Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN SIMULASI SAKLAR PEMINDAH OTOMATIS

PADA INSTALASI GENSET BERBASIS MIKROKONTROLER


ATMEGA16
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Program Pendidikan S1 Teknik Elektro
Program Studi Teknik Elektro

Diajukan oleh
Karyono
116.20.201.C.271

Kepada

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO
PURWOKERTO
2015

Naskah Publikasi
PERANCANGAN SIMULASI SAKLAR PEMINDAH OTOMATIS
PADA INSTALASI GENSET BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA16

yang dipersiapkan dan disusun oleh


Karyono
116.20.201.C.271

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Utis Sutisna, S.T., M.Eng.

Siswanto Nurhadiyono, S.T.

NIP. 19760216.2005.01.1001

NIK. 700709.2.32

Mengetahui
Ketua Program Studi
Teknik Elektro

Ir. Fitrizawati, M.Eng.


NIK. 630221.2.10

PERANCANGAN SIMULASI SAKLAR PEMINDAH OTOMATIS


PADA INSTALASI GENSET BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA16
Karyono1, Utis Sutisna2, Siswanto Nurhadiyono3
1,2,3

Jurusan Teknik Elektro STT Wiworotomo


Jln. Semingkir 1 Telp. (0281) 626266, 632870 Purwokerto 53134 INDONESIA
Intisari Dengan menggunakan mikrokontroler sebagai
kontroler utama dari suatu alat saklar pemindah otomatis, dapat
disimulasikan dengan program aplikasi ISIS Proteus. Sensor
arus ACS712 digunakan sebagai pendeteksi arus beban dari
PLN. Sensor ini dipadukan dengan mikrokontroler dengan
menggunakan rangkaian pengkondisian sinyal, supaya sinyal
keluaran dari sensor arus ini dapat dibaca oleh mikrokontroler.
Arus dari sumber ke beban dideteksi oleh sensor ACS712.
Selanjutnya sensor ACS712 memberikan sinyal keluaran yang
selanjutnya dikondisikan dahulu menggunakan rangkaian
pengkondisian sinyal sebelum masuk ke sistem mikrokontroler.
Kemudian sinyal keluaran tersebut digunakan oleh
mikrokontroler sebagai acuan untuk mengetahui apakah listrik
PLN menyala atau padam. Jika listrik PLN menyala, maka relay
PLN diaktifkan dan relay Genset dimatikan. Jika listrik PLN
padam, maka relay PLN dimatikan dan relay Genset diaktifkan.
Dari hasil pengujian sistem saklar pemindah otomatis diketahui
sistem saklar pemindah otomatis dalam simulasi mampu
memindahkan sumber arus dari PLN ke genset dan sebaliknya.
Selain itu juga diketahui waktu perpindahan dari PLN ke genset
yaitu selama 6,00 detik pada simulasi software dan selama 6,53
detik pada simulasi hardware. Sedangkan perpindahan dari
genset ke PLN yaitu selama 1,03 detik pada simulasi software dan
selama 1,25 detik pada simulasi hardware.
Kata Kunci: Mikrokontroler ATMega16, Sensor ACS712,
Automatic Transfer Switch

I. PENDAHULUAN
Saat ini masih ada beberapa yang menggunakan sistem
manual yang mengandalkan secara penuh operator dalam
pengoperasian
genset.
Di
berbagai
perindustrian
pengoperasian Genset cukup hanya mengandalkan operator
dalam pengoperasiannya. Ketika suplai utama mengalami
pemadaman, maka operator harus cepat mengambil tindakan
dengan memindah saklar penghubung antara beban dengan
sumber listrik. Dalam hal ini kesiapan operator sangatlah
penting. Operator harus stanby setiap saat untuk
mengantisipasi ketika terjadi ganggunan pada listrik PLN. Jika
operator terlambat mengantisipasi maka akan menggangu
ketersediaan sumber listrik. Sehingga produktivitas pengguna
listrik juga akan ikut terganggu.
Dengan beberapa kelemahan pada sistem manual, maka
diperlukan sistem kontrol yang dapat bekerja secara otomatis
untuk menjalankan genset saat terjadi pemadaman dari PLN.
Tujuan otomatisasi mesin genset adalah untuk mengurangi
down time dan kebutuhan akan operator yang mempunyai
keterbatasan waktu. Kontrol otomatis tersebut biasanya
disebut Automatic Transfer Switch (ATS) dan Automatic
Main Failure (AMF) atau sistem interlock PLN-Genset.

Akan tetapi ditinjau dari segi ekonomis, modul AMF buatan


pabrik harganya mahal. Hal ini disebabkan karena alat
tersebut didesain khusus untuk keperluan AMF. Oleh sebab
itu sebagai alternatif, dalam penelitian ini akan didesain modul
ATS menggunakan mikrokontroler Atmega16
II. LANDASAN TEORI
A. Mikrokontroler ATMega16
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat
ini yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler
RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan
arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga
AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral,
dan fiturnya [1].
ATMega16 mempunyai empat buah port yang bernama
PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut
merupakan jalur bi-directional dengan pilihan internal pullup. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn,
PORTxn, dan PINxn. Huruf xmewakili nama huruf dari port
sedangkan huruf n mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat
pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O
address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address
PINx.

Gambar 1 Konfigurasi pena mikrokontroler Atmega16


Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register)
menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi
sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi
sebagai pin input. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin
terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan
diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus
diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port
adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1
pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port
akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin
terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika

0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi


tri-state
(DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1,
PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu
kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi
output low (DDxn=1, PORTxn=0).
B. Pemrograman Bahasa C
Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman berbagai
jenis perangkat, termasuk mikrokontroler. Pemrogramman
ATmega8 menggunakan bahasa C atas tersedianya SDCC
(Small Device C Compiler, C compiler gratis untuk
pemrograman mikrokontroler) sehingga pemrograman akan
lebih mudah dibandingkan penggunaan bahasa assembly.
Bahasa ini sudah merupakan high level language, dimana
memudahkan programmer menuangkan algoritmanya. Adapun
keunggulan dari bahasa C sebagai berikut [2]:
1. Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang paling
populer saat ini.
2. Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang memilik
portabilitas tinggi. Bahasa C bisa dikompile dan jalankan
di platform lain dengan adanya standarisasi ANSI untuk
C.
3. Bahasa C adalah bahasa pemrograman dengan kata kunci
(keyword) sedikit.
4. Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang fleksibel.
Dengan menguasai bahasa C, kita bisa menulis dan
mengembangkan berbagai jenis program mulai dari
operating system, word processor, graphic processor,
spreadsheets, ataupun kompiler untuk suatu bahasa
pemrograman.
5. Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang bersifat
moduler. Program bahasa C ditulis dalam routine yang
biasa dipanggil dengan fungsi. Fungsi-fungsi yang telah
kita buat bisa kita gunakan kembali (reuse) dalam
program ataupun aplikasi lain.
C. Sensor Arus ACS712
ACS712 adalah sensor arus yang bekerja berdasarkan
efek medan. Sensor arus ini dapat digunakan untuk mengukur
arus AC atau DC. Modul sensor ini telah dilengkapi dengan
rangkaian penguat operasional, sehingga sensitivitas
pengukuran arusnya meningkat dan dapat mengukur
perubahan arus yang kecil. Sensor ini digunakan pada aplikasiaplikasi di bidang industri, komersial, maupun komunikasi.
Contoh aplikasinya antara lain untuk sensor kontrol motor,
deteksi dan manajemen penggunaan daya, sensor untuk catu
daya tersaklar, sensor proteksi terhadap arus lebih, dan lain
sebagainya [3].
Spesifikasi Sensor Arus ACS712:
1. Fitur-fitur:
a. Waktu kenaikan perubahan luaran = 5 s.
b. Lebar frekuensi sampai dengan 80 kHz.
c. Total kesalahan luaran 1,5% pada suhu kerja TA=
25C.
d. Tahanan konduktor internal 1,2 m.
e. Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS antara pin1-4
dan pin 5-8.
f. Sensitivitas luaran 185 mV/A.
g. Mampu mengukur arus AC atau DC hingga 5 A.

h. Tegangan luaran proporsional terhadap masukan arus


AC atau DC.
2. Tegangan kerja 5 VDC.
3. Dilengkapi dengan penguat operasional untuk menambah
sensitivitas luaran.
D. Pengkondisian Sinyal (Komparator)
Rangkaian komparator merupakan aplikasi op-amp
dimana rangkaiannya digunakan dalam loop terbuka dan tidak
linear. Hak ini karena keluarannya tidak berbanding lurus
dengan masukan tetapi hanya memiliki harga +Vcc/-Vcc atau
High/Low. Dalam rangkaian ini op-amp juga tidak berfungsi
sebagai penguat. Komparator akan membandingkan nilai
masukan pada masukan inverting dan non-inverting. Output
akan bernilai positif apabila masukan inverting lebih besar
daripada masukan non-inverting, dan sebaliknya [4].
Konfigurasi open-loop pada Op Amp dapat difungsikan
sebagai komparator. Jika kedua input pada Op Amp pada
kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan
kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan
pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi
positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
E. OP-Amp LM358
LM 358 merupakan rangkaian terintegrasi yang memiliki
dua penguat operasional. Terdiri dari 4 masukan, memiliki
faktor penguatan yang besar dan frekuensi internal yang
berubah-ubah, yang mana di desain secara spesifik untuk
beroperasi dari sebuah power supply melalui sebuah range
tegangan [5].
IC LM358 memilliki spesifikasi sebagi berikut :
1. Frekuensi internal yang dapat di ubah untuk penguatanya.
2. Penguatan tegangan yang besar (100dB).
3. Memiliki besar range tegangan antara 3V-32V.
4. Arus bias input rendah (20nA).
5. Arus offset input rendah (2nA).
6. Tegangan offset input rendah (2mV).
7. Tegangan output besar, berkisar 0 sampai (Vcc-1,5V).
F. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD merupakan device untuk menampilkan keluaran
tertentu secara grafis. Dengan LCD, alat yang kita buat dapat
menjadi lebih interaktif dengan menampilkan berbagai
informasi pada layar LCD. Sebuah LCD 16x2 stardard yang
sering digunakan adalah produk HITACHI seri HD44780.
16x2 berarti LCD terdiri dari 16 kolom dan 2 baris [6].
G. Relay
Relay terdiri dari coil dan contact. Seperti gambar 2.2,
coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang
contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung
dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan
Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close) [7].
Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari Relay :
ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul
gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas, dan contact akan menutup.

III. METODE PENILITIAN


A. Konsep Perancangan
Saklar pemindah otomatis pada perancangan ini adalah
saklar Relay yang dikendalikan oleh mikrokontroler untuk
menyambung dan memutuskan beban dengan sumber arus.
Dimana dalam mengendalikan Relay, mikrokontroler mengacu
pada arus sumber PLN yang dideteksi menggunakan sensor
arus. Sebelum dibaca oleh mikrokontroler, data dari sensor
tegangan diproses terlebih dahulu menggunakan rangkaian
pengkondisian sinyal (signal conditioning). Kemudian data
tersebut ditampilkan oleh mikrokontroler melalui perangkat
LCD.
Apabila arus dari PLN mati (down), maka mikrokontoler
menonaktifkan Relay PLN untuk membuka atau memutus
sambungan sumber arus PLN dengan beban, dan juga
mengaktifkan Relay genset untuk menutup atau menyambung
genset dengan beban. Sedangkan apabila arus dari PLN nyala
(up), maka mikrokontroler mengaktifkan Relay PLN untuk
menutup atau menyambung sumber arus PLN dengan beban,
dan juga menonaktifkan Relay genset untuk membuka atau
memutus sambungan genset dengan beban.
Secara garis besar sistem saklar otomatis berbasis
mikrokontroler ATMega16 dapat digambarkan pada Gambar
2.

2.

Rangakian Sensor Arus


Rangkaian ini menggunakan komponen aktif sebagai
pendeteksi arus dari sumber PLN, yaitu IC (Integrated Circuit)
tipe ACS712. Sensor arus ini mendeteksi arus dari jaringan
listrik PLN, kemudian menghasilakan output yang selanjutnya
diumpankan ke rangkaian mikrokontroler.

Gambar 4 Rangkaian sensor arus


3. Rangkaian Pengkondisian Sinyal
Rangkaian Signal Conditioning disini merupakan
rangkaian komparator untuk menyesuaikan sinyal output dari
rangkaian sensor arus, supaya dapat dibaca oleh
mikrokontroler. Sinyal output dari rangkaian sensor arus masih
berupa tegangan bolak balik, maka perlu dirubah kedalam
bentuk logic yang dapat dibaca oleh sistem mikrokontroler.

Sensor
Arus PLN

Pengkondisian Sinyal

Mikrokontroler

Relay
PLN

Relay
Genset

Gambar 5 Rangkaian pengkondisian sinyal


4. Rangkaian Relay PLN
Gambar 2 Diagram blok perancangan sistem
Rangkaian ini berfungsi sebagai saklar (pemutus dan
B. Perancangan Rangkaian Simulasi
penghubung) antara sumber arus PLN dengan beban. Dimana
Perancangan ini terdiri dari:
saklar yang digunakan adalah sebuah Relay tipe SPDT (single
1. Rangkaian Mikrokontroler dan LCD
pole double throw). Supaya Relay ini dapat dikendalikan oleh
Dalam model simulasi, rangkaian mikrokontroler dan mikrokontroler, maka dalam rangkaian ini menggunakan
LCD terdiri dari tiga komponen, yaitu mikrokontroler sebuah komponen semikonduktor, yaitu transistor tipe BC547.
ATMega16, LCD karakter 16x2 dan terminal VCC sebagai Transistor ini difungsikan sebagai saklar elektronis, yang akan
pengganti power supply.
menyalurkan arus dari baterai ke Relay jika mendapat
tegangan bias dari mikrokontroler pada kaki basisnya.
LCD

Gambar 3 Rangkaian mikrokontroler dan LCD

Gambar 6 Rangkaian relay PLN

5.

Rangkaian Relay Genset


C. Perancangan Program Simulasi
Pada dasarnya, rangkaian Relay genset dengan rangkaian
Perancangan ini meliputi:
Relay PLN adalah sama. Hanya saja ada sedikit perbedaan, 1. Program Setting Mikrokontroler
dimana rangkaian Relay PLN digunakan untuk saklar antara
Program setting merupakan program pembacaan setingan
sumber arus PLN dengan beban, sedangkan kalau rangkaian utama yang diterapkan dalam program keseluruhan pada
Relay genset digunakan untuk saklar antara genset dengan mikrokontroler yang terkait dengan fitur yang digunakan dari
beban. Selain itu rangkaian ini juga dilengkapi indikator mikrokontroler tersebut.
genset. Dimana indikator genset ini akan menyala jika genset 2. Program ADC (Analog to Digital Convertion)
telah menyala atau kondisi ON.
Untuk merubah sinyal analog dari sensor arus ke bentuk
sinyal digital memerlukan alat ADC. Pada mikrokontroler
ATMega16 sudah terdapat fitur ADC yang dapat digunakan
sebagai pengubah sinyal analog dari sensor arus ke bentuk
sinyal digital..
3. Program Pembacaan Arus
Program pembacaan arus disini adalah pengolahan data
dari sensor arus supaya menjadi satuan nilai yang sesuai
dengan nilai besaran arus yang dideteksi oleh sensor arus.
Oleh karena nilai yang terbaca oleh ADC dari sensor arus
Gambar 7 Rangkaian relay genset
belum menunjukan nilai besar arus yang sebenarnya, maka
disini diperlukan program pembacaan arus.
6. Rangkaian Relay Starting Genset
Rangkaian ini merupakan relay yang difungsikan untuk 4. Program Kendali Relay
menyalakan genset ketika sumber listrik PLN padam. Ketika
Program kendali relay berfungsi mengaktifkan Relay
kaki basis transistor mendapat input high dari mirkokontroler, PLN dan relay Genset melalui Pin pada Port mikrokontroler
maka transistor akan mengaktifkan relay. Kemudian relay dengan memberikan logika high dan low pada Pin
akan mengaktifkan sistem starting pada genset.
mikrokontroler tersebut. Logika high untuk mengaktifkan
relay, sedangkan logika low untuk menonaktifkan relay.

Gambar 8 Rangkaian relay starting genset


7. Rangkaian Saklar Pemindah Otomatis
Gambar 9 menunjukan rangkaian saklar pemindah
otomatis.

D. Perancangan Hardware
1. Rangkaian Kontroler Saklar Pemindah Otomatis
Sebelum pembuatan rangkaian, terlebih dahulu
merancang layout PCB rangkain kontrol saklar pemindah
otomatis menggunakan program ARES Proteus. Layout PCB
hanya meliputi dua bagian sistem, yaitu sistem mikrokontroler
dan sistem pengkondisian sinyal. Setelah gambar layout sudah
selesai maka selanjutnya adalah membuat rangkaiannya.

Gambar 10 Rangkaian kontroler saklar pemindah otomatis


2. Modul Sensor ACS712
Untuk sistem sensor arus, dalam pembelianya sudah
tersedia dalam satu modul rangkaian. Dengan demikian kita
tinggal menyambungkan masukan dan keluaran dari modul
sensor arus ke sistem rangkaian utama.

Gambar 11 Sensor arus ACS712


Gambar 9 Rangkaian saklar pemindah otomatis

3.

Catu Daya Baterai


Untuk mensuplay arus kedalam sistem saklar pemindah
otomatis yang selalu siap setiap saat, maka digunakan sumber
arus baterai tipe rechargeable (dapat diisi ulang). Tipe baterai
yang dipakai yaitu baterai Lithium Ion (Li-ion) dengan
kapasitas tegangan 3,7 volt dan arus 2,6 Ah. Untuk memenuhi
kebutuhan tegangan dari pada sistem saklar pemindah
otomatis yaitu sebesar 12 volt, maka jumlah baterai yang
digunakan yaitu sebanyak 4 buah yang disusun secara seri.
Sehingga didapat tegangan keluaran sebesar 14,8 volt. Besar
tegangan keluaran ini sudah mencukupi dan juga tidak terlalu
besar untuk mensuplay sistem saklar pemindah otomatis.

Tabel 3 Data hasil pengujian hardware peralihan sumber PLN


ke Genset
No.
1.
2.
3.
4.
5.

IV. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASANNYA


Pengujian Simulasi
Dari pengujian saklar pemindah otomatis didapat data
hasil pengujian seperti pada Tabel 1 untuk peralihan dari
sumber genset ke PLN dan Tabel 2 untuk peralihan dari
sumber PLN ke genset.
Tabel 1 Data hasil pengujian software peralihan dari sumber
Genset ke PLN
1.

No.
1.
2.
3.
4.
5.

Sumber Relay Relay Lampu


Arus PLN PLN Genset Beban
ON
ON
OFF
Nyala
ON
ON
OFF
Nyala
ON
ON
OFF
Nyala
ON
ON
OFF
Nyala
ON
ON
OFF
Nyala
Rata-rata

Waktu
Perpindahan (detik)
1,03
1,05
1,02
1,03
1,04
1,03

Tabel 2 Data hasil pengujian software peralihan dari sumber


PLN ke Genset
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Sumber
Arus PLN
OFF
OFF
OFF
OFF
OFF

Relay Relay Lampu


Waktu
PLN Genset Beban Perpindahan (detik)
OFF
ON
Nyala
5,99
OFF
ON
Nyala
6,05
OFF
ON
Nyala
6,02
OFF
ON
Nyala
5,97
OFF
ON
Nyala
6,00
Rata-rata
6,00

Relay Relay Lampu


Waktu
PLN Genset Beban Perpindahan (detik)
OFF
ON
Nyala
6,52
OFF
ON
Nyala
6,56
OFF
ON
Nyala
6,51
OFF
ON
Nyala
6,54
OFF
ON
Nyala
6,54
Rata-rata
6,53

Tabel 4 Data hasil pengujian hardware peralihan sumber


Genset ke PLN
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Gambar 12 Baterai Li-ion

Sumber
Arus PLN
OFF
OFF
OFF
OFF
OFF

Sumber
Arus PLN
ON
ON
ON
ON
ON

Relay Relay Lampu


Waktu
PLN Genset Beban Perpindahan (detik)
ON
OFF
Nyala
1,26
ON
OFF
Nyala
1,25
ON
OFF
Nyala
1,25
ON
OFF
Nyala
1,24
ON
OFF
Nyala
1,25
Rata-rata
1,25

Berdasarkan hasil pengujian secara simulasi software dan


hardware, dapat diketahui selisih waktu yang diperlukan pada
proses peralihan sumber arus listrik yang digunakan antara
simulasi sofftware dan simulasi hardware. Waktu yang
diperlukan pada proses peralihan sumber PLN ke Genset
menggunakan simulasi software adalah 6,00 detik, sedangkan
menggunakan simulasi hardware adalah 6,53 detik. Dengan
demikian selisihnya yaitu 0,53 detik. Waktu yang diperlukan
pada proses peralihan sumber Genset ke PLN menggunakan
simulasi software adalah 1,03 detik, sedangkan menggunakan
simulasi hardware adalah 1,25 detik. Maka selisihnya adalah
0,22 detik.
V. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan dari penulis yaitu:
1. Perancangan sistem simulasi saklar pemindah otomatis
dalam penelitian ini menggunakan beberapa komponen
aktif seperti mikrokontroler ATMega16, sensor arus
ACS712, Op Amp LM358 dan komponen pendukung
lainya dengan menggunakan pemrograman bahasa C
sebagai program kontrolernya.
2. Dalam simulasi simulasi software, respon dalam
peralihan sumber PLN ke Genset yaitu membutuhkan
waktu 6,00 detik. Sedangkan peralihan sumber Genset ke
PLN yaitu membutuhkan waktu 1,03 detik. Sedangkan
dalam simulasi hardware, respon dalam perpindahan
sumber PLN ke Genset yaitu membutuhkan waktu 6,53
detik, dan perpindahan sumber Genset ke PLN yaitu
membutuhkan waktu 1,25 detik. Nilai waktu perpindahan
ini dapat dikatakan cukup cepat untuk skala simulasi
ATS jika dibadingkan dengan penelitian sebelumnya.
3. Selisih waktu peralihan sumber arus listrik antara
simulasi software dan hardware adalah 0,53 detik untuk
peralihan sumber PLN ke Genset. Sedangkan 0,22 detik
untuk peralihan sumber Genset ke PLN.

Dari Tabel 1 Data hasil pengujian software peralihan dari


sumber Genset ke PLN dapat diketahui sistem saklar
pemindah otomatis secara simulasi software dapat berfungsi
memindahkan sumber arus ke beban sesuai perancangan tanpa
suatu masalah ataupun kegagalan sistem. Dari tabel tersebut
juga diketahui waktu perpindahan sumber arus ke beban, yaitu
dari PLN ke beban dan dari genset ke beban. Dengan
menggunakan komponen timer saat perpindahan sumber arus
ke beban dapat diketahui waktu perpindahan tersebut yaitu
REFERENSI
1,03 detik untuk perpindahan dari Genset ke PLN. Sedangkan
6,00 detik untuk perpindahan dari PLN ke Genset.
[1] ________, 2010. Datasheet ATMega16. http://www.
2. Pengujian Hardware
atmel.com/images/doc2466.pdf. Diakses tanggal 1 Juni
Dari langkah-langkah pengujian yang telah dilakukan,
2015.
didapatkan hasil seperti pada Tabel 4 dan Tabel 5.

[2] Jogiyanto, M. 2008.Konsep Dasar Pemrograman Bahasa


C. Yogyakarta, Penerbit Andi.
[3] ________, 2012. Sensor Arus. https://depokinstruments.
files.wordpress.com/2012/03/acs712-sensor-arus.pdf.
Diakses Tanggal 1 Juni 2015.
[4] Jung, Walt. 2004. Op-Amp Applications Handbook.
USA: Howard & Co: Inc.
[5] ________, 2010. Datasheet LM358. https://www.
fairchildsemi.com/datasheets/LM/LM358.pdf.
Diakses
tanggal 5 Juni 2015.
REFERENSI

[6] Lockwood, Flint. 2012. http://echocorner.blogspot.com/


2012/11/interfacing-lcd-16x2-dengan-avr-atmega16.html
Diakses tanggal 3 Juni 2015.
[7] Wicaksono, Handy. 2009. Relay-Prinsip dan Aplikasi.
https://learnautomation.files.wordpress.com/2009/08/modulkeseluruhan-automasi-1-1-bab-2.pdf. Diakses tanggal 4 Juni
2015.

PERANCANGAN SIMULASI SAKLAR PEMINDAH


OTOMATIS PADA INSTALASI GENSET BERBASIS
MIKROKONTROLER ATMEGA16
Karyono1, Utis Sutisna2, Siswanto Nurhadiyono3
ABSTRACT
With the development of technology and the use of electrical energy, certain places such as
trading centers, hotels, hospitals and industry, electrical energy requires continuous and reliable in
function and production. As a control when genset takes over the supply of electric power to the
load or vice versa will require a system or appliance. A transfer control device is a device that
automatically right tools are used in the installation of the generator.
By using a microcontroller as the main controller of an automatic transfer switch appliance,
can be simulated with Proteus ISIS application program. ACS712 current sensor used as a detector
of load current from PLN. This sensor is combined with a microcontroller using a signal
conditioning circuit that the output signal of the current sensor can be read by the microcontroller.
Flows from the source to the load is detected by the sensor ACS712. After detecting the
flow, the sensor ACS712 then provide further output signal is conditioned in advance using the
signal conditioning circuit before entering into the system microcontroller. Then the output signal
is used by the microcontroller as a reference to determine whether the source of the electricity on
or off. If the electricity is on, then the relay is activated and relay PLN Genset is off. If the
electricity off, then the relay is turned off and relay Genset PLN activated.
From the results of testing the automatic transfer switch system known automatic transfer
switch system in the simulation were able to move from the current source to the generator PLN
and vice versa. It is also known to the switching time of the PLN to the generator that is as long as
6.00 seconds in simulation software and for 6.53 seconds on the simulation hardware. Meanwhile,
the switching time of the generator set to PLN ie for 1.03 seconds on the simulation software and
for 1.25 seconds on the simulation hardware.
Keyword: Microcontroler ATMega16, Sensor ACS712, Automatic Transfer Switch

1. Department of Electrical Engineering, STT Wiworotomo, Purwokerto


2. Department of Electrical Engineering, STT Wiworotomo, Purwokerto
3. Department of Electrical Engineering, STT Wiworotomo, Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai