Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2020
TUGAS 2
INTEGRASI VSPE DAN PROTEUS
UNTUK KONTROL LED
A. Dasar Teori
1. Transistor NPN
Disebut transistor NPN karena memiliki kutub Negatif – Positif – Negatif sedangkan
PNP berarti Positif – Negatif – Positif. Arah arus yang bisa dilalui transistor ini sejalan
dengan simbol tanda panahnya. Penamaan pada jenis transistor sebenarnya diambil dari
polaritas arus yang bisa dilewati transistor. Bahan yang umumnya digunakan untuk
menghasilkan transistor adalah sejenis semikonduktor yang juga digunakan untuk dioda
yaitu semikonduktor P dan N yang terbuat dari germanium atau silikon. Cara Kerja
Transistor NPN Cara kerja transistor secara sederhana adalah jika pada kaki basis
transistor diberi tegangan bias maka arus pada collector transistor akan mengalir ke
kaki emitor (transistor sebagai saklar). Jika pada tegangan bias ini diikuti dengan
adanya sinyal atau pulsa listrik yang akan dikuatkan maka pada kolektor pun akan
menguatkan sinyal seperti yang ada pada basisnya (transistor sebagai penguat).
Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inpuan bilangan biner pada switch
dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan
biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal ini akan
ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah sebagai
pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan desimal.
Seven segmen ada 2 jenis, yaitu Common Anoda dan Common Katoda.
Common Anode
Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda LED
dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven segmen
dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau sering
disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi yang
menentukan nyala LED.
Common Katoda
Common Katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki katoda LED
dalam seven segmen dengan common katodak akan aktif apabila diberi logika
tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda dengan label a sampai h sebagai pin
aktifasi yang menentukan nyala LED.
4. BCD 74LS47
IC BCD 74LS47 atau yang sering kali disebut IC 7447, dan IC decoder BCD.
IC ini adalah sebagai Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima
masukan BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen
untuk menampilkan angka desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segmentdekoder
yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common anoda dan dekoder
yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode common katoda. Ada dua
macam yaitu Ic 74LS47 merupakan dekoder BCD ke seven segment yang berfungsi
untuk menyalakan sevent segment mode common anode. Gambar dan konfigurasi
pena-pena IC 74LS47 ditunjukkan pada gambar berikut :
Dekoder BCD ke seven segment mempunyai masukan berupa bilangan BCD
4-bit (masukan A, B, C dan D). Bilangan BCD ini dikodekan sehingga membentuk
kode tujuh segmen yang akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai pada seven segment.
Masukan BCD diaktifkan oleh logika ‘1’, dan keluaran dari dekoder 7447 adalah aktif
low. Tiga masukan ekstra juga ditunjukkan pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu
masukan (lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple
blanking input).
5. AT Mega 16
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial
UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM
internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang
mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan
hubungan serial SPI. ATMega16.
Pada tugas kali ini kita hanya menggunakan PORTC untuk output decoder
BCD 74LS47.
6. Delphi
C. Langkah Percobaan
1. Pemrograman CV AVR
Buka aplikasi CV AVR
Klik File > New > Project > Ok > AT90, At Tiny, AT mega > ok maka akan
tampil code wizard AVR.
Pada Chip, atur menjadi At Mega16 set clock 12Mhz, pada USART centang pada
Receiver dan Rx interrupt kemudian Port B dan C jadikan sebagai output, berikut
Screenshotnya:
Parsing disini digunakan untuk membedakan antara angka satuan dan puluhan
yang nanti akan ditampilkan pada proteus
Terakhir, klik Build All Project Files
Kemudian klik project > build All
Jika tidak ada eror maka program berhasil.
2. Proteus
Buka aplikasi Proteus 8
Klik Schematic Capture seperti gambar dibawah ini :
Carilah komponen dibawah ini
Klik 2 kali pada COMPIM. Ubah Pysical Port menjadi “COM1”. Pysical Baud
Rate menjadi “9600” dan Virtual Baud Rate menjadi “9600”, kemudian klik OK.
(pada simulasi ini, Rangkain di proteus menggunakan COM1 Sebagai Portnya).
Lihat gambar dibawah ini :
Masukkan Program HEX yang telah dibuat pada CV AVR dengan cara klik 2 kali
pada At-mega 16, kemudian masukkan file HEX di folder exe yang telah dibuat
dan atur clock frequency menjadi 12Mhz dan juga atur CKSEL Fuses menjadi Ext
Crystal High Freq.
Keterangan :
Klik Pengaturan, kemudian pilih COM1. Lalu klik Connect.
D. Hasil Percobaan
Running Trackbar
Running Trackbar
Running Trackbar
E. Prinsip Kerja Simulasi
Prinsip kerja rangkain diatas adalah ketika delphi mengirim data, di parsing pada cvavr
pada int masuk. Parsing disini digunakan untuk menklasifikasi angka yang masuk tersebut
adalah angka satuan atau puluhan, jika salah satu transistor aktif maka akan menentukan data
yang akan masuk jika puluhan maka akan masuk pada 7segment dibagian depan sedangkan
satuan masuk pada 7segment bagian belakang.