Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KONTROL

PLC (PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER)

DOSEN PEMBIMBING :
Muhammad Sidiq Dwi Putra, S.T, M.T.

Disusun oleh:
KELOMPOK C
Ahmad qodratillah
44220027

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2023

1
PRAKTIKUM SISTEM PS TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI
KONTROL JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
(PLC) 4 4 2 P 1 7 6 0 4 2 2

1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah selesai melakukan praktik ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Membuat program aplikasi PLC untuk mengendalikan motor listrik,
lampu lalu lintas, pengepakan buah, dan parkir kendaraan.
b. Membuat rangkaian kontrol PLC untuk mengendalikan motor listrik,
lampu lalu lintas, pengepakan buah, dan parkir kendaraan.
c. Mengoperasikan sistem pengendalian motor listrik, lampu lalu lintas,
pengepakan buah, dan parkir kendaraan dengan PLC.

2. DASAR TEORI
PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital,
memiliki memori yang dapat diprogram, menyimpan perintah-perintah untuk
melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logika, sequencing, timing, counting,
dan aritmetika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses. Umumnya
sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar.
a. Unit prosesor atau central processing unit (CPU) adalah unit yang berisi
mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan
melaksankan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan program
yang tersimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-
keputusan yang diambilnya sesuai sinyal-sinyal kontrol ke
antarmuka/interface output.
b. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan sumber ac
menjadi tegangan dc rendah yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-
rangkaian di dalam modul-modul antarmuka input dan output.

c. Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan program yang


dibutuhkan ke dalam memori. Perangkat pemrograman umumnya tidak

2
tersambung secara permanen ke PLC, dan dapat dipindahkan dari satu
pengontrol ke pengontrol lainnya tanpa mengganggu operasi-operasi yang
sedang berjalan.
d. Unit memori adalah tempat menyimpan program yang digunakan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor.
e. Bagian input dan output adalah antarmuka di mana prosesor menerima
informasi dari (dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke) perangkat-
perangkat eksternal (peralatan input dan peralatan output).
Gambar 1 menampilkan konfigurasi dasar PLC.

Perangkat
Pemrograman

Memori

Input
Antar-muka
device
Input

Outpu
t
Antar-muka devic
PROSESOR
Output e

Catu Daya
(Power Supply)

Gambar 1. Konfigurasi dasar PLC

PLC bekerja berdasarkan data atau sinyal yang diterima dari peralatan
input (input device) seperti saklar, tombol atau sensor. Data yang masuk berupa
sinyal-sinyal analog dan kemudian diubah oleh modul input menjadi sinyal-sinyal
digital. Selanjutnya data yang telah diubah tersebut diproses di Central
Processing Unit (CPU) dalam PLC. Sinyal tersebut diproses sesuai dengan
program yang telah diinput ke dalam memorinya. Hasil kerjanya yang masih
merupakan sinyal digital selanjutnya diteruskan ke modul output untuk diubah
kembali menjadi sinyal- analog yang nantinya akan menggerakkan peralatan
output (output device) seperti kontaktor atau relai.
3
Unit Input/Output (I/O)
Unit I/O menyediakan antarmuka (interface) yang menghubungkan
sistem dengan dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan
(koneksi) antara perangkat-perangkat input (misalnya sensor, push-button),
dengan perangkat-perangkat output (misalnya motor, solenoid), melalui kanal-
kanal I/O. Demikian pula, melalui unit I/O, program-program dimasukkan dari
panel program. Setiap titik I/O memiliki sebuah alamat yang unik yang dapat
digunakan oleh CPU.
Sebuah PLC berukuran kecil biasanya hanya memiliki satu bentuk input,
misalnya 24 V. Contoh rangkaian input pada PLC OMRON model CPM1A-
20CDR-A diperlihatkan pada gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian input PLC OMRON model CPM1A-20CDR-A.

Dari konfigurasi rangkaian input, terlihat bahwa secara fisik rangkaian


pada modul ini terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini
menggunakan optocoupler dengan dua buah dioda pemancar yang dipasang
antiparalel. Hal ini dilakukan untuk tujuan flesibilitas penyambungan terminal
input dengan catu daya penggerak sensor atau saklar yang terhubung. Dalam hal
ini, terminal common pada modul dapat dihubungkan baik dengan polaritas yang
lebih positif atau lebih negatif dari catu dayanya. Tegangan input 24 V DC dapat
diambil dari sumber tegangan yang disediakan oleh PLC (built-in), atau
menggunakan power supply sendiri yang terpisah dari sistem PLC.

4
Kanal-kanal output seringkali digolongkan ke dalam tiga tipe/jenis, yaitu:
tipe relay, tipe transistor, dan tipe triac. Sebagai contoh, unit output PLC
OMRON CPM1-20CDR-A, adalah tipe relai. PLC ini memiliki 8 output dengan 4
terminal COM, sehingga dapat mengontrol 4 jenis beban yang berbeda tegangan
kerjanya.

Out
Output L
LED

~
L
Interal x
Circuit ~
COM Maksimum
250 VAC, 2 A
24 VDC, 2A

Gambar 3. Konfigurasi rangkaian output PLC OMRON mod. CPM1A-20CDR-A

Perangkat Input-Output
Perangkat-perangkat input mencakup perangkat-perangkat digital dan
analog, seperti saklar mekanis untuk mengetahui posisi, saklar jarak, saklar
fotoelektris, saklar suhu dan tekanan, potensiometer, transformator diferensial
variabel linear (LVDT), pengukur regangan (stain gauge), termistor,
termotransistor, dan lain-lain. Sensor-sensor yang menghasilkan output
digital/diskrit, yaitu kondisi ‘hidup’/’mati’ (ON/OFF), dapat dihubungkan dengan
mudah ke port-port input PLC.
Secara umum, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC
digunakan untuk mengontrol sebuah aktuator yang selanjutnya akan mengontrol
suatu proses. Aktuator mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan mekanis
yang kemudian digunakan untuk mengontrol proses. Perangkat-perangkat output
antara lain relai, kontaktor, katup solenoid, dan motor listrik.

5
Jenis input dan output dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan obyek yang akan
dikontrol. Selain jenis peralatan input/output yang akan digunakan, perlu
diperhatikan kebutuhan arus dari peralatan input. Apabila peralatan output yang
akan diatur oleh PLC melebihi kemampuan arus dari internal PLC maka perlu diberi
peralatan bantu sebagai interface sebelum ke peralatan yang membutuhkan arus
besar. Tipe modul I/O seperti dijelaskan di atas merupakan tipe digital. Selain itu
juga terdapat modul I/O analog.
Dalam percobaan ini akan digunakan PLC OMRON CPM1A-20CDR-A. Pengenalan
terhadap struktur memori suatu PLC sangat diperlukan, agar supaya dapat
menggunakannya dengan tepat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pada PLC Omron CPM1, terdapat beberapa memori yang memiliki fungsi-fungsi
khusus. Masing-masing lokasi memori memiliki ukuran 16-bit atau 1 word. Tabel 1
memperlihatkan Data Area PLC Omron CPM1.
Tabel 1. Data Area PLC Omron CPM1.

6
Daerah IR merupakan daerah yang paling sering digunakan. Bagian
memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan PLC.
Beberapa bit berhubungan langsung dengan terminal masukan (input) dan
keluaran (output). Daerah memori IR terbagi atas tiga macam area, yaitu area
masukan (input area), area keluaran (output area), dan area kerja (work area).
Untuk mengakses memori ini, cukup dengan menuliskan angkanya saja, 000
untuk masukan, 010 untuk keluaran, dan 200 untuk memori kerja.
PLC OMRON Model CPM1A-20CDR-A, membutuhkan catu daya/power suplly
AC, output method: relay output, mempunyai jumlah point input dan output = 20
(input points = 12, alamat 000.00 s.d. 000.11 atau 0.00 s.d. 0.11, dan output points
= 8, alamat 010.00 s.d. 010.07 atau 10.00 sd. 10.07). Terminal input-output PLC
OMRON Model CPM1A-20CDR-A diperlihatkan pada gambar 4.

Alamat Input: 000.00 s/d 000.11

Alamat Output: 010.00 s/d 010.07

Gambar 4. Alamat terminal input-output PLC OMRON CPM1A-20CDR-A

Daerah/area lain yang juga sering digunakan dalam program adalah SR Area dan
Timer/Counter Area. Daerah SR merupakan bagian khusus dari lokasi memori
yang digunakan sebagai bit-bit kontrol dan status (flag), paling sering digunakan
untuk pencacah dan interupsi. Misalnya, SR253.13 (atau 253.13 saja) adalah
Always ON Flag atau nilainya selalu ON selama PLC dihidupkan, sedangkan
SR253.14 (atau 253.14 saja) adalah Always OFF Flag atau nilainya selalu OFF

7
selama PLC dihidupkan. SR255.04 (atau 255.04 saja) digunakan sebagai Flag
CARRY (CY). SR255.05, SR255.06, dan SR255.07 masing-masing digunakan
untuk menyimpan status Lebih Besar Dari (Greater Than), Sama Dengan
(Equals), dan Lebih Kecil Dari (Less Than) hasil dari fungsi perbandingan CMP.
Daerah Timer/Counter digunakan untuk menyimpan nilai-nilai pewaktu atau
pencacah. Untuk PLC CPM1A terdapat 128 lokasi (TC000 sampai TC127).
Instruksi Timer dan Counter pada PLC OMRON sebagai berikut.
a. Instruksi Timer (TIM)
Intruksi TIM (timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay-ON dan juga
sebagai rangkaian delai. Sebenarnya instruksi TIM adalah instruksi
pengurangan dari pewaktu yang membutuhkan nomor dari timer (mulai
dari 0 hingga nomor terakhir ditentukan sesuai dengan tipe PLC) dan nilai
set (set value) yang berkisar dari 0000 sampai 9999 atau jika dikonversi ke
dalam detik membentuk waktu 0 sampai 999,9 detik.

N = Nomor timer 000 hingga 127


TIM N
SV SV = Set Value (0 – #9999)

Gambar 5a. Simbol ladder diagram untuk instruksi TIMER

b. Instruksi Counter (CNT)


CNT (COUNTER) adalah sebuah alat penghitung. Penurunan bernilai satu
hitungan setiap kali sebuah sinyal input berubah dari OFF ke ON. Counter
harus diprogram dengan input hitung (CP), input reset (R), angka
counter
(N) dan nilai set (SV). Nilai set ini dapat berkisar dari 0000 sampai 9999.

N = Nomor counter 0 – 127


CP CNT N SV = Set Value
R SV

Gambar 5b. Simbol ladder diagram dari instruksi COUNTER

Nomor counter tidak boleh sama dengan nomor timer karena keduanya terbagi
dalam area data yang sama dalam memori PLC.

8
Instruksi CNTR(12) – Reversible Counter

Range:
: Nomor TC 000 - 511
N
SV : Set value (word, BCD) IO, AR, DM, HR,
LR, #
Tujuan:

The CNTR(12) adalah reversible, up/down circular counter, sehingga bisa dipakai
untuk menghitung antara nol dan SV [set value] tergantung dari dua masukan,
apakah increment pada input (II) atau decrement pada input (DI).
Nilai saat itu (PV) akan naik satu jika input II mendapat masukan ON kemudian
OFF, dan akan turun satu jika input DI mendapat masukan ON kemudian OFF.
Jika keduanya mendapatkan masukan bersama maka nilai saat itu tidak berubah..
Jika nilai saat itu 0000 dan mendapat masukan turun maka nilai saat itu akan
berubah ke nilai set value SV dan Completion Flag akan ON, jika nilai saat itu
melebihi SV maka PV akan menjadi 0000. CNTR(12) akan reset [nilai saat itu
menjadi nol] jika input reset R berubah dari OFF ke ON.PV tidak akan
naik/turun selama R ON kemudian akan menghitung lagi jika R OFF. Nilai PV
untuk CNTR(12) tidak akan reset pada saat program interlock atau oleh karena
gangguan supply.

Instruksi CMP(20) - Compare

Range:
word pertama IO, AR, DM, HR, TC, LR, #
Cp1:
Cp2: word IO, AR, DM, HR, TC, LR, #
Tujuan:kedua
Membandingkan Cp1 dan Cp2 dan hasilnya disimpan di flag GT, EQ dan LT pada
SR area.

9
DAFTAR ALAT DAN BAHAN
PLC Omron CPM1-20CDR-A
Komputer (dilengkapi program CX-Programmer).
Programming Console
Kontaktor
Motor induksi tiga fasa atau beban listrik lainnya
Katup solenoid dan silinder pneumatik
Obeng
Kabel-kabel

GAMBAR RANGKAIAN DAN ALAT

Gambar 6 memperlihatkan elemen-elemen dasar PLC OMRON dan hubungannya


dengan komputer sebagai peralatan pemrograman. Sebagai peralatan komunikasi
antara komputer dan PLC digunakan RS232C, atau dengan CQM1-CIF02.

Gambar 6.Elemen-elemen dasar PLC OMRON yang dihubungkan dengan komputer


sebagai peralatan pemrograman

Hubungan peralatan input dan output dengan PLC, disesuikan dengan job yang
dipraktikkan.

10
5. LANGKAH KERJA

Secara umum, langkah percobaan setiap job digambarkan dalam bentuk


diagram alir seperti pada gambar 7.
Start

Deskripsi Kontrol

Merencanakan alamat
I/O

Penulisan Program ke
Diagram Tangga

Pemrograman

Simulasi Program

Program Tidak
Koreksi Kembali
Benar?

Ya

I/O disambung dengan


Peralatan Luar

Uji Kerja

Bekerja Tidak
Koreksi Sambungan
Benar?

Ya

Simpan Program

Kontrol Siap Kerja

END

Gambar 7. Diagram alir pengujian/percobaan PLC

11
Percobaan ini terdiri dari 4 job, yaitu:
Pengendalian motor listrik dengan dua arah putaran,
Pengaturan lampu lalu lintas,
Kontrol pengepakan buah,
Kontrol parkir kendaraan.

1) Pengendalian Motor Listrik dengan Dua Arah Putaran


a. Pelajari deskripsi kontrolnya sebagai berikut.

Sistem di-ON dan di-OFF dengan 4 push button (PB). Jika PB 1 ditekan, maka
motor berputar ke kanan (cw) ditandai dengan bekerjanya kontaktor 1 dan akan
tetap berputar meskipun PB 1 dilepas. Motor akan OFF jika PB 2 ditekan. Jika PB
3 ditekan, maka motor berputar ke kiri (ccw) ditandai dengan bekerjanya
kontaktor 2 dan akan tetap berputar meskipun PB 3 dilepas. Motor akan OFF jika
PB 4 ditekan. Kontaktor 1 dan 2 tidak boleh bekerja bersamaan. Rangkaian daya
dan rangkaian kontrol konvensional (kontrol relai) sistem tersebut diperlihatkan
pada Gambar 8.
L1 L2 L3 N

PB1 K1 PB3 K2

PB2 PB4

13 5135
K2 K1
K1 K2
246246

K1 K2




Gambar 8.Rangkaian daya,danrangkaian kontrol pengoperasian motor


dengan 2 arah putaran

12
b. Buat pengaturan alamat peralatan input dan output seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Pengaturan alamat peralatan input dan output percobaan job 1
Input Output
Pengalamatan dan Peralatan Pengalamatan Peralatan
0.04 PB1 (NO) 10.00 K1
0.00 PB2 (NC)
0.02 PB3 (NC) 10.01 K2
0.04 PB4 (NO)

c. Buat program seperti pada gambar 13 (gunakan PLC OMRON).


d. Input program tersebut dan simulasikan.
e. Perhatikan hasilnya apakah sudah sesuai dengan deskripsi kontrol yang telah
ditentukan. Jika sudah sesuai, hubungan PLC dengan peralatan yang akan
dikendalikan, seperti pada gambar 9.
f. Jalankan sistem tersebut, amati hasilnya dan buat kesimpulan hasil
pengamatan.

Input Output
000 010

11 07
.

P
.
. K2
.
. 03
PB 4 .

01
02
PB 3

PB 2
01
L COM
K1

00
PB 1

C
00

COM

COM

220 V AC 24 V DC

Sumber
tegangan untuk
peralatan output

Gambar 9. Rangkaian pengawatan peralatan I/O dengan PLC untuk


pengontrolan motor dalam dua arah putaran.

13
Pengembangan Job 1 (rangkaian sama dengan job 1)

Jika saklar push-button PB1 ditekan, motor akan berputar kanan (cw) selama 10
detik, kemudian berhenti selama 5 detik. Selanjutnya, secara otomatis motor
berputar kiri (ccw) selama 10 detik, kemudian berhenti selama 5 detik. Demikian
seterusnya, dan motor akan berhenti jika push-button PB2 ditekan.
Buat programnya seperti pada gambar 14.

2) Pengaturan Lampu Lalu Lintas


a. Pelajari deskripsi kontrolnya sebagai berikut.

Salah satu aplikasi dari Timer adalah pengaturan lampu lalu lintas, yang terdiri
dari 6 lampu (H1, K1, M1, H2, K2, M2) dengan diagram pewaktuan
diperlihatkan pada gambar 10.
0.06 Saklar untuk meng-ON sistem

10.00 H1

10.01 K1

10.02 M1

10.03 M2

10.04 H2

10.05 K2

10" 5" 10" 5" t

Gambar 10. Timing diagram simulasi pengaturan lampu lalu-lintas

Buat pengaturan alamat peralatan input dan output seperti pada tabel 5.
Buat program seperti pada gambar 15 (gunakan PLC OMRON).
Input program tersebut dan simulasikan.
Perhatikan hasilnya apakah sudah sesuai dengan deskripsi kontrol yang telah
ditentukan. Jika sudah sesuai, hubungkan PLC dengan peralatan yang akan
dikendalikan.

14
Tabel 5. Pengaturan alamat peralatan output percobaan job 2
Input Output
Pengalamatan Peralatan Pengalamatan Peralatan
0.08 (NO) SAKLAR 1 10.07 L1
10.08 L2
10.06 L3
10.05 L4

f. Jalankan sistem tersebut, amati dan buat kesimpulan berdasarkan hasil


pengamatan.

3) Kontrol Pengepakan Buah


a. Pelajari deskripsi kontrolnya sebagai berikut.
PLC dapat digunakan untuk mengontrol proses pengepakan apel ke dalam
boks (seperti pada gambar 11a). Aplikasi semacam ini digolongkan pada aplikasi
pengepakan (packing application), dan kasusnya bermacam-macam. Pada contoh
aplikasi ini, ketentuannya adalah sebagai berikut:
- Saat tombol START diaktifkan (ON) maka konveyor pembawa boks
(KON_BOX) akan jalan/ON.
- Jika sensor boks (SEN_BOX) mendeteksi keberadaan boks maka konveyor
pembawa boks akan berhenti dan konveyor pembawa apel mulai dijalankan.
- Sensor apel (SEN_APEL) akan menghitung hingga 10 buah apel, kemudian
menghentikan konveyor pembawa apel (pencacah/counter apel akan direset)
dan proses dijalankan dari awal lagi, demikian seterusnya hingga tombol
STOP dipencet. Diagram pewaktuannya ditunjukkan pada gambar 11b.
b. Buat pengaturan alamat peralatan input dan output seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Pengaturan alamat peralatan input dan output percobaan job 3


Input Output
Pengalamatan Peralatan Pengalamatan Peralatan
0.01 (NO) PB1 (START) 10.01 CONV BOX
0.02 (NC) PB2 (STOP) 10.02 CONV IKAN
0.00 (NO) SENSOR
SAYUR KOL
0.04 (NO) SENSOR
BOX

15
(a)

00006

(b)
Gambar 11.(a). Sistem pengepakan apel ke boks (b). Diagram pewaktuan

Buat program seperti pada gambar 16 (gunakan PLC OMRON).


Input program tersebut dan simulasikan.

Perhatikan hasilnya apakah sudah sesuai dengan deskripsi kontrol yang telah
ditentukan. Jika sudah sesuai, hubungkan PLC dengan peralatan yang akan
dikendalikan.
Jalankan sistem tersebut, amati dan buat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.

16
Gambar Job 1

17
Gambar Job 2

18
Gambar Job 3

19
20
6. JOURNAL PRAKTIKUM

Pada job 1 yaitu pengendalian motor listrik dengan dua arah putaran
menjelaskan bahwa sistem di ON dan di OFF dengan 4 push button (PB).
Artinya jika PB 1 ditekan, maka motor akan berputar ke kanan dan
kontaktor 1 akan bekerja dan akan tetap berputar meskipun PB 1 dilepas
karena ada pengunci pada PB 2 (NC). Motor akan OFF jika PB 2 ditekan
karena akan berada pada posisi terbuka (NO). dan tidak ada arus yang
dilalui. Kemudian jika PB 3 ditekan, maka motor akan berputar ke kiri dan
kontaktor 2 akan bekerja dan akan tetap berputar meskipun PB 3 dilepas
karena ada pengunci pada PB 4 (NC). Motor akan OFF jika PB 4 dtekan
karena akan berada pada posisi terbuka (NO) dan tidak ada arus yang
dilalui.

Pada job 2 yaitu pengaturan lampu lalu lintas, menjelaskan bahwa


salah satu komponen yang digunakan pada job ini adalah Timer, dan
komponen yang digunakan terdiri dari 6 lampu (H1, K1, M1, H2, K2, M2)
dengan diagram pewaktuan diperlihatkan pada gambar job 2. Jika saklar 1
ditekan maka lampu 1 (L1) akan menyala kemudian disambungkan dengan
timer yang berfungsi untuk mengatur waktu menyalanya lampu berikutnya
dengan durasi waktu yaitu 3 detik. Setelah 3 detik lampu 1 (L1) akan mati
dan lampu 2 (L2) akan menyala , setelah 5 detik berikutnya Lampu 2 (L2)
akan mati dan lampu 3 (L3) akan menyala. Dan setelah 7 detik berikutnya
lampu 4 akan menyala dan setelah 10 detik berikutnya Kembali ke lampu 1
(L1) akan menyala dan lampu 4 (L4) akan mati karena sudah diberi
pengunci oleh Timer 4 untuk Kembali ke lampu 1 (L1) jika 10 detik sudah
berlalu.

Pada job 3 yaitu Kontrol pengepakan apel ke boks, menjelaskan


bahwa PLC dapat juga digunakan untuk mengontrol proses pengepakan
apel ke dalam box (seperti pada gambar 11a). Pada contoh aplikasi ini,
ketentuannya sebagai berikut :
 Saat tombol START diaktifkan (ON) maka konveyor pembawa box akan
bergerak
 Jika sensor box (SENSOR BOX) mendeteksi keberadaan box maka
konveyor pembawa box akan berhenti dan konveyor pembawa apel juga
mulai bergerak.
 Sensor apel (SENSOR APEL) akan menghtiung hingga 5 buah apel,
kemudian menghentikan konveyor pembawa apel (pencacah/counter apel
akan direset) dan proses dijalankan dari awal lagi, begitupun seterusnya
sampai tombol STOP dipencet.

21
 Sensor box dan sensor apel akan akan bekerja karena disambungkan
komponen counter (CNT) yang berfungsi sebagai sensor box dan sensor
apel

7. KESELAMATAN KERJA

a. Jangan menghidupkan atau meng-ON-kan sumber tegangan pada saat


sedang membuat rangkaian, dan atau belum disetujui oleh pembimbing.
b. Demi keamanan peralatan dan komponen, usahakan selalu ada pengaman
(fuse) dalam setiap rangkaian yang anda buat.
c. Pastikan semua komponen yang digunakan dalam rangkaian percobaan
mendapat tegangan sesuai dengan tegangan kerja dari komponen tersebut.
d. Jangan menghubungkan rangkaian daya tiga fasa pada motor listrik, jika
rangkaian kontrol tidak bekerja sesuai deskripsi kontrol yang telah
ditentukan.

8. KESIMPULAN

1. Konsep Programmable Logic Controller adalah sebagai berikut:


a. Programmable, menunjukkan kemampuan untuk menyimpan
program yang telah dibuat ke dalam memory, yang dengan mudah
dapat diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
b. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
c. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan
mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Sedangkan menurut National Electrical Manufacturing
Assosiation (NEMA), PLC didefinisikan sebagai suatu perangkat
elektronik digital dengan memori yang dapat diprogram untuk
menyimpan instruksi-instruksi yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik
seperti: logika, sekuen, timing, counting, dan aritmatika untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang
diinginkan.

22
2. Fungsi Umum
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
a. KontroLSekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
b. MonitoringPlant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi
batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

3. Fungsi Khusus
Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai
pemberi masukan (input) ke CNC (Computerized Numerical
Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya
jika dibandingkan dengan PLC. Perangkat ini, biasanya dipakai
untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainya.
4. Umumnya sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar.

a. Unit prosesor atau central processing unit (CPU) adalah unit yang
berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input
dan melaksankan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan
program yang tersimpan di dalam memori, lalu
mengkomunikasikan keputusan- keputusan yang diambilnya sesuai
sinyal-sinyal kontrol ke antarmuka/interface output.

b. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan


sumber ac menjadi tegangan dc rendah yang dibutuhkan oleh
prosesor dan rangkaian- rangkaian di dalam modul-modul
antarmuka input dan output.

23
d. Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan
program yang dibutuhkan ke dalam memori. Perangkat
pemrograman umumnya tidak tersambung secara permanen ke
PLC, dan dapat dipindahkan dari satu pengontrol ke pengontrol
lainnya tanpa mengganggu operasi-operasi yang sedang berjalan.
tersambung secara permanen ke PLC, dan dapat dipindahkan dari
satu pengontrol ke pengontrol lainnya tanpa mengganggu operasi-
operasi yang sedang berjalan.

e. Unit memori adalah tempat menyimpan program yang digunakan


untuk melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan oleh
mikroprosesor

f. Bagian input dan output adalah antarmuka di mana prosesor


menerima informasi dari (dan mengkomunikasikan informasi
control ke) perangkat perangkat eksternal (peralatan input dan
peralatan output)

24
7. Daftar Pustaka
1. Bolton, William. 2004. Programmable Logic Controller (PLC). Alih Bahasa: Irzam Harmein.
Jakarta: Erlangga.

2. OMRON. 2001. Beginner’s Guide to PLC. Version 2.0. Singapore: Omron Asia Pasific
Pte. Ltd.

3. OMRON. 2001. Sysmac CPM1/CPM1A/CPM2A/CPM2C/SRM1(-V2) Programmable


Controllers: Programming Manual. Japan: Omron Corporation.

4. Putra, Agfianto Eko. 2004. PLC: Konsep, Pemrograman dan Aplikasi. Yogyakarta: Gava
Media.

5. Https://ndoware.com/apa-itu-plc.htm

25

Anda mungkin juga menyukai