Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

OPTIK TERAPAN
JARINGAN SWITCHING OPTIK DAN SISTEM PERLINDUNGANNYA

NAMA : NADIA PRATIWI


NO BP : 1711072003
KELAS : 3 DIV TC
PEMBIMBING: APRINAL ADILA ASRIL, ST., M.Kom

Program Studi DIV Teknik Telekomunikasi


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puji beserta syukur kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa yang telah memberikankesehatan dan kesempatan, sehingga
saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi nilai Ujian
Tengah Semester Mata Kuliah Optik Terapan.

Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang ikut membantu,


terutama Bapak dosen yang telah membekali ilmu dalam mata kuliah ini,
sehingga memudahkan saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dan
juga kepada berbagai sumber yang telah digunakan sebagai data fakta pada
penulisan karya ini.

Saya menyadari bahwa manusiamempunyai keterbatasan dalam


berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan KTI ini. Tidak semua hal dapat
dideskripsikan dengan sempurna. Maka dari itu,penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Sekiranya kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki KTI di masa yang akan datang.

Bukittinggi, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
2.1 Jaringan Switching Optik ................................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Jaringan Switching Optik ................................................ 3
2.3 Layanan yang Mendukung Jaringan Switching Optik ....................... 9
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Switching Optik ...................... 10
2.5 Sistem Perlindungan Jaringan Optik. ................................................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari sebuah
jaringan telekomunikasi adalah jaringan switching. Salah satu teknologi dari
sebuah jaringan switching adalah Optical Switch. Jaringan ini menggunakan
Large Scale Optical Switch yang mengatur input dan output dari sebuah port.
Sebuah jaringan switching optik banyak tingkat tersusun dari banyak elemen
switching yang saling berhubungan yang menghubungkan N masukan menuju
ke M keluaran.
Elemen switching dan jaringan interkoneksi dalam sebuah switching optik
akan melakukan sebuah fungsi dimana aliran optik pada input akan dikirim ke
output pada jaringan switching. Elemen switching dasar ukuran 2 x 2 dalam
sistem switching optik biasanya adalah sebuah Directional-Coupler (DC)
dimana dua sinyal saling berdekatan hal ini membuat DC akan selalu
mengalami masalah crosstalk, dimana panjang gelombang yang bersifat optik
yang melewati sebuah DC akan bertemu dengan panjang gelombang yang lain
tanpa disengaja pada waktu yang bersamaan, baik dalam bentuk bar switch
maupun cross switch.

1.2.Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan jaringan switching optik ?
b. Sebutkan jenis-jenis jaringan switching optik ?
c. Apa saja layanan yang mendukung jaringan switching optik ?
d. Apa kelebihan dan kekurangan dari jaringan switching optik ?
e. Bagaiman system pelindungan pada jaringan optik ?

1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jaringan switching optik.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis dari jaringan switching optik.
c. Untuk mengetahui layanan apa saja yang mendukung jaringan switching
optik.
d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari jaringan switching optik.
e. Untuk mengetahui bagaimana system perlindungan pada jaringan optik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jaringan Switching Optik


Jaringan switching optik adalah sebuah jembatan jaringan multiport yang
menghubungkan beberapa serat optik satu sama lain dan mengontrol paket data
routing antara masukan dan keluaran. Beberapa switch optik mengubah cahaya
ke data listrik sebelum meneruskan dan mengubahnya menjadi sinyal cahaya
lagi. Sedangkan saklar optik lainnya berfungsi untuk memindahkan dan
meneruskan aliran cahaya itu tanpa konversi listrik.

Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat


sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi
utama dari sistem switching adalah membangun jalur listrik diantara sepasang
inlet dan outlet tertentu, dimana perangkat yang digunakan untuk membangun
koneksi seperti itu disebut switching matriks atau switching network. Jaringan
switching tidak membedakan antara inlet/outlet yang tersambung ke pelanggan
maupun ke trunk. Sebuah sistem switching tersusun dari elemen-elemen yang
melakukan fungsi-fungsi switching, kontrol dan signaling.

Ketiga komponen switch tersebut dijelaskan sebagai berikut:


1) Modul masukan
 Berfungsi untuk menerima paket yang datang pada terminal
masukan. Modul masukan akan menyaring paket yang datang
tersebut berdasarkan alamat yang terdapat pada header dari paket
tersebut.
2) Switching fabric
 Switching fabric melakukan fungsi switching dalam arti
sebenarnya yaitu merutekan paket dari terminal masukan menuju
terminal keluaran.
 Switching fabric terdiri atas jaringan transmisi dan elemen
switching.
 Jaringan transmisi ini bersifat pasif dalam arti bahwa hanya
sebagai saluran saja. Sedangkan elemen switching melaksanakan
fungsi seperti internal routing.

2
3) Modul keluaran
Modul keluaran berfungsi untuk menghubungkan paket ke media
transmisi dan ke berbagai jenis teknologi seperti kontrol error dan data
filterring tergantung pada kemampuan yang terdapat pada modul
keluaran tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Jaringan Switching Optik


a. Jaringan Optik End-to-End (End-to-end Optical Network)

Gambar 2. Jaringan Optik End-to-End


Jaringan Optik End-to-End merupakan jaringan switching optik yang
banyak digunakan di jaringan luas, baik itu area seperti WAN dan MAN
maupun jaringan local saat ini seperti LAN.
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada jaringan optik End-
to-End ini adalah :
1) Amplifier garis optik
 Seperti amplifier serat erbium-doped (EDFAs), amplifier
Raman, dan amplifier optik semikonduktor (SOA).
 EDFAs berfungsi untuk memperkuat sinyal optik tanpa
harus melalui konversi.
 Amplifier Raman menggunakan sumber laser yang kuat
untuk meningkatkan kekuatan sinyal dalam serat optik
standar. Penguat Raman tunggal juga dapat meningkatkan
C-band dan L-band, menghilangkan kebutuhan untuk
pemisahan 5nm, sehingga meningkatkan kapasitas.
 SOA berfungsi dalam pemrosesan sinyal optik.

2) Peralatan WDM
 WDM bekerja dengan cara memisahkan secara spasial,
atau multiplexing, panjang gelombang cahaya yang
berbeda untuk satu serat optik.
 Setiap panjang gelombang dapat membawa dari 2.5Gbps
(OC-48) hingga sekitar 10Gbps.

3
3) OADM (ROADM)
 Berfungsi untuk menambahkan kemampuan untuk beralih
di antara berbagai jaringan. ROADM juga memudahkan
penyedia layanan untuk memisahkan, menambah, dan
menjatuhkan lalu lintas yang diangkut melalui cincin optik
ke dan dari pelanggan.

4) Sakelar optik
 Adalah perangkat yang berada di titik persimpangan di
tulang punggung optik dan memungkinkan operator untuk
menyatukan panjang gelombang untuk menyediakan
koneksi ujung ke ujung.

Gambar 3. Sakelar Optik


 Berfungsi untuk memindahkan transmisi di antara segmen
serat dan juga memungkinkan beberapa aktivitas
manajemen jaringan, termasuk restorasi dan konfigurasi
ulang lapisan optik, manajemen panjang gelombang
dinamis, dan penyediaan lapisan optik otomatis.
 Ada tiga masalah utama dalam memilih sakelar optik:
o Jumlah port Operator mencari perangkat yang
dapat menskalakan hingga lebih dari 1.000 port.
o Automation Carriers ingin menyediakan string
panjang gelombang dari konsol jarak jauh secara
real-time.
o Granularity Carriers menginginkan sebuah saklar
untuk menangani bandwidth kecil maupun besar
sehingga mereka dapat menghilangkan multiplexer

5) Sirkuit fotonik terintegrasi


 Berfungsi untuk menggabungkan sejumlah besar
perangkat optik terpisah menjadi satu chip,
menyesuaikannya untuk aplikasi yang berbeda dan secara
drastis mengurangi biaya sambil meningkatkan kinerja.

4
b. FTTX

Gambar 4. Rancangan FTTX

Fiber to the x (FTTx) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur


jaringan broadband yang menggunakan serat optik untuk menggantikan
seluruh atau sebagian dari kabel metal lokal loop yang digunakan untuk
telekomunikasi last mile.
Sistem FTTX paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat opto-
elektronik yaitu 1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu)
perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik
(TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur
FTTX menjadi berbeda.
Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa konfigurasi
penyebaran fiber (FTTB, FTTZ, FTTC, FTTH), semua dimulai dengan FTT
tapi dibedakan oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada generalisasi
tersebut. Adapun pembagian dari FTTX ini adalah :
1) FTTB (Fiber-To-The-Building) atau Fiber-to-the-Basement
 Serat mencapai batas Gedung, seperti di basement, lalu
didistribusikan ke ruangan-ruangan yang dilakukan
melalui beberapa alternatif.
 TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada
ruang telekomunikasi basement.
 Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga indoor.
 FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung
(DCL) pada jaringan akses tembaga.

5
 Berdasarkan Modus Aplikasi, ada tiga Konfigurasi FTTB, yaitu :

Gambar 5. Modus Aplikasi FTTB (1)

Gambar 6. Modus Aplikasi FTTB (2)

Gambar 7. Modus Aplikasi FTTB (3)

6
2) FTTZ (Fiber-to-the-Zone)
 TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, baik
didalam kabinet dengan kapasitas besar.
 Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga hingga beberapa kilometer.
 FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang
letaknya jauh dari sentral atau bila infrastruktur duct pada
arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk
ditambahkan dengan kabel tembaga
 Modus aplikasinya :

Gambar 8. Modus Aplikasi FTTZ

3) FTTC (Fiber-To-The-Curb) atau ke-tepi jalan


 Ini sangat mirip dengan FTTN, tapi kabinet lebih dekat ke
tempat pengguna, biasanya dalam 300 m.
 TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di
dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole.
 Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga hingga beberapa ratus meter.
 FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti KP.
 Modus aplikasinya :

Gambar 9. Modus Aplikasi FTTC

7
4) FTTH (Fiber-To-The Home)
 Fiber mencapai ke rumah, diterminasikan pada kotak di
dinding luar rumah.
 Arsitektur jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai
ke rumah-rumah atau ruangan dimana teminal berada TKO
terletak di dalam rumah pelanggan.
 Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga indor atau IKR hingga beberapa puluh
meter.
 Modus aplikasinya :

Gambar 10. Modus Aplikasi FTTH

c. Passive Optical Network (PON)


PON adalah komunikasi dengan sistem point to multipoint yang
digunakan pada pendistribusian daya optik ke semua cabang menggunakan
komponen pasif splitter.
Penerapan teknologi PON yang masih eksis sampai saat ini adalah
Gigabit Passive Optical Network (G-PON) dalam ITU-T Rec. G.984 pada
tahun 2008, memiliki kapasitas 2,4 Gb/s untuk sisi downstream dan 1,2
untuk sisi upstream. Peningkatan kapasitas terus dilakukan, sampai pada
tahun 2010 ditemukanlah 10 Gigabit-capable Passive Optical Network /
Next Generation Passive Optical Network 1 (XG-PON/ NG-PON1) dalam
ITU-T Rec. G.987 dengan kapasitas 10 Gb/s downstream dan 2,5 upstream
[17]. Penemuan teknologi PON yang terbaru saat ini yaitu Next Generation
Passive Optical Network 2 (NG-PON2). NG.
Adapun arsirtektur utama pada PON adalah :

Gambar 11. Arsitektur PON

8
Keterangan :
 OLT (Optical Line Terminal), merupakan sebuah perangkat yang
berteknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) yang
berfungsi sebagai konversi dari sinyal elektrik menjadi optic,
interfacing dengan sentral local, dan interfacing dengan ODN.
 Splitter, merupakan suatu alat yang memecah/membagi daya yang
masuk ke fiber optic.
 ONU (Optical Network Unit), merupakan perangkat yang berfungsi
di end user sebagai interface untuk mengubah sinyal optic menjadi
sinyal elektrik dan sebagai alat demultiplex.

2.3 Layanan yang Mendukung Jaringan Switching Optik


Untuk mendukung berbagai aplikasi, jaringan optik menyediakan layanan
yang terbagi atas :
a) Layanan berorientasi koneksi
1. Prosedur jabat tangan antara sumber & tujuan diperlukan untuk
membuat koneksi sebelum pengiriman data
2. Pengirim & tujuan (mis., TCP) dan mungkin juga simpul
perantara (mis. ATM, MPLS) perlu mempertahankan informasi
keadaan untuk koneksi yang dibuat
3. Informasi negara memungkinkan pemulihan dari kehilangan
data dan dukungan QoS untuk aplikasi dengan SLA yang
berbeda
b) Layanan tanpa koneksi
1. Tidak diperlukan koneksi untuk mengirim data
2. Layanan tanpa koneksi (misalnya, IP) sangat cocok untuk
transfer lalu lintas upaya terbaik
Contoh beberapa layanannya adalah :
 Triple play
 Suara dua arah, data dua arah, dan layanan video satu arah dikirim
ke pengguna perumahan & bisnis oleh perusahaan kabel
 Contoh teknologinya adalah :
- MSAN (Multi Service Access Node)
Merupakan salah satu implementasi teknologi yang
memanfaatkan jaringan kabel tembaga eksisting pada
segmen sekundernya.
Berfungsi untuk memberikan layanan triple play yang
menyalurkan layanan HSIA (High Speed Internet Access),
Voice Packet dan layanan Internet Protocol Television
(IPTV) secara bersama.

9
- GPON (Gigabit Passive Optical Network)
Merupakan teknologi FTTX yang dapat mendeliver
services sampai ke pelanggan menggunakan kabel fiber
optic.

 Virtual Private Network (VPN)


 Komunitas tertutup pengguna resmi untuk mengakses berbagai
layanan & sumber daya terkait jaringan.
 Mirip dengan leasing private lines, VPN memberikan privasi
dengan mengisolasi traffic dari VPN yang berbeda satu sama lain.
 Topologi virtual pada infrastruktur jaringan fisik yang sumber
dayanya dapat digunakan bersama oleh banyak VPN => solusi
yang lebih hemat biaya daripada saluran privat sewaan.
 VPN digunakan untuk komunikasi/akses jarak jauh, dan
interkoneksi LAN.
 Direalisasikan pada lapisan tautan (L2VPN) atau lapisan jaringan
(L3VPN).

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Switching Optik


a. Kelebihan
 Menyediakan bandwidth praktis yang tak terbatas
 Memerlukan serat kabel & tidak kemana-mana
 Kecepatan laju data sangat tinggi, bisa mencapai 1000 Mbps
 Memiliki bandwidth yang cukup besar, yaitu mencapai 1 GB per
second
 Mampu mengirimkan sinyal lebih jauh tanpa harus menggunakan
alat penguat sinyal.

b. Kekurangan
 Memungkinkan mobilitas & jangkauan pengguna
 Menyediakan bandwidth yang terbatas
 Harganya cukup mahal
 Proses instalasi harus teknisi khusus
 Kemungkinan masih adanya loss data pada jarak yang sangat jauh.

2.5 System Perlindungan Pada Jaringan Optik


a. Banyak mekanisme keamanan yang digunakan dalam jaringan elektronik
juga dapat diterapkan pada lapisan protokol elektronik yang lebih tinggi dari
jaringan switching optik (misalnya, AAA, enkripsi)
b. Masalah keamanan khusus dalam jaringan switching optic :
 Sinyal berbahaya lebih sulit untuk dideteksi karena transparansi
 Rentan terhadap QoS menurunkan atau bahkan gangguan layanan
karena keterbatasan teknologi komponen & perangkat optik saat ini,
misalnya :

10
 Persaingan mendapatkan dalam EDFA memungkinkan
sinyal optik daya tinggi berbahaya menggunakan lebih
banyak foton negara bagian atas => pengurangan gain dari
sinyal pengguna lain
 Crosstalk terbatas pada perangkat optik (OADM, OXC)
dapat mengurangi QoS pada satu atau lebih saluran panjang
gelombang
 Serangan dapat dengan mudah diluncurkan dari situs jarak jauh
karena kerugian propagasi yang kecil

c. Menetapkan sirkuit & data kecepatan rendah mengalir ke secara optik


memotong saluran panjang gelombang
d. Mengurangi jumlah saluran panjang gelombang & pemrosesan nodal
e. Penghematan biaya
f. Peningkatan kinerja (misalnya, penurunan probabilitas pemblokiran)
g. Tingkat opacity yang dibutuhkan (jumlah panjang gelombang yang jatuh)
h. Eksploitasi sifat topologi (misalnya, bintang, pohon)
i. Studi pola lalu lintas yang lebih realistis (mis. Hot-spot, multicast)

11
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN
Dari perumusan masalah dan pembahasan yang dilakukan di atas, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Jaringan switching optik adalah sebuah jembatan jaringan multiport yang
menghubungkan beberapa serat optik satu sama lain dan mengontrol paket
data routing antara masukan dan keluaran.
b. Fungsi utama dari sistem switching adalah membangun jalur listrik diantara
sepasang inlet dan outlet tertentu, dimana perangkat yang digunakan untuk
membangun koneksi.
c. Jaringan switching optic dapat dilihat pada jaringan FTTX, PON, dan
Jaringan End-to-End.
d. Jaringan switching optic didukung oleh layanan berorientasi koneksi dan
tanpa koneksi.
e. Kelebihan dari jaringan optic adalah kecepatan laju data sangat tinggi,
memiliki bandwidth yang cukup besar dan mampu mengirimkan sinyal
lebih jauh tanpa harus menggunakan alat penguat sinyal.
f. Kekurangan dari jaringan optic adalah harganya cukup mahal, proses
instalasi harus teknisi khusus dan kemungkinan masih adanya loss data pada
jarak yang sangat jauh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahan kuliah 5956_OSN_chapter2.ppt


https://www.google.com/search?q=b.+First%2FLast+Mile+Bottleneck&oq=b.%0
9First%2FLast+Mile+Bottleneck&aqs=chrome..69i57j69i58.1653j0j7&sourceid=
chrome&ie=UTF-8
https://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpcontent/uploads/sites/85/2014/05/
FTTX.pdf
https://ahambali.staff.telkomuniversity.ac.id/wpcontent/uploads/sites/85/2014/05/
PON.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai