GURU PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
JURUSAN RPL
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................... !
Daftar Isi................................................................................................... !!
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Encoder................................................................................ 2
B. Decoder................................................................................ 3
C. Multiplexer........................................................................... 4
D. Demultiplexer....................................................................... 5
E. Register................................................................................. 5
BAB 3 PENUTUP.................................................................................. 8
F. Kesimpulan........................................................................... 8
G. Daftar Pustaka...................................................................... 8
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengerjakan pekerjaan sekolah, script, bahkan
hiburan. Dengan ini perkembangan komputer semakin berkembang dan masih
akan terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia mau tidak mau harus
mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khususnya bidang komputerisasi
agar kitatidak termakan oleh alat yang kita buat sendiri. Atas dasar itu kami
mencoba membahasnya dalam bentuk makalah dengan harapan dapat berguna
bagi orang orang lain khususnya bagi kami.
Banyak sekali pembahasan tentang komputer, tapi kami coba menulis
makalah dengan judul Sistem Komputer yang di jelaskan secara umum atau garis
besarnya saja. Jika kami membahas secara keseluruhan itu membutuhkan waktu
yang tidak sedikit dan referensi yang banyak.
Makalah ini kami susun sangat simpel agar para pembaca mudah
mencernanya dan tidak bosan membacanya.
Saya selaku penulis mohon maaf jika ada pembahasan yang kurang tepat
dan menyimpang, karena saya masih dalam proses belajar. Selamat membaca.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Encoder
Encoder adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mempersingkat
jalur input yang awalnya berjumlah banyak menjadi output dengan jumlah
yang lebih sedikit. Prinsip kerja encoder merupakan kebalikan dari
decoder. Encoder dapat diartikan sebagai suatu peralatan yang digunakan
untuk merubah kondisi input menjadi kondisi tertentu dan kondisi tersebut
dapat dikembalikan lagi seperti semula dengan menggunakan rangkaian
decoder. Encoder digunakan karna dengan encoder kita dapat menghemat
jalur ataupun untuk menyesuaikan input supaya dapat diproses oleh
rangkaian selanjutnya.
5
Contoh sederhana dari penggunaan encoder tombol adalah pada
kalkulator. Rangkaian encoder tombol terdiri dari bermacam-macam
namun encoder yang paling sederhana adalah seperti diatas. Rangkaian
encoder tombol pada gambar diatas akan mengkodekan tombol 10 jalur
menjadi 4 jalur biner dengandemikian rangkaian diatas dapat menghemat
jalur yang digunakan.
B. Decoder
6
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk
mengkonversikan kode yang kurang dikenal manusia kedalam kode yang
lebih dikenal manusia. Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan
untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat
atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan
sebagai rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input input
biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner
tersebut. Rangkaian dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan
dengan enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.
Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah
decoder jenis 3 x 8 (3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16,
decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line) dan decoder
jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk
pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja yang
berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.
BCD 2 to 4
7
BCD 3 to 8
BCD 4 to 16
- Syarat Decoder
Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n. Nilai
variabel m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit
masukan. Satu kombinasi dari bit masukan hanya dapat mewakili satu
kombinasi keluaran.
Rangkaian Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar diatas. Unsur
informasi dalam hal ini adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh
8
sandi BCD. Masing-masing keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel
masukannya membentuk suatu kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal
yang diwakili oleh sandi BCD itu. Tabel D2 menunjukkan hubungan masukan
dan keluaran dekoder tersebut. Hanya sepuluh kombinasi masukan pertama
yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam berikutnya tidak digunakan dan
menurut definisi, merupakan keadaan tak acuh. Jelas keadaan tak acuh itu
pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan fungsi keluarannya,
jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan. Untuk
kelengkapan analisis tabel D2 memberikan semua keluaran termasuk enam
kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; tetapi jelas keenam
kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.
C. Multiplexer
D. Delmutiplexer
9
Demultiplexer adalah sebuah rangkain logika yang menerima satu input
data dan mendistribusikan input tersebut ke beberapa output yang tersedia,
dan juga merupakan kebalikkan dari multiplexer.
selekai data - data input dilakukan oleh selektor line, yang juga merupakan
input dari demultiplexer tersebut. Blok diagram sebuah dimultiplexer
ditunjukkan pada gambar tersebut.
Data select
control input Data output
A B Ipn y1 y2 y3 y4
0 0 0 0 x x x
0 0 1 1 x x x
0 1 0 x 0 x x
0 1 1 x 1 x x
1 0 0 x x 0 x
1 0 1 x x 1 x
1 1 0 x x x 0
1 1 1 x x x 1
E. Register
10
1. Segment adalah bagian dari ruang memori yang berkapasitas 64
kilobyte (65536 byte) dan digunakan secara spesifik untuk menempatkan
jenis-jenis data tertentu. Misalnya code segment digunakan oleh program
dan instruksi-instruksi (code), data segment dialokasikan untuk data-data,
stack segment dipakai untuk menyediakan ruang untuk stack, yang
berfungsi untuk penyimpanan data dan alamat sementara pada saat
program utama sedang mengerjakan program percabangan (subroutine,
prosedur, dan sebagainya) dan extra segment sebagaimana halnya data
segment juga dipergunakan sebagai penempatan data-data.
2.Register Data Register data adalah register yang mengandung informasi
yang akan, sedang atau telah diolah oleh komputer. Pada 8088 register ini
diwujudkan oleh AX, BX, CX dan BX (sebagai general purpose register),
sehubungan dengan fungsinya yang selain menangani tugas-tugas khusus,
juga bisa dimanfaatkan untuk membantu proses-proses pengolahan data
didalam internal mikroprosessor.
3.Register Index dan Pointer Register jenis pointer dan register index
merupakan register-register yang memuat alamat offset dari segment-
segment tertentu, yang terdiri dari stack pointer (SP) dan base pointer (BP)
yang digunakan sebagai pemegang nilai offset dari stack segment,
sedangkan source index (SI) dan destination index (DI) berisi nilai offset
dari data segment. Instruction pointer (IP) merupakan pemegang nilai
offset dari code segment dan fungsinya mirip dengan program counter
(PC) pada prosesor-prosesor 8 bit. Hanya bedanya, program counter
langsung mengalamati instruksi-instruksi yang ada dimemori dengan
nilainya sendiri, IP harus bekerja sama dengan register CS untuk dapat
membentuk pengalamatan 20 bit dalam format segment offset. Register
Status Register ini mempunyai struktur yang berbeda dengan register-
register lainnya, yang dibentuk dari sebuah register 16 bit, yang masing-
masing bitnya memberikan informasi tertentu tentang keadaan-keadaan
yang terjadi pada prosesor, sebagai akibat proses pengolahan data
Informasi yang diwakili oleh sebuah bit pada register status disebut 'flag'.
11
Hanya 9 dari keseluruhan 16 bit yang dipakai oleh register status sebagai
tanda kondisi-kondisi prosesor.
12
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem komputer terdiri dari sejumlah sub komponen sistem
yang berbeda, dan bekerja bersama-sama untuk membentuk suatu
proses kalkulasi dan pengerjaan suatu tugas tertentu. Sistem
Komputer mempunyai banyak variasi dan jenis, meliputi ukuran, biaya
dan kekuatan, tergantung pada pekerjaan dan tugas yang
harus diselesaikan.
Daftar Pustaka
https://moondoggiesmusic.com/contoh-makalah/
https://www.slideshare.net/dikotsugengastomo/makalah-sistem-komputer
https://www.jalankatak.com/id/encoder/
https://www.tambangilmu.com/2016/05/pengertian-decoder-dan-
jenisnya.html
https://garudacyber.co.id/artikel/693-pengertian-dan-fungsi-rangkaian-
multiplexer-decoder-dan-register
13
https://siskom1234.blogspot.com/2018/01/pengertian-demultiplexer.html
http://nyekripkomputer.blogspot.com/2015/09/pengertian-register-dan-
jenis-jenisnya.html
14