Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM WARIS

Dosen Pembimbing : Dr. luluk saleh, SH.MH

Disusun Oleh :

NAMA : ELYTA VERONIKA


NIM : 153120912262
REGULER B

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2017
1. a. Pewaris : orang yang meninggal dunia, baik laki-laki maupun perempuan yang
meninggalkan sejumlah harta benda maupun hak-hak yang diperoleh selama
hidupnya, baik dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat
b. Harta Waris : sesuau yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal, baik berupa uang
atau materi lainyayang dibenarkan oleh syariat Islam untuk diwariskan
kepada ahli warisnya
c. Ahli Waris : orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan (mewarisi) orang
yang meninggal, baik karena hubungan keluarga, pernikahan, maupun karena
memerdekakan hamba sahaya
2. a. hereditatis petitio : hak untuk menggugat seseorang atau ahli waris lainnya yang
menguasai sebagian atau seluruh harta warisan yang menjadi haknya.
b. plaatsvervulling : keturunan dari ahli waris yang sudah meninggal dunia pada saat
terbukanya warisan / menggantikan tempat orang tuanya sebagai ahli
waris, pancang demi pancang (sebagian bagian orang tuanya).

c. Kloving : didalam KHUPerdata baru terjadi apabila tidak ada lagi ahli waris golongankedua
termasuk keturunan dari saudara laki-laki dan perempuan dari pewaris.
d. confucio sanguinis :
3.
4. a. sebuah akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang dikehendakinya terhadap
harta kekayaannya setelah ia meninggal dunia nanti. Karena wasiat harus dibuat dalam
sebuah akta, maka syarat wasiat adalah tertulis (dalam bentuk Surat Wasiat)
b. - Openbaar testament : testament dibuat seorang notaris, orang yang akan meninggalkan
warisan menghadap kepada notaris dan menyatakan kehendaknya,
dengan dihadiri 2 saksi (Pasal 938 dan 939 KUH perdata)
- Olographis testament : suatu testamen yang ditulis sendiri oleh orang yang akan
meninggalkan warisan dan diserahkan kepada notaris untuk
disimpan dengan dihadiri 2 saksi penyerahan kepada notaris ini ada
dua cara, yaitu bisa diserahkan dalam keadaan terbuka bisa juga
dalam keadaan tertutup.
- Testament tertutup : suatu testament yang dibuat sendiri oleh orang yang akan
meninggalkan warisan, tetapi tidak diharuskan menulis dengan
tangannya sendiri, namun harus selalu ditutup dan disegel.

c.

5. a.

b. - Dalam Pasal 888 KUH Perdata: Jika testament memuat syarat syarat yang tidak dapat
dimengerti atau tak mungkin dapat dilaksanakan atau bertentangan dengan kesusilaan,
maka hal yang demikian itu harus dianggap tak tertulis.

- Dalam Pasal 890 KUH Perdata : Jika di dalam testament disebut sebab yang palsu, dan isi
dari testament itu menunjukkan bahwa pewaris tidak akan membuat ketentuan itu jika ia
tahu akan kepalsuannya maka testament tidaklah syah.

- Dalam Pasal 893 KUH Perdata: Suatu testament adalah batal, jika dibuat karena paksa,
tipu atau muslihat.

6. - Pasal 876

Ketetapan-ketetapan dengan surat wasiat tentang harta benda dapat juga dibuat secara
umum, dapat juga dengan alas hak umum, dan dapat juga dengan alas hak khusus. Tiap-tiap
ketetapan demikian, baik yang dibuat dengan nama pengangkatan ahli waris, maupun yang
dengan nama hibah wasiat, ataupun yang dengan nama lain, mempunyai kekuatan menurut
peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam bab ini.

- Pasal 830
Keseluruhan kekayaaan yang berupa aktiva dan passiva yang rnenjadi milik bersarna ahli
waris disebut boedel Harta warisan (boedel waris) diberikan oleh pewaris kepada ahli
warisnya ketika syarat yang disebut dalam Pasal 830 KUHPerdata terjadi yakni dengan
adanya kernatian dari pewaris.

7. a. ahli waris karena kedudukannya sendiri (uit eigenhoofde) demi hukum berhak mewarisi
harta peninggalan pewaris, menurut KUHPerdata, bahwa ahli waris menurut Undang-
Undang harus memiliki hubungan darah dengan pewaris.
b.

8. 1. Al-Qur'an:

Al-Qur'an sebagai sumber hukum Islam yang pertama telah


menjelaskan hukum kewarisan secara cukup jelas. Menurut para ulama, tidak ada dalam
syari'at Islam hukum-hukum yang begitu jelas diterangkan oleh al-Qur'an sebagaimana
hukum-hukum kewarisan. Di dalam al-Qur'an aturan kewarisan sebagian besarnya diatur
dalam surat an-Nisa', yaitu ayat 11, 12, 176, yang menerangkan para ahli waris dan
bagiannya. Sebenarnya dalam surat an-Nisa' ayat 1, 7, 8. 9, 10, 13, 14, 33 mempunyai konteks
dengan kewarisan [intisari dari ayat-ayat ini, baca bukunya Ahmad Azhar Basyir :
"Hukum Waris Islam",

2. Al-Hadis
Meskipun al-Qur'an sudah menerangkan secara cukup rinci tentang ahli waris dan
bagiannya, hadis juga menerangkan beberapa hal tentang pembagian warisan terutama yang
tidak disebutkan dalam al-Qur'an, seperti anjuran untuk mempelajari hukum kewarisan

9. suatu akte dibawah tangan (bukan akte notaris). Dimana orang yang akan meninggalkan
warisan itu menetapkan hal-hal yang tidak termasuk dalam pemberian atau pemberian dalam
warisan itu sendiri

10.

Anda mungkin juga menyukai