Rancang Bangun Counter Naik Menggunakan Aplikasi Logism
NAMA KELOMPOK Fabrianne Setiawati Sudono (31310008) Marid Candra Saputro (311310015)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2013 2
Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 4 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 4 1.4 Tujuan ...................................................................................................................... 4 BAB II Isi 2.1 Landasan Teori......................................................................................................... 5 2.1.1 Counter Up ..................................................................................................... 6 2.1.2 Counter Down ................................................................................................ 6 2.2 Dasar Teori Counter ................................................................................................. 6 2.3 Dasar Teori Seven Segment ..................................................................................... 6 2.3.1 Common Anoda .............................................................................................. 7 2.3.2 Common Katoda ............................................................................................. 7 2.4 Perancangan Counter dan Seven Segment ............................................................... 7 2.5 Gambar Rangkaian................................................................................................... 8 BAB III Pembahasan 3.1 Pengujian Rangkaian ............................................................................................... 11 3.2 Tabel Kebenaran ...................................................................................................... 12 3.3 Prinsip Kerja Rangkaian .......................................................................................... 12 BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 17 4.2 Daftar Pustaka.............................................................................................................. 17
3
BAB I Pendahuluan
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan praktikum logika digital ini. Praktikum ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di program studi teknik informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Machung. Laporan praktikum ini disusun sebagai tugas akhir untuk melengkapi nilai-nilai dalam semester pertama ini. Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Dosen 2. Mahasiswa teknik Informatika Machung Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. 1.1 Latar Belakang Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Untuk menyatukan beberapa logika, kita membutuhkan operator logika dan untuk membuktikan kebenaran dari logika, kita dapat menggunakan tabel kebenaran. Tabel kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik. Dengan tabel kebenaran, suatu persamaan logika ataupun proposisi bisa dicari nilai kebenarannya. Rangkaian digital adalah sistem yang mempresentasikan sinyal sebagai nilai diskrit. Dalam sebuah sirkuit digital, sinyal direpresentasikan dengan satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high, active, true,) dan 0 (low, nonactive, false). Contoh rangkaian digital yaitu rangkaian BCD to seven segment yang merupakan rangkaian logika kombinasional. Rangkaian ini digunakan untuk mengkonversikan suatu nilai desimal terkode biner (BCD) ke pola segmen yang sesuai pada display seven segment. Dekoder adalah suatu rangkaian kombinasional yang mengkonversikan informasi biner dari n jalur input ke jalur output. Nama dekoder juga digunakan untuk beberapa code conventer seperti mislanya BCD-to-seven-segment decoder. Salah satu fungsi dari dekoder adalah mengkonversikan kode yang diberikan pada inputnya ke sinyal output yang eksklusif. Angka-angka yang dimiliki pada BCD adalah 0 dan 1. Oleh karena itu dibuatlah suatu aplikasi dekoder sebagai up counter dimana inputan 4
yang diberikan pada alat ini adalah bilangan BCD dan outputnya akan berupa bilangan desimal yang bisa dilihat pada seven-segment display. Buktinya akhir-akhir ini perkembangan teknologi semakin mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam bidang teknologi informasi yang membuktikan bahwa informasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia seperti ditemukannya alat-alat digital seperti jam tangan digital, oven, mesin cuci dan lain-lain. Alat-alat semacam ini semakin mengalami kemajuan, dengan ditandai oleh semakin mudahnya penggunaan alat-alat ini. Berdasarkan hal tersebut, maka kami mencoba untuk membuat laporan ini tentang cara untuk menampilkan tulisan dengan gerbang seven segmen dan menggunakan aplikasi logism. Dalam laporan ini akan dijelaskan mengenai perancangan counter dengan 7 segment, pengujian rangkaian, dan prinsip kerja rangkaian. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara untuk merancang counter dan 7 segment? Apa prinsip kerja dari counter dan 7 segment tersebut? 1.3 BatasanMasalah Mengingat latar belakang masalah dalam laporan yang berusaha menjelaskan tentang indikator-indikator angka yang ada dalam alat-alat elektronik, dapat diperoleh laporan dengan rumusan masalah yang lebih luas.Karena luasnya ruang lingkup dalam bidang elektronika dan digital, maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas, pada hal hal yang menyangkut pada pembuatan dari alat BCD to7 segment dekoder saja yang bertujuan untuk mempermudah dalam pemahaman dan pengertian tentang masalah masalah pada BCD to 7 segment dekoder. Dan pada makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang masalah BCD to 7 segment dekoder yang secara garis besarnya , yang setiap bab membahas tentang BCD to 7 segment dekoder. Yang masing masing bab akan menguraikan tentang masalah masalah pada BCD to 7 segment dekoder ini, dengan harapan agar dapat mudah di mengerti dan di pahami serta sebagai acuan bagi penulis dalam pembuatan makalah ini, dan tidak jauh menyimpang dari pokok masalah yang akan di bahas. Membahas cara kerja gerbang logika yang digunakan Membahas cara kerja counter pencacah dengan seven segment 1.4 Tujuan Memahami cara kerja rangkaian counter pencacah menggunakan seven segment, Memahami gerbang logika yang digunakan dalam rangkaian counter pencacah Memenuhi syarat kurikulum penyelesaian mata kuliah praktikum logika digital 5
BAB II Isi 2.1 Landasan Teori Layar tujuh segmen (bahasa Inggris: Seven-segment display (SSD)) adalah salah satu perangkat layar untuk menampilkan sistem angka desimal yang merupakan alternatif dari layar dot-matrix. Layar tujuh segmen ini seringkali digunakan pada jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi numerik.Ide mengenai layar tujuh segmen ini sudah cukup tua. Pada tahun 1910 misalnya, sudah ada layar tujuh segmen yang diterangi oleh lampu pijar yang digunakan pada panel sinyal kamar ketel suatu pembangkit listrik. Tujuh bagian dari layar dapat dinyalakan dalam bermacam-macam kombinasi untuk menampilkan angka Arab. Sering ketujuh segmen tersebut disusun dengan kemiringan tertentu, untuk memudahkan pembacaan. Pada sebagian besar penerapannya, ketujuh segmen ini memiliki bentuk dan ukuran yang hampir seragam (biasanya segienam panjang, Seven segment (7- segments) adalah sebuah komponen untuk menampilkan bilangandari 0 sampai dengan 8 yang banyak digunakan pada aplikasi yang memerlukan tampilan angka. 7 segments pada dasarnya adalah LED (Light Emiting Diode), yaitu diode yangdapat mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan pada pin-nya.L ED tersebut terdiri dari 7 buah yang dihubungkan satu dengan yang lannya. Cara menghubungkan pin pada seven segments ada 2 cara yaitu Common Anode dan Common Catode. Common Anode adalah LED pada 7 segment semua pin anodenya dihubungkan me n j a di s a t u s e d a n gk a n pi n c a t ode di h u b u ngka n k e p or t - por t pa d a mi kr okont r ol e r . Common anode digunakan untuk rangkaian yang memerlukan active rendah (active low).Common catode adalah semua pin anode dihubungkan ke port-port pada mikrokontroler.Common catode digunakan untuk rangkaian yang memerlukan akti tinggi ( active high). Masing-masing segments pada 7 segments diberikan notasi mulai dari a,b,c,d,e,f dan Sequential switching network memiliki kelebihan dimana output tidak hanya bergantung pada input yang saat itu, namun juga bergantung pada input sebelumnya. Network ini dapat mengingat input-input sebelumnya untuk memproduksi input-input yang baru.Prinsip kerjanya dapat diterapkan pada : 1. Counter 2. Code converter 3. Shift Register Dasar teori counter dan 7 segment Counter Counter meupaka perangkat yang menyimpan (dan kadang-kadang menampilkan) jumlah kali peristiwa atau proses tertentu yang telah terjadi, biasanya memiliki hubungan dengan clock signal.Counter dapat diimplementasikan dengan mudah menggunakan sirkuit bertipe register seperti flip-flop. 6
Up/down Counter Sebuah counter yang dapat mengubah keadaan di kedua arah, di bawah kendali dari up atau down dari input selector, dikenal sebagai up/down counter. Ketika selector dalam keadaan up, counter akan menambahkan nilainya. Ketika selector dalam keadaan down, counter mengurangi nilainya. 7 segment Seven-segment display (SSD) atau seven segment indicator adalah suatu bentuk perangkat tampilan elektronik untuk menampilkan angka desimal yang merupakan alternatif tampilan dot matrix yang lebih kompleks. Seven-segment display banyak digunakan dalam jam digital, meteran elektronik, dan perangkat elektronik lainnya untuk menampilkan informasi numeric Counter Up Latar belakang diciptakannya counter up adalah kebutuhan akan perkembangan zaman yang semakin meningkat. Penerapan untuk hal yang sederhana hingga hal yang sulit sekalipun. 2.2 DasarTeori Counter Counter adalah register yang mengikuti serangkaian state yang sudah ditentukan. Gerbang-gerbang dalam counter dihubungkan sedemikian rupa untuk menghasilkan serangkaian state yang diperlukan. Atau register yang mengikuti sebuah urutan state yang sudah ditentukan selama penerapan pulsa input. Counter adalah gabungan atau rangkaian dari beberapa led. Counter ini sering kali digunakan dalam dunia digital, lebih lagi bila hal tersebut menyangkut dengan perhitungan angka. 2.3 DasarTeori Seven Segment Seven Segment adalah sekumpulan dari segment yang dapat menampilkan beberapa jenis angka. Seven segment kebanyakan dipakai dalam dunia digital dan merupakan display visual. Banyak penerapanan atau aplikasi dari seven segment dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja pada jam digital, petunjuk antrian, lampu lalu lintas dan masih banyak lagi. Seven segment tersusunatas 7 buah led, yang disusun sehingga berbentuk angka 8 dan memiliki penamaan dari a hingga g. 7
Menurut jenisnya seven segment dibedakan menjadi 2.yaitu, Common Anoda dan Common Katoda. Common Anoda Pada common anoda semua segment disatukan secara parallel dan semua itu dihubungkan ke VCC yang kemudian led akan dihubungkan melalui tahanan pembatas arus keluar dari penggerak LCC, maka common anoda ini berada pada kondisi aktif low. Common Katoda Common katoda merupakan kebalikan dari common anoda.Didalam common katoda semua segment disatukan secara seri. Dan semua segment dihubungkan ke ground. Karena semua segment dihubungkan ke ground maka ledakan menyala apabila diberikan logika 1. 2.4 Perancangan Counter dan Seven Segment Awalnya dimulai dimulai menentukan jumlah output yang akan dibentuk. Dalam counter ini, akan dibentuk 9 output yang mewakili angka 0 hingga 8 dalam 7 segment. Kemudian, buat siklus counter dengan menerapkan 3 langkah pembuatan rangkaian untuk binary counter. Contoh dibawah menggunakan siklus biner 0000 hingga 1000, kemudian kembali menuju 0000. Langkah pertama adalah membuat tabel kebenaran untuk Q, Q dan Flip flop dalam tiap siklus. Pada rangkaian ini, penulis menggunakan D flip flop. Langkah berikutnya adalah menyederhanakan rangkaian tersebut dengan menggunakan metode K-map. Langkah terakhir adalah membuat rangkaian dari hasil penyerderhanaan K-map tersebut untuk tiap flip flop yang ada . Setelah rangkaian binary counter berhasil dibentuk, langkah berikutnya adalah menerapkan prinsip decoder untuk mengubah output bernilai 4 bit menjadi 9 bit. Prinsip decoder merupaka sebuah prinsip yang menambah jumlah bit output dengan gerbang AND, dimana tiap gerbangnya mewakili nilai biner 4 bit dari output sebelumnya. Langkah terakhir adalah dengan memasukan 9 output tersebut ke dalam 7 segment dengan gerbang OR. Dimana tiap gerbang OR mewakili 1 bit garis yang ada pada 7 segment.
8
2.5 Gambar Rangkaian Gambar Counter
9
10
11
BAB III Pembahasan
3.1 PengujianRangkaian Dengan aplikasi logism, simulasi pengujian dari gambar rangkaian diatas dilakukan. Kondisi awal dimulai dengan clock yang tidak menyala dan kondisi flip flop yang bernilai 0 / tidak menyala. 7 segment menampilkan angka 0 pada kondisi awal dari up counter maupun down counter. Simulasi dimulai dengan menjalankan clock pada frekuensi tertentu. Pada up counter, tampilan 7 segment terus berubah mulai dari kondisi awal 0-1-2-3-4-5-6-7-8 kemudian kembali ke 0 dan mengulang counter yang sama. A B C D A B C D DA DB DC DD 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gambar tabel kebenaran untuk binary counter DA DB AB/CD 00. 01. 11. 10. AB/CD 00. 01. 11. 10. 00. 00. 1 01. 1
3.3 Prinsip Kerja Rangkaian Rangkaian binary counter terbentuk dari siklus yang terdapat dalam tabel kebenaran. Dalam tabel kebenaran siklus up counter, susunan biner yang semula bernilai 0000, diubah menjadi 0001. Selanjutnya, biner 0001 diubah menjadi 0010 dan seterusnya hingga 1000. Kemudian biner 1000 akan kembali menjadi 0000 untuk mengulang kembali proses. Dengan sususan rangkaian yang berdasarkan pada siklus ini, ditambah penyederhanaan K map, maka binary counter dari up counter pun terbentuk dengan bantuan D flip flop. Rangkaian binary counter tersebut kemudian diteruskan ke dalam 9 gerbang AND dengan prinsip Enkoder, dimana pada saat binary counter menunjukkan 0000, negasi dari DC DD AB/CD 00. 01. 11. 10. AB/CD 00. 01. 11. 10. 00. 1 1 00. 1 1 01. 1 1 01. 1 1 11. 11. 10. 10. DC=A'C'D+A'CD' DD=A'D' A B C D A' B' C' D' DA DB DC DD 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13
keempat bit biner tersebut akan diinputkan ke dalam gerbang AND yang mewakili angka 0, begitu seterusnya sehingga ada 9 gerbang yang mewakili angka 0 hingga 8. Proses berikutnya, 9 gerbang AND yang mewakili angka 0 hingga 8 tersebut angka diteruskan ke 7 gerbang OR yang mewakili bit-bit garis dalam 7 segment. Dengan bekerjanya siklus pada binary counter yang diteruskan hingga 7 segment, maka tampilan pada 7 segment pun akan berubah sesuai dengan siklus yang dibentuk dalam counter up dan counter down, sebenarnya dapat dibentuk dengan menggunakan beberapa model rangkaian. Baik menggunakan D FF atau J FF, dapa juga dibentuk dengan menggunakan model flip- flop lainnya. Dalam counter up dan counter down, tidak diperlukan adanya inputan/sinyal. Karena inputan atau sinyal yang ada berasal dari output gerbang-gerbang yang lainnya. Atau juga bis berasal dari output flip-flop yang digunakan. Sehingga output yang dihasilkan akan tersimpan secara sementara dalam flip-flop dan output yang ada langsung disambungkan kedalam rangkaian seven segment.
14
A B C D E F G H
Total memakai 164 segmen 15
Garis yang ditarik dari gerbang OR a ketika dijadikan inputan pada segmen lain= Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka=0,1,2,3,4,7,8 Garis yang ditarik dari gerbang OR b ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,2,3,5,6,7,8 Garis yang ditarik dari gerbang OR c ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,4,5,6 Garis yang ditarik dari gerbang OR d ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 2,3,4,5,6,8 Garis yang ditarik dari gerbang OR e ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,2,6,8 Garis yang ditarik dari gerbang OR f ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen diatas menunjukan angka 0,2,3,5,6,8 Garis yang ditarik dari gerbang OR g ketika dijadikan inputan pada segmen lain = Akan menyala juga saat gambar segmen diatas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 Tulisan HALO= Gerbang OR a dan b.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka a=0,1,2,3,4,7,8 e=0,2,6,8 SELAMAt=Gerbang OR a.Akan menyala juga saat gambar segmen diatas menunjukan angka 0,1,2,3,4,7,8 DAtANG=Gerbang OR b .Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,2,3,5,6,7,8 DI= Gerbang OR f.Akan menyala juga saat gambar segmen diatas menunjukan angka 0,2,3,5,6,8 UnIVERSItAS= Gerbang OR g.Akan menyala juga saat gambar segmen diatas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 mACHUnG= Gerbang OR g.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 mALAnG.= Gerbang OR d.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka2,3,4,5,6,8 16
tEKnIk= Gerbang OR g.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 InFORmAtIKA= Gerbang OR g.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 2013= 20=Gerbang OR g.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,1,3,4,5,6,7,8 13= Gerbang OR d.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 2,3,4,5,6,8 LOGIKA DIgItAL= LO=Gerbang OR g GI=Gerbang OR d KA=Gerbang OR g DI=Gerbang OR g gt=Gerbang OR d I=Gerbang OR d dan g AL=Gerbang AND g Gerbang OR e .Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,2,6,8 Gerbang OR a Gerbang OR a FABRI.AnnE SEtIAWAtI SUDONO Dan MARID CANDRA S = Gerbang OR e.Akan menyala juga saat gambar segmen di atas menunjukan angka 0,2,6,8 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum diatas , dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Perancangan counter up/down pencacah 0-8 dan 8-0 pada 7 segment dimulai dengan merangkai binary counter sesuai dengan siklus yang diinginkan,dengan memakai prinsip decoder untuk memecah outputnya menjadi 9. Selanjutnya output akan diteruskan ke 7 segment dengan gerbang OR yang mewakili tiap bit garis yang ada pada 7 segment. Rangkaian BCD to 7 Segment Decoder adalah rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkonversi bilangan BCD menjadi bilangan desimal. Alat ini menggunakan sebuah IC Decoder yang untuk menampilkan kode-kode biner menjadi tanda-tanda yang dapat ditanggapi secara visual di dalam sebuah Display. Rangkaian ini disertai dengan 4 buah Switch yang digunakan untuk menentukan masukan (input) yakni berupa bilangan BCD (Binary-Coded Decimal). Rangkaian ini juga disertai dengan sebuah 7 Segment Display yang berfungsi sebagai output dari rangkaian ini, yakni berupa bilangan/ angka dalam bentuk desimal.
4.2 Daftar Pustaka 1. Sriwahyuni, Asep Suheri Buku Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital, Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Informatika Universitas Ibn Khadun Bogor, 2010 2. Hold Sworth, Digital Logic DesignButter Worth, London, 1985 3. John D. Ryder, PHD, Engineering Electronics, International Student Edition 4. Millman Jacob dan Halkias Christos C, Elektronika Terpadu Jilid 2, Erlangga, Jakarta 1985 5. Pudak Scientific, Basic Digital Communication, Bandung, Indonesia 6. Wasito S, Pelajaran ElektronikaTeknik Digit, Karya Utama, Jakarta.