Anda di halaman 1dari 12

INPUT DAN OUTPUT PLC

MODUL INPUT PLC


Modul input / output PLC pada dasarnya adalah antarmuka yang mengoneksikan PLC
dengan peralatan input / output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini, PLC
mengindra besaran-besaran fisik (posisi, gerakan, level, arus, tegangan) yang terasosiasi dengan
sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program yang tersimpan di memori
PLC.
Secara fisik, rangkaian input/output dengan unit CPU tersebut terpisah Secara kelistrikan.
Hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada peralatan input output tidak menyebabkan terjadinya
hubung singkat pada unit CPU. isolasi rangkaian modul dari CPU ini umumnya menggunakan
rangkaian otocoupler

Gambar 1 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan DC

Gambar 2 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan AC

Gambar 3 rangkaian internal input PLC dengan input tegangan AC/DC


Dari gambar 1 sampai gambar 3, terlihat bahwa secara fisik rangkaian pada modul ini
terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini menggunakan optocoupler dengan
dua buah diode pemancar yang dipasang antiparalel. Hal ini dilakukan untuk tujuan fleksibilitas
penyambungan terminal input dengan catu daya penggerak sensor atau saklar yang terhubung.
Dalam hal ini, terminal common pada modul dapat dihubungkan balk dengan polaritas yang
lebih positif atau lebih negatif dari catu dayanya
Besar arus yang mengalir di dalam sebuah terminal input ketika sebuah saklar tertutup
umumnya berada dalam satuan miliampere (tipikalnya adalah 7 miliampere). Arus sebesar ini
telah cukup untuk menggerakkan basis transistor pada optocoupler menjadi ON. Jika
menggunakan sumber tegangan yang lebih kecil dari yang telah ditentukan oleh vendor PLC
yang dipakai maka akan terjadi situasi undercurrent, yaitu arus yang mengalir pada modul tidak
dapat menggerakan basis transistor pada optocoupler tersebut

MODUL OUTPUT PLC


Pada Modul output PLC ada tiga jenis output PLC yang juga populer di pasaran, yaitu:
Relay, Transistor, Triac.
output Relay
output PLC jenis relay adalah yang paling fleksibel penggunaannya karena dapat
menggerakkan beban AC maupun DC. kelemahannya terletak pada tanggapan switching-nya
yang relatif lambat (sekitar 10 ms ), dan akan mengalami kerusakan setelah beberapa juta siklus
switching.

Gambar 4 rangkaian internal output PLC Jenis relay

Besar rating arus untuk setiap terminal umumnya tidak boleh melebihi 2 A untuk tegangan
220 volt (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada manual PLC yang digunakan). Bila batas besar
rating arus ini dilampaui, akan menimbulkan kerusakan pada modul output nya. Jika keluaran
yang akan dikontrol merupakan beban yang relatif besar (mengalirkan arus dengan jumlah besar)
maka akan lebih aman jika output relay ini mengontrol beban tersebut lewat relay luar.
output transistor
output PLC jenis transistor, beban yang dapat dikontrol terbatas pada beban-beban jenis DC
saja. (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah 1 A, dengan waktu respons kurang dari 1
ms)
Berdasarkan transistornya, ada dua jenis output PLC ini: (1) jenis NPN dan (2) jenis PNP.
Pada prinsipnya kedua jenis keluaran ini adalah sama, yaitu dapat mengalirkan arus atau daya
dalam satu arah saja. Ada dua jenis mode operasi transistor ini: (1) transistor digunakan sebagai
penguat linier, dan (2) transistor digunakan sebagai saklar. Dalam rangkaian internal PLC,
Iransistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan cara mengoperasikan pada daerah jenuhnya.
Perlu ditekankan di sini, walaupun transistor ini berlaku sebagai saklar, tetapi secara praktis
akan selalu ada drop tegangan pada saklar ini (antara kaki collector terhadap emiter) yang
besarnya berkisar antara 1-2 volt

Gambar 5 rangkaian internal output PLC Jenis Transistor

jenis keluaran transistor NPN. Dari gambar, terlihat bahwa terminal common pada modul
output harus selalu dihubungkan dengan sumber tegangan positif (ingat, transistor dalam
operasinya hanya akan mengalirkan arus dari collector ke emiter jika tegangan collector lebih
positif dari tegangan emitter
Modul output PLC jenis PNP memiliki prinsip kerja kebalikan dari jenis NPN yang telah
dibahas di atas.
output jenis triac
output Triac terbatas pada beban jenis AC (besar arus yang bisa dilewatkan umumnya adalah
1 A, dengan waktu respons kurang dari 1 ms)
Triac adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi mengalirkan arus bolak-balik.
Arus yang dialirkan dikontrol oleh terminal gate pada triac tersebut dalam modul output PLC
jenis ini, triac digunakan untuk memerlukan gerakkan beban-beban AC lewat rangkaian
internalnya

Gambar 6 rangkaian internal output PLC Jenis Triac

ANALOG INPUT PLC


Selain dapat mengolah sinyal digital, PLC juga dapat mengolah sinyal analog. Modul ini
biasanya didesain untuk membaca sinyal-sinyal standard industri yakni 0 5 V, 10 V, atau 4
20 mA. Untuk menggunakan analog input, modul ini harus dihubungkan ke rangkaian PLC dan
ditentukan Unit No.-nya. Unit No. ini ditentukan dengan cara mengatur skrup Mach No. di depan
Modul Analog Unit. Skrup Mach No. ini ada 2 buah: satu skrup puluhan (x10) dan satu skrup
satuan (x10). Jika ingin membuat modul ini memiliki Unit No. 12, putar skrup puluhan ke
angka 1 dan skrup satuan ke angka 2. Selain itu, di IO Table dan Unit Setup pada CX-
Programmer juga harus diberi Unit No. yang sama. Ingat, Unit No. modul ini tidak boleh sama
dengan modul lain karena akan bertabrakan pengalamatan memorinya.
Gambar 7 Terminal Modul Analog input (No. Unit)

Pengalamatan nomer modul bisa dilihat pada table berikut:


Switch Unit Word allocated in Word allocated in
setting number special I/O unit area in special I/O unit area in
CIO Area DM Area
0 Unit #0 CIO 2000 to 2009 D20000 to D20099
1 Unit #1 CIO 2010 to 2019 D20100 to D20199
2 Unit #2 CIO 2020 to 2029 D20200 to D20299
3 Unit #3 CIO 2030 to 2039 D20300 to D20399
4 Unit #4 CIO 2040 to 2049 D20400 to D20499
5 Unit #5 CIO 2050 to 2059 D20500 to D20599
to to to to
n Unit #n CIO 2000 + (n x 10) to D20000 + (n x 100) to
CIO 2000 + (n x 10) + D20000 + (n x 100) +
9 99

Sebagai contoh, modul CJ1W-AD081-V1 mempunyai 8 terminal input. Jadi, jika Unit No.
nya 2, maka memori CIO (memori penempatan I/O) berada di alamat CIO 2020 hingga CIO
2027. Memori CIO adalah memori penempatan data input/output pada modul analog. Untuk
modul analog input, nilai masukan analog yang terbaca di terminal input disimpan di memori ini
setelah dikonversi menjadi data biner 16-bit bertipe signed integer.
Sehingga apabila modul CJ1W-AD081-V1 dengan seting Unit No. nya 2, maka data hasil
konversinya disimpan pada alamat CIO 2020 sampai CIO 2027.
Selain penentuan alamat memori, jenis input yang dibaca juga harus ditentukan (tegangan
atau arus). Penentuan ini dilakukan dengan mengubah switch di bagian belakang terminal
(gambar di bawah).
Gambar 8 Terminal Modul Analog input (Switch pemilihan input)

Setelah itu input bisa diakses dengan memindahkan datanya dari CIO ke DM dengan
menggunakan instruksi MOV pada ladder diagram.

Gambar 9 contoh program pembacaan input analog


Dengan instruksi MOV tadi, data sinyal analog yang berasal dari input terminal 2 dapat
dibaca dan diolah.

ANALOG OUTPUT

modul analog output digunakan untuk mengeluarkan sinyal analog dari PLC. Sinyal analog
yang dapat dikeluarkan umumnya berada dalam rentang sinyal-sinyal standard industri seperti 4
20 mA. Sama seperti pada modul analog input, modul analog output juga harus diatur Unit No.
nya terlebih dahulu untuk menentukan pengalamatan memorinya. Selain itu, resolusi dan jenis
outputnya juga bisa ditentukan (tegangan atau arus).

Cara mengeluarkan output analog mirip dengan cara membaca input analog, yakni dengan
cara memindahkan atau memasukkan data ke dalam memori CIO, tetapi dengan
sedikit perbedaan. Dalam mengeluarkan output analog, setelah memindahkan data ke memori
CIO, Conversion Enable Bit harus diset agar output dikonversi ke analog dan dikeluarkan.

Misalkan ingin mengeluarkan output analog dari modul CJ1W-DA042-V sebesar 2.5V pada
range tegangan 0 5V dengan resolusi 4000 (pengaturan resolusi bisa dilihat pada datasheet).
Maka nilai yang dikeluarkan adalah #07D0. Terminal output 2 dan Unit No. 3 (seting Unit No.
tidak boleh sama dengan modul lainnya karena akan mengakibatkan pengalamatannya
bertabrakan). Sehingga didapatkan alamat CIO 2031.

Gambar 10 contoh program mengeluarkan output analog

Setelah perintah MOV, digunakan perintah SET untuk me-set Conversion Enable Bit. Letak
bit ini berada pada alamat CIO 2000 + (10 x n) untuk Unit No. #n.

Gambar 11 alamat bit SET


Pada contoh ini, alamat Conversion Enable Bit ada pada CIO 2030 karena Unit No. bernilai
3. Bit yang di-set adalah bit ke-2 sehingga alamat yang di-set adalah CIO 2030.01. Dengan cara
yang sama, pengeluaran output analog juga dapat dilakukan pada pin-pin lainnya.

Daftar Pustaka
http://dunia-engineer.blogspot.co.id/2011/10/input-dan-
output-plc.html
Komunikasi antara plc dengan computer
KOMUNIKASI/ANTARMUKA PLC

Salah satu syarat dari PLC yang memadai adalah kemampuan dapat
berkomunikasi dengan peralatan luar, yang antara lain meliputi:

- Komunikasi Host Link.


Komunikasi ke komputer (satu PLC dengan satu Komputer).
Komunikasi satu ke n (satu komputer ke beberapa PLC).
Adaptor dan Kabel
- Komunikasi Link1 ke 1 PLC.
- Komunikasi Link NT.
- Antarmuka Peripheral.

1. Komunikasi Host Link

Adalah kemampuan PLC dihubungkan dengan komputer dalam pengendalian


peralatan yang dikoordinasikan oleh komputer. Komunikasi Host Link yang diizinkan
adalah sampai dengan 32 PLC OMRON yang dikontrol dari komputer induk.
Sambungan komputer dengan PLC dapat digunakan serial komunikasi dengan
bantuan konnektor seperti adaptor RS-232 dan RS-422.

Komunikasi ke komputer (satu PLC dengan satu Komputer).

Gambar 1.1 menunjukan metode-metode yang mungkin untuk sambungan 1


ke 1 antara CPM1 dan IBM PC/AT.
Gambar 1.1 Hubungan CPM1 Dengan PC

Komunikasi satu ke n (satu komputer ke beberapa PLC).

Maksudnya adalah menghubungkan satu buah komputer ke beberapa buah


PLC (max 32 buah PLC). Gambar 1.2 menunjukan cara menghubungkan 32 PLC
OMRON ke sebuah IBM PC/AT atau kompatiblenya.

Gambar 1.2 Satu Komputer dengan N buah PLC

Adaptor dan Kabel


Tabel 1.1 adalah daftar adaptor dan kabel yang digunakan dalam Komunikasi
Host Link.

Tabel 1.1 Adaptor dan Kabel Yang Digunakan Pada Host Link

Nama Kegunaan Nomor Model

Adaptor RS- Merubah ke level serial RS-232 CPM1-CIF01


232C atau RS-422

Adaptor RS-422 CPM1-CIF11

Kabel Menghubungkan Komputer dengan CQM1-CIF02


Penghubung PLC

Adaptor Link Merubah level RS-232 dengan RS- B500-AL004


422

1. Komunikasi Link 1 ke 1 PLC.

Beberapa buah PLC dapat dihubungkan dengan PLC lain disebut dengan Link 1
ke 1, sehingga apabila akan diciptakan sebuah area data dapat digabungkan antara
PLC tipe CPM1 + CQM1, atau C200HS dengan yang lainnya. Gambar 1.3 ditunjukan
contoh konfigurasi link 1 ke 1 antar PLC.

Pada perancangan tersebut perlu RS-232C adapter yang berfungsi untuk


mengubah format terminal dan RS-232 dengan nomor model CPM1-CIF01.

2. Komunikasi Link NT.

PC CPM1 dapat dihubungkan ke terminal yang dapat di program (antarmuka


link NT) misalnya touch screen yang berfungsi sebagai masukan (keypad) dan juga
sebagai keluaran (monitor), sehingga peralatan tersebut dapat mengeluarkan
gambar/display sekaligus dapat ditekan yang berfungsi sebagai tombol, seperti
ditunjukan pada gambar 1.4. Untuk hal tersebut diperlukan RS-232C adapter yang
berfungsi untuk mengubah format terminal ke level RS-232C dengan nomor model
CPM1-CIF01.
3. Antarmuka Peripheral.

Pemrograman CPM1 dapat dibuat atau diedit dengan Programming Console


atau Personal Computer dengan SYSWIN.

SYSWIN adalah software untuk merancang program ladder diagran yang


berjalan dibawah program windows. Apabila tidak menggunakan komputer untuk
memasukan program ke PLC maka harus dipakai Programming Console (berupa
keypad dan LCD) satu persatu dalam bentuk mnemonic, sehingga harus kita
terjemahkan ladder diagram satu persatu menjadi mnemonic kemudian ditulis
dengan programming console ke PLC. Tentunya lebih mudah jika menggunakan
laptop/dekstop komputer dengan software SYSWIN, karena tinggal menggambarkan
ladeer diagram dan komputer yang menterjemahkan ke mnemonicnya kemudian di
transfer ke PLC.

Gambar 1.3 Konfigurasi Link 1 ke 1 Antar PLC

Gambar 1.4 Konfigurasi Link PLC dengan Touch Screen


Programming Console

Apabila digunakan Programming Console untuk menuliskan program ke PLC


maka type yang dapat digunakan adalah CQM1-PR001 atau C200H-PR027-E

Konfigurasi hubungan ke CPM1 seperti diperlihatkan pada gambar 1.5 berikut.

Gambar 1.5 Konfigurasi Programming Console Dengan PLC

Software Pendukung Pemrograman

Apabila dopergunakan komputer untuk merancang sekaligus memasukan


program ke PLC, maka dapat digunakan software SYSWIN yang bekerja pada
komputer IBM PC/AT atau kompatiblenya. Konfigurasi hubungan antara komputer
dengan PLC ditunjukan pada gambar 1.6. Tabel 1.2 adalah daftar peralatan yang
digunakan untuk melakukan hubungan keduanya.
Gambar 1.6 Konfigurasi Komputer Dengan PLC

Tabel 1.2 Daftar Peralatan Untuk Hubungan Komputer Dengan PLC

Nama Kegunaan Nomor Model

Adaptor RS-232 Mengubah format terminal CPM1-CIF01


peralatan

Kabel penyambung Digunakan untuk CPM1-CIF02


menghubungkan IBM PC/AT atau
Kompetiblenya (panjang : 3.3)

Ladder Support Untuk IBM PC/AT atau SYSWIN


Software (Windows Kompetiblenya (3.5 disk 2HD)
Version)

Daftar Pustaka
http://pebriyadi.blogspot.co.id/2012/05/komunikasiantar
muka-plc.html

Anda mungkin juga menyukai