dan mempercepat proses pembentukan. Mesin penggulung cetakan 3
fasa adalah perangkat yang dirancang khusus untuk membantu pembuatan cetakan dengan
menggunakan daya listrik tiga fasa. Mesin ini memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi
dan kualitas produksi. Makalah ini akan membahas perancangan dan pembuatan mesin penggulung
cetakan 3 fasa.
Mesin penggulung cetakan standar 3 pasa

Mesin penggulung cetakan standar 3 fasa adalah perangkat yang digunakan dalam proses
pembentukan cetakan dengan memutar material sesuai desain yang diinginkan menggunakan daya
listrik tiga fasa. Mesin ini memiliki spesifikasi standar yang dirancang untuk keperluan umum dalam
industri manufaktur. Makalah ini akan membahas perancangan dan kinerja mesin penggulung cetakan
standar 3 fasa.
Spesifikasi Mesin
A. Kapasitas Gulung
1. Rentang diameter cetakan yang dapat digulung.
2. Panjang maksimum gulungan yang dapat dicapai.
B. Kecepatan Putaran
1. Rentang kecepatan putaran yang dapat diatur.
2. Pengatur kecepatan yang efisien.
C. Motor Listrik 3 Fasa
1. Daya motor yang sesuai dengan kapasitas mesin.
2. Efisiensi tinggi dan daya tahan.
D. Meja Gulung
1. Desain meja gulung yang stabil dan tahan beban.
2. Sistem pengaturan tinggi meja yang mudah.
Komponen Utama
A. Rangka Mesin
1. Struktur rangka yang terbuat dari bahan yang kuat dan tahan korosi.
2. Desain yang memudahkan perakitan dan pemeliharaan.
B. Pengatur Kecepatan
1. Sistem pengatur kecepatan yang dapat diandalkan.
2. Panel kontrol yang intuitif.
C. Sistem Pengendalian
1. Sensor keamanan dan pengendalian otomatis.
2. Antarmuka pengguna yang mudah dipahami.
Proses Pembuatan Mesin
A. Pemilihan Material
1. Komponen utama menggunakan material berkualitas tinggi.
2. Perlakuan panas atau perlakuan permukaan yang sesuai.
B. Proses Fabrikasi
1. Proses pemotongan dan pembentukan material.
2. Pengelasan dengan standar tinggi.
3. Pemasangan komponen secara akurat.
C. Pengujian Kualitas
1. Pengujian fungsional untuk memastikan performa yang optimal.
2. Pengujian keamanan dan keandalan.
Keamanan dan Pengoperasian
A. Pelatihan Operator
1. Pelatihan intensif untuk operator mesin.
2. Pemahaman terhadap prosedur keamanan.
B. Peralatan Pelindung Diri
1. Pemakaian peralatan pelindung diri yang sesuai.
2. Instruksi keamanan yang jelas.
Mesin penggulung cetakan fleksibel 3 pasa
Mesin penggulung cetakan fleksibel 3 fasa adalah inovasi terbaru dalam dunia manufaktur yang
dirancang untuk memberikan fleksibilitas tinggi dalam proses pembentukan cetakan. Mesin ini dapat
digunakan untuk berbagai jenis material dan memenuhi kebutuhan produksi yang beragam. Makalah
ini akan membahas perancangan dan kinerja mesin penggulung cetakan fleksibel 3 fasa.

Spesifikasi Mesin
A. Fleksibilitas Material
1. Kemampuan menggulung berbagai jenis material seperti logam, plastik, dan komposit.
2. Pengaturan parameter yang dapat disesuaikan dengan karakteristik material.
B. Variabilitas Dimensi
1. Kemampuan menggulung cetakan dengan berbagai ukuran dan bentuk.
2. Sistem pengaturan dimensi yang mudah digunakan.
C. Sistem Pengendalian Pintar
1. Penggunaan teknologi sensor canggih untuk pemantauan dan pengendalian proses.
2. Sistem otomatisasi yang dapat diatur.
Komponen Utama
A. Motor Listrik 3 Fasa
1. Motor yang memiliki tingkat efisiensi tinggi.
2. Kemampuan pengaturan kecepatan yang luas.
B. Pengatur Kecepatan Variabel
1. Sistem pengatur kecepatan yang dapat disesuaikan secara otomatis.
2. Panel kontrol dengan antarmuka pengguna yang intuitif.
C. Meja Gulung Modular
1. Desain meja gulung yang dapat disesuaikan dan mudah diganti.
2. Sistem pemasangan yang cepat dan aman.
Proses Pembuatan Mesin
A. Bahan Berkualitas Tinggi
1. Penggunaan bahan yang ringan dan tahan korosi.
2. Proses perlakuan termal untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
B. Proses Fabrikasi Inovatif
1. Penggunaan teknologi manufaktur canggih seperti pemotongan laser dan pencetakan 3D.
2. Proses perakitan modular untuk memfasilitasi perawatan dan penggantian komponen.
C. Pengujian Performa
1. Pengujian kecepatan dan keandalan mesin.
2. Simulasi penggulungan dengan berbagai jenis material dan dimensi cetakan.
Keamanan dan Pengoperasian
A. Sistem Keamanan Otomatis
1. Sensor keamanan untuk mendeteksi potensi bahaya.
2. Sistem otomatis yang mematikan mesin dalam kondisi darurat.
B. Pelatihan Operator
1. Pelatihan operator untuk menggunakan sistem pengendalian pintar.
2. Panduan operasional yang lengkap.
BAB VII
MENGGULUNG KUMPARAN

Menggulung motor tiga fasa empat kutub merupakan proses penggantian atau pembuatan ulang
kumparan pada motor listrik agar bisa berfungsi dengan baik. Proses ini melibatkan pembuatan ulang
kumparan-kumparan pada bagian stator motor.
Berikut langkah-langkah umum dalam menggulung motor tiga fasa empat kutub:
Persiapan
Pemahaman Motor: Pastikan pemahaman yang kuat tentang motor, termasuk jenis kawat yang akan
digunakan, jumlah lilitan yang tepat, dan konfigurasi lilitan yang dibutuhkan.
Alat dan Bahan: Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti kawat, isolasi, alat pengukur, cutter,
dan lainnya.
Proses Menggulung
Pencabutan Lilitan Lama: Cabut lilitan lama dengan hati-hati untuk tidak merusak bagian lain dari
stator.
Pembersihan Stator: Bersihkan stator dari sisa-sisa lilitan lama, pastikan tidak ada kotoran atau sisa
isolasi yang dapat mengganggu kinerja motor baru.
Pemotongan Kawat Baru: Potong kawat dengan panjang yang sesuai dan pastikan kawat yang
digunakan memiliki sifat listrik yang tepat.
Menggulung Kembali: Mulai menggulung kumparan baru sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,
pastikan jumlah lilitan dan pola lilitan benar.
Isolasi: Isolasi dengan material yang sesuai untuk mencegah hubungan pendek antara lilitan yang
berbeda dan melindungi lilitan dari kerusakan.
Pengujian
Pemeriksaan Visual: Periksa ulang hasil gulungan untuk memastikan tidak ada kesalahan atau
kekurangan dalam proses penggulungan.
Pengukuran: Gunakan alat pengukur untuk memeriksa resistansi, hubungan pendek, dan keandalan
koneksi antara lilitan.
Uji Beban: Setelah pemasangan kembali, uji motor dengan beban minimum untuk memastikan
kinerjanya.
Berikut beberapa jenis lilitan motor 3 phasa 4 kutub

Gambar bentangan lilitan motor 3 phase, 24 alur, 4 kutub, jenis lilitan merata

Gambar bentangan lilitan motor 3 phase, 24 alur, 4 kutub, jenis lilitan belah.

Contohnya stator motor 3 fasa mempuyai alur (g)12 alur , jumlah kutub (2p)=4, single layer.
Penyelesaian :
Ys = G/2p =12/4 =3
Sehingga ujung kawat di masukkan pada alur nomor 1,maka ujung lainya pada alur nomor 4.
Q =G/2p.m =12/4.3 =1
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 1.
K = G /2p =12/4=3
Tiap kutub terdiri dari 3 kumparan
KAR = 360/G =360/12 =30 radian
Jarak antar alur 30 radian
KAL =KAR .p =30 . 2=60 listrik
Kp =120/KAL =120/60 =2
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 3
Dafar lilitan : sigle layer berarti dalam satu alur hanya ada satu kumparan .
U | 1-4 I I 7-10 I X
V I 3-6 I I 9-12 I Y
W I 5-8 I I 11-2 I z
Gambar bentangan :
BAB VIII
MEMASUKKAN KUMPARAN

Motor listrik tiga fasa telah menjadi tulang punggung dalam berbagai sektor industri, memberikan
daya yang efisien untuk berbagai mesin dan peralatan. Kesuksesan operasional motor ini bergantung
pada berbagai faktor, di antaranya adalah kualitas pemasangan kumparan. Kumparan, sebagai
komponen utama pada motor tiga fasa, memegang peran kunci dalam menciptakan medan magnet
yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan rotasi.

Proses pemasangan kumparan bukan hanya sekadar penyusunan kabel-kabel pada stator, tetapi
melibatkan sejumlah langkah yang memerlukan presisi dan perhatian terperinci. Keberhasilan dalam
langkah-langkah ini tidak hanya berdampak pada kinerja motor, tetapi juga pada keandalan, umur
pakai, dan keamanan operasionalnya.

Dalam makalah ini, kita akan membahas secara rinci langkah-langkah pemasangan kumparan motor 3
fasa, menjelaskan pentingnya setiap tahap, dan menguraikan dampaknya terhadap operasional motor
secara keseluruhan. Pemahaman yang mendalam tentang proses ini menjadi krusial bagi para
profesional industri dan teknisi listrik guna memastikan bahwa motor tiga fasa dapat beroperasi secara
optimal dan efisien sesuai dengan tujuan desainnya.

Prinsip Utama dalam Pemasangan

1. Presisi dalam Penempatan:


o Penempatan kumparan utama harus dilakukan dengan presisi tinggi untuk
menghindari ketidakseimbangan medan magnet yang dapat merugikan performa
motor.
2. Kontrol Kualitas Pengikatan atau Penyolderan:
o Kualitas pengikatan atau penyolderan langsung mempengaruhi daya tahan kumparan
utama terhadap suhu dan beban operasional.
3. Pengaturan Fasa yang Benar:
o Pengaturan fasa kumparan utama harus sesuai dengan desain motor untuk
memastikan gerakan rotor yang konsisten.

Pemasangan Kumparan Utama

1. Penyusunan Kumparan Utama:


o Kawat kumparan utama disusun sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Ini
melibatkan pengaturan lilitan sesuai dengan kebutuhan fasa motor.
2. Pengikatan atau Penyolderan:
o Setelah penyusunan, kumparan utama diikat atau disolder dengan hati-hati. Kualitas
pengikatan atau penyolderan sangat penting untuk menghindari masalah termal dan
elektrikal.
3. Penempatan pada Stator:
o Kumparan utama yang telah dibentuk kemudian ditempatkan pada stator. Presisi
dalam penempatan ini penting untuk menciptakan medan magnet yang seimbang dan
mendukung gerakan rotor yang efisien.
4. Uji Kumparan Utama:
o Sebelum motor dijalankan, kumparan utama harus diuji untuk memastikan koneksi
yang kuat, resistansi yang sesuai, dan ketiadaan cacat yang dapat mempengaruhi
kinerja motor.
5. Isolasi dan Proteksi:
o Setelah pemasangan, kumparan utama perlu diisolasi dengan bahan tahan panas dan
insulator yang sesuai. Ini melibatkan perlindungan terhadap kontaminasi dan potensi
kerusakan mekanis.

Peran Kumparan Bantu pada Motor 3 Fasa

1. Menyeimbangkan Arus:
o Kumparan bantu membantu menyeimbangkan arus pada masing-masing fasa motor,
menghindari ketidakseimbangan yang dapat merugikan kinerja dan umur pakai
motor.
2. Menstabilkan Medan Magnet:
o Kumparan bantu membantu menciptakan medan magnet yang stabil, memastikan
bahwa rotor menerima dorongan magnetik yang konsisten untuk gerakan rotasi yang
efisien.
3. Pengaturan Fasa:
o Kumparan bantu diatur secara khusus untuk mencapai pengaturan fasa yang tepat,
mendukung rotasi yang seimbang dan mengoptimalkan daya output motor.

Pemasangan Kumparan Bantu

1. Penyusunan Kumparan Bantu:


o Kawat kumparan bantu disusun sesuai dengan desain yang telah ditentukan,
memperhatikan jumlah lilitan dan urutan fasa yang tepat.
2. Pengikatan atau Penyolderan:
o Setelah penyusunan, kumparan bantu diikat atau disolder dengan hati-hati. Proses ini
memastikan koneksi yang kokoh dan tahan terhadap beban operasional.
3. Penempatan pada Stator:
o Kumparan bantu ditempatkan pada stator secara presisi. Penempatan yang benar
penting untuk menciptakan medan magnet yang seimbang dan mendukung rotasi
rotor yang efisien.
4. Pengaturan Fasa yang Akurat:
o Pengaturan fasa kumparan bantu harus sesuai dengan desain motor dan fasa utama
untuk mencapai keseimbangan yang optimal.
5. Uji Kumparan Bantu:
o Sebelum motor dijalankan secara penuh, kumparan bantu harus diuji untuk
memastikan koneksi yang kuat, resistansi yang sesuai, dan ketiadaan cacat yang dapat
mempengaruhi kinerja motor.
BAB IX

Tahapan Terakhir dalam Menggulung Ulang Kumparan Tiga Fasa

Kumparan tiga fasa merupakan salah satu komponen penting dalam motor listrik tiga fasa.
Penggulungan ulang kumparan dapat menjadi suatu kebutuhan ketika kumparan mengalami
kerusakan atau untuk meningkatkan kinerja motor. Proses ini memerlukan perhatian khusus pada
tahapan terakhir, di mana kualitas pekerjaan dapat berdampak signifikan pada kinerja motor.
Menggulung ulang kumparan tiga fasa bertujuan untuk mengembalikan motor ke kondisi optimal atau
meningkatkan efisiensi kerja. Proses ini melibatkan pembongkaran motor, penggulungan ulang
kumparan, dan perakitan kembali. Tahapan terakhir memiliki peran penting dalam memastikan bahwa
motor berfungsi dengan baik setelah proses penggulungan.
1.1 Tahapan Terakhir dalam Proses Penggulungan Ulang Kumparan
1.1.1 1. Pemilihan Material

Pilihlah material isolasi yang sesuai untuk melapisi kumparan. Material isolasi yang baik membantu
mencegah arus bocor dan mengoptimalkan isolasi antar kumparan.

1.1.2 2. Penggulungan Kembali

Proses penggulungan kembali harus dilakukan dengan presisi tinggi untuk memastikan kumparan
terletak dengan benar dan memiliki jumlah lilitan yang sesuai dengan spesifikasi. Pastikan bahwa
setiap lilitan kumparan terisolasi dengan baik dan tidak ada bagian yang bersentuhan satu sama lain.

1.1.3 3. Penyambungan Kumparan

Penting untuk melakukan penyambungan kumparan dengan benar. Pastikan bahwa sambungan
kumparan tidak hanya kuat tetapi juga memiliki kontak listrik yang baik. Penggunaan teknik
penyambungan yang tepat membantu mencegah terjadinya resistansi yang tinggi dan meminimalkan
risiko panas berlebih.

1.1.4 4. Pengujian Kontinuitas

Setelah penggulungan selesai, lakukan pengujian kontinuitas untuk memastikan bahwa tidak ada
hubungan pendek atau masalah isolasi yang dapat menghambat kinerja motor. Gunakan peralatan
pengukur yang sesuai untuk memeriksa setiap lilitan kumparan.

1.1.5 5. Pelapisan Perlindungan

Lapisan perlindungan tambahan mungkin diperlukan untuk melindungi kumparan dari kondisi
lingkungan yang keras. Ini dapat berupa pelapisan dengan bahan tahan panas, anti-korosi, atau bahan
isolasi tambahan untuk meningkatkan umur pakai motor.

1.1.6 6. Perakitan Kembali

Langkah terakhir adalah merakit kembali motor dengan hati-hati. Pastikan semua bagian telah
diposisikan dengan benar dan kencang. Periksa ulang setiap sambungan dan pastikan bahwa motor
telah dirakit sesuai dengan petunjuk produsen.

Anda mungkin juga menyukai