Anda di halaman 1dari 39

KARYA ILMIAH

Komunikasi Data

MEDIA TRANSMISI

Nazratul Asikin 200143579101

Ali Imran Maulana 201143500157

Program Studi Teknik Informatika - kelas R2A FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2012

ABSTRAKSI
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih device (alat, seperti komputer / laptop / printer / dan alat komunikasi lain) yang terhubung dalam sebuah jaringan. Lapisan-lapisan komunikasi data biasanya menggunakan standar OSI. Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for Open Networking adalah sebuah model arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standarization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari (Open System Interconnection). Model ini disebut juga dengan "Model Tujuh Lapis OSI" (OSI Seven Layer Models).

Gambar 1. OSI Model

Komunikasi Data Media Transmisi

Application berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesanpesan kesalahan.

Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Session berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, level ini juga dilakukan resolusi nama. Transport berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data seta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paketpaket yang hilang di tengah jalan.

Network berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paketpaket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.

Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).

Physical berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitek jaringan (Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

Komunikasi Data Media Transmisi

Media transmisi merupakan bagian dari lapisan paling bawah dari lapisan-lapisan OSI yaitu Physical. Media transmisi ini merupakan bagian dasar yang paling diutamakan sebelum memulai transmisi data. Di sisi lain, media transmisi ini sulit dikuasai oleh para programmer atau bahkan diabaikan karena dianggap hanya untuk pekerja kasar. Padahal media transmisi merupakan dasar sebelum memulai membangun jaringan untuk melakukan transmisi data. Oleh Karena itu penulis membuat makalah yang berjudul Media Transmisi untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Karakteristik media transmisi ini bergantung pada jenis alat elektronika, data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut, tingkat keefektifan dalam pengiriman data, dan ukuran data yang dikirimkan. Jenis media transmisi ada dua, yaitu Guided dan Unguided. Guided transmission media atau media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Unguided transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang.

Komunikasi Data Media Transmisi

DAFTAR ISI ABSTRAKSI2


DAFTAR ISI.....5 ALASAN MEMILIH TEMA...6 LATAR BELAKANG.....7 PEMBAHASAN 1. Definisi Media Transmisi.............................................................................8 2. Media Transmisi Guided.............................................................................8 3. Media Transmisi Unguided.......................................................................19 4. Media Transmisi Wireless Local Area Network (WLAN)....27 5. Flow control...29 6. Eror control....33 KESIMPULAN......38 DAFTAR PUSTAKA....39

Komunikasi Data Media Transmisi

ALASAN MEMILIH TEMA


Alasan memilih tema media transmisi ini adalah karena kami telah bermusyawarah terlebih dahulu dalam pemilihan tema, setelah bermusyawarah dengan teman-teman sekelas akhirnya ketua kelas memutuskan tema masing-masing dari kelompok dan kelompokan kami mendapatkan tema yang berjudul Media Transmisi. Kami juga ingin mengetahui dan memperdalam ilmu kami dibidang media transmisi. Kami akan berusaha semampunya mungkin untuk menyajikan pembahasan yang baik dan bagus dari hasil tema yang sudah kami dapatkan. Semoga bapak dosen memahani dan mengerti hasil dari pembahasan kelompok kami.

Komunikasi Data Media Transmisi

LATAR BELAKANG
Dalam jurnal ini kami akan membahas tentang definisi media transmisi, media transmisi guided, media transmisi unguided. Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan lain sebagainya. Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan receiver). Ada dua jenis transmisi, Point-to-point (unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran. Broadcast

(omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena. Tiga macam wilayah frekuensi, antara lain: a) Gelombang mikro (microwave) 2 40 Ghz b) Gelombang radio 30 Mhz 1 Ghz c) Gelombang inframerah

Komunikasi Data Media Transmisi

PEMBAHASAN
1 Definisi Media Transmisi Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya. Karakteristik media transmisi ini bergantung pada jenis alat elektronika, data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut, tingkat keefektifan dalam pengiriman data, dan ukuran data yang dikirimkan. Jenis media transmisi ada dua, yaitu Guided dan Unguided. Guided transmission media atau media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Unguided transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang. 2 Media Transmisi Guided Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.

Komunikasi Data Media Transmisi

a. Twisted-Pair Cable Kabel twisted-pair terdiri atas dua jenis yaitu shielded twisted pair biasa disebut STP dan unshielded twisted pair (tidak memiliki selimut) biasa disebut UTP. Kabel twisted-pair terdiri atas dua pasang kawat yang terpilin. Twisted-pair lebih tipis, lebih mudah putus, dan mengalami gangguan lain sewaktu kabel terpuntir atau kusut. Keunggulan dari kabel twistedpair adalah dampaknya terhadap jaringan secara keseluruhan: apabila sebagian kabel twistedpair rusak, tidak seluruh jaringan terhenti, sebagaimana yang mungkin terjadi pada coaxial.

Karakteristik Transmisi Twisted Pair : Pada analog penguatan menggunakan amplifier setiap 5 KM sampai 6 KM Pada digital, menggunakan repeater setiap 2 KM atau 3 KM. Jarak terbatas Bandwidth terbatas ( 1 MHz ) Muatan data terbatas ( 100 MHz ) Dapat menerima interferensi dan noise

Komunikasi Data Media Transmisi

Kabel twisted-pair terbagi atas dua yaitu: Shielded Twisted-Pair (STP)

Gambar 2. Shielded Twisted-Pair (STP)

Kabel STP mengkombinasikan teknik-teknik perlindungan dan antisipasi tekukan kabel. STP yang peruntukan bagi instalasi jaringan ethernet, memiliki resistansi atas interferensi elektromagnetik dan frekuensi radio tanpa perlu meningkatkan ukuran fisik kabel. Kabel Shielded Twister-Pair nyaris memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan kabel UTP. Satu hal keunggulan STP adalah jaminan proteksi jaringan dari interferensi-interferensi eksternal, sayangnya STP sedikit lebih mahal dibandingkan UTP. Tidak seperti kabel coaxial, lapisan pelindung kabel STP bukan bagian dari sirkuit data, karena itu perlu diground pada setiap ujungnya. Pada prakteknya, melakukan ground STP memerlukan kejelian. Jika terjadi ketidaktepatan, dapat menjadi sumber masalah karena bisa menyebabkan pelindung bekerja sebagai layaknya sebuah antenna; menghisap sinyalsinyal elektrik dari kawat-kawat dan sumber-sumber elektris lain disekitarnya. Kabel STP tidak dapat dipakai dengan jarak lebih jauh sebagaimana media-media lain (seperti kabel coaxial) tanpa bantuan device penguat (repeater). Kecepatan dan keluaran: 10-100 Mbps Biaya rata-rata per node: sedikit mahal dibadingkan UTP dan coaxial Media dan ukuran konektor: medium Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

Komunikasi Data Media Transmisi

10

Unshielded Twisted-Pair (UTP) Untuk UTP terdapat pula pembagian jenis yakni: Category 1 : sifatnya mampu mentransmisikan data kecepatan rendah. Contoh: kabel telepon. Category 2 : sifatnya mampu mentransmisikan data lebih cepat dibanding category 1. Dapat digunakan untuk transmisi digital dengan bandwidth hingga 4 MHz. Category 3 : mampu mentransmisikan data hingga 16 MHz. Category 4 : mamu mentransmisikan data hingga 20 MHz. Category 5 : digunakan untuk transmisi data yang memerlukan bandwidth hingga 100 MHz.

Gambar 3. Unshielded Twisted-Pair (UTP)


Crimping Kabel UTP : Nomor PIN 1 2 3 4 5 6 7 8 Warna Putih Hijau Hijau Putih Orange Biru Putih Biru Orange Putih Coklat Coklat Fungsi RD + (data terima +) RD (data terima -) TD + (Data Kirim +) Not Connected Not Connected TD (Data kirim -) Not Connected Not Connected

Komunikasi Data Media Transmisi

11

Secara fisik, kabel Unshielded Twisted-Pair terdiri atas empat pasang kawat medium. Setiap pasang dipisahkan oleh lapisan pelindung. Tipe kabel ini semata-mata mengandalkan efek konselasi yang diproduksi oleh pasangan-pasangan kawat, untuk membatasi degradasi sinyal. Seperti halnya STP, kabel UTP juga harus mengikuti rule yang benar terhadap beberapa banyak tekukan yang diizinkan perkaki kabel. UTP digunakan sebagai media networking dengan impedansi 100 Ohm. Hal ini berbeda dengan tipe pengkabelan twisterpair lainnya seperti pengkabelan untuk telepon. Karena UTP memiliki diameter eksternal 0,43 cm, ini menjadikannya mudah saat instalasi. UTP juga mensuport arsitektur-arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat popular. Kecepatan dan keluaran: 10 100 Mbps Biaya rata-rata per node: murah Media dan ukuran: kecil Panjang kabel maksimum yang diizinkan : 100m (pendek).

Kabel UTP memiliki banyak keunggulan. Selain mudah dipasang, ukurannya kecil, juga harganya lebih murah dibanding media lain. Kekurangan kabel UTP adalah rentang terhadap efek interferensi elektris yang berasal dari media atau perangkat-perangkat di sekelilingnya. Meski begitu, pada prakteknya para administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan cukup diandalkan. b. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)

Gambar 4. Coaxial Cable (Kabel Koaksial)

Komunikasi Data Media Transmisi

12

Kabel coaxial atau popular disebut coax terdiri atas konduktor silindris melingkar, yang menggelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Untuk LAN, kabel coaxial menawarkan beberapa keunggulan. Diantaranya dapat dijalankan dengan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi jarak jauh diantara node network, dibandingkan kabel STP atau UTP. Repeater juga dapat diikutsertakan untuk meregenerasi sinyal-sinyal dalam jaringan coaxial sehingga dalam instalasi network cukup jauh dapat semakin optimal. Kabel coaxial juga jauh lebih murah dibanding Fiber Optic, coaxial merupakan teknologi yang sudah lama dikenal. Digunakan dalam berbagai tipe komuniksai data sejak bertahun-tahun, baik di jaringan rumah, kampus, maupun perusahaan. Kecepatan dan keluaran: 10 -100 Mbps Biaya rata-rata per node: murah Media dan ukuran konektor: medium Panjang kabel maksimum: 200m (disarankan 180m) untuk thin-coaxial dan 500m untuk thick-coaxial Saat bekerja dengan kabel, penting bagi kita untuk mempertimbangkan ukurannya; seperti ketebalan, diameter, pertambahan kabel sehingga akan menjadi pertimbangan atas kesulitan saat instalasi dilapangan. Kita juga harus ingat bahwa kabel akan mengalami tarikan-tarikan dan tekukan di dalam pipa. Kabel coaxial datang dalam beragam ukuran. Diameter terbesar diperuntukkan sebagai backbone Ethernet karena secara historis memiliki ketahanan transmisi dan daya tolak interferensi yang lebih besar. Tipe kabel coaxial ini sering disebut dengan thicknet, namun dewasa ini sudah banyak ditinggalkan. Kabel coaxial lebih mahal saat diinstal dibandingkan kabel twisted-pair. Aplikasi Coaxial cable mungkin merupakn media transmisi yang paling bermanfaat untuk segala macam keperluan serta dapat dipergunakan untuk berbagai jenis aplikasi. Aplikasi yang terpenting adalah sebagai berikut: Distribusi siaran televisi Transmisi telepon jarak jauh Penghubung sistem komputer jangkauan pendek Local area network

Komunikasi Data Media Transmisi

13

Coaxial cable berkembang cepat sebagai alat untuk mendistribusikan sinyal-sinyal TV kerumah-kerumah TV kabel. Awalnya masih sederhana sekali sebagai Community Antena Television (CATV), dan dirancang untuk daerah-daerah yang luas, sehingga TV berkabel mampu menjangkau ramah-rumah dan gedung-gedung sama seperti jangkauan telepon. Sebuah system TV berkabel mampu membuat lusinan bahkan ratusan channel TV sampai jarak puluhan kilometer. Coaxial cable sering dipergunakan untuk konoksi jarak dekat diantara peralatanperalatan. Dengan menggunakan pensinyalan digital, coaxial cable dipergunakan untuk menyediakan channel I/O berkecepatan tinggi pada system computer.

Lebih mahal daripada twisted pair. Tidak mudah terkena noise bila dibandingan dengan twisted pair sehingga dapat digunakan secara efektif pada frekuensi-frekuensi tinggi dan data rate yang tinggi, untuk transmisi analog yang jauh, dibutuhkan amplifier setiap beberapa kilometer sedangkan untuk transmisi digital, diperlukan repeater setiap kilometer. Kabel ini sudah jarang digunakan untuk membangun sebuah LAN, jenis kabel ini mempunyai beberapa keuntungan selain harganya terjangkau, dapat pula mengurangi penggunaan repeater karena jangkauannya lebih panjang daripada UTP, arsitekturnya membuat kabel ini kuat terhadap cuaca sehingga digunakan sebagai backbone antar gedung. Kelemahan dari kabel ini adalah ukurannya yang cukup besar sehingga pengaturan dari kabel ini sangat sulit dan tidak hemat tempat selain itu transfer datanya hanya mencapai 10 MBps. Karakteristik Transmisi Kabel Coaxial : Pada analog, amplifier dipasang setiap beberapa KM, lebih dekat jika menggunakan frekuensi lebih tinggi, samapi 500 MHz. Pada digital, repeater dipasang setiap 1 KM, lebih dekat untuk muatan data yang lebih tinggi

Komunikasi Data Media Transmisi

14

c. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)

Gambar 5. Fiber-Optic Cable (Kabel Serat Optik)

Kabel fiber optic merupakan media networking yang mampu digunanakan untuk transmisi-transmisi modulasi. Jika dibandingkan media-media lain, fiber optic memiliki harga lebih mahal, tetapi cukup tahan terhadap interferensi elektromagnetis dan mampu beroperasi dengan kecepatan dan kapasitas data yang tinggi. Kabel fiber optic dapat mentransmisikan puluhan juta bit digital perdetik pada link kabel optic yang beroperasi dalam sebuah jaingan komersial. Ini sudah cukup utnuk mengantarkan ribuan panggilan telepon.

Beberapa keuntungan kabel fiber optic: Kecepatan: jaringan-jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi, mencapai gigabits per second; Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar; Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan refresh atau diperkuat; Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel transmisi lain di sekelilingnya. Maintenance: kabel-kabel fiber optic memakan biaya perawatan relative murah. Tipe-tipe kabel fiber optic:

Komunikasi Data Media Transmisi

15

Kabel single mode merupakan sebuah serat tunggal dari fiber glass yang memiliki diameter 8.3 hingga 10 micron. (satu micron besarnya sekitar 1/250 tebal rambut manusia) Kabel multimode adalah kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass, dengan kombinasi (range) diameter 50 hingga 100 micron. Setiap fiber dalam kabel multimode mampu membawa sinyal independen yang berbeda dari fiber-fiber lain dalam bundel kabel. Plastic Optical Fiber merupakan kabel berbasis plastic terbaru yang memiliki performa familiar dengan kabel single mode, tetapi harganya sedikit murah. Kontruksi kabel fiber optic Core: bagian ini merupakan medium fisik utama yang mengangkut sinyal-sinyal data optical dari sumber ke device penerima. Core berupa helai tunggal dari glass atau plastik yang kontinyu (dalam micron). Semakin beasr ukuran core, semakin banyak data yang dapat diantarkan. Semua kabel fiber optic diukur mengacu pada diameter core-nya. Cladding: merupakan lapisan tipis yang menyelimuti fiber core. Coating: adalah lapisan plastik yang menyelimuti core dan cladding. Penyangga coating ini diukur dalam micron dan memilki range 250 sampai 900 micron. Strengthening fibers: terdiri atas beberapa komponen yang dapat menolong fiber dari benturan kasar dan daya tekan tak terduga selama instalasi Cable jacket: merupakan lapisan terluar dari keseluruhan badan kabel.

Aplikasi Serat Optik : Long haul trunks Umum untuk jaringan telepon. Panjangnya rata-rata 1500 Km, kapasitas tinggi antara 20.000 60.000 chanel suara. Metropolitan trunks Memiliki panjang sekitar 12 Km dan memiliki sekitar 100.000 chanel suara Rural exchane trunks Memiliki panjang sekitar 40 160 Km menghubungkan perkotaan dan pedesaan. Memiliki kurang dari 5.000 chanel suara.

Komunikasi Data Media Transmisi

16

Subscriber loops Serat-serat yang menuju langsung dari sentral ke suatu pelanggan, tidak hanya mampu menangani suata dan data tetapi juga gambar dan video.

LAN Memiliki kapasitas total sebesar 100 MBps 1 GBps dan mampu mendukung ratusan bahkan ribuan station di dalam bangunan kantor / komplek gedung.

Karakteristik Transmisi Serat Optik : Berperan sebagai petunjuk gelombang untuk 1014 sampai 1015 HZ, bagian untuk sinar inframerah dan spectrum terlihat Sumber cahaya serat optic Light Emitting Diode (LED), lebih murah, dapat digunakan dalam berbagai suhu dan tahan lama Sumber cahaya serat optic Injection Laser Diode (ILD), lebih efisien, muatan data lebih besar Wavelength Division Multiplexing Bentuk dari FDM (Frequency Division Multiplexing) dimana cahaya mengalir melalui serat yang terdiri dari berbagai macam warna / panjang gelombang , masingmasing membawa chanel data yang terpisah.

Komunikasi Data Media Transmisi

17

Tabel 1. Karakteristik Titik-Ke-Titik Media Terpandu Rentang Frekuensi Twisted pair (dengan loading) Twisted pair (kabel multipair) 0 500 MHz 0 1 MHz 0 3,5 kHz Atenuasi Khusus Delay Khusus Jarak Repeater

0,2 dB/km @ 1kHz

50 s/Km

2 km

3 dB/km @ 1kHz

5 s/Km

2 km

Coaxial

7 dB/km @ 10kHz 0,5

4 s/Km

1 9 km

Fiber Optic

180 THz

370 0,2

dB/km

5 s/Km

40 km

Tabel 2. Perbandingan Jenis Kabel Twisted Pair

Karakteristik Thinnet

Thicknet

Fiber Optic

Biaya/harga

Lebih mahal Lebih mahal Paling dari twisted dari thinnet murah 185 meter 10 Mbps Cukup fleksibel 500 meter 10 Mbps Kurang fleksibel 100 meter 1 Gbps Paling fleksibel Sangat mudah

Paling mahal 2000 meter > 1 Gbps Tidak fleksibel

Jangkauan Transmisi

Fleksibilitas

Kemudahan instalasi
Resistensi terhadap inferensi

Mudah

Mudah

Sulit

Baik

Baik

Rentan

Tidak terpengaruh

Komunikasi Data Media Transmisi

18

Media Transmisi Unguided Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan

konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan lain sebagainya. Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan receiver). Ada dua jenis transmisi, Point-to-point (unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran. Broadcast

(omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena. Tiga macam wilayah frekuensi, antara lain: A. Gelombang mikro (microwave) 2 40 Ghz B. Gelombang radio 30 Mhz 1 Ghz C. Gelombang inframerah

Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu: a. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi) b. Gelombang Mikro Satelit c. Radio Broadcast d. Infra Merah

Komunikasi Data Media Transmisi

19

a. Gelombang Mikro Terrestrial Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola 'dish'. Ukuran diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima. Antena gelombang mikro biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu diatas tanah untuk memperluas jarak antara antena dan mampu menembus batas. Untuk mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa menara relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik dipasang pada jarak tertentu. Kegunaan sistem gelombang mikro yang utama adalah dalam jasa telekomunikasi long-haul, sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic. Fasilitas gelombang mikro memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada coaxial cable pada jarak yang sama, namun masih memerlukan transmisi garis pandang. Gelombang mikro umumnya dipergunakan baik untuk transmisi televisi maupun untuk transmisi suara. Pengguna gelombang mikro lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek antara gedung. Ini dapat digunakan untuk jaringan TV tertutup atau sebagai jalur data diantara Local Area Network. Gelombang mikro short-haul juga dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur gelombang mikro untuk fasilitas telekomunikasi jarak jauh untuk kota yang sama, melalui perusahaan telepon local. Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. Sama halnya dengan beberapa sistem transmisi, sumber utama kerugian adalah atenuansi. Sehingga repeater dan amplifier ditempatkan terpisah jauh dari sistem gelombang mikro biasanya 10 sampai 100 km. Atenuansi meningkat saat turun hujan khusunya tercatat diatas 10 GHz. Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman. Karena itu penetapan band frekuensi diatur dengan ketat.

Komunikasi Data Media Transmisi

20

Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah band 4 GHz sampai 6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada frekuensi-frekuensi ini, sekarang digunakan band 11 GHz. Band 12 GHz digunakan sebagai komponen sistem TV kabel. Saluran gelombang mikro juga digunakan untuk menyediakan sinyal-sinyal TV untuk instalasi CATV local; sinyal-sinyal yang kemudian didistribusikan kepelanggan melalui kabel coaxial. Sedangkan gelombang mikro dengan frekuensi lebih tinggi digunakan untuk saluran titik ke titik pendek antar gedung. Biasanya digunakan band 22 GHz. Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi lagi tidak efektif untuk jarak yang lebih jauh, akibat meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai untuk jarak pendek. Sebagai tambahan, semakin tinggi frekuensi, antenanya akan semakin kecil dan murah. b. Gelombang Mikro Satelit Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya transponder. Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit yang popular yaitu: a. Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua antena dari dua stasiun bumi b. Satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun bumi dan sejumlah receiver stasiun bumi. Agar komunikasi satelit bisa berfungsi efektif, biasanya diperlukan orbit stasioner dengan memperhatikan posisinya diatas bumi. Sebaliknya, stasiun bumi tidak harus saling berada digaris pandang sepanjang waktu. Untuk mrnjadi stasioner, satelit harus memiliki periode rotasi yang sama dengan periode rotasi bumi. Kesesuaian ini terjadi pada ketinggian 35.784 km.

Komunikasi Data Media Transmisi

21

Dua satelit yang menggunakan band frekuensi yang sama, bila keduanya cukup dekat, akan saling mengganggu. Untuk menghindari hal ini, standar-standar terbaru memerlukan 4 derajat ruang. Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah: a. Distribusi siaran televisi b. Transmisi telepon jarak jauh c. Jaringan bisnis swasta

Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut: a. akibat jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation delay) kira-kira seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi untuk di tangkap oleh stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-masalah yang berkaitan dengan control error dan flow control. b. gelombang mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah menjadi sifatnya. Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit dapat diterima oleh beberapa stasiun.

Gambar 6. Jalur Titik-ke-Titik Gelombang Mikro Satelit

Komunikasi Data Media Transmisi

22

Karena sifat siarannya, satelit sangat sesuai untuk distrbusi siaran televisi dan dipergunakan secara luas di seluruh dunia. Menurut penggunaan cara lama, sebuah jaringan menyediakan pemrograman dari suatu lokasi pusat. Program-program ditransmisikan ke satelit dan kemudian disiarkan ke sejumlah stasiun, dimana kemudian program tersebut didistribusikan ke pemirsa. Satu jaringan, public broadcasting service (PBS)

mendistribusikan program televisinya secara eksklusif dengan menggunakan channel satelit, yang kemudian diikuti oleh jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi berkabel yang menerima porsi besar dari program-program mereka dari satelit. Aplikasi teknologi satelit terbaru untuk distribusi televisi adalah direct broadcast satellite (DBS), dimana pada aplikasi tersebut sinyal-sinyal video satelit ditransmisikan secara langsung kerumah-rumah pemirsa. Karena mengurangi biaya dan ukuran antena penerima, maka DBS dianggap sangat visible, dan sejumlah channel mulai disiapkan atau sedang dalam taraf perencanaan.

Gambar 7. Jalur Broadcast Melalui Gelombang Mikro Satelit Transmisi satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral telepon pada jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum untuk kegunaan luas dalam sambungan langsung internasional dan mampu bersaing dengan sistem terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh. Juga terdapat sejumlah apliksi data bisnis untuk satelit. Provider satelit membagi kapasitas total menjadi beberapa channel dan menyewakan channel itu kepada user bisnis individu. Satu user dilengkapi dengan antena pada sejumlah situs yang dapat menggunakan channel satelit untuk jaringan swasta. Biasanya, aplikasi-aplikasi semacam itu sangat mahal dan terbatas untuk organisasi-organisasi yang lebih besar dengan peralatan canggih. Sebuah hasil untuk pengembangan baru dalam hal ini adalah sistem Very Small Aperture Terminal (VSAT), yang menyediakan alternatif biaya murah. Dengan mengacu pada beberapa aturan, stasiun-stasiun ini menbagi kapasitas transmisi satelit dari

Komunikasi Data Media Transmisi

23

suatu stasiun pusat. Stasiun pusat dapat saling mengirimkan pesan dengan setiap pelanggannya serta dapat merelay pesan-pesan tersebut di antara pelanggan. Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam, meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan manusia, dari berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di atmosfer. Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi ini di tunjukkan sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink dan downlink berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi dengan frekuensi yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa interferensi. Jadi, sinyal-sinyal yang diterima dari suatu stasiun bumi pada satu frekuensi harus ditransmisikan kembali dengan frekuensi yang lain. Band 4/6 GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz, namun menjadi penuh. Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak tersedia karena interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu, biasanya gelombang mikro terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan lagi (uplink:14 sampai 14,5 GHz ; downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band frekuensi ini, masalah-masalah mulai datang. Untuk itu, digunakan stasiun bumi penerima yang lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini untuk mengantisipasi band ini juga menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band 19/29 GHz. (uplink 27,5 sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini mengalami masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan memungkinkan band yang lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).

Komunikasi Data Media Transmisi

24

c. Radio Broadcast Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan gelombang mikro yaitu, dimana siaran radio bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang mikro searah (point-topoint). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena parabola, dan antena tidak perlu mengarah ke arah persis sumber siaran. Radio merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menangkap frekuensi dalam rentang antara 3 kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan istilah yang tidak formal siaran radio untuk band VHF dan sebagian dari band UHF: 30 MHz sampai 1 GHz. Rentang ini juga digunakan untuk sejumlah aplikasi jaringan data. Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk komunikasi broadcast. Tidak seperti kasus untuk gelombang elektromagnetik berfrekuensi rendah, ionosfer cukup trasparan untuk gelombang radio diatas 30 MHz. jadi transmisi terbatas pada garis pandang, dan jarak transmitter tidak akan mengganggu satu sama lain dalam arti tidak ada pemantulan dari atmosfer. Tidak seperti frekuensi yang lebih tinggi dari zona gelombang mikro, gelombang siaran radio sedikit sensitive terhadap atenuansi saat hujan turun. Karena gelombangnya yang panjang maka, gelombang radio relative lebih sedikit mengalami atenuansi. Sumber gangguan utama untuk siaran radio adalah interferensi multi-jalur. Pantulan dari bumi, air, dan alam atau obyek-obyek buatan manusia dapat menyebabkan terjadinya multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat penerima TV menampilkan gambar ganda saat pesawat terbang melintas.

Komunikasi Data Media Transmisi

25

d. Infra Merah Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver

(transceiver) yang modulasi cahaya yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah. Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalahmasalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi. Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah, karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Pada handphone dan PC, media infra merah ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan suatu standar atau protocol tersendiri yaitu protocol IrDA. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.

Gambar 8. Aplikasi nyata media transmisi wireless yang sering kita jumpai

Gambar 9. Aplikasi nyata media transmisi Bluetooth yang sering kita jumpai

Komunikasi Data Media Transmisi

26

4 Media Transmisi Wireless Local Area Network (WLAN) Dengan semakin bertambahnya pemakaian komputer, semakin besar kebutuhan akan pentransferan data dari satu terminal ke terminal lain yang dipisahkan oleh satuan jarak dan semakin tinggi kebutuhan akan efisiensi penggunaan alat-alat kantor (seperti printer dan plotter) dan waktu perolehan data base, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan suatu jaringan yang menghubungkan terminal-terminal yang ingin berkomunikasi dengan efisien. Jaringan tersebut dikenal dengan Local Area Network (LAN) yang biasa memakai kabel atau fiber optik sebagai media transmisinya. Sesuai perkembangan karakteristik masyarakat seperti yang telah disebutkan di atas maka LAN menawarkan suatu alternatif untuk komputer portabel yaitu wireless LAN (WLAN). WLAN menggunakan frekuensi radio (RF) atau infrared (IR) sebagai media transmisi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada WLAN adalah : Data rate tinggi (>1 Mbps), daya rendah dan harga murah. Metode akses yaitu metode membagi kanal kepada banyak pemakai dengan aturanaturan tertentu. Media transmisi yang merupakan faktor penting pada keterbatasan data rate dan memiliki teknik tersendiri, di mana bila teknik yang berhubungan dengan media transmisi (seperti teknik propagasi dalam ruangan, teknik modulasi dll) dapat diperhitungkan dengan baik maka akan dihasilkan sistem WLAN yang tangguh. Topologi yaitu cara dan pola yang digunakan dalam menghubungkan semua terminal.

Komunikasi Data Media Transmisi

27

Media transmisi data yang digunakan oleh WLAN Infrared (IR) Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari. Pengirim dan penerima IR menggunakan Light Emitting Diode (LED) dan Photo Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100an Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah. Radio Frequency (RF) Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV, telepon cordless dll. RF selalu dihadapi oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung teknik handoff, mendukung mobilitas yang tinggi, mengcover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. Perbedaan Antara Jaringan Wireless dan Jaringan Kabel Keunggulannya adalah biaya pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel),

infrastrukturnya berdimensi kecil, pembangunannya cepat, mudah dikembangkan (misalnya dengan konsep mikrosel dan teknik frequency reuse), mudah & murah untuk direlokasi dan mendukung portabelitas. Kelemahannya adalah biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan), delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll), kapasitas jaringan menghadapi keterbatas spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacammacam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasian).

Komunikasi Data Media Transmisi

28

5. Flow control Adalah suatu teknik untuk memastikan/meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima. Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data. Gambar 5.4 suatu transmisi dengan losses dan error.

Gambar 5.4. Model dari transmisi frame Bentuk sederhana dari flow control, yaitu stop-and-wait flow control. Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu sampai menerima acknowledgment sebelum mengirim frame berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan aliran data dengan tidak memberi acknowledgment. Untuk blok-blok data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-blok yang lebih kecil dan mentransmisi data dalam beberapa frame.

Komunikasi Data Media Transmisi

29

Hal ini dilakukan dengan alasan : Transmisi yang jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data yang akan ditransmisi ulang. Pada suatu multipoint line. Ukuran buffer dari receiver akan terbatas.

Efek dari pertambahan delay dan kecepatan transmisi Misal message panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame f1,f2,,f n, Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi : Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun S2. S2 merespon dengan f1. S1 mengirim suatu acknowledgment. S2 mengirim f2. S1 meng-acknowledgment. S2 mengirim fn. S1 meng-acknowledgment. Waktu total untuk mengirim data tersebut : T D = TI + nTF Dimana : TI = waktu untuk memulai rangkaian = tprop + tpoll + tproc TF waktu untuk mengirim satu frame = t prop + tframe + tproc + tprop + tack + = tproc

Komunikasi Data Media Transmisi

30

Bila dianggap T1 relatif kecil dan dapat turun, proses antara transmisi dan penerima diabaikan dan frame acknowledgment sangat kecil; maka : TD = n(2tprop + tframe)

Dari waktu itu, hanya n x tframe yang sebenarnya dihasilkan pada transmisi data, maka efisiensi dari line : n x tframe n ( 2tprop + tframe) U = ----------------------n ( 2tprop + tframe)

tframe U = ----------------2tprop + tframe

Bila a = tprop/tframe, maka : U = 1 / (1+2a) Persamaan diatas untuk a yang konstan, bentuk ekspresi lainnya : waktu penyebaran a = ----------------------- waktu transmisi atau : a = d/v = Rd L/R VL

Komunikasi Data Media Transmisi

31

Dimana : d = jarak link V = kecepatan penyebaran R = data rate L = panjang frame

Gambar 5.5 menggambarkan efek penggunaan a . Gambar 5.5a (a<1) dimana panjang bit lebih kecil daripada frame. Pada saat t0, stasiun mulai mentransmisi suatu frame. Pada t0+a, leading edge dari frame mencapai stasiun penerima, sementara stasiun pengirim masih melakukan proses transmisi frame. Pada t0+1, stasiun pengirim sudah mentransmisi secara lengkap. Pada t0+1+a, stasiun penerima sudah menerima seluruh frame dan langsung mentransmisi suatu frame acknowledgment yang pendek. Acknowledgment ini tiba kembali di stasiun pengirim pada t0+1+2a. Jadi total waktu penyebaran : 1 + 2a. Total waktu transmisi : 1. Sehingga efisiensi : U = 11 + 2a Hasil yang sama dicapai juga dengan a>1, yang digambarkan pada gambar 5.5b.

Komunikasi Data Media Transmisi

32

Gambar 5.5. Efek dari Utilisasi Stop and wait. Contoh : pada local network dimana transmisi data digital melalui modem; data rate = 9600 bps, karena range jarak dari 0,1 10 Km, dengan data rate 0,1 10 Mbps, maka dipakai V = 2x108 m/s; ukuran frame yang dipakai 500 bit; jika dipakai pada jarak pendek d = 100 m, maka a = 9600 bps x 100 m = 9,6x10-6 dan pemakaiannya efektif. 2x108 m/s x 500 bits Jika dipakai pada jarak yang jauh d = 5000 Km, maka a = 9600 x 5x106 = 0,48 dan 2x108 x 500 Efisiensi = 0,5.

6. Error Control Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frmae-frame. Ada 2 tipe error yang mungkin : Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.

Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut : Deteksi error : telah dibahas dalam chapter 4; dipakai CRC. Positive acknowledgment : tujuan mengembalikan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error. Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan. Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi.Sumber mentransmisi ulang beberapa frame.

Komunikasi Data Media Transmisi

33

Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi : Stop and wait ARQ. Go-back-N ARQ. Selective-reject ARQ.

Stop and wait ARQ Berdasarkan pada teknik flow control stop and wait dan digambarkan dalam gambar 5.10. Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber

mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut.

Gambar 5.10. Stop-and-wait ARQ.

Komunikasi Data Media Transmisi

34

Bila sinyal acknowledgment rusak pada waktu transmisi, kemudian sumber akan habis waktu dan mentransmisi ulang frame tersebut. Untuk mencegah hal ini, maka frame diberi label 0 atau 1 dan positive acknowledgment dengan bentuk ACK0 atau ACK1 : ACK0 mengakui menerima frame 1 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 0. Sedangkan ACK1 mengakui menerima frame 0 dan mengindikasi bahwa receiver siap untuk frame 1. Go-back-N ARQ Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya. Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian :

Frame yang rusak. Ada 3 kasus : A mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error dan telah menerima frame (i-1) secara sukses. B mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa frame i ditolak. Ketika A menerima NAKnini, maka harus mentransmisi ulang frame i dan semua frame berikutnya yang sudah ditransmisi. Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1) diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi. Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera mengirim frame -frame tambahan. B tidak menerima apapun dan mengembalikan baik ACK atau NAK. A akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame i.

Komunikasi Data Media Transmisi

35

ACK rusak. Ada 2 kasus : B menerima frame i dan mengirim ACK (i+1), yang hilang dalam transmisi. Karena ACK dikomulatif (contoh, ACK6 berarti semua frame sampai 5 diakui), hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah ACK yang berikutnya untuk sebuah frame berikutnya yang akan melaksanakan tugas dari ACK yang hilang sebelum waktunya habis. Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame I dan semua frame -frame berikutnya. NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan waktu (time out) pada serangkaian frame dan mentransmisi ulang frame tersebut berikut frame-frame selanjutnya. Selective-reject ARQ Hanya mentransmisi ulang frame-frame bila menerima NAK atau waktu habis. Ukuran window yang perlu lebih sempit daripada go-back-N. Untuk go-back-N, ukuran window 2n-1 sedangkan selective -reject 2n. Skenario dari teknik ini untuk 3 bit penomoran yang mengizinkan ukuran window sebesar 7 : 1. Stasiun A mengirim frame 0 sampai 6 ke stasiun B. 2. Stasiun B menerima dan mengakui ketujuh frame-frame. 3. Karena noise, ketujuh acknowledgment hilang. 4. Stasiun A kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame 0. 5. Stasiun B sudah memajukan window penerimanya untuk menerima frame 7, 0,1,2,3,4 dan 5. Dengan demikian dianggap bahwa frame 7 telah hilang dan bahwa frame nol yang baru, diterima. Problem dari skenario ini yaitu antara window pengiriman dan penerimaan. Yang diatasi dengan memakai ukuran window max tidak lebih dari setengah range penomoran.

Komunikasi Data Media Transmisi

36

Performa Go-back-N dan selective -reject lebih efisien daripada stop and wait. Pemakaian maksimum (U) untuk masing-masing teknik : Stop and wait :
1 N > 2a+1

U = N N < 2a+1 2a+1 Selective reject : 1-p N > 2a+1

U = N(1-p)N < 2a+1 2a+1 Go-back-N : 1-p N > 2a+1 1+2a U = N(1-p) N < 2a+1

(2a+1)(1-p+Np)

dimana : a = waktu penyebaran N = ukuran window p = probabilitas transmisi suatu frame dengan sukses.

Komunikasi Data Media Transmisi

37

KESIMPULAN
Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan lain sebagainya. Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan receiver). Ada dua jenis transmisi, Point-to-point (unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran. Broadcast

(omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena. Tiga macam wilayah frekuensi, antara lain: a. Gelombang mikro (microwave) 2 40 Ghz b. Gelombang radio 30 Mhz 1 Ghz c. Gelombang inframerah

Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media transmisi tidak terpandu (unguided) terbagi atas empat bagian yaitu: e. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi) f. Gelombang Mikro Satelit g. Radio Broadcast h. Infra Merah

Komunikasi Data Media Transmisi

38

DAFTAR PUSTAKA
Andita, Rizkey. 2010. Media Transmisi Wireless Nirkabel pada Media Komunikasi Data, (online), (http://rizkeyandita.blogspot.com/2010/06/media-transmisi-wirelessnirkabel-pada.html). Fitri. 2010. Media Transmisi, (online), (http://kuliahkomdat.blogspot.com/2008/02/mediatransmisi.html,) Stalling, William. Komunikasi Data Dan Komputer, Salemba Teknik, Jakarta, 2001

Komunikasi Data Media Transmisi

39

Anda mungkin juga menyukai