Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kelompok kami
tentang Ring Counter .

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang Ring Counter ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 11 April 2017

Penyusun

1 | Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.... 1
Daftar Gambar......... 3
BAB I PENDAHULUAN........... 4
1.1. Latar Belakang Masalah ............. 4
1.2. Rumusan Masalah .............. 4
1.3. Tujuan ............. 4
1.4. Manfaat ........... 4
BAB II DASAR TEORI.. 5
BAB III METODE PERCOBAAN 10
3.1. Tempat dan Waktu Percobaan ... 10
3.2. Rancangan Percobaan 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 12
4.1. Kesimpulan 12
4.2. Saran ... 12
DAFTAR PUSTAKA 13

2 | Page
DAFTAR GAMBAR

3 | Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

IC 555 adalah ic yang sering digunakan untuk berbagai rangkaian pewaktu dan
multivibrator. IC ini didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics. Nama aslinya adalah SE555/NE555 dan dijuluki
sebagai "The IC Time Machine".
IC 555 mendapatkan namanya dari tiga resistor 5 k yang digunakan pada sirkuit awal.
IC ini sekarang masih digunakan secara luas dikarenakan kemudahannya, kemurahannya dan
stabilitasnya yang baik. Sampai pada tahun 2008, diperkirakan sejuta unit diproduksi setiap
tahun. Bergantung pada produsen, IC ini biasanya menggunakan lebih dari 20 transistor, 2 diode
dan 15 resistor dalam sekeping semikonduktor silikon yang dipasang pada kemasan DIP 8 pinad.
Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu) dengan
operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian
astable. Rangkaian pembangkit pulsa dengan IC NE555 terdiri dari beberapa blok diantaranya,
pembagi tegangan menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat tegangan, dan
transitor discharge. Dengan bagian tersebut maka dengan IC NE555 dapat dibangun suatu
rangkaian multivibrator ataupun timer dengan sangat sederhana seperti pembangkit pulsa (pulse
generator) dengan menggunakan IC NE555.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara umum permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan pulse generator ?
2. Apa prinsip dan cara kerja dari pulse generator dengan IC NE555 ?
3. Apa aplikasi dari penggunaan pulse generator?
4. Bagaimana contoh perhitungan dari frekuensi output pulse generator ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pulse generator.
2. Mengetahui prinsip dan cara kerja pulse generator dengan IC NE555.
3. Mengetahui aplikasi dari penggunaan pulse generator.
4. Mengetahui contoh perhitungan dari frekuensi output dari pulse generator.

1.4. Manfaat
Manfaat dari pulse generator ini kita dapat mengetahui prinsip dan cara kerja IC NE555,dan
dapat mengetahui apa saja penggunaan aplikasi dari pulse generator.

4 | Page
BAB II
DASAR TEORI

1. Pengertian pembangkit pulsa (pulse generator)


Pembangkit Pulsa (Pulse Generator) yaitu perangkat listrik yang dapat digunakan
sebagai sumber internal sinyal ke sirkuit.

Pembangkit pulsa IC 555 merupakan chip yang didesain khusus untuk pembangkit
pulsa yang dapat diatur mode kerjanya, sehingga dapat membentuk suatu multivibrator dan
timer. Pembangkit pulsa IC 555 banyak dikembangkan oleh beberapa pabrik, dimana tiap pabrik
memiliki kode produksi masing-masing tetapi tipe 555 selalu disebutkan sebagai contoh SE555,
NE555, LM 555, MN 555, CA555, SN72555, MC14555 dan untuk versi dual dengan tipe 556.
Rangkaian internal pembangkit pulsa IC 555 terdiri dari beberapa blok diantaranya,
pembagi tegangan menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat tegangan, dan
transitor discharge. Dengan bagian internal tersebut maka dengan IC 555 dapat dibangun suatu
rangkaian multivibrator ataupun timer dengan sangat sederhana. Rangkaian internal pembangkit
pulsa IC 555 dapat dilihat pada gambar blok diagram IC 555 berikut.

Fungsi masing-masing kaki (pin) IC NE555

Gb. 2.1: Simbol IC NE555

PIN KEGUNAAN
1 Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi
2
tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
3 Output, pin keluaran dari IC 555.
Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang)
4
transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin
ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset
Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input
negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk
5
menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor
berorde sekitar 10 nF ke pin ground
Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS
6
flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya
7 terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang
sesuai ke ground pada timing tertentu
Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika
8 diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d
15mA.

5 | Page
Blok Diagram Internal Pembangkit Pulsa IC 555

Gb. 2.2 bagian internal IC NE555.


Pembagi tegangan pada IC 555 terdiri dari tiga resistor 5 KOhm. Jaringan dihubungkan
secara internal ke +VCC dan ground. Tegangan yang ada di resistor bagian bawah adalah
sepertiga VCC. Tegangan pada titik tengah pembagi tegangan sebesar dua pertiga harga VCC.
Titik dua pertiga VCC ini berada pada pin 5 dan titik ini didesain sebagai pengontrol tegangan.
Dua buah komparator pada IC 555 merespon sebagai rangkaian saklar dengan tegangan referensi
dihubungkan pada salah satu masukan pada masing-masing komparator. Tegangan yang
diberikan pada masukan yang lain akan memberikan permulaan terjadinya perubahan pada
keluaran jika tegangan tersebut berbeda dengan tegangan referensi. Komparator yang berada
pada dua pertiga VCC dimana pin 5 dihubungkan ke tengah resistor pembagi dengan input yang
lain dihubungkan dengan pin 6 yang disebut sebagai input threshold. Saat tegangan pada pin 6
naik melebihi dua pertiga VCC, keluaran komparator akan menjadi positif. Ini kemudian
diberikan pada bagian reset dari input flip-flop.
Komparator 2 berfungsi sebagai referensi sepertiga dari VCC. Input non-inverting
komparator 2 dihubungkan dengan bagian bawah jaringan pembagi tegangan resistor. Pin 2
eksternal dihubungkan dengan input inverting komparator 2 dan disebut sebagai input trigger.
Jika tegangan pemicu lebih rendah dari sepertiga VCC, keluaran komparator akan berharga
positif kemudian diberian pada input set dari flip-flop.

Flip-flop IC 555 termasuk jenis RS flip-flop yang memiliki input set dan reset dengan
satu output. Saat input reset positif maka output akan positif. Tegangan positif pada set akan
memberikan output menjadi negatif. Output flip-flop tergantung pada status dua input
komparator.
Output flip-flop diberikan ke output melalui penguat inverting dan transistor discharger.
Output dihubungkan dengan pin 3 dan transistor discharger dihubungkan dengan pin 7. Beban
yang dipasang pada terminal 3 akan membaca apakah output berada pada +VCC atau ground,
tergantung kondisi isyarat input. Arus beban maksimum dari IC 555 adalah 200 mA dapat
dikontrol oleh terminal keluaraan. Beban yang tersambung pada +VCC akan mendapat energi
saat pin 3 berubah ke ground dan sebaliknya untuk bebena yang terhubung ke ground akan
mendapat energi saat output IC 555 bernilai +VCC.
Transistor Q1 disebut discharge transistor, output flip-flop dihubungkan pada basis Q1 .
Saat flip-flop set (positif), akan membuat Q1 mendapat bias maju. Pin 7 terhubung ke ground
melalui Q1. Saat flip-flop reset (negatif), akan membuat Q1 mendapat bias mundur sehingga
membuat pin 7 open circuit sehingga pin 7 pembangkit pulsa IC 555 mempunyai dua kondisi,
terhubung close circuit dan open circuit.
2. Resistor

6 | Page
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap
resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan. Resistor digunakan sebagai
bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang
paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan
kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listriknya yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor
dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.
Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan
disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Resisitor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana
komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat
menghambat arus listrik dan resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan
dituliskan dengan simbol .
Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi atau menghambat arus listrik
yang melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat)
yang umunya terbuat dari bahan karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua
kutub akan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya
arus yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan berbagai hal.
Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah
arus yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor
dinyatakan dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol (Omega). Untuk
menggambarkanya dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini
merupakan standart internasional yang sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah
komponen resistor dalam sebuah rangkaian.

MACAM-MACAM DAN JENIS-JENIS RESISTOR

A. Fixed Resistor (resistor tetap)


Merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan pembuat
resisttor terdapat ditengahtengah dan pada pinggirnya terdapat 2 Conducting Metal, bisanya
kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed resistor bermacam macam,
tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti
mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang
mempunyai daya watt. dapat dilihat bentuk fisik dari resistor dengan daya 1/8, , 1, 2, dan 5
watt.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, diciptakanlah sebuah teknologi baru yang
disebut dengan SMT (Surface Mount Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk
dari fixed resistor menjadi lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang
mempunyai ukuran sekecil mungkin. Contoh bentuk fixed resistor yaitu resistor dengan
teknologi SMT . Ada beberapa macam kemasan standard yang sudah ditentukan oleh Industri
elektronik antara lain:
- 1206 ukuran = 3.0 mm x 1.5 mm, 2 terminal
- 0805 ukuran = 2.0 mm x 1.3 mm, 2 terminal
- 0603 ukuran = 1.5 mm x 0.8 mm, 2 terminal
Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-Line). Didalam
kemasan ini terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun pararel dan mempunyai 1 pusat
yang dinamakan common.
Tipe atau jenis resistor saat ini sangat beragam, tergantung dari pemakain untuk suatu sistem
elektronika yang akan kita rancang.
B. Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah2
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilkaukan dengan cara memutar

7 | Page
atau menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan
resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll,
sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.

3. Kapasitor (ELCO)
Fungsi elco dalam suatu rangkaian elektronika yaitu di pakai untuk mengetahui nilai
kapasitas sebuah elco didalam satuan uf (mikro farad). Fungsi elco biasanya sering di sebut
sebagai kapasitor polar. Dalam kapasitor polar mempunyai dua kutub yang berlainan pada setiap
kakinya, sehingga didalam pemasangan komponen ini tidak bisa terbalik maupun salah didalam
pemasangan.
Elco atau kondensator/kapasitor elektrolit yaitu komponen yang mempunyai dua kaki,
yakni kaki ( ) dan kaki ( + ). Fungsi elco juga bisa di sebut sebagai penyimpan arus listrik
searah dc. Rangkaian elco biasanya di gunakan dalam rangkaian apa saja, misalnya pada power
supply regulator dan rangkaian lainnya. Kapasitor elco di bagi jadi 2 type, yakni kapasitor polar
dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini didasarkan pada polaritas ( kutub positif dan
negatif ) dari masing-masing kapasitor.
Komponen elco juga dapat mengalami kerusakan, seandainya kerusakan tidak di ketahui
maupun elco meletus maka untuk mengetesnya dapat kita gunakan avometer. Cara pemakaian
avometer yaitu dengan menghubungkan kabel avo ke kaki elco, jika elco normal, jarum pada
avometer akan menunjuk ke atas kemudian perlahan lahan akan turun sampai nilai 0. Bila
komponen elco rusak, maka jarum pada avometer tidak dapat turun dan tetap naik ke atas

Gb. 2.3 Elco.


Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi elco, dikarenakan
kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di tandai dengan kaki panjang (positif) dan kaki
pendek (negative). Nilai kapasitas dari kapasitor ini adalah 47 uf ( mikro farad ) sampai beberapa
ribu mikro farad dengan voltase kerja dari beberapa volt sampai beberapa ribu volt.
Tak hanya kapasitor elektrolit yang memiliki polaritas pada kakinya, ada juga kapasitor
yang berpolaritas yakni kapasitor solid tantalum. Kerusakan umum yang sering di temukan
didalam.Fungsi Elco terlebih pada kapasitor elektrolit yaitu kering ( kapasitasnya berubah ),
konsleting listrik dan meledak yang dikarenakan salah didalam pemasangan tegangan positif dan
negatifnya, bila batas maksimum voltase di lampaui juga dapat mengakibatkan ledakan. Setiap
elco mempunyai tegangan kerja yang berbeda-beda, umumnya batas maksimal tegangan yang
diperbolehkan untuk suatu elco tertulis pada badannya. Tegangan kerja pada elco bisa dinyatakan
didalam satuan volt.

4. LED
LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik
yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti
untuk penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator
peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk televisi, komputer,
pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik
lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan biasanya
berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang
dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf
yang akan ditampilkan. dan banyak lagi

8 | Page
Pada dasarnya LED itu merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi
konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan cahaya. LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron
yang menerjang sambungan P-N. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping
yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan
warna cahaya yang berbeda pula.
Keunggulannya antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna,
murah dan umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai
lampu indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas
cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED untuk
digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik
untuk keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang
menggunakan listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana,
konsumsi listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan
yang juga kecil.

9 | Page
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu Percobaan


No Hari Tanggal Tempat Waktu Keterangan
1 Sabtu 11-03-2017 Rumah 11.00-17.30 Rancangan
2 Minggu 12-03-2017 Rumah 11.00-21.00 Rakit
3 Selasa 14-03-2017 Kampus - Laporan

3.2. Rancangan Percobaan


Alat dan bahan:
-Triplek
-Lem
-Gunting
-Baut
-Gergaji
-Penggaris
-Pensil & Pulpen
-Resistor 1K & 330
-IC NE555N
-ELCO 220F
-LED
-Kabel Jumper
-Adaptor 5volt

Cara kerja alat

Gb. 3.1: Skema Internal IC NE555

Pada diagram blok diatas, internal IC NE555 yang kecil ini terdiri dari: 2 buah
komparator (Pembanding tegangan), 3 buah Resistor sebagai pembagi tengangan, 2 buah
Transistor (dalam praktek dan analisis kerjanya, transistor yang terhubung pada pin 4 biasanya
langsung dihubungkan ke Vcc), 1 buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan
logika tertentu, dan 1 buah inverter.

Gb. 3.2 Tabel Cara Kerja Internal IC

10 | P a g e
Dengan melihat Gambar 3.1 dan Tabel diatas, secara umum cara kerja internal IC ini dapat
dijelaskan bahwa, ketika pin 4 sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput
pada pin 3 pasti akan berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau
logika high (1), maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6)
dan tegangan trigger (pin 2) yang diberikan.

Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan logika
output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on sehingga akan
menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply voltage. Selama interval
waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0).

Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0) mulai
berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off. Switching
transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga output IC NE555 ini
yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).

Sebetulnya cara kerja dasar IC NE555 merupakan full kombinasi dan tidak terlepas dari
semua komponen internalnya yang terdiri dari 3 buah resistor, 2 buah komparator, 2 buah
transistor, 1 buah flip-flop dan 1 buah inverter, yang kesemuanya itu akan di bahas pada
kesempatan lain.

11 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari Kesimpulan yang kami dapatkan :

1. Pada perubahan R semakin besar nyala lampu semakin lambat dan semakin kecil lampu
menyala dan sebaliknya.

2. Pada perubahan C semakin besar nyala lampu semakin lambat dan semakin lambat dan
semakin kecil nyala lampu semakin cepat.

3. Rumus frekuensi =>

1,44
F= ( R 1+ R 2) ( R 1+2) C

4. t1 = 0,693 x (R1+R2) x C

5. t2 = 0,693 x R x C

6. 1 Gelombang = t1+t2

4.2. Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan yaitu selaku pembaca sebaiknya mempelajari dan
memahami lebih jauh lagi tentang Pulse Generator dengan IC NE555 ini.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://belajarbersama2.blogspot.co.id/2012/06/tutorial-rangkaian-ring-
counter-teknik.html
http://blogelektrodigital.blogspot.co.id/2016/08/elektro-digital-
rangkaian-ring-counter.html
http://elektronika-dasar.web.id/register-geser-ring-counter/
https://projectinformatika.blogspot.co.id/2015/12/ring-counter-dengan-
logisim.html
http://royalcloud.blogspot.co.id/2012/06/percobaan-12-rangkaian-
digital.html

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai