Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan akan layanan data komunikasi terutama layanan multimedia sangat penting untuk
jaman sekarang. Long Term Evolution realease 8 dikenalkan oleh Badan Standarisasi 3GPP (3rd
Generation Partnership Project) sebagai teknologi ke 4 dengan kecepatan yang tinggi untuk
melayani kebutuhan para pengguna [23]. Long Term Evolution (LTE) mendukung kecepatan
mencapai 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink pada channel dengan Bandwidth
20 Mhz [8]. Diperlukan suatu perencanaan eNodeB ditiap daerah Jakarta, termasuk dengan
mempertimbangkan kapasitas sel, penetrasi jumlah calon pelanggan, luas area yang akan di
coverage dan beberapa faktor lainnya. Selain itu factor pendukung dari LTE adalah antena MIMO,
jika tidak terdapat antena MIMO maka data rates dan throughput tidak tercapai dengan
standarisasi yang sudah dibuat oleh 3GPP. Meskipun antena MIMO sudah terpasang di site belum
tentu antena MIMO tersebut cocok di daerah tersebut maka dari itu perlu adanya perencanaan lebih
lanjut mengenai itu.
Pada peneliti [21] menggunakan relay yang memberikan performa lebih baik yang dari segi
SINR, throughput yang berakibat pada daerah cell-edge yang makin membaik, namun jika daya
semakin dinaikan terjadi penurunan SINR dan throughput. Peneliti [2] menunjukan bahwa dengan
memanfaatkan modulasi adaptif dan MIMO beamforming 2x2, 3x3 dan 4x4 melakukannya lebih
baik daripada sistem MIMO beamforming yang non-adaptive dengan konfigurasi antena yang
sama dimana konfigurasi antena meningkat dengan peningkatan SNR. Untuk dapat meningkatkan
data rates dan throughput yang tinggi dibutuhkan antena MIMO. Antena MIMO mempunyai
banyak macam seperti antena 2x2, 4x4, 8x8 yang dimana masing-masing antena mempunyai
throughput dan interferensi yang berbeda-beda.
Dalam Tugas Akhir ini, perencanaan jaringan LTE akan dilakukan dengan menganalisis 3
skenario, skenario pertama saat di antena MIMO 2x2 di frekuensi 900 MHz, skenario ke 2 di
antena MIMO 4x4 di frekuensi 1800 MHz dan skenario ke 3 di antena MIMO 8x8 di frekuensi
2600 MHz dengan menggunakan metode coverage dan capacity planning. Setelah itu akan
dilakukan tahap perencanaan dengan menggunakan Physical Cell Identity (PCI) Planning untuk
dapat memberi suatu kode unik pada setiap cell dengan frekuensi alokasi maksimum kemudian
1
Universitas Telkom
dirancang beberapa skenario penggunaan alokasi PCI reuse, sehingga didapatkan antar cell tidak
saling menginterferensi dengan adanya pemberian identitas di masing-masing cell dengan
memperhatikan aspek signal level, throughput dan CINR. Selain itu, akan dilakukan modifikasi
pola pancar dan jumlah antena yang cocok di daerah sekitar Jakarta dari antena yang akan
digunakan, sehingga lebih efektif dan efisien. Diharapkan setelah adanya perancangan ini,
berbagai konten maupun aplikasi berbasis paket data dapat diakses dengan baik oleh user tanpa
adanya gangguan.

Penelitian Terkait
Pada penelitian, menggunakan relay denganciri metode ORAA, dimana performa tersebut
dilihat dengan menggunakan parameter SINR dan throughput [21]. Dalam jurnal [2]peletakan
relay pada daerah cell-edge memberikan performa yang lebih baik dari pada tidak menggunakan
relay dalam hal ini berpengaruh juga pada SINR dan throughput.Namun pada penelitian [21]
terdapat batas maksimum daya pancar relay dimana jika daya pancar terlalu besar mengakibatkan
penurunan nilai CINR.Peneliti [2] menunjukan bahwa dengan memanfaatkan modulasi adaptif dan
MIMO beamforming 2x2, 3x3 dan 4x4 melakukannya lebih baik daripada sistem MIMO
beamforming yang non-adaptive dengan konfigurasi antena yang sama dimana konfigurasi antena
meningkat dengan peningkatan SNR.

Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan jumlah signal level, CINR dan throughput di setiap skenario.
2. Mendapatkan jumlah site yang optimal di setiap skenario pada studi kasus kota Jakarta
berdasarkan coverage dan capacity.
3. Mengetahui pengaruh yang dicapai pada perencanaan dengan metode PCI.
4. Mendapatkan jumlah site dan antena MIMO yang sesuai kebutuhan di kota Jakarta.

Perumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang dan penelitian terkait, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah di tugas akhir ini yaitu :
1. Peningkatan Throughput yang tinggi dan mengurangi interferensi di setiap site dengan
menganalisis CINR.

2
Universitas Telkom
2. Analisis perencanaan LTE by capacity dengan memperhatikan jumlah pelanggan.
3. Analisis perencanaan LTE by coverage dengan memperhitungkan link budget.
4. Analisa menggunakan antena MIMO 2x2 di frekuensi 900 MHz, 4x4 di frekuensi 1800 Mhz
dan 8x8 di frekuensi 2600 MHz.
5. Perencanaan metode PCI di tiap daerah dan pengaruh implementasi alokasi optimum.

Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini menjawab beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara mengoptimalkan teknologi 4G di daerah Jakarta?
2. Bagaimana cara melakukan PCI di teknologi 4G?
3. Apa pengaruh throughput dan interferensi di setiap antena MIMO 2x2,4x4 dan 8x8?
4. Apakah di setiap daerah Jakarta jumlah BTS dan radiusnya sudah mencukupi?

Asumsi dan Batasan Masalah


1. Perancanaan jaringan LTE di daerah Jakarta.
2. Perencanaan memperhatikan trafik layanan dan intensitas user di usia produktif ( 15-64
tahun) di daerah Jakarta pada tahun 2010.
3. Perancangan menggunakan metode coverage dan capacity planning.
4. Simulasi coverage menggunakan software Atoll versi 3.2.1.
5. Menggunakan antena MIMO 2x2 di frekuensi 900 MHz, antena MIMO 4x4 di frekuensi
1800 MHz dan antena MIMO 8x8 di frekuensi 2600 MHz.
6. Membandingkan dan memperhitungkan pengaruh throughput dan CINR dengan alokasi
PCI.
7. Memperhitungkan jumlah BTS dan menganalisis radius di setiap daerah Jakarta.
8. Tidak merancang sistem algoritma pengalokasian PCI.
9. Tidak menganalisis sistem dan perangkat yang ada di Antena MIMO.

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat dibuat hipotesis
bahwa dengan menggunakan antena MIMO dan frekuensi yang berbeda-beda bisa mengetahui

3
Universitas Telkom
jumlah throughput dan CINR di setiap skenario lalu membandingkan antena MIMO dan frekuensi
yang sesuai skenario yang cocok untuk setiap kota Jakarta dengan mempertimbangkan jumlah sel
dan radius sesudah alokasi PCI. Lalu di didapatkan jumlah site dan antena MIMO yang cocok
sesuai kebutuhan di kota Jakarta.

Metodologi Penelitian
Metodologi dalam proses penyelesaian penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan yang ada menggunakan studi literatur.
Literatur ini berupa buku, hasil penelitian, jurnal,dan sumber lain yang berkaitan dengan
tema penelitian.
2. Desain model dan formulasi masalah
Pada tahap ini di desain model dari permasalahan yang akan direncakan. Untuk
mempermudah dalam proses pemecahan masalah.
3. Desain Model pemecahan masalah dan kuantifikasi kompleksitas
Sebelum perencanaan pertama kali harus mengetahui daerah kota Jakarta, dengan
menganalisis data-data kondisi wilayah yang akan dilayani, mengetahui usia produktif di
setiap daerah dengan rentan15-64 tahun, jumlah pertumbuhan di kota Jakarta dan terakhir
tahap yang akan di rencanakan di tahun yang akan datang. Setelah menganalisis ada 2
metode untuk mendapatkan site yaitu berdasarkan pendekatan kapasitas dan cakupan.
Kedua metode memiliki tujuan yang sama namun dengan tinjauan yang berbeda. Setelah
didapatkan site dan PCI planning, lalu merumuskan skenario yang ada berdasarkan site
exsiting yang sudah terpasang berdasarkan MIMO dan frekuensi yang sudah di akumulasi.
4. Pengujian model pemecahan masalah dan validasi penelitian
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap teknik pemecahan masalah menggunakan
software Atoll 3.2.1. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perencanaan jaringan
LTE dengan PCI di frekuensi 900 MHz, 1800 MHz dan 2600 MHz. Setalah di plotkan
kode PCI di setiap wilayah maka akan di dapat mengetahui signal level, CINR dan
throughput di kota Jakarta.

4
Universitas Telkom
5. Tahap Analisa
Data yang digunakan merupakan data hasil dari hasil site yang didapat lalu di plot dengan
antena MIMO dan frekuensi. Pengumpulan dan menganalisis data hasil pengujian
mengacu pada scenario yang dibuat untuk membandingkan antena frekuensi dan antena
MIMO yang cocok di daerah tersebut. Metoda analisis yang digunakan adalah metoda
analisis dan kuantitatif yang terdiri dari beberapa langkah:
 Verifikasi data, berisi proses verifikasi data apakah sudah sesuai dengan scenario
yang diinginkan.
 Analisis masing-masing kelompok data, berisi analisis secara kuantitatif untuk
mengetahui kinerja di setiap frekuensi.
6. Hasil kesimpulan
Tahap penentuan kesimpulan penelitian bedasarkan data-data dari hasil percobaan dan
pencapaian yang didapat, lalu berdiskusi dengan dosen pembimbing, asisten lab dan pihak-
pihak yang dapat memberikan solusi demi kelancaran pembuatan tugas akhir ini.

5
Universitas Telkom

Anda mungkin juga menyukai