Anda di halaman 1dari 15

CATATAN WARIS UAS

25-November-2022

Surat Wasiat

Syarat untuk pembuatan wasiat:

1. Sekurang-kurangnya berumur 18 tahun (Pasal 897)


2. Sehat akal budi (Pasal 895)
3. Syarat di atas harus dipenuhi pada saat wasiat dibuat (Pasal 898)

Bentuk surat wasiat:

1. Wasiat olografis (Pasal 932)


 Pewaris menulis sendiri kehendak terakhirnya, ditanggali dan ditandatangani
 Wasiat dibawa ke notaris untuk disimpankan. Penyerahan dapat dalam keadaan
terbuka atau tertutup. Notaris yang menerima testamen untuk disimpan itu
dibuatkan akta von depot (akta penyimpanan) apabila diserahkan dalam keadaan
terbuka, maka akta von depot ditulis di bawah surat wasiat tersebut. apabila wasiat
diserahkan dalam keadaan tertutup, maka akta von depot ditulis di atas kertas
tersendiri yang menyatakan bahwa di dalam sampul itu berisi surat wasiat pewaris
 Akta von depot ditanda tangani oleh pewaris, saksi-saksi, dan notaris.
 Jadi ada dua tanggal yaitu tanggal pembuatan testamen dan tanggal akta
von depot, surat wasiat olografis dapat diminta kembali

2. Surat Wasiat Umum (Pasal 938)


 Orang datang ke notaris menceritakan kehendak terakhir tanpa dihadiri saksi-
saksi
 Notaris menulis yang menjadi pokok-pokok penuturan pewaris dan
dirumuskan dalam akta
 Penyampaian kehendak terakhir pewaris kepada notaris dilakukan dengan
kehadiran saksi-saksi sebelum wasiat dibacakan.
 Notaris membacakan akta wasiat dengan dihadiri saksi-saksi dan ditanyakan
apakah betul merupakan kehendak terakhir pewaris. Apabila pewaris
menyetujui hal itu, maka akta ditandatangani.

3. Wasiat Rahasia (Pasal 940-942)


 Wasiat ditandatangani oleh pewaris, tidak perlu ditulis sendiri oleh pewaris
 Wasiat diserahkan kepada notaris dalam keadaan tertutup dengan
menerangkan bahwa sampul itu berisi wasiatnya yang ditulis sendiri atau
tidak. Tetapi ditandatangani sendiri. Setelah itu sampul itu diserahkan kepada
notaris dengan permohonan untuk disimpan
 Akta yang dibuat dari penyimpanan ini harus ditulis di atas sampul dan akta
ini disebut akta superskripsi. Notaris harus menuliskan apa yang diterangkan
oleh pewaris. Yaitu bahwa sampul itu berisi wasiat yang ditulis sendiri oleh
orang lain, tetapi ditandatanganinya sendiri
 Penyerahan wasiat dan pembuatan akta superskripsi dihadiri oleh 4 orang
saksi

4. Codicil (Pasal 935-936)


 Wasiat dibuat di bawah tangan, ditulis, diberi tanggal dan ditandatangani
sendiri oleh pembuatnya
 Penyimpanan di kantor notaris tidak diharuskan
 Semata-mata untuk pelaksana wasiat, penyelenggaraan penguburan, untuk
hibah wasiat perhiasan badan yang tertentu dan mebel istimewa
 Pencabutannya boleh dengan di bawah tangan pula
 Setelah meninggalnya pewaris ditemukan codicil tsb, maka harus diserahkan
kepada Balai Harta Peninggalan. Bila dalam keadaan tersegel, balai harus
membukanya dan membuat proses verbal mengenai penerimaannya dan
keadaan surat itu berada, akhirnya menyampaikannya kepada notaris untuk
disimpan olehnya
Surat wasiat dapat dicabut oleh pewaris, digantikan dengan surat wasiat yang umurnya
paling muda, digantikan dengan surat wasiat yang isinya bertentangan kecuali surat wasiat
rahasia yang tidak bisa dicabut ataupun digantikan.

5. Surat Wasiat Darurat (Pasal 946-952, untuk hal istimewa)


A. Dalam keadaan perang untuk anggota tentara dan orang dalam kesatuan tentara
yang berada di medan perang atau dikepung musuh (946)
 Dibuat di hadapan perwira dengan pangkat serendah-rendahnya letnan atau di
hadapan tentara di tempat itu memegang kuasa tertinggi
 Pembuatan wasiat dihadiri 2 saksi
 Hanya berlaku dalam masa perang dan pembuatnya berada di medan perang
atau dikepung musuh
 Hanya berlaku 6 bulan setelah alasan untuk pembuatan wasiat darurat tidak
ada lagi untuk keadaan pasal 946, 947, 948 ayat (1)
 Hanya 6 bulan sejak tanggal akta untuk keadaan pasal 948 ayat (2)
B. Dalam perjalanan melalui laut (Pasal 947)
 Dibuat di hadapan nakhoda atau mualim kapal atau jika keduanya tidak ada di
hadapan orang yang bertindak sebagai penggantinya
 Pembuatan wasiat dihadiri 2 saksi
 Untuk penumpang dan awak kapal: tidak dibedakan kapal penumpang atau
kapal perang
C. Di tempat yang dilarang dihubungi karena ada penyakit menular (Pasal 948 ayat
1)
 Dibuat di hadapan pejabat umum dengan 2 saksi – disebut alasan
pembuatannya
D. Mereka yang jiwanya sangat terancam
 Karena sakit atau kecelakaan, pemberontakan, gempa bumi, atau musibah
alam lain dan dalam jarak 6 pal (10 km) tidak ada notaris (Pasal 948 ayat 2)
 Dibuat di hadapan pejabat umum dengan 2 saksi dan disebut alasan
pembuatannya

Penafsiran Surat Wasiat


Penafsiran surat wasiat dapat ditafsirkan secara umum & khusus

 Penafsiran Secara Umum (Pasal 885): Jika isi surat wasiat telah jelas, maka tidak
boleh ditafsirkan menyimpang dari isi wasiat tersebut
 Penafsiran Secara Khusus (Pasal 886): Jika isi wasiat tersebut dapat ditafsirkan
secara berbeda-beda dari berbagai pendapat, maka harus diselidiki sebenarnya
maksud dari si pewaris
 Pasal 878 KUHPer, dalam hal penafsiran secara khusus menentukan bahwa ketetapan
dengan surat wasiat untuk kepentingan orang miskin tanpa disertai penjelasan lebih
lanjut, maka dianggap telah dibuat untuk kepentingan semua orang yang
sengsara/miskin tanpa membedakan agama dan lembaga fakir miskin tempat warisan
itu terbuka

Isi surat wasiat

Kehendak terakhir dari pewaris (making) isi surat wasiat (876 KUHPer) diberikan dengan:

 Alas Hak Umum (erfstelling Pasal 954): Pewaris memberikan bagian tertentu (1/4
bagian, 1/3 bagian)
 Penerima erfstelling disebut ahli waris testamenter yang kedudukannya
sama dengan ahli waris ab-intestato
 Penerima erfstelling tidak dapat menggantikan tempat dan tidak mengenal
inbreng
 Alas Hak Khusus (legaat/hibah wasiat Pasal 957): Pewaris memberikan barang
tertentu, misalnya mobil, rumah dan barang bergerak lainnya. Penerima legaat disebut
legitaris

Larangan dalam Testamen

Larangan dalam surat wasiat bersifat umum (fidei komis) dan larangan bersifat khusus.
Pembatasan dalam hal membuat testamen -> bagian mutlak/Legitieme Portie (LP)

 Larangan yang bersifat khusus antara lain:


 Pasal 901 KUHPer
 Pasal 902 KUHPer
 Pasal 904 KUHPer
 Pasal 905 KUHPer
 Pasal 906 KUHPer
 Pasal 909, 911, 930 KUHPer

a. Larangan bersifat Umum (Fidei Komis)


Suatu pemberian warisan kepada seorang waris dengan kewajiban untuk
menyimpan warisan tersebut di mana setelah lewat waktu tertentu atau bila si
waris telah meninggal dunia maka warisan tersebut diserahkan kepada orang lain
yang telah ditetapkan dalam testamen -> mewaris dengan lompat tangan. Tiga
pihak dalam Fidei Komis:
1. Pewaris (inseller)
2. Yang dibebani (bezwaarde)
3. Yang menunggu (venwachter)

Fidei Komis yang dilarang (Pasal 879 KUHPer)

1. Dapat mengganggu/merugikan lalu lintas perekonomian masyarakat


2. Kekhawatiran terhadap bezwaarde tidak merawat harta dengan baik
3. Melanggar hak saisine

Fidei Komis yang diperbolehkan

1. Fidei Komis de residuo (Pasal 881 KUHPer): Harus mewariskan lagi sisa
harta tersebut
2. Fidei Komis dari anak ke anak (Pasal 973 KUHPer): Dengan ketetapan
tidak boleh menjual warisan sehingga dapat diwariskan kepada anak si
penerima berikutnya

b. Legitieme Portie (LP)


 LP (Pasal 913 KUHPer)
 Suatu bagian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepada ahli waris
yang berada dalam garis lurus ke bawah atau ke atas menurut UU
 Dalam hal ini, si pewaris tidak diperbolehkan menetapkan sesuatu, baik selaku
pemberian antara yang masih hidup maupun selaku wasiat.
 Ahli waris yang menurut UU bukan legitimaris antara lain suami/istri,
saudara-saudara si pewaris.

 Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan legitimaris:


 LP harus selalu dituntut, jika tidak dituntut maka LP tidak akan diperoleh,
contoh: jika ada 2 orang legitimaris dan hanya seorang yang menuntut LP.
Maka hanya ia saja yang mendapat LP

 Mengenai besaran LP diatur dalam pasal 914 KUHPerdata


 Apabila hanya ada 1 orang anak sah, maka LP adalah ½ dari bagian yang
seharusnya diterimanya sebagai ahli waris menurut UU
 Apabila ada 2 orang anak sah maka LP nya adalah 2/3 bagian yang
seharusnya diterima sebagai ahli waris menurut UU
 Apabila ada 3 orang anak sah atau lebih maka LP nya adalah ¾ dari bagian
yang seharusnya diterimanya sebagai ahli waris menurut UU.
o Pasal 915 KUHPer: untuk ahli waris garis lurus ke atas (orang
tua, kakek-nenek), maka LP mereka adalah ½ bagian dari yang
seharusnya diterimanya sebagai seorang ahli waris menurut UU.
o Pasal 916 KUHPer: LP seorang anak luar kawin yang diakui
adalah ½ bagian dari yang seharusnya diterimanya sebagai ahli
waris.
o Apabila pewaris semasa hidupnya memberikan hibah atau wasiat
dan ternyata melanggar LP ahli waris legitimaris, maka harus
dilakukan inkorting (pengurangan) untuk memenuhi LP yang
terlanggar jika dituntut oleh legitimaris
o Ada 5 cara inkorting terhadap wasiat, hibah pewaris semasa
hidupnya yang diatur dalam KUHPerdata (916a,
2-Desember-2022

Inkorting berdasarkan Pasal 920 KUHPerdata

 Pasal 920: Pemberian-pemberian atau hibah-hibah, baik antara yang masih hidup
maupun dengan surat wasiat, yang merugikan bagian LP, boleh dikurangi pada
waktu terbukanya warisan itu, tetapi hanya atas tuntutan para legitimaris dan para
ahli waris mereka atau pengganti mereka. Contoh:
A(+) dengan meninggalkan 3 orang anak B,C,D. semasa hidupnya A mewasiatkan
½ bagian hartanya pada pihak ke-3. HP berjumlah 900jt. Hitung bagian masing-
masing ahli waris jika legitimaris menuntut bagian LP:
1) Laksanakan wasiat pada pihak ke-3; -. ½ x 900jt = 450jt, sisa JP = 450jt
2) Bagikan sisa HP pada B,C,D = 1/3 x 450jt = 150jt
3) Hitung bagian LP Legitimaris B,C,D = ¾ x 900jt = 675jt masing-masing 225jt

 Pasal 921 KUHPerdata:


Untuk menentukan besarnya LP, pertama-tama hendaknya dijumlahkan semua
harta yang ada pada waktu si pemberi waris atau pewaris meninggal dunia,
kemudian ditambahkan jumlah barang-barang yang telah dihibahkan semasa ia
masih hidup dan seterusnya

 Menentukan jumlah LP (921)


1) Harta peninggalan pada waktu pewaris meninggal dunia ditetapkan jumlahnya
2) Jumlah itu harus ditambah dengan jumlah harga barang yang dihibahkan pada
waktu pewaris masih hidup. Barang-barang tersebut harus dinilai menurut
keadaan waktu diadakan penghibahan dengan harga menurut harga pada saat
pewaris meninggal dunia
3) Jumlah yang didapat dari penjumlahan itu dikurangi dengan segala utang dari
pewaris
4) Sisa dari pengurangan merupakan dasar dari penghitungan bagian mutlak LP

12-Desember-2022 (Kuliah pengganti)

Pelaksanaan Wasiat dan Pengurus Harta Peninggalan


a. Pelaksana wasiat/eksekutor testamenter (Pasal 1005 – 1018 KUHPerdata)
 Pewaris dapat menunjuk seorang pelaksana testament (wasiat) dan/atau pengurus
harta peninggalan, bilamana ada kekhawatiran akan terjadi perselisihan atau
pertentangan kepentingan dalam menjalankan testamen dan mengurus harta
warisan, jika diserahkan begitu saja kepada ahli waris. Pelaksana testamen
(eksekutor testamenter/executeur testamentair)
 Cara menunjuk pelaksana testamen (Pasal 1005 ayat (1) KUHPerdata):
 Dalam testamen (wasiat)
 Dalam akta di bawah tangan (kodisil)
 Dengan akta notaris khusus (khusus dalam arti sempit -> untuk
mengangkat pelaksana testamen)

 Pasal 1005 ayat (2)


Dapat pula mengangkat beberapa orang supaya jika yang satu berhalangan dapat
digantikan oleh yang lain. Memungkinkan memilih seorang pejabat sebagai
pelaksana wasiat testamen, dengan tidak menyebutkan Namanya tetapi jabatannya
atau kedudukannya, misalnya direktur sebuah bank atau seorang notaris di kota
tertentu.

 Pasal 1006 KUHPerdata (yang tidak boleh dipilih sebagai pelaksana testamen):
 Perempuan bersuami
 Orang yang belum dewasa (di bawah 21 tahun)
 Orang yang di bawah pengampuan (curatele)
 Orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum (contoh: orang gila
yang tidak ditempatkan di bawah pengampuan)

Tugas Pelaksana Testamen (Pasal 1011 KUHPerdata)

 Mengusahakan agar testamen dilaksanakan dan jika terjadi perselisihan, mengajukan


tuntutan ke pengadilan untuk mempertahankan sahnya testamen.
 Kekuasaan yang diberikan oleh si peninggal warisan kepada pelaksana testamen tidak
berarti bila si peninggal warisan dalam testamen tidak disertai pemberian kekuasaan
sebagaimana diatur dalam pasal 1007 KUHPerdata -> menguasai dan memegang
semua atau sebagaian dari harta warisan
 Pasal 1008 KUHPerdata -> pelaksana testamen berkuasa untuk menyerahkan atau
memenuhi legaat-legaat (hibah wasiat) menurut isi testamen serta untuk memberi
tanda bahwa legaat-legaat itu sudah dipenuhi
 Pasal 1012 KUHPerdata -> bila uang tunai yang diperlukan untuk membayar hibah-
hibah wasiat tidak tersedia, maka pelaksana testamen mempunyai wewenang untuk
mengusahakan penjualan di muka umum dan menurut kebiasaan setempat atas
barang-barang bergerak dari harta peninggalan itu dan bila perlu satu atau beberapa
barang tidak bergerak namun harus dengan persetujuan para ahli waris atau jika tidak
disetujui dengan hakim.
 Pasal 1013 KUHPerdata -> Para pelaksana testamen yang menguasai harta warisan
berwenang untuk menagih piutang-piutangnya yang tiba waktunya dan dapat ditagih
selama penguasaan
 Pasal 10099, 1010, 1007 ayat (3) dan pasal 1014 KUHPerdata -> pekerjaan lain dari
pelaksana testamen yang terlepas dari kekuasaan menguasai harta warisan
 Pasal 1015 KUHPerdata -> kekuasaan seorang pelaksana wasiat tidak beralih kepada
para ahli wasiatnya

Pengurus Harta Peninggalan/Bewindvoerder (Pasal 1019-1022 KUHPerdata)

Pewaris dapat menunjuk seorang pengurus harta peninggalan (Pasal 1019) dalam hal:

 Ada ahli waris yang belum dewasa


 Ada ahli waris yang di bawah pengampuan
 Ada fidei komis

 Penunjukan dapat dilakukan dalam suatu testamen n atau akta notaris khusus,
tidak dapat dilakukan di bawah tangan sebagaimana hanya menunjuk pelaksana
wasiat.
 Pelaksana wasiat tugasnya singkat (tidak lebih dari setahun) -> Pasal 1007
KUHPerdata -> pengurus harta peninggalan dapat diangkat seumur hidup atau
untuk jangka waktu tertentu. (kekhawatiran para ahli waris menghamburkan harta
warisan (pemboros atau tidak dapat mengatur kepentingannya sendiri
 Praktiknya pengurus HP ditugaskan pada lembaga badan hukum (perbankan) ->
pelaksana wasiat
 Pasal 1021 KUHPerdata -> tidak seorang pun diwajibkan menerima tugas
pengurusan harta warisan, namun mereka yang telah menerima pekerjaan itu
wajib menyelesaikannya
 Pengurus HP tidak berwenang untuk melakukan tindakan kepemilikan, sekalipun
UU tidak menguraikan tentang tugas seorang pengurus HP namun ia harus
bertindak dan berperilaku sebagai pengurus yang baik
 Pengurus HP berakhir jika angka waktunya telah habis atau karena kekayaan itu
tidak bersisa lagi
 Pasal 1022 KUHPerdata -> pengurus HP dapat dipecat karena alasan yang sama
seperti berlaku bagi wali

Penarikan Kembali dan Gugurnya Surat Wasiat (Pasal 875 KUHPerdata)

 Penarikan kembali surat wasiat


 Penarikan kembali secara tegas (Pasal 992 dan 993 KUHPerdata)
o Suatu surat wasiat dapat dicabut kembali dengan suatu surat wasiat
yang lebih baru atau dengan suatu Akta Notaris Khusus (Pasal 992
KUHPerdata)
 Penarikan secara diam-diam (Pasal 994 KUHPerdata)
o Penetapan dari testamen pertama jika bertentangan dengan testamen
kedua dinyatakan dicabut kembali
o Contoh: dalam wasiat 1 semua benda-benda tetap dihibahwasiatkan
kepada A dan dalam wasiat 2 sebuah rumah diwasiatkan kepada B,
maka wasiat 1 telah dicabut untuk Sebagian. Namun tidak selalu dapat
dipastikan apakah kita berhadapan dengan pencabutan secara diam-
diam atau masih perku penafsiran hukum lagi

 Gugurnya surat wasiat


 Surat wasiat gugur dalam hal:
o Ahli waris atau penerima hibah meninggal lebih dahulu sebelum
terpenuhinya syarat sebagaimana ditetapkan dalam testamen yang
dibuat dengan syarat Tangguh (Pasal 977 KUHPerdata)
o Objek hibah wasiat musnah sama sekali Ketika pewaris masih hidup
(Pasal 999 KUHPerdata)
o Ahli waris/legataris menolak atau tidak cakap menerimanya (Pasal
1001 KUHPerdata)
o Penghibah suatu piutang dianggap gugur apabila kemudian utang itu
dibayar kepada si penghibah pada waktu ia belum meninggal (Pasal
1000 KUHPerdata)

19-Desember-2022

Inkorting

• Pasal 920 (Hibah)

Pemberian atau hibah baik antara yang masih hidup maupun dengan surat wasiat, yang
merugikan bagian LP, boleh dikurangi pada waktu terbukanya warisan, tetapi hanya atas
tuntutan para legitimaris dan para ahli waris mereka atau pengganti mereka.

• Pasal 921 (Hibah Wasiat)

Untuk menentukan besarnya LP, pertama-tama hendaknya dijumlahkan semua harta yang ada
pada waktu si pemberi atau pewaris meninggal dunia, kemudian ditambahkan jumlah batang
yang telah dihibahkan semasa ia masih hidup, dan seterusnya.

Cara menentukan:

1. Harta peninggalan pada waktu pewaris meninggal dunia ditetapkan jumlahnya

2. Jumlah itu harus ditambah dengan jumlah harga barang yang dihibahkan pada waktu
pewaris masih hidup. Barang tersebut harus dinilai menurut keadaan waktu diadakan
penghibahan dengan harga menurut harga pada saat pewaris meninggal dunia (harga pada
saat barang dihibahkan).

3. Jumlah yang didapat dari penjumlahan itu dikurangi dengan segala utang pewaris
4. Sisa dari pengurangan merupakan dasar dari penghitungan bagian mutlah (LP)

• Pasal 924

Pemotongan hibah-hibah dilakukan menurut urutan-urutan yakni: dimulai dari hibah yang
paling akhir diberikan, jika tidak mencukupi diambil dari hibah kedua yang paling akhir,
demikian seterusnya mundur ke yang lebih tua (yang paling awal diberikan).

Catatan Teori Perkuliahan

1. Suatu surat wasiat olografis (ditulis sendiri oleh pewaris), supaya surat wasiat itu
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat wasiat otentik, maka harus dipenuhi
syarat:

- Ditulis sendiri

- Ditandatangani sendiri

- Disimpan di kantor Notaris

2. Jika seseorang hendak membuat surat wasiat umum, maka yang harus dilakukan:

- Memutuskan kehendak terakhir di depan Notaris

- Notaris membuatkan akta, kemudian dibacakan

- Penandatanganan oleh Notaris dan 2 orang saksi

3. Suatu surat wasiat dapat dibatalkan, jika antara lain:

- Yang membuat surat wasiat belum dewasa (18 tahun)

- Dalam suatu akta dibuat 2 surat wasiat secara bertindak balik

- Surat wasiat tidak dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh pewaris

- Saksi belum dewasa

4. Suatu surat wasiat dapat berisi:

- Pembagian harta warisan (Erfstelling (bagian), legaat)


- Mengatur penguburan

5. Abc

6. Abc

7. Ada larangan dan pembatasan terhadap kebebasan membuat surat wasiat dengan adanya:

- Fidei komis

- Bagian mutlak

8. Berdasarkan ketentuan Pasal 955 KUHPerdata, seorang legataris (ahli waris testament)
mempunyai hak yang sama dengan ahli waris ab-intestato yang lain, yakni berupa:

- Hak saisine

- Hak Heridititas Petitio

9. Legitimaris yang berhak menuntut LP, adalah:

- Ahli waris yang ditentukan oleh UU saat pewaris meninggal dunia, yaitu keluarga sedarah
dalam garis lurus dari pewaris

- Suami-istri bukan legitimaris

10. Pengurangan atau inkorting akan diadakan apabila:  kedua ahli waris tersebut harus
terpenuhi

- Ada ahli waris legitimaris

- Ada ahli waris testamenter

11. Orang yang ditunjuk dengan surat wasiat disebut ahli waris testamenter atau legataris,
tergantung dari objek yang diberikan

12. Yang dimaksud dengan bagian bebas untuk pihak ketiga adalah harta peninggalan setelah
dikurangi bagian mutlak (Pasal 919 KUHPerdata)

13. Suatu surat wasiat yang dibuat oleh seseorang yang berusia di bawah 18 tahun dapat
dibatalkan

14. Dalam sistem pewarisan menurut KUHPerdata, bagian mutlak atau di dalam sistem
pewarisan testamenter, sebab bagian mutlak dianggap sebagai pembatas terhadap kehendak
seseorang untuk membuat surat wasiat.
15. Mengapa pewaris mengangkat seorang pengurus harta peninggalan, oleh karena pewaris
menilai ahli waris/legataris tidak mampu untuk mengurus harta warisan/legaat

16. Pemisahan/pembagian harta warisan legaat dilakukan sebagian demi sebagian atau
seluruhnya akan dibagi apabila disetujui oleh semua ahli waris.

17. Pencabutan atau penarikan kembali surat wasiat dapat dilakukan dengan cara:

- Dengan membuat surat wasiat yang baru dimana dicantumkan dengan tegas pencabutan
surat wasiat tersebut

- Dengan membuat surat wasiat yang isinya bertentangan dengan yang lama

- Mencabut secara tegas dengan suatu akta notaris

- Memindahtangankan hak milik atau barang yang dihibah wasiatkan

Dengan demikian, maka surat wasiat dapat dibatalkan, dapat dicabut, atau dapat menjadi
gugur. Dalam surat wasiat menjadi gugur antara lain disebabkan, objek hibah wasiat musnah
sama sekali ketika pewaris masih hidup atau ahli waris/legataris menolak atau tidak cakap
menerimanya.

18. Ketika warisan sudah terbuka, namun tidak ada ahli waris ab-intestato maupun ahli waris
testamenter, maka harta warisan akan diserahkan kepada Negara setelah semua utang
dibayar. Penyerahan dilakukan melalui penetapan pengadilan (Pasal 833 ayat (3)
KUHPerdata).

19. Seorang pelaksana surat wasiat yang diangkat oleh pewaris, tugasnya hanya singkat.
Yakni melaksanakan surat wasiat dan tidak akan berlangsung lebih dari satu tahun (Pasal
1007 KUHPerdata).

20. Pengurus harta peninggalan dapat diangkat seumur hidup atau untuk jangka waktu
tertentu jika ada kekhawatiran bahwa para ahli waris menghambur-hamburkan harta warisan
(boros atau tidak dapat mengatur kepentingannya sendiri).

19-Desember-2022

Inkorting menurut pasal 916Q

Terdapat 3 golongan ahli waris:


1. Ahli waris ab-intestato legitimaris
2. Ahli waris ab-intestato bukan legitimaris
3. Pihak ketiga

Di Belanda (1923) dan di Inndonesia (1935) istri/suami yang hidup paling lama menjadi ahli
waris dari Alm. Istri/suami yang bagiannya disamakan dengan anak sah dari pewaris.
Sehingga bagian warisan ab-intestato anak menjadi kecil dan juga LPna. Di pihak lain ada
hibah dan wasiat dan si pewaris yang jadi lebih besar. Hal ini dapat merugikan kedudukan
ahli waris legitimaris, yang inilah tidak dikehendaki oleh pembentuk UU. Maka pasal 916a
ini menetapkan : dalam menghitung LP ahli waris legitimaris dilakukan berdasarkan
ketentuan yang lama (sebelum 1935)

Anda mungkin juga menyukai