Surini A. Sjarief
Endah Hartati
1. ARTI SURAT WASIAT (TESTAMENT)
2
2. UNSUR-UNSUR WASIAT(TESTAMENT)
Dalam ketentuan testamen terdapat hal yang berbeda dengan hukum perjanjian.
1) Pasal 893 KUHPerdata pembuatan surat wasiat atas dasar penipuan, kekhilafan,
atau paksaan batal demi hukum, sementara dalam Hukum Perikatan syarat
subjektif tidak batal demi hukum melainkan dapat dimintakan pembatalan
2) Pasal 997 KUHPerdata daya kerja berlaku surut pemenuhan syarat tidak bersifat
mencakup segala-galanya seperti halnya dalam Hukum Perikatan. Ps 997
KUHPerdata menerobos daya kerja berlaku surut dengan menentukan: bahwa
wasiat bersyarat gugur apabila pewaris meninggal sementara kejadian yang
dijanjikan belum terjadi.
3
Syarat penting dalam Pencabutan testamen adalah
testamen tersebut harus dibuat dalam bentuk
sebuah akta, tidak bisa hanya secara lisan karena
berhubungan dengan pembuktian. Sehingga
harus diperhatikan testamen tersebut berbentuk
akta dibawah tangan atau akta autentik.
Pitlo berpendapat ciri pokok testamen bukan
pada unsur tindakan sepihak tetapi dalam unsur
dapat ditariknya kembali pernyataan tesebut
oleh pewaris.
4
Contoh :
a. Kreditur membebaskan hutang debitur dengan
syarat bahwa pembebasan itu baru berlaku setelah
kreditur meninggal, pernyataan ini tidak harus
dituangkan dalam bentuk testamen, karena
pernyataan ini bukan merupakan testamen.
b. janji pemilik sewa kepada penyewa, bahwa
penyewa berhak untuk membeli villa yang disewa
dengan harga murah setelah pemilik meninggal
dunia dalam jangka waktu 3 bulan, inipun bukan
merupakan testamen.
5
3. ISI SURAT WASIAT
Isi surat wasiat berupa:
a. Erfstelling →penunjukan seseorang/beberapa orang menjadi
ahli waris yang akan mendapat seluruh atau
sebagian dari harta peninggalan
Testamentair Efgenaam
b. Legaat
Pemberian terhadap seseorang berupa:
Ps. 957 KUHPerdata 1. Satu/beberapa benda tertentu
2. Seluruh benda dari suatu jenis misal “benda
bergerak”
3. Hak untuk memungut hasil seluruh/sebagian harta
warisan
6
Legaat Hanya punya Hak Tagihan
Perbedaan
Berhak atas aktiva
Erfstelling
Menanggung passive
Isi testament → pernyataan kehendak → tindakan sepihak.
Artinya → menimbulkan perikatan
Beda dengan perjanjian → dalam perjanjian → diisyaratkan kata sepakat,
artinya ada 2 kehendak dari 2 pernyataan kehendak
Dalam testament → pernyataan tersebut → berupa “apa yang akan terjadi
setelah si pembuat testament meninggal”
Berlakunya testament → setelah si pembuat meninggal dunia
7
Perbedaan penting antara ahli waris yang diangkat
dengan testamen dan ahli waris menurut undang-
undang :
8
4. SYARAT-SYARAT UNTUK MEMBUAT WASIAT
Ciri Testament → PITLO → ciri pokok dari testament bukan pada unsur
tindakan sepihak → tetapi pada unsur dapat ditarik kembali
kepersyaratan kehendak secara sepihak
9
5. PENGARUH PAKSAAN, KEKHILAFAN, DAN PENIPUAN
Fisik
Paksaan
Psikis / Batin
Pengaruh paksaan,
kekhilafan, Gambaran keliru baik mengenai
Kekhilafan
dan penipuan barang maupun orang
10
6. PENAFSIRAN TESTAMENT
Umum → jika ada kata-kata dalam Testament
cukup jelas, pelaksanaanya tidak boleh
menyimpang (ps 885 KUHPerdata)
Ps 886 KUHPerdata → jika menimbulkan penafsiran
beraneka ragam harus diselidiki maksud dari
pembuat wasiat
Penafsiran
Testament Khusus → wasiat tertentu:
1. Ps 877 KUHPerdata → kepentingan keluarga terdekat
→ seluruh AW menurut UU
2. Ps 878 KUHPerdata → fakir miskin → seluruh fakir miskin
3. Ps 962 KUHPerdata → hibah untuk kepentingan
beberapa orang → hibah dengan beban.
Yg diberi beban/last harus melaksanakan kewajibannya
4. Ps 971 KUHPerdata → testament untuk kreditur
tidak berarti: hutang dilunasi
11
Jika pada saat testament dibuka, isi tidak lagi sesuai baik menyangkut:
Subjek → yg bersangkutan menolak/meninggal dunia
Benda → harta musnah/rusak
Ps 1002 & 1003 KUHPerdata, jika hibah wasiat ditujukan pada beberapa
orang, salah seorang menolak/meninggal dunia maka harta dibagi
menurut pertimbangan pada AW yg ada. Dengan demikian bagiannya
menjadi lebih besar
12
7. BENTUK-BENTUK TESTAMENT
13
2. Testament Olographis → suatu bentuk testament yang dibuat/ditulis
sendiri oleh pewaris
Proses pembuatannya:
a. Harus ditulis sendiri oleh pewaris mengenai apa yang dikehendakinya
b. Diserahkan pada notaris → bisa secara terbuka atau tertutup (rahasia)
dengan dihadiri saksi-saksi → untuk disimpan oleh notaris yang
bersangkutan
c. Dalam hal testament rahasia, notaris harus membuat akta
penyimpanan testament yg juga ditandatangani pewaris, notaris, dan
para saksi. Dalam hal ini saksi harus 4 orang
d. Testament Olographis ini dapat dicabut kembali → dengan cara
meminta kembali testament tersebut, pencabutannya harus dengan
akta autentik → ps 934 KUHPerdata
e. Dalam hal testament rahasia, maka pembukaan testament tersebut
hanya boleh dilakukan oleh B.P.H., dengan dibuatkan Berita Acara
Pembukaan. Setelah dibuka diserahkan kembali pada pewaris
→ ps 937 KUHPerdata
14
3. Testament rahasia → suatu testament yang dapat ditulis
sendiri oleh pewaris (olographis) atau dibuat oleh orang lain
kemudian ditandatangani → ps 940 & 941 KUHPerdata
proses pembuatannya:
a. Pewaris menulis sendiri atau menyuruh orang lain menulis
kehendaknya kemudian ditandatangani
b. Testament tersebut kemudian disegel dan diserahkan pada notaris
dengan dihadiri oleh 4 orang saksi. Penyerahannya harus dengan akta
penyimpanan
c. Pembukaan testament rahasia harus oleh BPH dengan dibuatkan
berita acara pembukaan testament
16
8. PEMBATASAN THD ASAS KEBEBASAN
PEWARIS (PEMBUAT TESTAMENT)
Isi testament → bebas menurut kehendak pewaris
Konsekuensinya → dapat menimbulkan kerugian bagi ahli waris
tertentu. Oleh karena itu “perlu dibatasi”
Pembatasan berupa:
1. Sifat testament → isi tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
kesusilaan atau UU, jika bertentangan testament “batal”
Termasuk batal adalah:
a. Apabila ketentuan dalam testament mengandung syarat yg
bertentangan dengan UU atau norma kesusilaan
b. Mengandung “isi” yg dianggap bertentangan dengan norma
kesusilaan/UU
c. Apabila melampaui hak-hak ahli waris yg ditentukan UU
17
2. Menyangkut orang yang diberi:
a. Adanya kasih sayang yang melampaui batas orang-orang tertentu
b. Ada kekhawatiran penyalahgunaan
c. Adanya hubungan tercela antara pewaris dan ahli waris/penerima
wasiat
21