Pengertian
Wasiat atau testament menurut KUH Perdata adalah suatu akta yang berisi pernyataan
seseorang tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal dunia dan olehnya dapat
di tarik kembali. Wasiat harus dalam bentuk tertulis yang dibuat dengan akta dibawah
tangan maupun dengan akta otentik, serta di perlukan saksi dalam pembuatannya seperti
yang telah ditentukan dalam Pasal 944 KUH Perdata, yaitu
1. Saksi harus sudah dewasa
2. Saksi penduduk Indonesia
3. Tidak boleh ahli waris atau penerima hibah wasiat
4. keluarga sedarah atau semenda sampai derajat keempat, anak atau cucu,
keluarga sedarah dalam derajat yang sama, dan
5. Pembantu rumah tangga Notaris yang menangani pembuatan wasiat itu.
Dari penjelasan di atas, menjelaskan bahwa apabila penerima wasiat adalah anak yang
belum dewasa atau di bawah pengampuan, maka wasiat baru dapat diberikan saat anak
tersebut telah dewasa. Sehingga wasiat tetap dapat dilakukan dengan ketentuan
penyegelan harta peninggalan.
Seorang anak belum dewasa atau di bawah pengampuan dapat menerima wasiat melalui
wali atau pengampu yang sudah ditetapkan oleh Pengadilan. Jadi nanti yang mewakili
penerima wasiat adalah pengampu yang sudah ditetapkan di Pengadilan.
Mekanisme
1. Pengajuan Penetapan Pengadilan;
2. Penetapan Pengadilan keluar;
3. Pembuatan Surat Wasiat;
4. Disampaikan kepada Balai Harta Peninggalan yang mana dalam daerahnya
warisan yang bersangkutan;
5. Diberikan kepada Notaris untuk dituangkan dalam Akta Otentik.