Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Tentang Multiplexer, Decorder, dan Register

GURU PEMBIMBING

BU IKE INDRIANI, S.Pd.

DISUSUN OLEH

Rachman Tio Maulana(27)

SMK NEGERI 6 JEMBER

JURUSAN RPL

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

2018/2019

Jl. PB.Sudirman, Tekoan, Tanggul Kulon, Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa


Timur 68155

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tanggul, 8 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................... !

Daftar Isi................................................................................................... !!

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................ 2

A. Encoder................................................................................ 2
B. Decoder................................................................................ 3
C. Multiplexer........................................................................... 4
D. Demultiplexer....................................................................... 5
E. Register................................................................................. 5

BAB 3 PENUTUP.................................................................................. 8

F. Kesimpulan........................................................................... 8
G. Daftar Pustaka...................................................................... 8

3
BAB 1
PENDAHULUAN
Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengerjakan pekerjaan sekolah, script, bahkan
hiburan. Dengan ini perkembangan komputer semakin berkembang dan masih
akan terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia mau tidak mau harus
mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khususnya bidang komputerisasi
agar kitatidak termakan oleh alat yang kita buat sendiri. Atas dasar itu kami
mencoba membahasnya dalam bentuk makalah dengan harapan dapat berguna
bagi orang orang lain khususnya bagi kami.
Banyak sekali pembahasan tentang komputer, tapi kami coba menulis
makalah dengan judul Sistem Komputer yang di jelaskan secara umum atau garis
besarnya saja. Jika kami membahas secara keseluruhan itu membutuhkan waktu
yang tidak sedikit dan referensi yang banyak.
Makalah ini kami susun sangat simpel agar para pembaca mudah
mencernanya dan tidak bosan membacanya.
Saya selaku penulis mohon maaf jika ada pembahasan yang kurang tepat
dan menyimpang, karena saya masih dalam proses belajar. Selamat membaca.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Encoder
Encoder adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mempersingkat
jalur input yang awalnya berjumlah banyak menjadi output dengan jumlah
yang lebih sedikit. Prinsip kerja encoder merupakan kebalikan dari
decoder. Encoder dapat diartikan sebagai suatu peralatan yang digunakan
untuk merubah kondisi input menjadi kondisi tertentu dan kondisi tersebut
dapat dikembalikan lagi seperti semula dengan menggunakan rangkaian
decoder. Encoder digunakan karna dengan encoder kita dapat menghemat
jalur ataupun untuk menyesuaikan input supaya dapat diproses oleh
rangkaian selanjutnya.

Selengkapnya tentang pengertian dan cara kerja encoder adalah sebagai


berikut:

Ada banyak jenis encoder diantara adalah encoder 16 ke 4, encoder 8 ke 3,


encoder keypad atau tombol dan lain sebagainya. Kebalikan dari rangkaian
encoder adalah rangkaian decoder. gambar berikut menunjukkan skema
rangkaian encoder keypad atau encoder tombol. Sebenarnya ada banyak
jenis encoder tombol namun yang paling simpel dan mudah dipelajari
adalah sebagai berikut

- Prinsip kerja encoder tombol

5
Contoh sederhana dari penggunaan encoder tombol adalah pada
kalkulator. Rangkaian encoder tombol terdiri dari bermacam-macam
namun encoder yang paling sederhana adalah seperti diatas. Rangkaian
encoder tombol pada gambar diatas akan mengkodekan tombol 10 jalur
menjadi 4 jalur biner dengandemikian rangkaian diatas dapat menghemat
jalur yang digunakan.

Berikut tabel kebenaran encoder diatas

rangkaian encoder tombol seperti diatas sering ditemukan pada rangkaian


mikrokontroler. untuk mendecodekan kode diatas menjadi seperti semula
maka dibutuhkan rangkaian decoder. Rangkaian encoder dapat dibuat
dengan menggunakan kombinasi gerbang logika. Serangkaian gerbang
logika diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengkodekan kode input.
Pada umumnya rangkaian encoder mempunyai jumlah input banyak dan
mempunyai jumlah output yang lebih sedikit.

B. Decoder

6
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk
mengkonversikan kode yang kurang dikenal manusia kedalam kode yang
lebih dikenal manusia. Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan
untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat
atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan
sebagai rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input input
biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner
tersebut. Rangkaian dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan
dengan enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.

Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven


segmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan
cepat menyalakan seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah
2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian
decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4
decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan
menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.

Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah
decoder jenis 3 x 8 (3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16,
decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line) dan decoder
jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk
pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja yang
berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.

- Jenis Decoder ada 3 yaitu:

BCD 2 to 4

7
BCD 3 to 8

BCD 4 to 16

- Syarat Decoder
Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Nilai
variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit
masukan. Satu kombinasi dari bit masukan hanya dapat mewakili satu
kombinasi keluaran.
Rangkaian Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar diatas. Unsur
informasi dalam hal ini adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh

8
sandi BCD. Masing-masing keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel
masukannya membentuk suatu kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal
yang diwakili oleh sandi BCD itu. Tabel D2 menunjukkan hubungan masukan
dan keluaran dekoder tersebut. Hanya sepuluh kombinasi masukan pertama
yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam berikutnya tidak digunakan dan
menurut definisi, merupakan keadaan tak acuh. Jelas keadaan tak acuh itu
pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan fungsi keluarannya,
jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan. Untuk
kelengkapan analisis tabel D2 memberikan semua keluaran termasuk enam
kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; tetapi jelas keenam
kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.

C. Multiplexer

Multiplexer adalah sebuah rangkaian logika yang terima beberapa masukan


data secara otomatis dan pilih salah satu dari masukan tersebut pada waktu
tertentu, untuk dikeluarkan pada keluaran. Multiplekser berfungsi sebagai
seleksi data. Data masukan yang terdiri dari beberapa sumber, di pilih satu dan
dilanjutkan ke suatu saluran yang tunggal. Masukan data dapat terbagi dari
beberapa jalan dengan masing-masing cara dapat terdiri dari satu atau
melebihi dari satu bit. Selain sebagai penyeleksi sebuah data Multiplexer ini
berfungsi juga sebagai, antara lain:

1. Data routing atau perjalanan data


2. Multiplexer seringnya dapat memilih sebuah alur data dari satu asal
sebuah data diantara beberapa asal ke satu tujuan data yang ada
3. pengurutan dari sebuah operasi
4. Konversi bilangan pada rangkaian dari rangkaian paralel ke rangkaian
seri
5. Menghasilkan sebuah bentuk gelombang yang ada
6. Menghasilkan sebuah fungsi dari logika tersebut

D. Delmutiplexer

9
Demultiplexer adalah sebuah rangkain logika yang menerima satu input
data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia,
dan juga merupakan kebalikkan dari multiplexer.
selekai data - data input dilakukan oleh selektor line, yang juga merupakan
input dari demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah dimultiplexer
ditunjukkan pada gambar tersebut.

Data select
control input Data output
A B Ipn y1 y2 y3 y4
0 0 0 0 x x x
0 0 1 1 x x x
0 1 0 x 0 x x
0 1 1 x 1 x x
1 0 0 x x 0 x
1 0 1 x x 1 x
1 1 0 x x x 0
1 1 1 x x x 1
E. Register

Register adalah sebuah tempat penampungan sementara untuk data-data


yang akan diolah oleh prosesor, dan dibentuk oleh 16 titik elektronis di
dalam chip mikroprosessor itu sendiri. Dengan adanya tempat-tempat
penampungan data sementara ini, proses pengolahan akan bisa dilakukan
secara jauh lebih cepat dibandingkan apabila data-data tersebut harus
diambil langsung dari lokasi-lokasi memori. Register-register tersebut
sebagai register internal dan terdiri dari empat belas register dan
keseluruhannya dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu : Register
Segment Terdiri dari 4 register, yaitu Code Segment, Data Segment, Stack
Segment, dan Extra Segment.

10
1. Segment adalah bagian dari ruang memori yang berkapasitas 64
kilobyte (65536 byte) dan digunakan secara spesifik untuk menempatkan
jenis-jenis data tertentu. Misalnya code segment digunakan oleh program
dan instruksi-instruksi (code), data segment dialokasikan untuk data-data,
stack segment dipakai untuk menyediakan ruang untuk stack, yang
berfungsi untuk penyimpanan data dan alamat sementara pada saat
program utama sedang mengerjakan program percabangan (subroutine,
prosedur, dan sebagainya) dan extra segment sebagaimana halnya data
segment juga dipergunakan sebagai penempatan data-data.
2.Register Data Register data adalah register yang mengandung informasi
yang akan, sedang atau telah diolah oleh komputer. Pada 8088 register ini
diwujudkan oleh AX, BX, CX dan BX (sebagai general purpose register),
sehubungan dengan fungsinya yang selain menangani tugas-tugas khusus,
juga bisa dimanfaatkan untuk membantu proses-proses pengolahan data
didalam internal mikroprosessor.
3.Register Index dan Pointer Register jenis pointer dan register index
merupakan register-register yang memuat alamat offset dari segment-
segment tertentu, yang terdiri dari stack pointer (SP) dan base pointer (BP)
yang digunakan sebagai pemegang nilai offset dari stack segment,
sedangkan source index (SI) dan destination index (DI) berisi nilai offset
dari data segment. Instruction pointer (IP) merupakan pemegang nilai
offset dari code segment dan fungsinya mirip dengan program counter
(PC) pada prosesor-prosesor 8 bit. Hanya bedanya, program counter
langsung mengalamati instruksi-instruksi yang ada dimemori dengan
nilainya sendiri, IP harus bekerja sama dengan register CS untuk dapat
membentuk pengalamatan 20 bit dalam format segment offset. Register
Status Register ini mempunyai struktur yang berbeda dengan register-
register lainnya, yang dibentuk dari sebuah register 16 bit, yang masing-
masing bitnya memberikan informasi tertentu tentang keadaan-keadaan
yang terjadi pada prosesor, sebagai akibat proses pengolahan data
Informasi yang diwakili oleh sebuah bit pada register status disebut 'flag'.

11
Hanya 9 dari keseluruhan 16 bit yang dipakai oleh register status sebagai
tanda kondisi-kondisi prosesor.

12
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem komputer terdiri dari sejumlah sub komponen sistem
yang berbeda, dan bekerja bersama-sama untuk membentuk suatu
proses kalkulasi dan pengerjaan suatu tugas tertentu. Sistem
Komputer mempunyai banyak variasi dan jenis, meliputi ukuran, biaya
dan kekuatan, tergantung pada pekerjaan dan tugas yang
harus diselesaikan.

Semua komputer baik yang berukuran kecil maupun besar


pada dasarnya beroperasi dengan cara yang sama, sehingga
dimungkinkan transfer data antara komputer yang berbeda sistemnya.
Konsep ini disebut dengan distributed computing. Sedang kemampuan
dari komputer yang berbeda untuk berbagi file dan berkomunikasi
disebut dengan open computing.

Komponen hardware dan software bersama-sama


membentuk arsitektur sistem komputer. Terdapat perbedaan antara
arsitektur komputer dan organisasi komputer. Arsitektur komputer
mengacu pada sistem dan bagian-bagiannya yang tampak oleh user,
terutama programmer. Sedang organisasi komputer
menggambarkan bagaimana bagian-bagian komputer diatur dan
dihubungkan untuk merealisasikan arsitektur komputer.

Daftar Pustaka

https://moondoggiesmusic.com/contoh-makalah/
https://www.slideshare.net/dikotsugengastomo/makalah-sistem-komputer
https://www.jalankatak.com/id/encoder/
https://www.tambangilmu.com/2016/05/pengertian-decoder-dan-
jenisnya.html
https://garudacyber.co.id/artikel/693-pengertian-dan-fungsi-rangkaian-
multiplexer-decoder-dan-register

13
https://siskom1234.blogspot.com/2018/01/pengertian-demultiplexer.html
http://nyekripkomputer.blogspot.com/2015/09/pengertian-register-dan-
jenis-jenisnya.html

14

Anda mungkin juga menyukai