25-November-2022
Surat Wasiat
Penafsiran Secara Umum (Pasal 885): Jika isi surat wasiat telah jelas, maka tidak
boleh ditafsirkan menyimpang dari isi wasiat tersebut
Penafsiran Secara Khusus (Pasal 886): Jika isi wasiat tersebut dapat ditafsirkan
secara berbeda-beda dari berbagai pendapat, maka harus diselidiki sebenarnya
maksud dari si pewaris
Pasal 878 KUHPer, dalam hal penafsiran secara khusus menentukan bahwa ketetapan
dengan surat wasiat untuk kepentingan orang miskin tanpa disertai penjelasan lebih
lanjut, maka dianggap telah dibuat untuk kepentingan semua orang yang
sengsara/miskin tanpa membedakan agama dan lembaga fakir miskin tempat warisan
itu terbuka
Kehendak terakhir dari pewaris (making) isi surat wasiat (876 KUHPer) diberikan dengan:
Alas Hak Umum (erfstelling Pasal 954): Pewaris memberikan bagian tertentu (1/4
bagian, 1/3 bagian)
Penerima erfstelling disebut ahli waris testamenter yang kedudukannya
sama dengan ahli waris ab-intestato
Penerima erfstelling tidak dapat menggantikan tempat dan tidak mengenal
inbreng
Alas Hak Khusus (legaat/hibah wasiat Pasal 957): Pewaris memberikan barang
tertentu, misalnya mobil, rumah dan barang bergerak lainnya. Penerima legaat disebut
legitaris
Larangan dalam surat wasiat bersifat umum (fidei komis) dan larangan bersifat khusus.
Pembatasan dalam hal membuat testamen -> bagian mutlak/Legitieme Portie (LP)
1. Fidei Komis de residuo (Pasal 881 KUHPer): Harus mewariskan lagi sisa
harta tersebut
2. Fidei Komis dari anak ke anak (Pasal 973 KUHPer): Dengan ketetapan
tidak boleh menjual warisan sehingga dapat diwariskan kepada anak si
penerima berikutnya
Pasal 920: Pemberian-pemberian atau hibah-hibah, baik antara yang masih hidup
maupun dengan surat wasiat, yang merugikan bagian LP, boleh dikurangi pada
waktu terbukanya warisan itu, tetapi hanya atas tuntutan para legitimaris dan para
ahli waris mereka atau pengganti mereka. Contoh:
A(+) dengan meninggalkan 3 orang anak B,C,D. semasa hidupnya A mewasiatkan
½ bagian hartanya pada pihak ke-3. HP berjumlah 900jt. Hitung bagian masing-
masing ahli waris jika legitimaris menuntut bagian LP:
1) Laksanakan wasiat pada pihak ke-3; -. ½ x 900jt = 450jt, sisa JP = 450jt
2) Bagikan sisa HP pada B,C,D = 1/3 x 450jt = 150jt
3) Hitung bagian LP Legitimaris B,C,D = ¾ x 900jt = 675jt masing-masing 225jt
Pasal 1006 KUHPerdata (yang tidak boleh dipilih sebagai pelaksana testamen):
Perempuan bersuami
Orang yang belum dewasa (di bawah 21 tahun)
Orang yang di bawah pengampuan (curatele)
Orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum (contoh: orang gila
yang tidak ditempatkan di bawah pengampuan)
Pewaris dapat menunjuk seorang pengurus harta peninggalan (Pasal 1019) dalam hal:
Penunjukan dapat dilakukan dalam suatu testamen n atau akta notaris khusus,
tidak dapat dilakukan di bawah tangan sebagaimana hanya menunjuk pelaksana
wasiat.
Pelaksana wasiat tugasnya singkat (tidak lebih dari setahun) -> Pasal 1007
KUHPerdata -> pengurus harta peninggalan dapat diangkat seumur hidup atau
untuk jangka waktu tertentu. (kekhawatiran para ahli waris menghamburkan harta
warisan (pemboros atau tidak dapat mengatur kepentingannya sendiri
Praktiknya pengurus HP ditugaskan pada lembaga badan hukum (perbankan) ->
pelaksana wasiat
Pasal 1021 KUHPerdata -> tidak seorang pun diwajibkan menerima tugas
pengurusan harta warisan, namun mereka yang telah menerima pekerjaan itu
wajib menyelesaikannya
Pengurus HP tidak berwenang untuk melakukan tindakan kepemilikan, sekalipun
UU tidak menguraikan tentang tugas seorang pengurus HP namun ia harus
bertindak dan berperilaku sebagai pengurus yang baik
Pengurus HP berakhir jika angka waktunya telah habis atau karena kekayaan itu
tidak bersisa lagi
Pasal 1022 KUHPerdata -> pengurus HP dapat dipecat karena alasan yang sama
seperti berlaku bagi wali
19-Desember-2022
Inkorting
Pemberian atau hibah baik antara yang masih hidup maupun dengan surat wasiat, yang
merugikan bagian LP, boleh dikurangi pada waktu terbukanya warisan, tetapi hanya atas
tuntutan para legitimaris dan para ahli waris mereka atau pengganti mereka.
Untuk menentukan besarnya LP, pertama-tama hendaknya dijumlahkan semua harta yang ada
pada waktu si pemberi atau pewaris meninggal dunia, kemudian ditambahkan jumlah batang
yang telah dihibahkan semasa ia masih hidup, dan seterusnya.
Cara menentukan:
2. Jumlah itu harus ditambah dengan jumlah harga barang yang dihibahkan pada waktu
pewaris masih hidup. Barang tersebut harus dinilai menurut keadaan waktu diadakan
penghibahan dengan harga menurut harga pada saat pewaris meninggal dunia (harga pada
saat barang dihibahkan).
3. Jumlah yang didapat dari penjumlahan itu dikurangi dengan segala utang pewaris
4. Sisa dari pengurangan merupakan dasar dari penghitungan bagian mutlah (LP)
• Pasal 924
Pemotongan hibah-hibah dilakukan menurut urutan-urutan yakni: dimulai dari hibah yang
paling akhir diberikan, jika tidak mencukupi diambil dari hibah kedua yang paling akhir,
demikian seterusnya mundur ke yang lebih tua (yang paling awal diberikan).
1. Suatu surat wasiat olografis (ditulis sendiri oleh pewaris), supaya surat wasiat itu
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat wasiat otentik, maka harus dipenuhi
syarat:
- Ditulis sendiri
- Ditandatangani sendiri
2. Jika seseorang hendak membuat surat wasiat umum, maka yang harus dilakukan:
- Surat wasiat tidak dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh pewaris
5. Abc
6. Abc
7. Ada larangan dan pembatasan terhadap kebebasan membuat surat wasiat dengan adanya:
- Fidei komis
- Bagian mutlak
8. Berdasarkan ketentuan Pasal 955 KUHPerdata, seorang legataris (ahli waris testament)
mempunyai hak yang sama dengan ahli waris ab-intestato yang lain, yakni berupa:
- Hak saisine
- Ahli waris yang ditentukan oleh UU saat pewaris meninggal dunia, yaitu keluarga sedarah
dalam garis lurus dari pewaris
10. Pengurangan atau inkorting akan diadakan apabila: kedua ahli waris tersebut harus
terpenuhi
11. Orang yang ditunjuk dengan surat wasiat disebut ahli waris testamenter atau legataris,
tergantung dari objek yang diberikan
12. Yang dimaksud dengan bagian bebas untuk pihak ketiga adalah harta peninggalan setelah
dikurangi bagian mutlak (Pasal 919 KUHPerdata)
13. Suatu surat wasiat yang dibuat oleh seseorang yang berusia di bawah 18 tahun dapat
dibatalkan
14. Dalam sistem pewarisan menurut KUHPerdata, bagian mutlak atau di dalam sistem
pewarisan testamenter, sebab bagian mutlak dianggap sebagai pembatas terhadap kehendak
seseorang untuk membuat surat wasiat.
15. Mengapa pewaris mengangkat seorang pengurus harta peninggalan, oleh karena pewaris
menilai ahli waris/legataris tidak mampu untuk mengurus harta warisan/legaat
16. Pemisahan/pembagian harta warisan legaat dilakukan sebagian demi sebagian atau
seluruhnya akan dibagi apabila disetujui oleh semua ahli waris.
17. Pencabutan atau penarikan kembali surat wasiat dapat dilakukan dengan cara:
- Dengan membuat surat wasiat yang baru dimana dicantumkan dengan tegas pencabutan
surat wasiat tersebut
- Dengan membuat surat wasiat yang isinya bertentangan dengan yang lama
Dengan demikian, maka surat wasiat dapat dibatalkan, dapat dicabut, atau dapat menjadi
gugur. Dalam surat wasiat menjadi gugur antara lain disebabkan, objek hibah wasiat musnah
sama sekali ketika pewaris masih hidup atau ahli waris/legataris menolak atau tidak cakap
menerimanya.
18. Ketika warisan sudah terbuka, namun tidak ada ahli waris ab-intestato maupun ahli waris
testamenter, maka harta warisan akan diserahkan kepada Negara setelah semua utang
dibayar. Penyerahan dilakukan melalui penetapan pengadilan (Pasal 833 ayat (3)
KUHPerdata).
19. Seorang pelaksana surat wasiat yang diangkat oleh pewaris, tugasnya hanya singkat.
Yakni melaksanakan surat wasiat dan tidak akan berlangsung lebih dari satu tahun (Pasal
1007 KUHPerdata).
20. Pengurus harta peninggalan dapat diangkat seumur hidup atau untuk jangka waktu
tertentu jika ada kekhawatiran bahwa para ahli waris menghambur-hamburkan harta warisan
(boros atau tidak dapat mengatur kepentingannya sendiri).
19-Desember-2022
Di Belanda (1923) dan di Inndonesia (1935) istri/suami yang hidup paling lama menjadi ahli
waris dari Alm. Istri/suami yang bagiannya disamakan dengan anak sah dari pewaris.
Sehingga bagian warisan ab-intestato anak menjadi kecil dan juga LPna. Di pihak lain ada
hibah dan wasiat dan si pewaris yang jadi lebih besar. Hal ini dapat merugikan kedudukan
ahli waris legitimaris, yang inilah tidak dikehendaki oleh pembentuk UU. Maka pasal 916a
ini menetapkan : dalam menghitung LP ahli waris legitimaris dilakukan berdasarkan
ketentuan yang lama (sebelum 1935)