Percobaan No. 1
Oleh:
SEPTEMBER 2019
DAFTAR ISI
2
1. PERCOBAAN NO: 1
2. JUDUL PERCOBAAN
Pengukuran Karakteristik Directional Coupler
3. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
4. PENDAHULUAN
4.1.Pengertian Directional Coupler
Directional coupler merupakan salah satu perangkat Radio Frequency (RF) yang
berfungsi untuk mendistribusikan sinyal RF pada suatu saluran menjadi dua bagian
yang terpisah (Main Line dan Coupled Line) dan mempunyai kemampuan untuk
mengarahkan sinyal dan menggabungkan sinyal.
Kanal 1 (P1) pada Directional Coupler disebut kanal Input dan kanal 2 (P2) biasa
disebut kanal Output. Jalur yang menyalurkan sinyal dari Kanal Input ke kanal
Output disebut Main Line. Sedangkan kanal 3 (P3) perangkat ini disebut kanal
Coupled. Pada kanal ini terdapat Coupled Line yang berfungsi untuk mengambil
sample dari Main Line.
3
4.3. Fungsi Directional Coupler
1. Directional coupler memiliki perangkat pasif yang berfungsi sebagai pencabang pada
jaringan koaksial, pada perinsipnya mempunyai fungsi yang sama dengan splitter
namun bersifat unbalanced.
2. Directional coupler digunakan sebagai alat pemindah daya optik,yang kinerjanya
didasarkan antara lain pada kegayutan indeks bias efektifnya terhadap frekuensi,
medan optik, dan atau medan luar. Indeks bias efektif yang dimaksud adalah nilai
indeks bias dariseluruh kombinasi indeks bias bahan-bahan directional-coupler yang
dirasakan oleh setiap moda gelombang.
𝑉𝑖𝑛
IL (dB) = 20 Log 𝑉𝑜𝑢𝑡
B. Coupling Factor
4
dan level yang dikeluarkan pada kanal Coupled adalah Vinc, Coupled Factor dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan:
𝑉
CF(dB) = 20 log 𝑉 𝑖𝑛
𝑖𝑛𝑐
C. Directivity
𝑉𝑟𝑒𝑓
𝐷 (𝑑𝐵) = −20 × 𝑙𝑜𝑔
𝑉𝑖𝑛𝑐
Semakin besar level directivity, maka semakin baik kemampuan perangkat untuk
mengarahkan sinyal. Directivity sangat sensitif dengan perubahan frekuensi
karena perangkat ini bergantung pada pemisahan dua komponen gelombang. Pada
tabel kebenaran, semakin tinggi frekuensi, maka level Directivity akan semakin
besar.
5
5. SETUP PENGUKURAN
5.1.Insertion Loss
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
MINI -CIRCUIT
IN 15542 OUT
COUPLER
ZFDC 10-2 Detektor
CPL
Terminator
50Ω
5.2.Coupling Factor
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
MINI -CIRCUIT
IN 15542 OUT
COUPLER
ZFDC 10-2
Terminator
CPL
50Ω
Detektor
6
5.3.Directivity
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
CPL Detektor
MINI -CIRCUIT
OUT 15542 IN
COUPLER
ZFDC 10-2
Terminator
50Ω
- Oscilloscope Analog
- Terminator 50 Ω
- Detektor Diode
- Kabel BNC
7
7. METODE PERCOBAAN
7.1.Pengkalibrasian Osiloskop dan Sweep Oscillator
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
Detektor
Pada saat melakukan konfigurasi, pastikan saklar RF dalam keadaan OFF agar
Sweep Oscillator tidak cepat rusak. Hubungkan kanal Sweep out pada Sweep
Oscillator ke kanal channel 1 pada oscilloscope analog dan hubungkan kanal RF out
pada Sweep Oscialltor ke kanal channel 2 pada oscilloscope. Atur mode channel 2
Osiloskop Analog pada posisi XY.
Untuk menentukan ground, invert channel 2 lalu tekan tombol ground. Kemudian
atur posisi ground pada level paling bawah yang ditampilkan pada layar osiloskop.
Untuk mengatur lebar frekuensi, atur variable channel 1 dan atur supaya usaha skala
yang digunakan penuh.
Pada praktikum ini, level tegangan yang akan diberikan adalah 400mV yang
bersumber dari Sweep Oscillator dan range frekuensi yang digunakan dimuali dari
100 MHz yang diatur dengan menggunakan marker Start pada Sweep Oscillator
sampai dengan frekuensi 600MHz yang diatur menggunakan marker Stop pada
Sweep Oscillator.
8
7.2.Insertion Loss
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
MINI -CIRCUIT
IN 15542 OUT
COUPLER
ZFDC 10-2 Detektor
CPL
Terminator
50Ω
Directional
IN Coupler
OUT Vinc
Detektor
Vin
400mV
CPL
100-600Mhz
Terminator
50Ω
Pastikan saklar RF pada Sweep Oscillator dalam keadaan OFF. Kanal RF Out
pada sweep oscillator dihubungkan dengan part IN pada directional coupler,
sedangkan port sweep out pada sweep oscillator dihubungkan dengan channel 1 pada
oscilloscope. Port CPL pada directional coupler diterminasi menggunakan
terminator 50 Ω dan port OUT directional coupler diberikan RF detector sebelum
dihubungkan dengan perangkat oscilloscope pada channel 2.
Setelah saklar RF pada sweep oscillator dinyalakan, sinyal keluaran akan
ditampilkan pada oscilloscope. Oscilloscope akan menampilkan level sinyal dalam
satuan volt (pembacaan vertikal) terhadap frekuensi (pembacaan horizontal) dengan
sisi paling kiri adalah 100 MHz dan sisi paling kanan adalah 600 MHz
9
7.3.Coupling Factor
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
MINI -CIRCUIT
IN 15542 OUT
COUPLER
ZFDC 10-2
Terminator
CPL
50Ω
Detektor
Directional
Coupler
IN OUT
Vin
400mV Terminator
100-600Mhz CPL 50Ω
Vinc
Detektor
Dalam pengukuran coupling factor, hal yang perlu diperhatikan pertama adalah
sakelar RF dalam keadaan OFF terlebih dahulu. Kemudian, kanal RF out pada sweep
oscillator dihubungkan ke port IN pada directional coupler. Sweep out pada sweep
oscillator dihubungkan ke channel 1 pada osiloskop. Pada directional coupler, port
CPL dihubungkan dengan RF out dan port OUT directional coupler diterminasi
menggunakan terminator 50 Ω. Setelah itu saklar RF pada sweep oscillator
10
dinyalakan. Sinyal keluaran akan ditampilkan pada oscilloscope. Oscilloscope akan
menampilkan level sinyal dalam satuan volt (pembacaan vertikal) terhadap frekuensi
(pembacaan horizontal) dengan sisi paling kiri adalah 100 MHz dan sisi paling kanan
adalah 600 MHz.
7.4.Directivity
Sweep Oscilator Osiloskop Analog
Ch 1 Ch 2
CPL Detektor
MINI -CIRCUIT
OUT 15542 IN
COUPLER
ZFDC 10-2
Terminator
50Ω
Directional
OUT Coupler
IN Vinc
Detektor
Vin
400mV CPL
100-600Mhz
Terminator
50Ω
Saklar RF pada Sweep Oscillator dalam keadaan OFF. Hubungkan output sweep
oscillator dengan channel 1 pada oscilloscope. Lalu hubungkan output RF dengan
detector dan dilanjutkan dengan menghubungkannya ke kanal out pada directional
11
coupler dan lakukan isolasi 50Ω pada kanal in. Sedangkan pada kanal CPL
dihubungkan dengan channel 2 pada oscilloscope.
Nyalakan saklar RF pada sweep oscillator, sinyal keluaran akan ditampilkan pada
oscilloscope. Dimana dalam pembacaannya, vertikalnya merupakan satuan volt
sedangkan horizontal merupakan satuan frekuensi dengan lebar 100Mhz hingga
600Mhz.
12
TABEL 1 2 HASIL PENGUKURAN DIRECTIONAL COUPLER
1.5
1
0.5
0
100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
Frekuensi(MHz)
13
Analisa:
Level sinyal input yang di gunakan pada percobaan ini adalah sebesar 400mV.
Nilai Vout yang dihasilkan berbeda-beda pada setiap frekuensi-nya seperti yang di
tunjukan pada grafik di atas dengan nilai Insertion Loss berkisar antara 1,90 – 2,50 dB.
Sedangkan nilai Insertion Loss yang ideal pada rentang frekuensi 100 – 600 MHz adalah
berkisar antara 1,12 – 1,36 dB. Hal ini tentu agak jauh dari nilai ideal coupler ZFDC 10 –
2 yang berada pada datasheet. Hal ini dapat terjadi akibat sudah mulai bertambahnya
redaman pada coupler yang di sebabkan oleh faktor waktu pemakaian dimana coupler
yang di gunakan pada praktikum ini sudah cukup lama di gunakan di lab.
16
Grafik Factor Coupling
Factor Coupling (dB)
15.8
15.6
15.4
15.2
15
100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Frekuensi (MHz)
14
Analisa :
Dalam praktikum digunakan coupler jenis ZFDC 10-2. Untuk coupler jenis ZFDC
10-2, nilai coupling factor ideal berkisar 10.67 dB untuk rentang frekuensi 100 hingga
600 MHz. Pada hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan coupling factor sebesar
15,7 dB. Hasil tersebut memiliki perbedaan berkisar 5 dB jika dibandingkan dengan nilai
coupling factor ideal pada frekuensi 100-600 MHz. Walaupun terdapat perbadaan hasil,
coupler yang digunakan masih dalam keadaan baik karena memiliki nilai coupling factor
dibawah 20 dB. Ideal grafik couple yaitu, berbentuk ripple, artinya nilainya akan naik
turun dalam rentang yang kecil. Pada praktikum yang telah dilakukan, grafik couple
mengalami naik turun dalam rentang yang kecil, yaitu berkisar antara 15.3 dB – 15.9 dB.
Grafik Directivity
45
44
Drirectivity (dB)
43
42
41
40
39
38
100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Frekuensi (Mhz)
15
Analisa :
9. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum berikut, dapat disimpulkan bahwa level frekuensi
mempengaruhi terhadap nilai-nilai karakteristik directional coupler, yaitu main
loss,coupling factor, dan directivty. Perangkat Directional Coupler yang digunakan pada
praktikum tersebut dalam kondisi tidak baik. Hal ini ditunjukan karena nilai-nilai dari
karakteristik perangkat tersebut berbeda dengan datasheet. Walaupun pengukuran tidak
sesuai dengan datasheet, nilai-nilai yang dihasilkan oleh perangkat tersebut dapat
terhitung baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Datasheet Coupler ZFDC-10-2.
Hardiati, S., & Arisesa, H. (2016, Juni). Directional Coupler Frekuensi Radio Menggunakan Dua Jalur
Asimetris Mikrostrip untuk Sistem Radar X-band. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/316481148_Directional_Coupler_Frekuensi_Radio_
Menggunakan_Dua_Jalur_Asimetris_Mikrostrip_untuk_Sistem_Radar_X-band
17