Anda di halaman 1dari 108

Teknik Elektronika Audio Video

t
B

t
X

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

KATA PENGANTAR

Modul dengan judul MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL


merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan teori dan praktikum peserta
diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari
kompetensi pada program keahlian Teknik Elektronika Audio Video. Modul ini berisi
tentang Sistem bilangan, gerbang logika dasar, Flip-Flop, Rangkaian Clock, Counter,
Decoder dan Register.

Tarakan, 16 April 2012

Penyusun

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................

DAFTAR ISI...............

PETA KEDUDUKAN MODUL.............

GLOSARIUM......................................

BAB I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI.......

B. PRASYARAT........

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL......

D. TUJUAN AKHIR.......

BAB II PEMELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1: PENGERTIAN DIGITAL............................................

a. Tujuan pemelajaran.........................................

b. Uraian materi.................................

c. Tugas...........................

17

d. Kunci jawaban........................

19

KEGIATAN BELAJAR 2: SISTEM BILANGAN...............................

21

a. Tujuan pemelajaran.........................................

21

b. Uraian materi.................................

21

c. Tugas...........................

41

d. Kunci jawaban........................

41

KEGIATAN BELAJAR 3: OPERASI LOGIKA.................................

43

a. Tujuan pemelajaran.........................................

43

b. Uraian materi.................................

43

c. Tugas...........................

59

d. Kunci jawaban........................

60

e. Lembar Kerja..........................

63

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

KEGIATAN BELAJAR 4: FLIP PLOP...........................................

67

a. Tujuan pemelajaran.........................................

67

b. Uraian materi.................................

67

c. Tugas...........................

73

d. Kunci jawaban........................

73

e. Lembar Kerja..........................

75

KEGIATAN BELAJAR 5: CLOCK, COUNTER DAN DECODER......................

81

a. Tujuan pemelajaran.........................................

81

b. Uraian materi.................................

81

c. Tugas...........................

91

d. Kunci jawaban........................

91

e. Lembar Kerja..........................

92

KEGIATAN BELAJAR 6: REGISTER...............................................................

94

a. Tujuan pemelajaran.........................................

94

b. Uraian materi.................................

94

c. Tugas..........................

103

d. Kunci jawaban........................

103

BAB III PENUTUP.............................................................................................

105

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

106

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

PETA KEDUDUKAN MODUL

TINGKAT I

SMP &
yang
sederajad

Kesker

MDTD

TINGKAT II

TINGKAT III

MISS

MIHT

MSPT

MRP

LULUS
SMK

Keterangan:
Kesker

: Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

MDTD

: Menerapkan Dasar Dasar Teknik Digital

MISS

: Melakukan Instalasi Sound Sistem

MIHT

: Melakukan Instalasi Home Teater

MRP

: Memperbaiki Radio Penerima

MSPT

: Memperbaiki sistem Penerima Televisi

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

GLOSARIUM

Istilah
Binary

Keterangan
Pengkodean angka tau huruf alfabet ke dalam simbol 0
dan 1
Merupakan singkatan dari Binary Digit. Sebuah bit atau

Bit

digit biner adalah sebuah sinyal yang masing-masing


berada dalam dua kondisi yaitu 0 dan 1
Pulsa lonceng yang berbentuk gelombang kotak yang

Clock

tidak mempunyai kondisi setimbang untuk mengontrol


serialisasi dan deserialisasi

Decoder

Pengubah dari input digital ke output Analog


Alat/rangkaian

Counter

digital

yang

berfungsi

menghitung/mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga


berfungsi sebagai pembagi frekuensi, pembangkit kode
biner, Gray.

Encoder
Flip-Flop

Pengubah dari input Analog ke output digital


Rangkaian bistabil multivibrator yang mempunyai dua
keadaan setimbang mantap
Memori (tempat untuk menyimpan instruksi dan data

Register

yang diperlukan selama operasi) kecepatan tinggi yang


digunakan untuk menyimpan informasi selama operasi
CPU (Central Processing Unit)

Digit

Multivibrator

Setiap angka yang terdapat dalam deret yang tidak


merujuk kepada sistem desimal
Sebuah

elektronik

yang

digunakan

untuk

bermacam macam sistem dua keadaan.


Suatu

Shift Register

sirkuit

register

dimana

informasi

dapat

bergeser

(digeserkan)

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

BAB. I PENDAHULUAN

DISKRIPSI JUDUL
Menerapkan Dasar dasar Teknik Digital merupakan modul teori dan praktikum yang
berisi tentang sistem bilangan, gerbang Logika Dasar, rangkaian Clock, Flip-Flop,
Shift Register, Counter, Decoder yang digunakan untuk mendasari dasar teori pada
Program keahlian Teknik Audio

Video. Khususnya untuk peralatan yang

menggunakan system elektronika digital. Modul ini terdiri dari 5 kegiatan belajar yaitu
kegiatan belajar 1, menjelaskan tentang Pengertian Digital, kegiatan belajar 2,
menjelaskan tentang sistem bilangan, kegiatan belajar 3, menjelaskan tentang
gerbang logika dasar yang terdiri dari tabel kebenaran, rangkaian listrik. Kegiatan
belajar 4, menjelaskan tentang flip plop. Kegiatan Belejar 5, menjelaskan rangkaian
Clock yang berfungsi untuk pembentuk pulsa gelombang kotak (pulsa lonceng),
counter dan decoder. Kegiatan belajar 6, menjelaskan tentang register. Dengan
menguasai modul ini, diharapkan peserta diklat dapat menerapkan prinsip Dasar
dasar Teknik Degital dalam bidang Teknik Audio Video.
PRASYARAT
Untuk melaksanakan modul Menerapkan Dasar dasar Teknik Digital memerlukan
syarat yang harus dimiliki oleh peserta diklat, yaitu:
a) Peserta telah memahami penggunaan catu daya (Regulator Power Supply)
b) Peserta diklat telah memahami elektronika dasar.
c) Peserta diklat telah memahami penggunaan digital Pulser (Logic Probe)
d) Peserta diklat telah memahami penggunaan Multimeter (AVO Meter)
e) Peserta diklat telah memahami system penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Rambu-rambu belajar bagi siswa:
a) Pelajari daftar isi serta peta kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena
dalam skema modul akan nampak kedudulan modul yang sedang anda
pelajari dengan modul-modul yang lain.
b) Pelajari dengan teliti uraian materi secara bertahap.
c) Kerjakan soal untuk mengukur sampai sejauh mana pengetahuan yang telah
anda miliki.
d) Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk
mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.
e) Pahami setiap materi teori yang akan menunjang dalam penguasaan suatu
pekerjaan dengan membaca secara teliti, kemudian kerjakan soal-soal
evaluasi sebagai latihan.
f) Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana
perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur.
g) Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada
saat kegiatan tatap muka dengan guru.
h) Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda
mendapatkan tambahan pengetahuan.

2. Petunjuk bagi guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a) Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktek baru dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat.
d) Menambah peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
e) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Teknik Elektronika Audio Video

f) Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk


membantu jika diperlukan

TUJUAN AKHIR
Peserta diklat dapat memahami prinsip kerja beberapa rangkaian Elektronika Digital
Dasar yang meliputi:
1. Sistem Bilangan
2. Gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR, dan EX-NOR
3. Rangkaian Flip-Flop
4. Rangkaian Clock
5. Rangkaian Decoder dan Counter
6. Rangkaian Shift Register

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

10

Teknik Elektronika Audio Video

BAB. II PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1

Pengertian Digital
Tujuan Khusus Pembelajaran
Peserta harus dapat:
Menyebutkan definisi besaran analog
Menyebutkan definisi besaran digital
Menggambarkan keadaan logika

Menyebutkan perbedaan nilai sinyal analog dan digital


Menyebutkan komponen yang digunakan pada sistim digital
Menggambarkan perbedaan tampilan analog dan digital

Pengertian Dasar
Apakah yang dimaksud dengan "digital"?. Suatu pertanyaan yang logis dari para
pembaca

yang ingin mengetahui atau mempelajari pengetahuan tentang Teknik

Digital.
Untuk menjawab pertanyaan diatas akan lebih mudah dipahami kalau kita ulas
tentang perbedaan antara besaran analog dengan besaran digital. Sebagai
gambaran sementara kita dapat melihat jam

sebagai alat ukur waktu dimana

tampilannya ditentukan oleh jarum penunjuk yang gerakannya selalu berubah secara
kontinyu, jam seperti ini dapat disebut jam analog. Disisi lain kita juga melihat jam
yang tampilannya berupa angka-angka, hal seperti ini dapat dikatakan jam digital.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

11

Teknik Elektronika Audio Video

1.1

Besaran Analog

Pada sistim analog sinyal keluarannya berubah setiap sa'at secara kontinyu sesuai
dengan sinyal masukannya, sebagai contoh pengaruh temperatur terhadap tegangan
seperti (gambar 1.1) dibawah ini.

V ,A

V = Sinyal Temperatur
A = Sinyal Analog

(berupa tegangan)

t
Gambar 1.1 Pengaruh temperatur terhadap tegangan
V dan A keduanya menunjukkan sinyal analog, dimana setiap titik mempunyai
perubahan yang sama.

1.2

Besaran Digital

Pada sistim digital sinyal keluarannya berupa diskrit-diskrit yang berubah secara
melompat-lompat yang tergantung dari sinyal masukannya, sebagai contoh sistim
transfer dari tegangan analog ke tegangan digital (gambar 1.2).

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

12

Teknik Elektronika Audio Video

V
7
6
Sinyal Digital

5
4
Sinyal Analog

3
2
1
t

Gambar 1.2 transfer tegangan Analog ke tegangan Digital


1. 3. Keadaan Logika
Besaran digital mempunyai dua, tiga atau lebih keadaan logika, seperti terlihat pada
(gambar 1.3), dimana menunjukkan 3 kemungkinan keadaan logika, yaitu ; 10 v, 5 V
dan 0 V
U
V
10

ms

Gambar 1.3 Keadaan Logika


Tapi pada dasarnya peralatan-peralatan digital hapir selalu menggunakan 2 keadaan,
misalnya pada pulsa-pulsa listrik yang mempunyai keadaan ada atau tidak ada pulsa.
Contoh lain pada bentuk tegangan listrik yang mempunyai 2 harga, yaitu harga atas
atau harga bawah dengan toleransi pada harga-harga tersebut seperti terlihat pada
(gambar 1.4)

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

13

Teknik Elektronika Audio Video

U
V
5,5
H (High)

4 ,5
4

0 ,8
L (Low )

0
Gambar 1.4 Bentuk Tegangan Listrik
Tegangan 4,5 V - 5,5 v dapat dikatakan kondisi H (High) atau logik 1, sedangkan
tegangan 0 V - 0,8 V adalah kondisi L (Low) atau logik0,sedangkan daerah 0,8 V 4,5 V tidak di kondisikan.
1.4

Perbandingan Sinyal Analog dengan Sinyal Digital

Perbandingan sinyal analog dengan sinyal digital dapat diamati dari besaran
tegangan pada sumber tegangan searah
Tegangan searah berupa sinyal analog mempunyai nilai atau harga berupa besaran
tegangan yang mempunyai harga batas maksimum dan minimum misalnya + 10 volt,
sedangkan besaran tegangan searah pada sinyal digital mempunyai nilai atau harga
yang pasti, mislalnya + 10 volt, 0 volt dan - 10 volt. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar rangkaian listrik dibawah ini (gambar 1.5).
+ 10 V

0V

IA = Sinyal Analog
ID = Sinyal Digital

- 10 V

Gambar 1.5 Rangkaian Listrik


MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

14

Teknik Elektronika Audio Video

Harga besaran analog mempunyai daerah batas maksimum dan minimum,


sedangkan pada harga besaran digital hanya mempunyai 2 kemungkinan keadaan
seperti :

Skelar tertutup atau sakelar terbuka.

Transistor menghantar atau transistor menyumbat

Tegangan Hight atau tegangan Low.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

15

Teknik Elektronika Audio Video

1.5

Perbedaan Tampilan Analog dengan Digital.


Analog

Digital

Pulsa

Pulsa
50

75

25

100
120

75

Km/jam

Kecepatan ( Km/jam )

Kecepatan ( Km/jam )
8

A = ( 4, 6 )

B = ( 8, 4 )

Tempat titik-titik

0
6

Tempat titik-titik
11

12

10

3
4

8
7

Waktu

Waktu

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

16

Teknik Elektronika Audio Video

Eropa

: 10 juta Km2

Asia

: 44,2 juta Km2

Afrika

: 29,8 juta Km2

Amerika

: 42 juta Km2

Australia&Oseania : 8,9 juta Km2


Luas ( X 106 Km2 )

1.6

Luas

Penggunaan Teknik Digital.

Teknik Digital digunakan untuk menampilkan mengirim dan memproses informasi


data menggunakan bilangan (biner)
Hampir semua rangkaian digital direncanakan

untuk beroperasi pada dua

pernyataan dan berbentuk gelombang kotak (pulsa). Kalau dua pernyataan


disamakan dengan tegangan maka akan didapat dua besaran tegangan yang
berbeda pada dua pernyataan tersebut.
Pada umumnya rangkaian digital menggunakan komponen DTL (Dioda Transistor
Logik), TTL (Transistor-Transistor Logik), dan CMOS (Complementry Metal Oxide
Semiconductor).
Rangkaian digital biasanya terdiri dari berbagai gerbang yang mempunyai fungsi
logika yang berbeda. Tiap gerbang yang mempunyai satu atau lebih masukan dan
keluaran .Yang paling penting dari gerbang-gerbang tersebut apa yang dinamakan
dangan gerbang dasar (Basic Gates) terdiri dari gerbang fungsi logika DAN, ATAU,
TIDAK (AND, OR, NOT Gates). Dengan menghubungkan gerbang-gerbang pada
berbagai cara, bisa membangun rangkaian berfungsi Aritmatik atau fungsi lainnya
sesuai dengan kemampuan intelegensi personalnya.
Kalau ditinjau lagi dua pernyataan pada teknik digital ini dalam kehidupan sehari hari akan ditemui hal-hal sebagai berikut:

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

17

Teknik Elektronika Audio Video

Ungkapan
Istilah umum
Biner

Ya

Tidak

High

Low

Nyala

Padam

Pulsa
Listrik/Saklar
Tegangan
Lampu

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

18

Teknik Elektronika Audio Video

Latihan
Tugas 1 : Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
1. Jelaskan pengertian tentang DIGITAL
2. Sebuah sistem bila sinyal keluaran berubah-ubah setiap saat, sistem tersebut
disebut apa ? Berikan contohnya.
3. Sebutkan keadaan logika pada gambar di bawah ini :
U
V

20

10

ms

4. Sebutkan dua keadaan pada peralatan peralatan digital yang berdasarkan


pulsa-pulsa listrik.
5. Pada gambar di bawah ini, dapatkah 1,0 V dikondisikan sebagai kondisi LOW
? Jelaskan !
U
V
5,5
5

H (High)
4,5

3
2

0,8

L (Low)
0

6. Sebutkan perbedaan nilai atau harga sinyal Analog dan sinyal Digital.
7. Gambarkan perbedaan tampilan Analog dan Digital
8. Komponen apa saja yang sering digunakan pada rangkaian Digital ?
9. Sebutkan fungsi logika dari gerbang dasar yang anda ketahui.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

19

Teknik Elektronika Audio Video

10. Lengkapi tabel berikut :


Ungkapan

Ya

Tidak

Istilah umum
Biner
Pulsa
Listrik/Saklar
Tegangan
Lampu

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

20

Teknik Elektronika Audio Video

Lembar Jawaban 1
1. Digital atau sistim digital yaitu sebuah sistim yang sinyal keluarannya berupa
diskrit-diskrit
yang berubah secara melompat-lompat
serta tergantung
tergantung dari sinyal masukannya.
2. Dinamakan sistim analog, contohnya pengaruh temperatur terhadap tegangan.
3. Menunjukkan 3 kemungkinan keadaan logika, yaitu ; 20 v, 10 V

dan 0 V.

4. Mempunyai 2 keadaan : ada atau tidak ada pulsa.


5. Tidak dapat, karena daerah 0,81 V s.d 4,49 V tidak dikondisikan.
6. Sinyal analog mempunyai nilai atau harga berupa besaran tegangan yang
merupakan harga batas maksimum dan minimum misalnya, sedangkan besaran
tegangan pada sinyal digital mempunyai nilai atau harga yang pasti.
Analog

Digital

Pulsa

Pulsa
50

75

25

100
120

Kecepatan ( Km/jam )

75

Km/jam

Kecepatan ( Km/jam )

A = ( 4, 6 )

A
B

B = ( 8, 4 )

Tempat titik-titik

0
2

Tempat titik-titik

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

21

Teknik Elektronika Audio Video

11

12

10

3
4

8
7

Waktu

Waktu
8. Komponen DTL (Dioda Transistor Logik), TTL (Transistor-Transistor Logik), dan
CMOS (Complementry Metal Oxide Semiconductor).
9. Gerbang dasar (Basic Gates) terdiri dari beberapa gerbang fungsi logika DAN,
ATAU, TIDAK (AND, OR, NOT Gates).
10.
Ungkapan
Istilah umum
Biner

Ya

Tidak

High

Low

Nyala

Padam

Pulsa
Listrik/Saklar
Tegangan
Lampu

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

22

Teknik Elektronika Audio Video

Kegiatan Belajar 2

SISTEM BILANGAN
Tujuan Khusus Pembelajaran
Peserta harus dapat:
Menyebutkan macam macam sistem bilangan
Melakukan konversi bilangan desimal ke bilangan biner dan sebaliknya
Melakukan konversi bilangan oktal ke bilangan biner dan sebaliknya
Melakukan konversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner dan sebaliknya
Melakukan konversi bilangan desimal ke bilangan oktal dan sebaliknya
Melakukan konversi bilangan desimal ke bilangan heksa desimal dan sebaliknya
Melakukan konversi bilangan oktal ke bilangan heksadesimal dan sebaliknya

Peralatan yang menggunakan system digital dalam operasinya berdasar


kepada perhitungan-perhitungan yang erat kaitannya dengan penggunaan sistem
bilangan.
Dalam rangkaian logika kita mengenal bermacam-macam bilangan yang
diantaranya adalah bilangan desimal, bilangan biner, bilangan oktal, dan bilangan
hexadesimal.
A. JENIS DAN KONVERSI SISTEM BILANGAN
1. Bilangan Desimal
Pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan sistem bilangan
desimal, yaitu bilangan yang terdiri dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Dari deretan angka-angka diatas maka setelah angka 9 akan terjadi angka-angka
yang lebih besar seperti 10, 11, 12, 13 dan seterusnya. Angka-angka tersebut
merupakan kombinasi dari angka 0 sampai 9. Angka-angka 0 sampai 9 ini dinamakan
desimal digit, dimana harga-harga dari desimal digit tersebut tergantung dari letak
urutannya atau yang disebut harga tempat. Jadi bilangan desimal mempunyai 10
suku angka atau disebut juga radik. Radik adalah banyaknya suku angka atau digit
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

23

Teknik Elektronika Audio Video

yang dipergunakan dalam suatu sistim bilangan. Dengan demikian maka RADIX
suatu sistem bilangan dapat ditentukan dengan rumus R = n + 1. Dimana R = Radik
dan n = angka akhir dari sistem bilangan.
Setiap sistem bilangan mempunyai RADIX yang berbeda seperti:
-

Sistem bilangan Biner mempunyai Radix = 2

Sistem bilangan Oktal mempunyai Radix = 8

Sistem bilangan Desimal mempunyai Radix = 10

Sistem bilangan Hexadesimal mempunyai Radix = 16

2. Bilangan Biner
Perlu diketahui bahwa pada rangkaian digital atau rangkaian logika sistem
operasinya menggunakan prinsip adanya dua kondisi yang pasti yaitu:
a. Logika 1 atau 0
b. Ya atau Tidak
c. High atau Low
d. True (benar) atau False (salah)
e. Terang atau Gelap
Kondisi-kondisi tersebut dapat dilukiskan sebagai saklar yang sedang menutup (on)
dan saklar yang sedang terbuka (off). Metode bilangan yang sesuai dengan prinip
kerja dari saklar tersebut adalah penerapan bilangan biner atau dalam bahasa
asingnya binary number. Pada bilangan biner jumlah digitnya adalah dua yaitu 0
dan 1, sedangkan untuk sistim bilangan lainnya adalah seperti berikut ini:
-

Bilangan biner (2 digit): 0, 1

Bilangan oktal (8 digit): 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

Bilangan desimal (10 digit) : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Bilangan hexadesimal: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa bobot bilangan dari suatu sistim bilangan
tergantung dari letak susunan digitnya atau disebut juga harga tempat.
Harga tempat dari bilangan desimal adalah:
Dst. --------- 10.000
10n ---------

104

1.000

100

10

103

102

101

10

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

24

Teknik Elektronika Audio Video

Berdasarkan harga tempat diatas, maka kita dapat menentukan bobot bilangan dari
suatu sistem bilangan tertentu. Sebagai contoh misalnya bilangan desimal 4567 atau
ditulis (4567)10 mempunyai bobot bilangan sebagai berikut:
Dst.

--------- 10.000

1.000

100

---------

4 x 103

5 x 102

10

6 x 101

7 x 10

Jadi (4567)10 = 4000 + 500 + 60 + 7


Harga tempat dari bilangan biner adalah:

Biner

28

27

26

25

24

23

22

21

20

Desimal

256

128

64

32

16

Perlu diketahui bahwa angka biner yang dipergunakan dalam sistim bilangan biner
disebut BIT (Binary Digit). Sebagai contoh misalnya: 101 = 3 BIT, 1101 = 4 BIT, dan
11010 = 5 BIT

BILANGAN

BILANGAN

BINER

DESIMAL

1 1

10

11

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

25

Teknik Elektronika Audio Video

BILANGAN

BILANGAN

BINER

DESIMAL

12

1 0

13

14

1 1

15

Dari tabel diatas terlihat bahwa angka 1 bilangan biner akan bertambah besar apabila
bergeser kekiri. Dengan demikian digit paling kiri merupakan angka satuan yang
terbesar dan digit paling kanan merupakan angka satuan terkecil.

2.1 Merubah bilangan biner menjadi bilangan desimal


Dalam perhitungan operasi logika pada umumnya bilangan biner diberi tanda (....)2
sedangkan bilangan desimal diberi tanda (....)10. Adapun maksud penandaan tersebut
adalah untuk membedakan jenis dan tiap-tiap sistem bilangan.
Contoh:

Bilangan biner

(1101)2

Bilangan oktal

(142)8

Bilangan desimal

(96)10

Bilangan hexadesimal

(2B)16

Contoh soal: Rubahlah bilangan biner (11101)2 menjadi bilangan desimal


Soal diatas dapat diselesaikan dengan 3 cara yaitu:
Cara pertama:
Biner

28

27

26

25

24

23

22

21

20

Desimal

256

128

64

32

16

Biner

Jadi bilangan biner (11101)2 = 16+8+4+1 = 29


Cara kedua:
(11101)2

= (1x24) + (1x23) + (1x22) + (10x21) + (1x20)


= 16+8+4+0+1

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

= (29)10

26

Teknik Elektronika Audio Video

2.2 Merubah bilangan desimal menjadi bilangan biner


Untuk merubah bilangan desimal menjadi bilangan biner dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu: Menggunakan harga tempat dan membagi dua terus menerus bilangan
desimal.
Contoh: Rubahlah bilangan desimal (53)10 menjadi bilangan biner.
Jawab: cara pertama dengan menggunakan harga tempat

Biner

28

27

26

25

24

23

22

21

20

Desimal

256

128

64

32

16

+ 16 +

0 +

4 +

0 +

25 + 24 +

0 +

22 +

0 +

20

(53)10 =

32

Jadi (53)10

= (110101)2

Cara kedua:
Dengan membagi 2 terus menerus sampai sisanya menjadi 0 atau 1 dan
pembacaannya mulai dari bawah.
53/2 = 26 sisa 1
26/2 = 13 sisa 0
13/2 =

6 sisa 1

6/2 =

3 sisa 0

3/2 =

1 sisa 1

1/2 =

0 sisa 1

Jadi (53)10 = (110101)2. Dibaca dari bawah keatas.


3 Bilangan Oktal
Dalam rangkaian logika selain bilangan desimal dan bilangan biner, kita mengenal
pula bilangan oktal. Bilangan oktal mempunyai 8 buah digit yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
radik bilangan oktal adalah 8. Dalam bilangan oktal tidak angka 8 dan 9, angka
selanjutnya setelah angka 7 adalah angka 10, 11, 12 dan seterusnya. Agar lebih jelas
perhatikan bilangan oktal dibawah ini.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

27

Teknik Elektronika Audio Video

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 selanjutnya 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, selanjutnya 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27 selanjutnya 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan seterusnya.
Sama halnya dengan bilangan biner dan bilangan desimal, bilangan oktal mempunyai
harga tempat seperti dibawah ini:
Oktal

84

83

Desimal

4096 512

82

81

80

64

3.1 Merubah bilangan oktal menjadi bilangan desimal


Untuk merubah bilangan oktal menjadi bilangan desimal dapat dilakukan dengan
harga tempat. Caranya adalah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
-

Letakkan bilangan oktal dibawah harga tempatnya

Kalikan masing-masing digit dari bilangan oktal sesuai dengan harga tempatnya

Jumlahkan hasil perkalian masing-masing digit bilangan oktal

Contoh: Rubahlah bilangan oktal (234)8 menjadi bilangan desimal

Penyelesaian:
Oktal

82

81

80

Desimal

64

2
0

4
2

(4x8 ) + (3x8 ) + (2x8 ) = (4x1) + (3x8) + (2x64) = 4 + 24 +128 = 156


Jadi (234)8 = (156)10
3.2

Merubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal

Merubah bilangan desimal menjadi bilangan oktal dapat dilakukan dengan


menggunakan harga tempat dan membagi 8 bilangan desimal terus menerus dan
hasilnya dibaca dari bawah keatas.

Contoh: Rubahlah bilangan desimal (97)10 menjadi bilangan oktal


Penyelesaian: angka 97 = 64 + 32 + 1
Oktal

82

81

80

Desimal

64

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

28

Teknik Elektronika Audio Video

(97)10 = 1x64 + 4x8 + 1


(97)10 = 1x82 + 4x81 + 1x80
(97)10 = (141)8
Rubahlah bilangan desimal (678)10 menjadi bilangan oktal.
Soal diatas dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana dengan cara membagi
8 bilangan desimal secara terus menerus.
678/8 = 84

sisa 6

84/8 = 10

sisa 4

10/8 = 1

sisa 2

1/8 = 0
3.3

sisa 1 Dibaca dari bawah keatas = (1246)8

Merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner

Untuk merubah bilangan oktal menjadi bilangan biner dapat dilakukan dengan cara
merubah setiap angka dari bilangan oktal menjadi bilangan biner 3 bit.
Contoh: Rubahlah bilangan oktal (65)8 menjadi bilangan biner
Penyelesaian:
(65)8

6 = (110)2
5 = (101)2

Jadi (65)8 = (110 101)2


3.4

Merubah bilangan biner menjadi bilangan oktal

Untuk merubah bilangan biner menjadi bilangan oktal dapat dilakukan dengan cara
mengelompokkan bilangan biner 3 bit mulai dari sebelah kanan, kemudian kelompok
tiga bit tersebut diubah kedalam bilangan dasan.
Contoh: Rubahlah bilangan biner (101110111)2 menjadi bilangan oktal
Penyelesaian:
(101110111)2 =

(101 110 111)2


5

Jadi (101110111)2 = (567)8


4

Bilangan Hexadesimal

Bilangan hexadesimal mempunyai 16 suku angka/digit seperti berikut ini: 0, 1, 2, 3, 4,


5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A sampai F adalah sebagai pengganti dari
angka-angka bilangan desimal mulai dari 10 sampai 15.
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

29

Teknik Elektronika Audio Video

(A)16 = (10)2

(D)16 = (13)10

(B)16 = (11)2

(E)16 = (14)10

(C)16 = (12)2

(F)16 = (15)10

Seperti juga halnya dengan sistem bilangan lainnya, maka sistem bilangan
hexadesimal juga mempunyai harga tempat seperti dibawah ini.
Hexadesimal

163

162

Desimal

4096 256

161

160

16

Urutan bilangan hexadesimal dan bilangan lainnya adalah seperti dibawah ini.
Persamaan bilangan

4.1

Hexsadesimal Desimal

Oktal

Biner

0001

0010

0011

0100

0101

0110

0111

10

1000

11

1001

10

12

1010

11

13

1011

12

14

1100

13

15

1101

14

16

1110

15

17

1111

Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner

Untuk merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner dapat ditempuh dengan
cara merubah setiap digit dari bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner 4 bit,

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

30

Teknik Elektronika Audio Video

kemudian menyusunnya berdasarkan urutannya. Bilangan hexadesimal dalam


penulisannya diberi tanda (....)16 untuk membedakan dengan bilangan lainnya.
Contoh: Rubahlah bilangan hexadesimal (B4C)16 menjadi bilangan biner.
Penyelesaian:
(B)16 = (1011)2
(4)16 = (0100)2
(C)16 = (1100)2
Jadi bilangan hexadesimal (B4C)16 = (1011 0100 1100)2

4.2 Merubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal


Cara yang mudah untuk merubah bilangan biner menjadi bilangan hexadesimal ialah
dengan cara mengelompokkan setiap 4 bit bilangan biner mulai dari digit paling
kanan. Kemudian setelah dikelompokkan, tiap kelompok 4 bit tersebut dirubah
menjadi bilangan hexadesimal.
Contoh: Rubahlah bilangan biner (11010101)2 menjadi bilangan hexadesimal.
Penyelesaian:
(11010101)2 kelompok sebelah kiri (1101)2

= (D)16

kelompok sebelah kanan (0101)2 = (5)16


Jadi (11010101)2

= (D5)16

Soal: Rubahlah bilangan biner (101000101011)2 menjadi bilangan hexadesimal.


Penyelesaian: (101000101011)2 = (1010 0010 1011)2 = (A 2 B)16
4.3

Merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal

Untuk merubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal dapat dilakukan


dengan cara seperti dibawah:
Rubahlah bilangan hexadesimal menjadi bilangan desimal.
(2B)16 = (.....)10
Penyelesaian: Pertama-tama ubah bilangan hexadesimal menjadi bilangan biner.
(2B)16

(2)16

= (0010)2

(B)16 = (1011)2
Hasilnya adalah (2B)16 = (0010 1011)2
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

31

Teknik Elektronika Audio Video

Selanjutnya bilangan biner (0010 1011)2 dirubah dalam bentuk bilangan desimal =
(43)10
Soal diatas juga dapat diselesaikan dengan menggunakan harga tempat.

Hexadesimal

163

162

161

160

Desimal

4096

256

16

(2B)16 = (2x161) + (11x160)

= (2x16) + (11x1)

= 32 + 11

= 43

Jadi bilangan hexadesimal (2B)16 = (43)10


B. OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SISTEM BILANGAN
1. Penjumlahan Bilangan
Penjumlahan Bilangan Biner
Pada penjumlahan berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 + 0

= 0

0 + 1

= 1

1 + 0

= 1

1 + 1

= 0 / + 1 sebagai carry

1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai carry
Seperti cara penjumlahan bilangan desimal yang kita kenal sehari-hari, penjumlahan
bilangan biner juga harus selalu memperhatikan carry ( sisa ) dari hasil penjumlahan
pada tempat yang lebih rendah.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0

dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1

akan

dijumlahkan ,
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0

15410

Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1

carry

7310

1 1

A + B = 1 1 1 0 0 0 1 1
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

22710
32

Teknik Elektronika Audio Video

Dalam contoh di atas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry, sehingga hasil
penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Untuk contoh di bawah akan dilakukan
penjumlahan 8 bit yang menghasilkan carry.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0

dan data B = 1 1 1 0 0 0 1 1

akan

dijumlahkan ,
Data A =

1 0 0 1 1 0 1 0

= 15410

Data B =

1 1 1 0 1 0 1 1

= 22710

carry
A + B = 1

1
0 1 1 1 1 1 0 1

= 38110

Hasil penjumlahan di atas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit data, hasil
penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang ke-8 (
dihitung mulai dari 0 ) atau yang disebut carry juga harus diperhatikan. sebagai hasil
penjumlahan.
Penjumlahan Bilangan Oktal
Proses penjumlahan bilangan oktal sama seperti proses penjumlahan bilangan
desimal. Sisa akan timbul / terjadi jika jumlahnya telah melebihi 7 pada setiap tempat.
Contoh
a. Bilangan Oktal A = 2328 dan bilangan Oktal B = 1118 akan dijumlahkan
, Bilangan Oktal A = 2 3 28
Bilangan Oktal B = 1 1 18

= 15410
=

7310

carry
Hasil A + B = 3 4 38

= 22710

b. Bilangan Oktal A = 2328 dan bilangan Oktal


,Bilangan Oktal A =

2 3 28

= 15410

Bilangan Oktal B =

6 6 78

= 43910

carry

B = 6678 akan dijumlahkan

111

Hasil A + B = 1 1 2 18

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

= 59310

33

Teknik Elektronika Audio Video

Penjumlahan Bilangan Heksadesimal


Dalam penjumlahan bilangan heksadesimal, sisa akan terjadi jika jumlah dari setiap
tempat melebihi 15.
Contoh
a. Bilangan Heksadesimal

A = 9A16 dan bilangan Heksadesimal

B =

4316 akan dijumlahkan ,


Bilangan Heksadesimal

= 9 A16

= 15410

Bilangan Heksadesimal

= 4 316

= D D16

= 22110

6710

carry
Hasil A + B
b. Bilangan Heksadesimal

A = E816 dan bilangan Heksadesimal

B =

9A16 akan dijumlahkan ,


Bilangan Heksadesimal

E 816

= 23210

Bilangan Heksadesimal

9 A16

= 15410

carry

11

Hasil A + B

= 1 8 216

= 38610

2. Pengurangan Bilangan
Pengurangan Bilangan Biner
Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 - 0

= 0

0 - 1

= 1 / - 1 sebagai borrow

1 - 0

= 1

1 - 1

= 0

0 - 1 - 1

= 0 / - 1 sebagai borrow

1 - 1 - 1

= 1 / - 1 sebagai borrow

Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman ( borrow ) pada tempat yang lebih tinggi.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

34

Teknik Elektronika Audio Video

Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0

dan data B =

0 1 0 0 1 0 0 1

akan dikurangkan ,
Data A =

1 0 0 1 1 0 1 0

= 15410

Data B =

0 1 0 0 1 0 0 1

7310

borrow

8110

Hasil A - B = 0 1 0 1 0 0 0 1

Pengurangan Bilangan Biner Melalui Komplement dan Penjumlahan


Aturan pengurangan diatas untuk sistem microcomputer tidak cocok, oleh karena itu
digunakan cara komplement dan penjumlahan.
Komplement adalah hasil
negasi dari

inverter dari bilangan biner.

bilangan biner biasanya disebut

Cara meng-inverter atau

One's Complement atau

Einerkomplement atau Komplemen Satu.


Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0

dan data B =

0 10 0 1 0 0 1

akan

dikurangkan ,
Data B dikomplemen
Data

B =

0 1 0 0 1 0 0 1

Komplemen satu

B =

1 0 1 1 0 1 1 0

Data

A =

1 0 0 1 1 0 1 0

Komplemen satu

B =

1 0 1 1 0 1 1 0

Pengurangan
Langkah Pertama

Hasil

Sementara A + B

=1 0 1 0 1 0 0 0 0
Hasil Sementara
Sisa ( Carry )

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

35

Teknik Elektronika Audio Video

Langkah Kedua
Karena menghasilkan sisa ( carry ) 1( high ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Positip yang artinya bahwa pengurang lebih kecil
dibandingkan dengan yang dikurangi. Jika dilakukan pengecakan dari hasil
pengurangan ( hasil sementara ), maka hasil di atas kurang 1 (satu) dibandingkan
dengan hasil yang seharusnya ( 010100002 = 8010 ). Untuk mengoreksi hasil
pengurangan tersebut maka hasil sementara ditambah dengan 1 sehingga hasil yang
dimaksud menjadi,
Hasil Sementara =

0 1 0 1 0 0 0 0
1

Hasil A B =

0 1 0 1 0 0 0 1

8110

Cara di atas tidak berlaku jika hasil pengurangan adalah bilangan negatip yang
artinya bahwa carry-nya 0 ( low ). Untuk dapat melakukan proses pengurangan yang
dimaksud lihat contoh di bawah ini.
Contoh
Data A dikurangi dengan data B ( Bilangan pengurang lebih besar dari pada
bilangan yang dikurangi ),
Data A =

0 1 0 0 1 0 0 1

7310

Data B =

1 0 0 1 1 0 1 0

15410

Data B dikomplemen
Data

B =

1 0 0 1 1 0 1 0

Komplemen satu

B =

0 1 1 0 0 1 0 1

Pengurangan
Langkah Pertama
Data

A =

0 1 0 0 1 0 0 1

Komplemen satu

B =

0 1 1 0 0 1 0 1

Hasil

Sementara A + B

= 0 1 0 1 0 1 1 1 0

Hasil sementara

Sisa ( Carry )
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

36

Teknik Elektronika Audio Video

Langkah Kedua
Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip yang artinya bahwa pengurang lebih besar
dibandingkan dengan yang dikurangi. Hasil setelah melalui proses komplemen
berupa bilangan positip, sedangkan tanda negatip harus kita tambahkan ( karena
sisa 0 ), dan jika diteruskan diperoleh,
Hasil Sementara =

1 0 1 0 1 1 1 0

Komplemen Satu

0 1 0 1 0 0 0 1

0 1 0 1 0 0 0 1

Hasil

Jadi Hasil pengurangannya adalah

0 1 0 1 0 0 0 1

8110

Mengoreksi hasil seperti cara diatas dapat dihindari dengan menggunakan cara
menggunakan Twos Complement atau Zweierkomplement atau Komplemen
Dua. Komplemen Dua didapatkan dari Komplemen Satu ditambah dengan 1.
Contoh
Data

A =

0 1 0 0 1 0 0 1

Komplemen Satu

A =

1 0 1 1 0 1 1 0

Komplement Dua

1 0 1 1 0 1 1 1

Kompleman Dua dapat juga dituliskan dengan ( A + 1 )


Contoh
Data A =

1 0 0 1 1 0 1 0

Data B =

0 1 0 0 1 0 0 1

Data B dikomplemen
Data

B =

0 1 0 0 1 0 0 1

Komplemen satu

B =

1 0 1 1 0 1 1 0

Komplemen Dua ( B + 1 )

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

1 0 1 1 0 1 1 1

37

Teknik Elektronika Audio Video

Pengurangan
Data A

1 0 0 1 1 0 1 0

Komplemen Dua ( A + 1 )

1 0 1 1 0 1 1 1

Hasil

= 1

0 1 0 1 0 0 0 1

Pada Carry berlogika 1 yang berarti bahwa hasil pengurangan tersebut adalah
bilangan positip, sedangkan 8 bit berikutnya tanpa harus mengalami perubahan
adalah hasil pengurangannya.
Contoh
Kurangkan data A dan data b di bawah ini,
Data A =

0 1 0 0 1 0 0 1

Data B =

1 0 0 1 1 0 1 0

Data B dikomplemen
Data

B =

1 0 0 1 1 0 1 0

Komplemen satu

B =

0 1 1 0 0 1 0 1

Komplemen Dua ( B + 1 )

0 1 1 0 0 1 1 0

Pengurangan
Data A

0 1 0 0 1 0 0 1

Komplemen Dua ( B + 1 )

0 1 1 0 0 1 1 0

Hasil

1 0 1 0 1 1 1 1

Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0 ( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan Negatip dan harus dikoreksi. Dengan jalan megKomplemen Dua-kan sekali lagi hasil pengurangannya dan menambahkan tanda
negatip

( - ) di depan bilangan tersebut maka diperoleh hasil yang sudah benar

yang secara rinci diuraikan seperti di bawah ini,

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

38

Teknik Elektronika Audio Video

Hasil

1 0 1 0 1 1 1 1

Komplemen Satu

0 1 0 1 0 0 0 0
1

Komplemen Dua

0 1 0 1 0 0 0 1

Jadi Hasilnya adalah

Bilangan

0 1 0 1 0 0 0 1 =

8110

biner Negatip diperoleh dengan cara meng-Komplemen Dua-kan

bilangan positipnya.
Contoh
Bilangan Biner
Komplemen Dua ( A + 1 )

Bilangan Biner
Komplemen Dua ( B + 1 )

Bilangan Biner
Komplemen Dua ( C + 1 )

A =

0 1 0 0 1 0 0 1

+ 7310

1 0 1 1 0 1 1 1

- 7310

B =

0 1 1 1 1 1 1 1

+ 12710

1 0 0 0 0 0 0 1

- 12710

C =

0 0 0 0 0 0 0 1

+ 110

1 1 1 1 1 1 1 1

- 110

Perkalian dan Pembagian


Perkalian

dan

pembagian

memanfatkan

proses

penambahan

dan

proses

pengurangan. Perkalian berarti pengulangan proses penambahan sedangkan


pembagian berarti pengulangan proses pengurangan sesuai dengan besarnya
penyebut ( pengali atau pembaginya ).
Perkalian Bilangan Biner
Perkalian dua bilangan biner mempunyai aturan yang sama dengan perkalian
bilangan

desimal . Proses perkalian bilangan

A dan B dilakukan dengan cara

mengalikan secara individu bilangan A dengan setiap bit bilangan B , kemudian


semua hasil perkaliannya ditambahkan menurut susunan bit yang sesuai.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

39

Teknik Elektronika Audio Video

Contoh
Bilangan desimal A = 49 dikalikan dengan bilangan desimal B = 103, dapat
diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,
A x B = 5047

49 x 103
147
00
49
5047

Contoh
Bilangan biner A = 110001 dikalikan dengan bilangan biner B = 1100111, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
A x B = 1001110110111

110001 x 1100111
110001
110001
110001
000000
000000
110001
110001
1001110110111

Untuk bilangan biner pengalinya hanya berharga 0 atau 1, oleh karena itu perkalian
bilangan biner hanya memerlukan operasi penjumlahan dan operasi geseran.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

40

Teknik Elektronika Audio Video

Pembagian Bilangan Biner


Operasi pembagian dua bilangan

biner secara terpisah dapat juga digambarkan

sebagai operasi pengurangan dan operasi geser.


Contoh
Bilangan desimal

A = 156 dibagi dengan bilangan desimal B = 13, dapat

diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,


A : B

= 12

156 : 13

= 12

13

26
26

0
Contoh
Bilangan biner A = 10011100 dibagi dengan bilangan biner B = 1101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
10011100 : 1101 = 1100
1101

01101
1101

000000

Contoh
Bilangan biner A = 110000,001 dibagi dengan bilangan biner B = 101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

41

Teknik Elektronika Audio Video

110000,001 : 101

= 1001,101

101

1000
101

110
101

101
101

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

42

Teknik Elektronika Audio Video

Lembar Kerja
Tugas 1
1. Sebutkan yang termasuk bilangan desimal!
2. 11001(2) = .............(10)
3. 36(10) = .............(2)
4. 110101

(2)

= .............(8)

5. 1101101011(2) = .............(16)
6. 11001(2) + 10001(2) =..................(2)
7. 1110 (2) - 1001(2) =..................(2)
8. 110 (2) x 101(2) =..................(2)

Lembar Jawaban
1. Bilangan desimal terdiri dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
2. 11001(2) = .............(10)
(11001)2 = (1x24) + (1x23) + (0x22) + (0x21) + (1x20)
= 16+8+0+0+1

= (25)10

3. 36(10) = .............(2)
36/2 = 18

sisa 0

18/2 = 9

sisa 0

9/2 =

sisa 1

4/2 =

sisa 0

2/2 =

sisa 1

1/2 =

sisa 1

Jadi (53)10 = (110100)2. Dibaca dari bawah keatas.


4. 110101 (2) = .............(8)
110101(2) =

(110 101)2
6

5
Jadi 110101(2) = 65 (8)

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

43

Teknik Elektronika Audio Video

5. 1101101011(2) = .............(16)
1101101011 (2) =

( 0011 0110 1011)2


3

Jadi 1101101011 (2) = 36B (16)


6. 11001(2) + 10001(2) =..................(2)
Data A =

1 1 0 0 1

Data B =

1 0 0 0 1

carry
A + B =

1
1 0 1 0 1 0

7. 1110 (2) - 1001(2) =..................(2)


Data A =

1 0 1 0

Data B =

1 0 0 1

borrow
A - B =

1
0 0 0 1

8. 110 (2) x 101(2) =..................(2)


101 x 110
000
101
101
1111 0

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

44

Teknik Elektronika Audio Video

Kegiatan Belajar 3

Operasi Logika
Tujuan Khusus Pembelajaran
Peserta harus dapat:
Menyebutkan pernyataan logika gerbang AND, OR dan NOT
Menggambarkan simbol logika gerbang AND, OR dan NOT
Membuat persamaan rangkaian listrik dari gerbang AND, OR , NOT,NAND,NOR
Membuat diagram pulsa dari gerbang AND, OR , NOT,NAND,NOR
Menyebutkan pernyataan logika gerbang EXOR,EXNOR, INHIBIT-A, INHIBIT-B
Membuat tabel kebenaran dari gerbang AND, OR , NOT,NAND,NOR,
EXOR,EXNOR, INHIBIT-A, INHIBIT-B
Menyebutkan pernyataan logika gerbang IMPLIKASI-A,IMPLIKASI-B
Menggambarkan simbol logika gerbang IMPLIKASI-A,IMPLIKASI-B

Realisasi teknik pada rangkaiain logika berhubungan erat dengan 5 macam sifat
penjabaran dan penggambaran, dimanan ke 5 sifat tersebut adalah :

Simbol logika

Tabel kebenaran

Fungsi logika

Diagram pulsa

Rangkaiain persamaan listrik

1. Gerbang Dasar
Gerbang dasar logika terdiri dari 3 macam gerbang, yaitu : gerbang DAN (AND),
gerbang ATAU (OR) dan gerbang Tidak (NOT).

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

45

Teknik Elektronika Audio Video

1.1.

Gerbang DAN (AND)

Pernyataan Logika logika dari gerbang AND :


Apabila semua masukan berlogik 1, maka keluarannya akan berlogik 1, dan hanya
jika salah satu masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 0.

Simbol Logika
Standar IEC

USA
A

Simbol Lain
X

Gambar 2.1 Simbol gerbang AND

Tabel Kebenaran
B

Fungsi Logika :

Gambar 2.2 Tabel Kebenaran AND

X=AB

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.3 Diagram Pulsa AND

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

46

Teknik Elektronika Audio Video

Persamaan Rangkaian Listrik

X
B

Gambar 2.4 Rangkaian Listrik AND

1.2

Gerbang ATAU (OR)

Pernyataan Logika logika dari gerbang OR :


Apabila salah satu masukan berlogik 1, maka keluarannya akan berlogik 1, dan
hanya jika semua masukan berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 0.

Simbol Logika
Standar IEC
A
B

>1
=

USA
X

A
B

Simbol Lain
X

A
B

Gambar 2.5 Simbol gerbang OR

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

47

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel Kebenaran
B

Gambar 2.6 Tabel kebenaran OR

Fungsi Logika :

X=AB

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.7 Diagram Pulsa OR

Persamaan Rangkaiai Listrik

X
B

Gambar 2.8 Rangkaian Listrik OR

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

48

Teknik Elektronika Audio Video

1.3

Gerbang TIDAK (NOT)

Pernyataan Logika logika dari gerbang NOT :


Apabila masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 1, dan jika semua
masukan berlogik 1, maka keluaranya akan berlogik 0.

Simbol Logika
Standar IEC

USA

Simbol Lain
X

Gambar 2.9 Simbol gerbang NOT

Tabel Kebenaran
A

Gambar 2.10 Tabel Kebenaran NOT

Fungsi Logika :

X= A

Diagram Pulsa
A

t
X

Gambar 2.11 Diagram Pulsa NOT

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

49

Teknik Elektronika Audio Video

Persamaan Rangkaian Listrik


A

Gambar 2.12 Rangkaian Listrik NOT

2. Gerbang Kombinasi

Gerbang kombinasi dibentuk dari kombinasi antar gerbang dasar, diantaranya adalah
gerbang TIDAK DAN ( NAND ), gerbang TIDAK ATAU ( NOR ), gerbang
ANTIVALEN ( EX-OR ), gerbang AQUVALEN ( EX-NOR ), gerbang INHIBIT dan
gerbang IMPLIKASI

2.1 Gerbang TIDAK DAN ( NAND )


Pernyataan Logika dari gerbang NAND :
Apabila semua masukan berlogik 1, maka keluarannya akan berlogik 0, dan hanya
jika salah satu masukanya berlogik 0, maka keluaranya akan berlogik 1.

Simbol Logika
Standar IEC
A
B

USA
A

Simbol Lain
A

Gambar 2.13 Simbol gerbang NAND


Pembentukan gerbang NAND adalah menggabungkan secara seri gerbang AND
dengan gerbang NOT seperti terlihat pada (gambar 2.14)
A
B

Gambar 2.14 Pembentukan gerbang NAND


MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

50

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel Kebenaran
B

Fungsi Logika :

Gambar 2.15 Tabel Kebenaran NAND

X=AB

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.16 Diagram Pulsa NAND

Persamaan Rangkaian Listrik


+ UB
A

X
B

Gambar 2.17 Rangkaiain Listrik NAND

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

51

Teknik Elektronika Audio Video

2.2 Gerbang TIDAK ATAU ( NOR )


Pernyataan Logika dari gerbang NOR :
Apabila semua masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 1, dan hanya
jika salah satu masukanya berlogik 1, maka keluaranya akan berlogik 0.

Simbol Logika
Standar IEC
A
B

USA

>1
=

Simbol Lain
A

Gambar 2.18 Simbol gerbang NOR


Pembentukan gerbang NOR adalah menggabungkan secara seri gerbang OR
dengan gerbang NOT seperti terlihat pada (gambar 2.19)

A
B

>1
=

Gambar 2.19 Pembentukan gerbang NOR

Tabel Kebenaran
B

Fungsi Logika

Gambar 2.20 Tabel Kebenaran NOR

X=AB

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

52

Teknik Elektronika Audio Video

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.21 Diagram Pulsa NOR

Persamaan Rangkaian Listrik


+ UB
A

X
B

Gambar 2.22 Rangkaiain Listrik NOR

2.3 Gerbang EX-OR ( Antivalen )


Pernyataan Logika logika dari gerbang EX-OR :
Apabila variabel masukan berlogik tidak sama, maka keluarannya akan berlogik 1,
dan hanya jika variabel masukan berlogik sama, maka keluaranya akan berlogik 0.

Simbol Logika
Standar IEC
A
B

=1

USA
X

A
B

Simbol Lain
A

Gambar 2.23 Simbol gerbang NOR


MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

53

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel Kebenaran
B

Gambar 2.24 Tabel Kebenaran NOR

Pembentukan gerbang EX-OR adalah dengan menggabungkan gerbang dasar AND,


OR dan NOT seperti terlihat pada (gambar 2.25)
A

1
>1
=

Gambar 2.25 Pembentukan gerbang EX-OR

Fungsi Logika :

X=(AB) (AB)

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

54

Teknik Elektronika Audio Video

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.26 Diagram Pulsa EX-OR

Persamaan Rangkaian Listrik


+ UB
A

Gambar 2.27 Rangkaiain Listrik EX-OR

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

55

Teknik Elektronika Audio Video

2.4

Gerbang EX-NOR ( Aquivalen )

Pernyataan Logika logika dari gerbang EX-NOR :


Apabila variabel masukan berlogik sama, maka keluarannya akan berlogik 1, dan
hanya jika variabel masukan berlogik tidak sama, maka keluaranya akan berlogik
0.

Simbol Logika
Standar IEC

USA

Simbol Lain
A

Gambar 2.28 Simbol gerbang EX-NOR

Tabel Kebenaran
B

Gambar 2.29 Tabel Kebenaran EX-NOR

Pembentukan gerbang EX-NOR adalah dengan menggabungkan gerbang dasar


AND, OR dan NOT seperti terlihat pada (gambar 2.30)
A

1
1

>1
=

Gambar 2.30 Pembentukan gerbang EX-NOR

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

56

Teknik Elektronika Audio Video

Fungsi Logika :

X=(AB) (AB)

Diagram Pulsa
A

t
B

t
X

Gambar 2.31 Diagram Pulsa EX-NOR

Persamaan Rangkaian Listrik


+ UB
A

Gambar 2.32 Rangkaiain Listrik EX-NOR

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

57

Teknik Elektronika Audio Video

3. Gerbang Logika dengan Tiga dan Lebih Variabel Masukan

Dengan 2 variabel masukan akan mempunyai empat kemungkinan keluaran, ini


didasari oleh bilangan dasar 2 dengan 22 = 4
Untuk variabel yang lebih besar dari 2, maka berlaku 2n, dimana 2 adalah bilangan
dasar dan n adalah banyaknya variabel masukan.

3.1

Gerbang AND dengan 3 Variabel Masukan

Simbol Logika
Standar IEC
A
B
C

Gambar 2.53 Simbol gerbang AND 3 masukan

Fungsi Logika :

X=ABC

Tabel Kebenaran
C

Gambar 2.54 Tabel Kebenaran AND 3 masukan

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

58

Teknik Elektronika Audio Video

Alternatif Pembentukan
Sebuah gerbang AND dengan tiga variabel masukan dapat dibangun dengan dua
buah gerbang dasar seperti terlihat pada (gambar 2.55).
A
B

X=(AB)C

Gambar 2.55 Pembentukan gerbang AND 3 masukan


3.2

Gerbang OR dengan 4 Variabel Masukan

Simbol Logika
Standar IEC
A
B
C
D

>1
=

Gambar 2.56 Simbol gerbang OR 4 masukan

Fungsi Logika :

X=ABCD

Tabel Kebenaran
D

0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1

0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1

0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1

0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Gambar 2.57 Tabel Kebenaran OR 4 masukan

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

59

Teknik Elektronika Audio Video

Alternatif Pembentukan
Sebuah gerbang OR dengan empat variabel masukan dapat dibangun dengan tiga
buah gerbang dasar seperti terlihat pada (gambar 2.58).
A

C
D

>1
=
>1
=
>1
=

X=( AB) ( C D )

Gambar 2.58 Pembentukan gerbang OR 4 masukan

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

60

Teknik Elektronika Audio Video

Latihan
Tugas 2:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Sebutkan 5 macam sifat penjabaran dan penggambaran untuk merealisasikan
rangkaian logika.
2. Bagaimanakah bunyi pernyataan logika dari gerbang AND, OR, NOT.
3. Gambarkan simbol logika dari gerbang AND, OR, NOT standar IEC.
4. Tuliskan fungsi logika dari gerbang AND, OR, NOT.
5. Bagaimanakah bunyi pernyataan logika dari gerbang NAND, NOR.
6. Gambarkan simbol logika dari gerbang NAND, NOR standar IEC.
7. Tuliskan fungsi logika dari gerbang NAND, NOR.
8. Diagram pulsa dari gerbang apakah gambar berikut ini:
A

t
B

t
X

9. Persamaan rangkaian listrik dari gerbang apakah gambar di bawah ini ?


+ UB
A

X
B

10. Bagaimanakah bunyi pernyataan logika dari gerbang EX-OR , EX-NOR ?


MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

61

Teknik Elektronika Audio Video

Lembar jawaban
1. Untuk merealisasikan rangkaian logika ,setidaknya ada 5 macam sifat
penjabaran dan penggambaranyang harus kita ketahui yaitu:

Simbol logika
Tabel kebenaran
Fungsi logika
Diagram pulsa
Rangkaian persamaan listrik
2. Pernyataan Logika dari gerbang :
AND: Apabila semua masukan berlogik 1, maka keluarannya akan berlogik
1, dan hanya jika salah satu masukanya berlogik 0, maka keluaranya
akan berlogik 0.

OR: Apabila salah satu masukan berlogik 1, maka keluarannya akan


berlogik 1, dan hanya jika semua masukan berlogik 0, maka keluarannya
akan berlogik 0.

NOT :Apabila masukan berlogik 0, maka keluarannya akan berlogik 1,


dan jika semua masukan berlogik 1, maka keluaranya akan berlogik 0.
3. Gambar simbol logika standar IEC dari gerbang :
AND
A
B

OR
A

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

>
=1

NOT
X

62

Teknik Elektronika Audio Video

4. Fungsi logika dari gerbang:

AND :

X=A B

OR :

X =A V B

NOT :

X=A

5. Pernyataan Logika dari gerbang :

NAND : Apabila semua masukan berlogik 1, maka keluarannya akan


berlogik 0, dan hanya jika salah satu masukanya berlogik 0,
maka keluaranya akan berlogik 1.

NOR : Apabila semua masukan berlogik 0, maka keluarannya akan


berlogik 1, dan hanya jika salah satu masukanya berlogik 1,
maka keluaranya akan berlogik 0.

6. Gambar simbol logika standar IEC dari gerbang :


NAND
A

NOR
X

A
B

>1
=

7. Fungsi logika dari gerbang :


NAND

NOR

X=A B

X =A V B

8.

Diagram pulsa dari gerbang NAND

9.

Persamaan rangkaian listrik dari gerbang NOR

10. Pernyataan Logika dari gerbang :


MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

63

Teknik Elektronika Audio Video

EX-OR :Apabila variabel masukan berlogik tidak sama, maka


keluarannya akan berlogik 1, dan hanya jika variabel masukan
berlogik sama, maka keluaranya akan berlogik 0.

EX-NOR: Apabila variabel masukan berlogik sama, maka keluarannya


akan berlogik 1, dan hanya jika variabel masukan berlogik
tidak sama, maka keluarannya akan berlogik 0.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

64

Teknik Elektronika Audio Video

Lembar Kerja
GERBANG LOGIKA DASAR
Alat dan bahan:
1. Power supply 5 volt DC

1buah

2. Trainer Digital / White Board

1buah

3. IC TTL tipe7400 (NAND gate)

1buah

4. IC TTL tipe7402 (NOR gate)

1buah

5. IC TTL tipe7404 (NOT gate)

1buah

6. IC TTL tipe7408 (AND gate)

1buah

7. IC TTL tipe7432 (OR gate)

1buah

8. IC TTL tipe7486 (Ex-OR gate)

1buah

9. Jumper

secukupnya

Cara Kerja / Petunjuk


1. Cara memegang IC yang benar diperlihatkan oleh gambar di bawah :

2. Perhatikan tanda pada gambar di bawah untuk menetapkan kaki IC secara tepat.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

65

Teknik Elektronika Audio Video

3. Jangan memasang/melepas IC secara paksa


4. Pasang IC dengan tepat, jangan terbalik
5. Perhatikan dengan teliti nomor kode masing masing IC
Langkah kerja:
1. Siapkan power supply 5 volt DC
2. Hubungkan terminal Vcc dari semua modul pada tegangan 5 volt DC
3. Hubungkan terminal ground dari semua modul
4. Buatlah rangkaian gerbang seperti gambar 1
5. Berikan kondisi logik sesuai pada tabel 1
6. Catat hasilnya pada kolom output

Tabel 1
INPUT OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1

Gambar 1
A

7. Ulangi langkah kerja 4 dan 5 untuk rangkaian gerbang logika yang lain.
OR gate

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

66

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel 2
INPUT OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1
NOT gate
Tabel 3
INPUT OUTPUT
A
Y
01
NAND gate
Tabel 4
INPUT OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1
NOR gate
Tabel 5
INPUT
OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1
Ex-OR gate
Tabel 6
INPUT OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1

Gambar 2
A
B
Y

Gambar 3
A
Y

Gambar 4
A
B
Y

Gambar 5
A
B
Y

Gambar 6
A
B

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

67

Teknik Elektronika Audio Video

Ex-NOR gate
Tabel 7
INPUT OUTPUT
A
B
Y
0
0
0
1
1
0
1
1

Gambar 7
A
B
Y

8. Buatlah kesimpulan dan laporan dari hasil praktek yang telah dilakukan!

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

68

Teknik Elektronika Audio Video

Kegiatan Belajar 4

Flip - Flop
a. Tujuan Pemelajaran
1. Mampu mengaplikasikan konsep-konsep sistem digital menjadi rangkaian flip-flop
2. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam rangkaian flip-flop dengan benar
3. Menjelaskan fungsi rangkaian flip-flop
b. Uraian Materi
Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau
disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena
sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-sistem tersebut bekerja
secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang disebut jam sistem (System
Clock atau disingkat menjadi CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1:

Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai


deretan pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial
Lebor pulsa tp diandaikan kecil terhadap T

Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang logika
dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya tergantung pada hargaharga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti ini dinamakan tidak memiliki
memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut menghafal hubungan fungsional antara
variabel keluaran dan variabel masukan.
Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop

yang utama adalah sebagai memori

(menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit.


Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register, rangkaian
Counter dan lain sebagainya.
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

69

Teknik Elektronika Audio Video

Macam - macam Flip-Flop:

1.

1.

RS Flip-Flop

2.

CRS Flip-Flop

3.

D Flip-Flop

4.

T Flip-Flop

5.

J-K Flip-Flop

RS Flip-Flop

RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q dan Q


(atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar selalu berlawanan satu
dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar yang memiliki dua masukan yaitu R
(Reset) dan S (Set). Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan
berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi
logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1 dan Q
not pada logika 0.
Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat menempati salah
satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke
II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 2. RS-FF yang disusun dari gerbang NAND

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

70

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel Kebenaran:

Keterangan

Terlarang

Stabil II

Terlarang

Set
(memasang)
Stabil I
Reset
(melepas)

Kondisi
1

Qn

Qn

memori
(mengingat)

Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak diperbolehkan kondisi
output Q sama dengan Q not yaitu pada saat S=0 dan R=0.
Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1, output Q dan Qnot
akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1
maka Q not =0.

2.

CRS Flip-Flop

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

71

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel kebenarannya:

Qn +1

Qn

terlarang

Keterangan:
Qn = Sebelum CK
Qn +1 = Sesudah CK
CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah terminal pulsa
clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock
berlogik 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan
perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1, maka
perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan perubahan pada output Q dan
Q not.

3.

D Flip-Flop

D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada reset
inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock berlogik 1,
maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka D flip-flop akan
berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.

Gambar 4. D flip-flop

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

72

Teknik Elektronika Audio Video

Tabel Kebenaran:

4.

Qn+1

T Flip-Flop

Gambar 5. T flip-flop

Tabel Kebenaran:

Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi clocked
RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal input T dan dua buah
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

73

Teknik Elektronika Audio Video

terminal output Q dan Qnot. TFF banyak digunakan pada rangkaian Counter,
frekuensi deviden dan sebagainya.

5.

J-K Flip-Flop

JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF


karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK
FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai
untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana
lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF
terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya
berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada
output.

Gambar 6. JK FF

Tabel Kebenaran:

Qn+1

Keterangan

Qn

Mengingat

Reset

Set

Qn

Togle

(strep)

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

74

Teknik Elektronika Audio Video

Latihan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan jenis jenis flip flop!
2. Gambarkan simbol dari RS flip flop!
3. Buatlah tabel kebenaran dari JK flip flop
4. Gambarkan simbol dari D flip flop!
5. Buatlah tabel kebenaran dari T flip flop
Lembar Jawaban
1. Macam - macam Flip-Flop:
1. RS Flip-Flop
2. CRS Flip-Flop
3. D Flip-Flop
4. T Flip-Flop
5. J-K Flip-Flop
2. RS flip flop

3. Tabel Kebenaran JK flip flop


J

Qn+1

Keterangan

Qn

Mengingat

Reset

Set

Qn

Togle

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

(strep)

75

Teknik Elektronika Audio Video

4. D flip flop

5. Tabel Kebenaran dari T flip flop

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

76

Teknik Elektronika Audio Video

Lembar Kerja
RS FF , CRS FF DAN D FF DENGAN GERBANG-GERBANG NAND
Alat dan bahan:
1. IC SN 7400

: 2 buah

2. IC SN 7473

: 2 buah

3. LED

: 2 buah

4. R : 220 : 2 buah
5. Multimeter
6. Catu daya 5 Volt
7. Breadboard
8. Kabel penghubung secukupnya

Gambar rangkaian
1. R-S Flip-flop

2. C-RS Flip-Flop

3. D Flip Flop

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

77

Teknik Elektronika Audio Video

4. IC SN 7400

5. J-K FF induk Hamba

6. T FF Induk hamba

Langkah kerja:
Merakit RS FF
1. Buatlah rangkaian RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input-input R dan S seperti pada tabel dibawah ini.
Dan masukan hasil pengamatan ini ke dalam tabel I.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

78

Teknik Elektronika Audio Video

TABEL I
INPUT

OUTPUT

Qnot

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan cara kerja
rangkaian RS FF.

Merakit Clock
1. Buatlah C-RS FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukanlah input logik pada input R, S dan Clock seperti pada tabel II, dan
kemudian catat keadaan outputnya dan masukanlah hasilnya ke dalam tabel II
berikut:
TABEL II
INPUT

OUTPUT

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Qnot

79

Teknik Elektronika Audio Video

4. Ulangilah percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan cara
kerja C-RS FF dengan gerbang NAND.

Merakit D FF
1. Buatlah rangkaian D FF seperti pada gambar rangkaian diatas.
2. Masukkanlah tegangan +5V pada kaki 14 dan ground pada kaki 7.
3. Masukkan input logik pada input D dan Clock, lalu amatilah keadaan outputnya
dan catatlah hasilnya ke dalam tabel III.
TABEL III
INPUT

OUTPUT

Clock

Qnot

4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan cara kerja
rangkaian D flip-flop dengan gerbang NAND.

Kesimpulan
Apakah kesimpulan dari percobaan ini?

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

80

Teknik Elektronika Audio Video

JK Flip-Flop
1. Buatlah rangkaian JK FF seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan keadaan logik pada input J, K dan Clock. Lalu amatilah keadaan
outputnya dan catat hasilnya pada tabel I.
4. Ulangi percobaan ini beberapa kali sampai dapat memahami sifat dan cara kerja
rangkaian JK FF induk hamba.
Tabel I
INPUT

OUTPUT

JA

KA

ClockA

QA

INPUT

QAnot

OUTPUT

JB

KB

ClockB

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

QB

Qbnot

81

Teknik Elektronika Audio Video

T Flip-Flop
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar diatas.
2. Masukan tegangan +5 V pada kaki 4 dan ground pada kaki 11.
3. Berikan input logik pada input T, lalu amati dan catat keadaan outputnya pada
tabel II berikut ini:
Tabel II
INPUT
T (Togle)

OUTPUT
Q

Qnot

0
1
0
1
0
1
0
1

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

82

Teknik Elektronika Audio Video

Kegiatan Belajar 5

CLOCK, COUNTER DAN DECODER


Tujuan Pemelajaran
1. Mampu mengaplikasikan rangkaian clock
2. Mampu mengaplikasikan rangkaian counter
3. Mampu mengaplikasikan rangkaian decoder

1. Rangkaian Clock
Rangakaian clock berfungsi untuk pembentuk/membangkitkan pulsa/gelombang
kotak

secara

terus-menerus

dan

rangkaian

ini

tidak

mempunyai

kondisi

stabil/setimbang. Rangkaian clock termasuk golongan Astabil Multivibrator dengan IC


555. Output rangkaian clock digunakan untuk input rangkaian-rangkaian logika yang
sekuensial (berhubungan dengan waktu). Yang termasuk rangkaian logika sekuensial
contohnya: Flip-Flop, Shift Register, dan Counter. Adapun fungsi rangkaian clock
yaitu, untuk mengatur jalannya data dalam penggeseran ke kanan atau ke kiri,
maupun dalam perhitungan/pencacahan bilangan biner. Yang dimaksud rangkaian
Astabil Multivribator

Adalah multivribator yang tidak stabil tegangan output-nya

(tegangan pengeluarannya berubah-ubah) tanpa adanya sinyal masukan yang


diberikan. Rangakaian clock dengan IC 555 beserta pulsa-pulsa pada pin 3 dan pin 6
ditunjukkan pada gambar ini
+VCC

4
R
2

D
TRIG

555
3

Vout

U7

VCC

TH

CTL
GND
1

RA
7
6
RB
5
C

0.01uF

Gambar 1

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

83

Teknik Elektronika Audio Video

Cara kerja rangkaian diatas:


-

Pada saat C diisi tegangan ambang naik melebihi + (2/3) Vcc.

Kini Kapasitor C dikosongkan melalui Rb oleh karena itu tetapan waktu


pengosongan dapat ditentukan dengan rumus T = Rb x C.

Bila egangan C sudah turun sedikit sebesar + (Vcc/3) maka keluaran menjadi
tinggi.

Pewaktu IC 555 mempunyai tegangan yang naik dan turun secara exponensial.
Keluarannya berbentuk gelombang segi empat. Karena tetapan waktu pengisian lebih
lama daripada tetapan waktu pengosonngan, maka keluarannya tidak simetri.
Keadaan keluaran yang tinggi lebih lama dari keadaan keluaran yang rendah. Untuk
dapat menentukan ketidak simetrian sesuatu pulsa keluaran yang dihasilkan oleh
rangkaian multivibrator jenis astabil ini dipergunakan suatu siklus kerja yang
dirumuskan sebagai berikut:
W = 0.693 (RA + Rb ).C
t = 0.693 . Rb. C
T =W+t
Dimana : W = lebar pulsa ; T = waktu periode
Besarnya frekuensi ditentukan oleh
F=

1
( dimana T = detik ; F = Hertz )
T

2. Rangkaian Counter
Counters

(pencacah)

adalah

alat/rangkaian

digital

yang

berfungsi

menghitung/mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga berfungsi sebagai pembagi


frekuensi, pembangkit kode biner, Gray.
Ada 2 jenis pencacah yaitu:
-

Pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar.

Pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang kadang-kadang disebut juga


pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut (rippIe counters).

Karakteristik penting daripada pencacah adalah:


-

Kerjanya sinkron atau tak sinkron.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

84

Teknik Elektronika Audio Video

mencacah maju atau mundur.

sampai beberapa banyak ia dapat mencacah (modulo pencacah).

Dapat berjalan terus (free running) ataukah dapat berhenti sendiri (seIf stopping)

Langkah-Langkah dalam merancang pencacah adalah menentukan:


-

Karakteristik pencacah (tersebut diatas).

Jenis flip-flop yang diperlukan/digunakan (D-FF, JK FF atau RS-FF).

Prasyarat perubahan logikanya (dari flip-flop yang digunakan).

Ada dua macam pencacah yaitu pencacah sinkron dan asinkron. Pencacah sinkron
terdiri dari 4 macam yaitu:
-

Pencacah maju sinkron yang berjalan terus (Free Running).

Pencacah maju sinkron yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping).

Pencacah mundur sinkron.

Pencacah maju dan mundur sinkron (Up-down Counter).

Pencacah tak sinkron terdiri dari 4 macam yaitu:


-

Pencacah maju taksinkron yang berjalan terus (Free Running).

Pencacah maju taksinkron yang dapat berhenti sendiri (Self Stopping).

Pencacah mundur tak sinkron.

Pencacah maju dan mundur tak sinkron (Up-down Counter).

Macam-macam penggunaan pencacah:


-

Penggunaan pencacah dalam teknologi industri. Dalam hal ini pencacah


dioperasikan untuk menghitung obyek (barang produksi) dengan tujuan untuk
mencapai kecepatan dan kecermatan penghitungan.

Digunakan sebagai pembagi frekuensi.

Untuk mengukur besarnya frekuensi.

Untuk mengukur waktu interval anta dua pulsa.

Untuk mengukur jarak.

Untuk mengukur kecepatan.

Penggunaan dalam digital komputer.

Untuk

mengubah

sinyal

analog

menjadi

digital

(Analog

to

Digital

Converterrs/ADC) maupun untuk mengubah sinyal digital ke analog (Digital to


Analog Converter/DAC).
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

85

Teknik Elektronika Audio Video

a. Pencacah maju tak sinkron


Dasar dari pencacah ini adalah JK-FF yang dioperasikan sebagai T-FF (JK-FF dalam
kondisi toggle) yaitu dimana kedua input J dan K diberi nilai logika 1. Dan dalam
keadaan demikian JK-FF akan berfungsi sebagai pembagi dua. Atau dengan kata
lain, frekuensi output JK-FF tersebut sama dengan setengah frekuensi clock yang
diberikan.
Rumus frekuensi output flip-flop dalam kondisi ini adalah:
F output
=

= 1/2n x F in

Frekuensi input pulsa clock


2n
(n = banyaknya toggle flip-flop yang dipakai)

Rangkaian berikut merupakan pencacah maju tak sinkron yang menggunakan 4 buah
JK-FF:
QA(LSB)
1
2
3

AQ

1
2

CLK
K

QB

1
2

CLK
K BQ

QC

CQ

1
2

CLK
K

QD(MSB)

CLK
K DQ

Cara kerja rangkaian diatas adalah sebagai berikut:


-

Output flip-flop yang pertama (QA) akan berguling (menjadi 0 atau 1) setiap
pulsa clock pada sisi negatif/trailing edge atau dari kondisi 1 ke 0.

Output flip-flop yang lainnya akan berguling bila dan hanya bila output flipflop sebelumnya berganti kondisi dari 1 ke 0 (sisi negatif/trailing edge) juga.

Diagram waktu/timing diagram rangkaian tersebut adalah sebagai berikut:

Clock

QA
QB
QC
QD

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

86

Teknik Elektronika Audio Video

Dari diagram waktu diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa QA berguling setiap kali
pulsa clock pada sisi negatifnya. QB berguling setiap kali sisi negatif dari QA. QC
berguling setiap kali sisi negatif dari QB dan QD bergulingan setiap kali sisi negatif
dari QC.
Dan karena masing-masing flip-flop berfungsi sebagai pembagi dua, maka frekuensi
masing-masing outpunya adalah:
QA = frekuensi sinyal clock.
QB = frekuensi QA = frekuensi sinyal clock.
QC = frekuensi QB = 1/8 frekuensi sinyal clock.
QD = frekuensi QC = 1/16 frekuensi sinyal clock.
Dengan demikian didapat suatu pembagi 2n = 16 (n = banyaknya flip-flop), yaitu
dengan melihat frekuensi output flip-flop terakhir.
Dari diagram waktu diatas dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut:
Clock
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

QD (MSB)

QC

QB

QA (LSB)
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1

Desimal
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
87

Teknik Elektronika Audio Video

1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1

0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1

Pecacah diatas dapat mencacah dari bilangan buner 0000 sampai dengan 1111 (dari
0 sampai 15 desimal). Pencacah tersebut merupkan pencacah 16 modulus (modulo
16 counters).
b. Pencacah mundur tak sinkron
Dari pencacah maju dapat kita buat menjadi pencacah mundur dengan cara yang
dibaca bukan keluaran Q melainkan keluaran Qnot atau dengan cara output Qnot
sebagai masukan clock pada flip-flop berikutnya. Gambar rangkaiannya adalah
sebagai berikut:

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

88

Teknik Elektronika Audio Video

QA(LSB)
1

Clock

2
3

1
2

CLK
K

QB

AQ

CLK
K

QC

BQ

QD(MSB)

1
2

CLK

CQ

CLK
K

DQ

Atau
QA(LSB)
1

Clock

2
3

AQ

1
2

CLK
K

QB

BQ

CLK
K

QC

QD(MSB)

1
2

CLK

CQ

CLK
K

DQ

Diagram waktu/timing diagram dari rangkaian tersebut adalah sebagai berikut:


Clock

QA
QB
QC
QD

Selanjutnya dari diagram waktu tersebut dapat dibuat tabel kebenaran seperti
berikut:
Clock

QD

QC

QB

QA

Desimal

15

14

13

12

11

10

10

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

89

Teknik Elektronika Audio Video

Clock

QD

QC

QB

QA

Desimal

11

12

13

14

15

16

15

Pecacah diatas dapat mencacah mundur dari bilangan biner 1111 sampai dengan
0000 (atau 15 s/d 0 dasan).

3. Rangkaian Decoder
Dalam suatu sistem digital instruksi-instruksi maupun bilangan-bilangan dikirim
dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan biner. Misalnya jika kita menyediakan
karakter 4 bit untuk pengiriman instruksi maka jumlah instruksi berbeda yang dapat
dibuat adalah 24=16. Informasi ini diberi kode atau sandi biner. Dipihak lain seringkali
timbul kebutuhan akan suatu saklar multi posisi yang dapat dioperasikan sesuai
dengan kode tersebut. Dengan kata lain untuk masing-masing dari 16 saluran hanya
1 saluran yang dieksitasi pada setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu kode
tertentu ini disebut pendekodean atau Decoding. Sistem BCD (Binary Code Decimal)
menterjemahkan Bilanganbilangan decimal dengan menggantikan setipa digit
decimal menjadi 4 bit biner. Mengingat 4 digit biner dapat dibuat 16 kombinasi, maka
10 diantaranya dapat digunakan untuk menyatakan digit decimal 0 sampai 9. Dengan
ini kita memiliki pilihan kode BCD yang luas. Salah satu pilihan yang disebut kode
8421. Sebagai contoh, bilangan decimal 264 memerlukan 3 gugus yang masingmasing terdiri dari 4 bit biner yang berturut-turut dari kiri (MSB) ke kanan (LSB)
sebagai berikut: 0010 0110 0100 (BCD).
Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan kita ingin mendekode suatu
instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit decimal 5. Opeasi ini dapat
dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4 masukan yang dieksitasi oleh 4 bit BCD.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

90

Teknik Elektronika Audio Video


A
B

C
D

Perhatikan gambar, keluaran gerbang AND = 1 jika masukan BCD adalah 0101 dan
sama dengan untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode ini merupakan
representasi bilangan decimal 5 maka keluaran ini dinamakan saluran atau jalur 5.
Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan yang dapat
dibaca dan dimengerti manusia.
Jenis-jenis rangkaian decoder
a. BCD to & 7segment Decoder
a
a
MSB

7447

C
Input

b
g

B
e
A

f
LSB
g

Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan oleh decoder,
sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED peraga (7 segment LED), yang
sesuai kombinasi masukan biner tersebut. Sebagai contoh, Jika masukan biner
DCBA = 0001, maka decoder akan memilih jalur keluaran mana yang akan diaktifkan.
Dalam hal ini saluran b dan c diaktifkan sehingga lampu LED b dan C menyala dan
menandakan angka 1.
b. Decoder BCD ke decimal
Keluarannya dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sehingga kombinasi
angka biner akan menghidupkan lampu indikator angka yang sesuai. Sebagai contoh
D = C = B = 0 , A= 1, akan menghidupkan lampu indikator angka 1. Lampu indikator
yang menyala akan sesuai dengan angka biner dalam jalan masuk.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

91

Teknik Elektronika Audio Video

9
8
7
MSB
D

7442

C
B

5
4

Tabungan
angka

3
LSB

2
1
0

Tabel dekoder
INPUT

OUTPUT

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

92

Teknik Elektronika Audio Video

Latihan
Jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan fungsi dari rangkaian clock!
2. Gambarkan contoh rangakaian clock!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian clock!
4. Sebutkan jenis jenis dari pencacah!
5. Buatlah tabel dari dekoder!

Lembar Jawaban
1. Rangakaian clock berfungsi untuk pembentuk/membangkitkan pulsa/gelombang
kotak secara terus-menerus dan rangkaian ini tidak mempunyai kondisi
stabil/setimbang.
2.

+VCC

R
2

D
TRIG

555
3

Vout

U7

VCC

TH

CTL
GND
1

RA
7
6
RB
5
C

0.01uF

Gambar 1

3. Cara kerja rangkaian clock sebagai berikut:


1. Pada saat C diisi tegangan ambang naik melebihi + (2/3) Vcc.
2. Kini Kapasitor C dikosongkan melalui Rb oleh karena itu tetapan waktu
pengosongan dapat ditentukan dengan rumus T = Rb x C.
3. Bila egangan C sudah turun sedikit sebesar + (Vcc/3) maka keluaran menjadi
tinggi.
4. Counters

(pencacah)

adalah

alat/rangkaian

digital

yang

berfungsi

menghitung/mencacah banyaknya pulsa cIock atau juga berfungsi sebagai


pembagi frekuensi, pembangkit kode biner, Gray.
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

93

Teknik Elektronika Audio Video

5. Ada 2 jenis pencacah yaitu:


1. Pencacah sinkron (syncronuous counters) atau pencacah jajar.
2. Pencacah tak sinkron (asyncronuous counters) yang kadang-kadang disebut
juga pencacah deret (series counters) atau pencacah kerut (rippIe counters).
6. Tabel dekoder:
INPUT

OUTPUT

Lembar Kerja Rangkaian Clock:


Alat dan bahan:
1. IC pewaktu 555
2. IC 7490 (decade counter)
3. CRO
4. Indikator (LED)
5. Batteray 5 volt (catu daya )
6. Resistor Ra = Rb = 10 K , R = 220
7. Condensator 0,1 F , 1 F , 4,7 F , 10 F , 47 F , 100 F .
8. LED warna merah
9. Breadboard/ papan percobaan
10. Power suplly +5V DC
11. Multimeter
12. Kabel penghubung
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

94

Teknik Elektronika Audio Video

Keselamatan kerja:
1. Selalu berhati-hati dalam membuat rangkaian, agar tidak terjadi kesalaha
hubungan.
2. Meneliti terlebih dahulu melakukan percobaan.
3. Menggunakan catu daya yang sesuai untuk setiap percobaan.
4. Menanyakan kepada instruktur bila mengalami kesulitan.
JOBSHEET CLOCK (ASTABIL MULTIVIBRATOR)
Langkah kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut:
VCC=6V

4
R
220

D
TRIG

555
3

U7

VCC

TH

CTL
GND
1

10k
7
6
10k
5
4.7uF

0.1uF

3. Hubungkan catu daya 5 volt DC, kemudian amatilah apa yang terjadi pada LED
(pin 3 sebagai output).
4. Amatilah dengan CRO untuk bentuk gelombang pada pin 3 dan pin 6
5. Gambarlah bentuk gelombang tersebut dan catat harga W dan T dalam satuan
detik, serta harga amplitudo dalam satuan Vpp.
6. Ulangilah percobaan ini dengan menggantikan kondensator C yang lain,
kemudian melaksanakan langkah 4 dan 5.
7. Kembalikanlah peralatan dan bahan ke tempat semula.
8. Buatkan laporan lengkap dengan kesimpulannya, berdasaarkan hasil praktek.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

95

Teknik Elektronika Audio Video

Kegiatan Belajar 6

Register
a. Tujuan Pemelajaran
1. Dapat menganalisa dan menggunakan rangkaian Register
2. Menyebutkan macam-macam register dengan benar
3. Menyebutkan fungsi dan kegiatan Register
4. Menggambarkan macam-macam Register
5. Menjelaskan prinsip kerja macam-macam register

b. Uraian Materi
Register adalah sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan untuk
mengolah informasi dalam bentuk linier.
Ada 2 jenis utama Register yaitu:
1. Storage Register (register penyimpan)
2. Shift Register (register geser)
Register penyimpan (Storage Register) digunakan apabila kita hendak menyimpan
informasi untuk sementara, sebelum informasi itu dibawa ke tempat lain. Banyaknya
kata/bit yang dapat disimpan, tergantung dari banyaknya flip-flop dalam register.
Satu flip-flop dapat menyimpan satu bit. Bila kita hendak menyimpan informasi 4 bit
maka kita butuhkan 4 flip-flop.
Contoh: Register yang mengingat bilangan duaan (biner): 1101 terbaca pada
keluaran Q.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

96

Teknik Elektronika Audio Video

Shift Register adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser (digeserkan).
Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya dapat digeserkan dari
satu flip-flop ke flip-flop yang lain, kekiri atau kekanan atas perintah denyut lonceng
(Clock).
Dalam alat ukur digit, register dipakai untuk mengingat data yang sedang ditampilkan.
Ada 4 Shift Register yaitu:
1. SISO (Serial Input Serial Output)
Gambar Register SISO yang menggunakan JK FF
Q1

Q2

Q3

Q4

Word in (SI)
1
2
3

Clock

CLK
K

FF1

CLK
K

FF2

CLK
K

CLK
K

FF3

FF4

Prinsip kerja:
Informasi/data dimasukan melalui word in dan akan dikeluarkan jika ada
denyut lonceng berlalu dari 1 ke 0. Karena jalan keluarnya flip-flop satu
dihubungkan kepada jalan masuk flip-flop berikutnya, maka informasi didalam
register akan digrser ke kanan selama tebing dari denyut lonceng (Clock).

Tabel Kebenaran (Misal masuknya 1101)

Clock

Word

ke

in

Q1

Q2

Q3

Q4

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

97

Teknik Elektronika Audio Video

Register geser SISO ada dua macam yaitu:


a) Shift Right Register (SRR)/Register geser kanan
b) Shift Left Register (SLR)/Register geser kiri
c) Shift Control Register dapat berfungsi sebagai SSR maupun SLR
Rangkaian Shift control adalah sebagi berikut:
Geser Kanan
Out

Geser Kiri

Rangkaian ini untuk mengaktifkan geser kanan/kiri yang ditentukan oleh SC.
Jika SC=1, maka akan mengaktifkan SLR. Jika SC=0, maka akan
mengaktifkan SRR. Gambar rangkaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
Serial out
1
2

Clock

CLK
DFF1

1
2

CLK
DFF2

1
2

CLK
DFF3

1
2

Serial out

CLK
DFF4

Serial in

Serial in

SRR

SLR

SC

Keterangan:
Jika SC=0,maka input geser kanan akan aktif. Keluaran NAND diumpamakan
ke input DFF1 dan setelah denyut lonceng berlaku (saat tebing depan), maka
informasi diteruskan ke output Q1. Dan output Q1 terhubung langsung
keoutput DFF2 berikutnya sehingga dengan proses ini terjadi pergeseran ke
kanan.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

98

Teknik Elektronika Audio Video

TABEL KEBENARAN (jika input 1101)

Clock

Input

Q1

Q2

Q3

Q4

ke

Informasi digit digeser kekanan setiap ada perubahan pulsa clock tebing atas.
Geser kanan berfungsi sebagai operasi aritmatika yaitu pembagi dua untuk
tiap-tiap flip-flop.

Jika SC = 1 , maka akan mengaktifkan input geser kiri. Output NAND masuk
ke input D-FF4 dan setelah diberi pulsa clock informasi dikeluarkan melalui Q4
dan keluaran Q4 dihubungkan ke input D-FF3, keluaran D-FF3 dimasukan ke
D-FF berikutnya, sehingga dengan demikian terjadi pergeseran informasi bit ke
arah kiri.
TABEL KEBENARAN (jika input 1101)

Clock

Input

Q1

Q2

Q3

Q4

ke

Register geser kiri berfungsi sebagai operasi aritmatika yaitu sebagai pengali
dua untuk tiap-tiap flip-flop.
MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

99

Teknik Elektronika Audio Video

2. Register Geser SIPO


Adalah register geser dengan masukan data secara serial dan keluaran data secara
parelel.
Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut: (SIPO menggunakan D-FF)
Data load

1
2

Clock

1
2

CLK
DFF1

1
2

CLK
DFF2

1
2

CLK
DFF3

CLK
DFF4

Read Out

Cara kerja:
Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF setelah
masukan denyut lonceng dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan
dapat dibaca secara paralel setelah diberikan satu komando (Read Out). Bila
dijalan masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah 0
dan bila Read Out diberi logik 1, maka pintu-pintu AND menghubung
langsungkan sinyal-sinyal yang ada di Q masing-masing flip-flop.
Contoh: Bila masukan data 1101
TABEL KEBENARANNYA:
Read Out

Clock

Q1

Input

Q3

Q4

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

Q2

100

Teknik Elektronika Audio Video

1
0

3. Register Geser PIPO


Adalah register geser dengan masukan data secara jajar/paralel dan keluaran
jajar/paralel.
Gambara rangkaiannya adalah sebagai berikut: (PIPO menggunakan D-FF)
QD

QC

DFF2
1
2

QB

DFF2
3

1
2

CLK

QA

DFF2
3

1
2

CLK

DFF2
3

1
2

CLK

CLK

Reset
Clock
D3

D2

D1

D0

Cara kerja:
Sebelum dimasuki data rangkaian direset dulu agar keluaran Q semuanya 0.
Setelah itu data dimasukkan secara paralel pada input D-FF dan data akan
diloloskan keluar secara paralel setelah flip-flop mendapat pulsa clock dari 0
ke 1.

Contoh:
TABEL KEBENARAN:
Clock

0
1

D1

D2

D3 D4
1

QB
0

1
1

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

QD

QC
QA
0

0
1

101

Teknik Elektronika Audio Video

4. Register geser PISO


Adalah register geser dengan masukan data secara paralel dan dikeluarkan secara
deret/serial.
Gambar rangkaian register PISO menggunakan D-FF adalah sebagai berikut:
A

Data
load

DFF2
1
2

CLK

DFF2
3

1
2

DFF2
3

CLK

1
2

CLK

DFF2
3

1
2

Serial
Out

CLK

Clock

Rangkaian diatas merupakan register geser dengan panjang kata 4 bit. Semua
jalan masuk clock dihubungkan jajar. Data-data yang ada di A, B, C, D
dimasukkan ke flip-flop secara serempak, apabila dijalan masuk Data Load
diberi logik 1.
Cara Kerja:

Mula-mula jalan masuk Data Load = 0, maka semua pintu NAND


mengeluarkan 1, sehingga jalan masuk set dan rerset semuanya 1 berarti
bahwa jalan masuk set dan reset tidak berpengaruh.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

102

Teknik Elektronika Audio Video

Jika Data Load = 1, maka semua input paralel akan dilewatkan oleh NAND.
Misal jalan masuk A=1, maka pintu NAND 1 mengeluarkan 0 adapun pintu
NAND 2 mengeluarkan 1. Dengan demikian flip-flop diset sehingga menjadi
Q=1. Karena flip-flop yang lainpun dihubungkan dengan cara yang sama,
maka mereka juga mengoper informasi pada saat Data Load diberi logik 1.
Setelah informasi berada didalam register, Data Load diberi logik 0. Informasi
akan dapat dikeluarkan dari register dengan

cara memasukkan denyut

lonceng, denyut-demi denyut keluar deret/seri. Untuk keperluan ini jalan masuk
D dihubungkan kepada keluaran Q.
Ada juga register yang dapat digunakan sebagai Shift register SISO maupun
PIPO dengan bantuan suatu control sbb:
Preset
Data
jajar

Reset
Input Control
(IC)

Input Control = 0, berfungsi sebagai register geser SISO


Input Control = 1, berfungsi sebagai register geser PIPO

Data

IC

Preset

Reset

Rangkaian kontrol diatas dapat disimbolkan sbb:

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

103

Teknik Elektronika Audio Video

Preset
4
Data Paralel

Reset
5

Input Control

Rangkaian selengkapnya adalah sbb:


QD

Data
Seri

D
C

QC

QB

QA

Q
R

Clock

C
R

C
R

C
R

R
IC

D3

D2

D1

D0

Catatan:
Jika IC=0, maka input yang dimasukan ke D0, D1, D2, D3 tidak mempengaruhi
keadaan output QA, QB, QC, QD tetapi yang mempengaruhinya adalah data
yang dimasukkan ke input D-FF secara serial, maka pada kondisi ini rangkaian
akan bekerja senagai register geser SISO.
Jika IC=1, maka input yang dimasukkan ke gate D seri tidak akan
mempengaruhi output, tetapi output dipengaruhi oleh data paralel (D0, D1, D2,
D3).
Input dimasukkan secara serempak dan keluaran ditunjukkan secara
serempak begitu pulsa clock berguling dari 1 ke 0, maka pada kondisi ini
rangkaian akan bekerja sebagai registeer geser PIPO.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

104

Teknik Elektronika Audio Video

Latihan
Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan register!
2. Sebutkan jenis jenis register!
3. Bagaimana gambar shift register SISO!
4. Jelaskan cara kerja register geser SIPO!
5. Jelaskan cara kerja register geser PIPO!
6. Jelaskan yang dimaksud dengan register shift PISO!

Lembar Jawaban
1. Register adalah sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan
untuk mengolah informasi dalam bentuk linier.
2. Ada 2 jenis utama Register yaitu:
-

Storage Register (register penyimpan)

Shift Register (register geser)

3. SISO (Serial Input Serial Output)


Q1

Word in (SI)

1
2
3

Clock

1
2

CLK
K

Q2

FF1

1
2

CLK
K

Q3

FF2

1.

FF3

1
2

CLK
K

Q4

CLK
K

FF4

4. Cara kerja Register Geser SIPO


Masukan-masukan data secara deret akan dikeluarkan oleh D-FF setelah
masukan denyut lonceng dari 0 ke 1. Keluaran data/informasi serial akan dapat
dibaca secara paralel setelah diberikan satu komando (Read Out). Bila dijalan
masuk Read Out diberi logik 0, maka semua keluaran AND adalah 0 dan bila
Read Out diberi logik 1, maka pintu-pintu AND menghubung langsungkan sinyalsinyal yang ada di Q masing-masing flip-flop.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

105

Teknik Elektronika Audio Video

5. Cara kerja:
Sebelum dimasuki data rangkaian direset dulu agar keluaran Q semuanya 0.
Setelah itu data dimasukkan secara paralel pada input D-FF dan data akan
diloloskan keluar secara paralel setelah flip-flop mendapat pulsa clock dari 0 ke 1.
6. Register geser PISO adalah register geser dengan masukan data secara paralel
dan dikeluarkan secara deret/serial.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

106

Teknik Elektronika Audio Video

BAB IV
PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktik
untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan
memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk
melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak
dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah
menyelesaikan suatu kompetensi tertentu.

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

107

Teknik Elektronika Audio Video

Daftar Pustaka
1. Amir Asrizal Drs, Teknik Digital , PPPGT Malang, Malang 2000
2. Suheryanto, SPd, Modul Digital Dasar dan Mikroprosesor Tarakan, 2010
3. Pitono Joko, Dasar Dasar Bilangan Komponen dan Rangkaian PPPGT
Malang, Malang 2000
4. Imam S dan Asrizal Dasar Dasar Digital , PPPGT Malang, Malang 2000
5. Suheryanto, S.Pd, Jobsheet

Aplikasi Teknik Digital, Mikroprosesor dan

Komputer , Tarakan, 2010


6. Muhadi Bambang Drs dkk, Menguasai Elektronika Digital dan Komputer ,
Direktorat PSMK, Yogyakarta, 2005

MENERAPKAN DASAR DASAR TEKNIK DIGITAL

108

Anda mungkin juga menyukai