Anda di halaman 1dari 25

MODUL

PELATIHAN ALAT-ALAT
NAVIGASI

DI SUSUN
OLEH
TEAM SUPM NEGERI LADONG

ANTARA
MERCY CORPS DENGAN SUPM NEGERI
LADONG

1
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
I. MELAKUKAN PENENTUAN POSISI DENGAN RADAR

A. PENDAHULUAN

Marine Radar adalah salah satu alat navigasi elektronik yang


digunakan untuk menentukan posisi kapal melaui pengukuran jarak
dan baringan benda – benda yang ada di permukaan bumi. Ketelitian
pengukuran ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya keterampilan
pemakai dalam mengoperasikan dan menginterprestasikan informasi –
informasi yang dapat dari hasil pengoperasian alat tersebut.

B. DASAR HUKUM

Solas 1974 BAB V peraturan 12 ayat a yang berbunyi “ semua


kapal dengan isi kotor 1600 ton dan lebih harus dilengkapi dengan
radar, untuk tipenya ditinjau oleh Badan Pemerintah”. Kemudahan -
kemudahan untuk memplot pembacaan radar harus tersedia
dianjungan kapal.

C. KEGUNAAN RADAR

Radar singkatan dari Radio Detection And Range merupakan


suatu pesawat radio yang digunakan untuk pengawasan dan
pengukuran jarak, dimana dilakukan secara terus – menerus dalam
segala kondisi baik cuaca gelap, kabut, hujan apalagi keadaan terang.
Oleh sebab itu navigasi radar dapat dipergunakan untuk keperluan –
keperluan lain, diantaranya :
1. Untuk menetukan kapal sendiri dipeta.

2
2. Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
3. Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan
sasaran lainya yang bergerak disekitar kapal.
4. Untuk mencegah bahaya tubrukan.
5. Untuk mengadakan pengawasan sasaran – sasaran disekeliling
kapal.

D. BAGIAN UTAMA RADAR

1. Antana unit yang terdiri dari lubang pemandu gelombang atau


bagian reflector motor pengendali dan syncro-generator. Bagian
antena ini berfungsi merubah nergi listrik menjadi energi
elektromagnetic dan menyebarkannya atau mengubah energi listrik
dan meneruskannya pada bagian penerima, yang mana letak
antena ini berada di atas ajungan kapal.
2. Tranceiver Unit yang terdiri dari transmiter untuk memancarkan
dan receiver untuk menerima gelombang elektromagnetik.
Tranceiver ini biasanya diletakkan didekat antena atau disatukan
dengan antena .
3. Display unit yang terdiri tabung sinar katoda dan tombol –
tombol pengoperasian. Unit ini biasanya ditempatkan ruang kemudi
atau ruang peta yang mudah untuk diopersikan serta terlindungi.
4. Power Suplay digunakan untuk memberika tenaga listrik kepada
unit radar.

E. PRINSIP KERJA RADAR

Radar mengunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam


bentuk microwave band, pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar
(transmitter unit)dikirim ke antena melalui switch pemilih pancar
terima elektronik (T/R elctronil switch).

3
F. PROSEDUR MENGHIDUPAKAN RADAR

1. Tempatkan/pindahkan tombol off ke on pada power suplay.


2. Tekan tombol power tunggu 3 menit sampai menyala tanda
stanby.
3. Atur gain untuk mendapatkan gema yang jelas.
4. Tempatkan switch range pada penunjukan jarak jangkaun yang
diperlukan.
5. Pergunakan tombol lain apabila diperlukan, contoh :
 AC/Rain untuk mengurangi ganguan hujan dan cuaca buruk
 AC/Sea untuk mengurangi ganguan gelombang air laut.
 Brillian untuk kecerahan gambar.
 Cursor untuk memudahkan dalam membaring dan
penentuan jarak
 EBL/VRM control untuk melakukan baringan dan jarak.

G. MELAKUKAN PENGUKURAN JARAK DAN BARINGAN


1. Sistem baringan silang yaitu membaring dua bua benda secara
bersamaan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
 Tentukan dua buah benda darat yang akan dibaring,
 Baring benda – benda tersebut (diperoleh BR1 dan BR2)
 Ubah baringan radar (BR) menjadi baringan sejati (BS).
 Lukis baringan sejati dipeta, masing – masing melaui
benda sasarannya.
 Tetukan titik potong kedua baringan tersebut,
 Tentukan lintang dan bujur dari titik potong tersebut

4
PSS

2. Sistem baringan dan jarak yaiyu penentuan posisi dengan cara


membaring sebuah benda/sasaran/target yang ada di darat dan
benda tersebut jelas dipeta dengn langkah – langkah sebagai
berikut :
 Tentukan benda yang akan dibaring
 Ukur arah dan jarak dari kapal ke benda tersebut dengan
menggunakan radar.
 Ubah baringan radar (BR) menjadi baringan sejati (BS).
 Lukis garis baringan sejati (BS) dipeta melaui benda
tersebut.
 Beri tanda titik jarak pada garis baringan sebagai titik
posisi kapal.
 Tentukan lintang dan bujur titi tersebut.

5
PSS

3. Rumus merubah baring radar (BR) menjadi baringan sejati (BS)

BS = BR+ HS

Dimana BR = Baringan Radar


BS = Baringan Sejati
HS = Haluan Sejati

Contoh = Kapal sedang berlayar dengan HS = 300 0, pada saat


itu dilakuka baringan dengan rada terhadap sebuah
benda/target dengan hasil BR = 80 0, berapakah arah
baringan yang akan digambarkan dipeta.

Jawab = BS = BR + HS
BS = 3000 + 800
BS = 3800 - 3600
BS = 200

II. ALAT NAVIGASI BIASA

6
A. Kompas Magnit

Kompas magnit ini merupakan alat yang dipergunakan untuk


menentukan jurusan dan pengukuran sudut dalam bidang datar
dengan cara menagambil baringan atas benda – benda guna
penentuan tempat kapal di tengah laut. Dalam ilmu bernavigasi alat ini
disebut “Pedoman”.

1. Sifat – sifat jarum magnit :


 Mempunyai gaya tarik terhadap baja dan besi.
 Gaya tarik terkuat terdapat di ujung jarum yang disebut
kutub.
 Jika jarum magnit bergerak bebas, maka arah garis
penghubung kutub – kutub mengarah ke Utara – Selatan magnit.
 Jika dua magnit dapat saling mempengaruhi, maka kutub
yang senama akan saling tolak menolak satu sama lain, sedang
kutub – kutub yang tidak senama saling tarik menarik.

2. Pembagian Pedoman
 Berdasarkan penempatannya di kapal dapat dibedakan
atas :
a. Pedoman dasar
b. Pedoman kemudi
c. Pedoman pembantu
 Berdasarkan kontruksinya atau pembuatanya
dibedakan atas :
a. Pedoman piringan ringan (pedoman kering)
Pedoman kering ini terdiri dari pada :
 Piringan Pedoman

7
Piringan pedoman terdiri atas beberapa jarum magnit yang
digantungkan di bawah pringan, pinggirannya dari alumunium
atau dari bahan yang ringan. Di tengah – tengahnya piringan
ditempatkan sebuah sungkup. Pada pinggir pringan dan
sungkup dibuat lubang kecil – kecil untuk memasang benang –
benang sutra. Diatas benang – benang yang menghubungkan
sungkup dipasangkan kain. Piring pedoman duduk diatas semat
sedangkan semat terletak di tengah – tengah pedoman bediri
tegak lurus, jadi piring pedoman bebas berputar di atas puncak
semat. Piringan pedoman harus memiliki syarat – syarat untuk
harus peka dan tenang.
 Ketel Pedoman
Bentuk bulat torak dan dibuat dari kuningan, di atasnya ditutup
dengan kaca, pada sisi dalam di cat putih dan pada ujungnya
dilukis garis hitam yang tegak yang disebut garis layar yang
letaknya harus di dalam muka yang sama dengan ujungnya
semat pedoman, serta letaknya sejajar dengan lunas dan
linggi. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk
ketel pedoman yaitu :
1. Ketel tidak boleh nengandung magnetis
Hal ini dapat di lihat dengan jalan mengambil ketel keluar
dari rumah pedoman, kemudian disamping ketel ditempatkan
sebuah pedoman kecil, sesudah itu ketel diputar. Bilamana
dalam pekerjaan ini jarum pedoman kecil tidak bergerak, ini
berarti ketel tidak mengandung magnetis.
2. Jika ketel diam, tutup kaca harus dalam keadaan mendatar.
3. Ketel harus mudah mengayun dan tidak menyentuh di mana
– mana.
4. Semat harus berdiri di tengah – tengah ketel, jika semat
tidak berada tepat ditengah – tengah ketel, maka jarak antara
piringan sampai pada ketel diberbagai tempat tidak sama.

8
5.Ujung semat harus terletak di titik potongan penggantungan
ketel pedoman pada cicin lenja pada rumah pedoman
6.Titik pusat pesawat baring harus terletak tegak lurus di atas
ujung semat pedoman. Jika tidak demikian maka akan timbul
sebuah salah baringan.
7. Garis layar harus dalam keadaan yang benar.
 Alat Penggantungan ( Cicin Lenja)
Ketel duduk pada tanduk dalam cicin lenja yang juga
digantungkan dengan dua tanduk pada rumah pedoman.
Tanduk – tanduk itu harus mendatar dan berpotongan satu
sama lain atas sudut 900. Cicin lenja digantungkan pada rumah
dengan tanduk bujur kapal, sedang cicin lenja dengan ketel
pedoman dihubungkan dengan tanduk Malang kapal. Hal ini
dimaksudkan untuk membebaskan garis layar dari tegangan
poros cicin lenja.
 Rumah Pedoman
Untuk melindungi pedoman dari hujan dan panas serta
gangguan lainya maka pedoman ditempatkan di dalam rumah
pedoman.

b. Pedoman Cair
Pedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran
alcohol (16 s/d 25 %) dan air suling (84 s/d 75%) yang
berguna untuk meredamkan gerakan dan getaran yang dapat
mempengaruhi pedoman. Dengan diisi alkohol pedoman dapat
dipakai pada suhu rendah, tetapi perlu dicampur dengan air,
sebab alkohol yang tulen memakan cat ketel dan piringan. Untuk
mempertinggi ketenangan dan stabilitas daripada piringan
pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak
panjang dan tebal yang dimasukan dalam bumbung yang dibuat
dari kuningan dan ditempatkan dibawah piringan pedoman.

9
Dengan demikian berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk
mencegah rusaknya ujung semat dipasang pengapung sehingga
berat di atas semat tidak lebih daripada piringan pedoman
kering (15 s/d 20 gram).
Bagian – bagian pedoman cair :
 Sumbat (sungkup isi)
Untuk menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel
berkurang dapat diketahui dengan adanya gelembung udara
di atas zat cair. Cara mengisinya ialah ketel ditahan miring,
sumbat diputar keluar dan air dituangkan melalui sumbat, lalu
ditutup kembali.
 Pengapung
Dengan adanya jarum – jarum yang berat dan tebal, maka
akan mengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk
menghindari ini maka dipasanglah pelampung.
 Tromol
Kalau suhu naik cairan akan mengembang sehingga kalau
tidak ada tromol yang bergaya pegas mungkin ketel atau
tutup kaca akan rusak. Kalu suhu cairan akan susut sehingga
ketel tidak penuh lagi, dengan demikian dengan adanya
tromol yang bergaya pegas, kesukaran – kesukaran tersebut
akan teratasi.
 Jembatan kuningan
Jembatan kuning dipasang untuk penepatan semat untuk
mengatasi agar tidak ikut turun naik dengan adanya tromol
yang bergaya pegas pada saat cairan memuai dn menyusut.
 Pemberat
Pemberat dibuat dari timbel yang gunanya agar pedoman
bergantung lebih stabil.
 Piringan Pedoman

10
Garis tengah piringan jangan diambil agak panjang supaya
pinggirannya jangan terlalu dekat dengan diding ketel, sebab
dengan perubahan haluan zat cair akan diseret serta oleh
diding ketel dan akibatnya piringan juga akan terseret. Jadi
garis layar dipasang sebagai pasak lengkung pada diding
ketel, atau ditempatkan di atas plat kecil yang tersendiri dan
yang sampai piringan. Diatas pinggiran dari ketel ada gelang
dari karet untuk membuat ketel kedap air.

3. Keuntungan dan kerugian pedoman cair (basah) dibandingkan


dengan pedoman
Kering :
 Keutungannya :
 Momen magnet yang besar
 Momen perlambatan yang besar menyebabkan
ketenangan yang besar.
 Peredaman yang berguna bagi bantingan
benda cair.
 Dapat digunakan di kapal – kapal kecil

 Kerugiannya :
 Perbaikan sulit.
 Kesukaran ketika menimbal
 Harga lebih mahal
 Jika terjadi gelembung udara maka pedoman tidak akan
tenang dan terjadi pengembunan pada tutu kaca sehingga
sukar dibaca.

B. Alat Baring

11
Untuk kegiatan bernavigasi dalam membaring suatu benda
diperlukan alat pembaring (pesawat pembaring) yang di bagi menjadi
tiga yaitu :
1. Semat
Alat ini baik untuk membaring matahari waktu mengambil
azimuth dengan perantaraan bayangan diatas piringan pedoman, oleh
karena itu alat ini disebut semat bayangan. Dalam hal ini azimuth
sama dengan bagian derajat yang jatuh sama dengan bayangan semat
tambah 1800, sebagai persyaratan maka alat ini harus duduk tegak
lurus di atas sungkup pedoman jadi segaris dengan semat pedoman.
Untuk mengetahui apakah semat bengkok atau tidak, harus diputar –
putar dilihat bayangan dipinggiran berubah pembacaanya atau tidak,
jika tidak berubah berarti semat itu baik.
2. Pesawat baring penjera
Pesawat ini disebut juga dengan pesawat penjera celah dan
penjera benang. Mempergunakannya alat ini dengan cara dirikan
penjera dan putar pesawat sedemikian sehingga jika dibidik melalui
celah, benang dan benda yang dibaring jadi satu.
Syarat – syarat yang harus di penuhi :
 Kedudukan penjera benang dan penjera celah harus sejajar
dan segaris.
 Bidang penjera harus tegak lupus di pusat tutup kaca.
 Cermin segi empat diputar selalu garis tegak lurus bidang
cermin jatuh sama atau sejajar dengan bidang penjera.

3. Pelorus
Pelorus adalah pembantu pedoman dan pesawat baring. Alat ini
dibuat dari kuningan atau tembaga, berbangun lingkaran dan di bagi
dari 00 sampai 3600. Garis tengahnya 20 s/d 25 cm, dipasang tetap
dikiri atau dikanan anjungan dengan garis U – S sejajar dengan lunas
kapal di mana dipasang pesawat baring. Dalam hal ini baringan

12
pedoman adalah sama dengan haluan ditambah atau dikurangi dengan
baringan pelorus kapal dengan patokan sebagai berikut :
 Jika benda berada disebelah kanan kapal maka : BP =
haluan + baringan pelorus.
 Jika di kiri, maka : BP = haluan + baringan pelorus.

13
III. PRINSIP DASAR AKUSTIK

Akustik atau arti bebasnya adalah suara / bunyi yang umumnya


timbul dari getaran mekanik suatu permukaan benda yang kaku dan
tegang. Bermula dari sifat – sifat suara inilah ilmu akustik
dikembangkan. Suara berasal dari benda yang bergetar, sedangkan
benda yang bergetar dan menghasilkan suara yang disebut sumber
suara (suond source). Setiap suara mempunyai ukuran rendah
tingginya yang di tentukan oleh banyaknya getaran /detik yang disebut
frekuensi dengan satuan Hertz (Hz). Tidak semua suara dapat didengar
oleh telinga manusia adalah antara 20 Hz – 20.000 Hz yang disebut
audiosonik.
Untuk keperluan metode akustik, Anonymous 1992
mengelompokkan frekuensi suara menjadi 4 tingkatan yaitu :
 Low Frequency : 15 – 32 KHz
 Medium Frekuency : 40 – 88 KHz
 High Frequency : 100 – 230 KHz
 Ultra High Frequecy : 240 – 460 KHz
Suara yang dipancarkan oleh sumber suara akan merambat pada
media yang bersifat cair, gas, padat dan cair. Pada metode akustik
untuk perikanan dengan menggunakan Echo Sounder dan Sonar,
media yang digunakan adalah air. Pada umumnya kecepatan rambatan
suara dalam air 1500 m/detik. Kecepatan ini relatif terdapat variasi
dikarenakan perbedaan musim, wilayah dan faktor – faktor lain seperti
suhu, salinitas dan tekanan air.
Suara yang merambat dalam setiap media akan mengalami
penyerapan energinya oleh media rambat tersebut. Jumlah kehilangan
energi suara ini linier dengan panjang jarak yang ditempuh oleh suara
tersebut ( KA. Johannesson and R.B. Mitson, 1983). Peristiwa
melemahnya suara hubungannya dengan jarak tempuh suara ini

14
dikenal juga dengan (doppler effect) dimana suara akan melemah
terdengarnya sebanding dengan semaklin jauhnya jarak dari sumber
suara (Bob Foster, 1999).
Suara yang dipancarkan akan merambat dalam media air,
apabila membetur benda (target) akan dipantulkan kembali sebagai
suara pantul atau gema (echo) yang diterima kembali oleh penerima
(receiver). Suara pantul yang diterima kembali dalam keadaan lemah
karena kehilangan energi sepanjang perjalanan, oleh karena itu
sebelum diproses harus diperkuat kembali dengan alat yang disebut
receiver amplifier.

15
IV. ECHOSOUNDER / FISH FINDER

A. Pengertian dan fungsinya


Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman laut yang
menggunakan metode akustik yaitu menggunakan system suara yang
dipancarrkan kedalam laut secara vertikal dari bawah kapal kemudian
suara tersebut kembali lagi sebagai gema (echo) setelah sinyalnya
diperkuat dan tergambar dalam catatan recorder paper. Perkembangan
selanjutnya nechosounder dapat menampilkan objek gambar yang
lebih jelas dan terinci setelah perangkat tersebut menggunakan high
frequency sehingga tampilan pada recording paper dapat mengamati
pergerakan gerombolan ikan. Perangkat ini disebut Fish Finder.
B. Perangkat Utama Echo Sounder.
Echo Sounder terdiri dari 4 perangkat utama yaitu :
 Transmitter : Bagian alat ini berfungsi untuk memproduksi pulsa
listrik untuk dikirimkan ke tranducer, namun sebelum sampai
ditranducer pulsa listrik tadi diperkuat dari beberapa wat (W)
menjadi ribuan (KW).
 Tranducer : Bagian lat ini fungsinya adalah mengubah pulsa listrik
menjadi pulsa suara yang kemudian memancarkannya kedalam air
untuk mengenai sasaran (target) dan juga juaga sebaliknya
merubah pulsa sura menjadi pulsa listrik pada saat pantulan suara
berupa gema (echo) diterima.
 Reciever : Bagian alat ini fungsinya adalah meperkuat pulsa listrik
yang masih lemah dari tranducer saat gema (echo) diterima
menjadi beberapa ribu kali yang kemudian diteruskan ke recorder.

16
 Recorder : bagian alat ini fungsinya adalah menggambarkan
informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan pada kertas pencatat
ataupun menampilkan pada layar display CRT (Cathode Ray Tube).

C. Pesamasangan dikapal
Tranducer : Umumnya tranducerditemapatkan di bagian bawah
lkapal yaitu pada posisis antara sepertiga sampai dengan setengah
dari panjang kapal dihitung dari haluan dan dekat denga lunas (kira –
kira 1 meter jaraknya dari lunas). Kapal yang panjangnya 30,
pemasngannya lebih mendekati dengan lunas kapal. Posisi yang ideal
adalah tranducer dipasang pada lambung kapal terdalam dengan
memperhatikan prinsip –prinsip sebagai berikut :
 Dipilih tempat yang paling kecil getaranya dari mesin.
 Hindarkan pengaruh propeller baik dari getran maupun gelembung
udara yang ditimbulkan.
 Dipilih tempat yang jauh dari elemen / spectrum listrik lainnya.
Recording Unit : Pemasangan recording unit dipasang pada
tempat yang mudah dilhat dan dioprasikan/pengoperasian tombol –
tombol mudah dijangkau. Selain itu penempatannya tidak
mengganggu pengoperasian alat – alat lain yang berada disekitarnya.
Untuk kapal – kapal kecil dan terbuka, agar terlindung dari
cipratan air laut atau hujan, recording unit tersebut dapat diletakkan
dalam kotak besi ataupun kotak kayu dengan jendela kaca dibagian
depan agar layar unit tersebut mudah dilihat.
D. Pengamatan Hasil Rekamamn Echo Sounder.
Hasil rekam / pencatatan echo sounder dapat dilihat pada
recording paper maupun pada CTR display. Dalam membaca hasil
rekam banyak hal yang diperhatikan terutamam dari control
settingnya, karena setiap perubahan posisi sakelar/ tombol pada

17
tombol setting akan menghasilkan nilai atau hasil bentuk yang
berbeda, walaupun sasaran yang diliput sama. Saat pengoperasian
echo sounder sering terjadi pantulan gema ( multiple reflection )
sehinngga pada recording paper terlihat gambar dasar perairan lebih
dari satu lapis. Hal ini terjadi apabila echo sounder dioperasikan
diperairan yang dangkal.
Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh dasar
perairan dan diterima kembali oleh tranducer reciever. Mengingat
kedalaman perairan dangkal energi suara pantulannya relatif masih
kuat sehingga echo yang kembali ke atas akn dipantulkan lagi oleh
lapisan permukaan air. Echo yang dipantulkan oleh permukaan tadi
akndipantulkan lagi oleh dasar perairan, sehingga reciever akan
menerima dua kali echo dasar, maka terjadilah pencatatan ganda pada
recording paper.
Dalam bernavigasi terjadinya pencatatan ganda untuk dasar
perairan ini sangat berbahaya karena ada kemungkinan salah
membaca skala kedalaman perairan, yang resikonya adalah kandas.
Penggunanan fasilitas white line dalm mendeteksi iakan dasar sangat
diperlukan karena dengan fasilitas ini, kelompok atau individu dasar
dapat dilihat lebih jelas perbedaannya dengan gambar dasar perairan.
Hasil pencatan berdasarkan kondisi sifat dasar perairan
dibedakana 3 macam :
a. Pasir : Hasil pencatatan jelas, tajam, garis pantulan agak
panjang.
b. Lumpur : Hasil pencatatan lemah, redup, garis pantulan panjang
tidak jelas.
c. Batu : Hasil pencatatan jelas dan tajam.
5. Manfaat Echosounder / Fish finder Bagi Kapal Ikan.

♠ Mengetahui bentuk dasar perairan antara lain : dasar rata, miring,


bertebing, gunung karang dan terjal bergelombang.

18
♠ Mengukr kedalaman laut : Dengan mengetahui kedalaman laut
dapat ditentukan berapa panjang warp/tali yang diukur keprairan
laut.

♠ Mengetahui tekstur dasar perairan : teksturnya antara lain berpasir,


lumpur dan dasar keras.

♠ Mendeteksi kelompok udang/ikan.

Sebagai pengembangan dari metode akustik di dunia perikanan


adalah menduga potensi sumber daya ikan, khusus perikanan pelagis.
Ada beberapa keuntungan diantaranya untuk pendugaan stok ikan :

♣ Waktu yang diperlukan untuk survei pendugaan stok relatif singkat


dan cepat.

♣ Keluaran atau hasil survei lebih relatif cepat.

♣ Akurasi ahsil survei lebih baik dibanding metode lain.

Kelemahannya antara lain :

♥ Perangkat keras alat survei harganya relatif mahal.

♥ Langkanya suku cadang.

♥ Terbatasnya sumber daya manusia yang dianggap mampu untuk


mengoperasikan, merawat dan memperbaikinya.
II. GPS (Global Position System)

1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US
NAVY dengan nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau
dikenal dengan transit satellite. Kemudian berkembang menjadi
NAVSTAR (Navigation Satelite System Using Timing and Ranging) yang
kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama GPS (Global Position
System).

19
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk
mendapatkan posisi sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS
terdiri dari tiga componen pokok diantaranya :
 Ruang angkasa (Sapce segment)
 Ruang Pengendali ( Control segment)
 Komponen Pengguna (User segment)

2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang
setinggi mungkin serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar.
Diusahakan pemasangan antenna bebas dari halangan bagi penerima
isyarat dari satelit dan kawat antenna tidak belok 90 0. Bagian
selanjutnya adalah unit Display yang dipasang di ruang navigasi
(anjungan), diusahakan jauh dari kompas magnet dan pancaran sinar
matahari.

3. Pancaran Signal SVs Pada Sistim GPS


Sinal dari SV menggunakan 2 macam frekuensi pembawa (carrier
frekuensi) yaitu :
 Frekuensi L1 = 1575,42 MHz

 Frekuensi L2 = 1227,60 MHz


Pengunaan dua frekuensi pancaran dari setiap SV, untuk
menjamin agar pesawat penerima GPS yang memiliki peralatan yang
sesuai dapat mengoreksi hambatan signal oleh ionespher. Signal yang
di modulasikan pada frekuensi pembawa tersebut terdiri dari tiga
informasi yaitu :
 P – Code (pecision code) termodulasi dan dipancarkan
hanya pada frekuensi pembawa L1 dan L2.
 C/A Code ( Course acquisition code) dipancarkan hanya
pada frekuensi pembawa L1.

20
 Data informasi navigasi dimasukkan ke P – code dan C/A
code serta dimodulasikan pada frekuensi pembawa L1 dan L2.

4. Urutan Proses Penentuan Posisi Pada Penerima GPS


 Urutan kerja penerima GPS 01 (memulai operasi), estela
penerima GPS dihidupkan secara otomatis langsung mengadakan
“self test”. Data posisi duga harus dimasukkan, tanpa
memasukkan posisi duga jadi penerima GPS harus menentukan
posisinya sendiri.
 Urutan verja penerima GPS 02, segera estela penerimaan
GPS menangkap statu SV, penerima GPS menerima dan
membukan data Almanak dari seluruh SVs maka dilatar akan
nampak gambar situasi semua SVs, diantaranya nomor identitas
SVs, posisi dan kondisi keadaan SVs yang ada di atas ckrawala
penerima GPS.
 Urutan 03 Menangkap frekuensi pembawa L1 dari SV.
 Urutan 04 Menarik atau mendapatkan C/A code frekuensi
pembawa L1.
 Urutan 05 Melacak C/a dari frekuensi pembawa L 1 untuk
menarik data dan informasi navigasi untuk penentuan posisi.
 Urutan 06 Menyusun urutan data untuk proses penentuan
range.
 Urutan 07 Menentukan range.

 Urutan 08 Menentukan besarnya pergeseran frekuensi


karena effect Doppler.
 Urutan 09 Menyimpan data tersebut di atas pada memory.
 Urutan 10 Menentukan SV berikutnya (kedua) dan
melaksanakan proses 03 sampai 09.
 Urutan 1I Menentukan SV berikutnya (tiga) dan
melaksanakan proses 03 sampai 09.

21
 Urutan 12 Menentukan SV berikutnya (keempat) dan
melaksanakan proses 03 sampai 09
 Urutan 13 Dari memory yang diambil psedo range dari
keempat SVs tersebut diatas, diproses menjadi 4 Rt (true range)
atau jarak tepat, dengan keempat Rt tersebut ditentukan posisi
penerima GPS. Langkah berikutnya menentukan kecepatan (sog),
arah gerak (cog) dan lainnya.
 Urutan 14 Menyajikan data posisi dan lain – lainya pada
layar
5. Kegunaan Pokok GPS

III. RADAR
A. Pendahuluan
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” merupakan
peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada
dasarnya radar berfungsi dalam mendeteksi dan mengukur jarak
sesuatu obyek di sekeliling kapal, disamping memberikan petunjuk
adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara papal dan objek – objek
tersebut. Oleh karena itu radar Sangay bermanfaat untuk mengetahui
kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari
terjadinya tabrakan di laut. Radar akan Sangay berguna pada saat
cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar dimalam hari terutama
apabila pentunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit
atau bangunan secara visual tidak dapat diamati. Kelebihan utama
radar dibandingkan dengan alat navigasi radio yang lain, dalam
pengoperasianny radar tidak memerlukan stasion – stasion pemancar.

B. Prinsip kerja
Radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam
bentuk “:microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh pemancar

22
(transmitter Unit) dikirim ke antena melalui swich mancar tarima. Pada
saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit
dengan memancarkan denyut pulsa 500 – 3000 kali/detik. Ketika
pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai
sasara/target dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima oleh antena dan dikirim ke unit penerima
melalui swich mancar/tarima, pulsa ini akan dikuatkan dan akan
didekteksi dalam bentuk sinyal radio dan seterusnya dibesarkan lagi
kekuatanya pada indicator. Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan,
bintik – bintik putih akan terbentang dari pusat skrin radar dengan
kecepatan tetap dan akan membuat garis sapuan.
C. Bagian Utama Radar
Pada dasarnya radar mempunyai empat componen utama yaitu :
 Antena (antena unit)
Unit antena terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian
reflector, motor pengendali dan synchro-generator. Dengan adanya
embun pada pemandu gelombang akan mengurangi pancaran.
Antena harus dipasang sebebas mungkin dari gangguan yang dapat
mengurangi kemampuan untuk menyapu sekeliling kapal. Atena
berfungsi untuk memancarkan tenaga frekuensi radio dari
pemancar dalam bentuk alur pada arah yang tepat dan seterusnya
menerima kembali gema yang dipantulkan oleh sasaran.
 Unit Pemancar (trasmitter) dan penerima (receiver)
Bagian ini terdiri dari modulator, magnetron, bagian penerima.
Bagian ini biasany di tempatkan pada temapat yang mudah dicapai
dan terlindung serta dekat dengan antena atau kadang – kadang
disatukan dengan bagian antena.
 Unit display
Display unit terdiri dari tabung sinar katoda (CRT), tombol – tombol
pengoperasian. Unit ini biasanya ditempatkan di rumah kemudi,

23
ruang peta dan ruang lain yang dapat dipertahankan kecerahanya
dan tersedia peralatan untuk pngeplotan, dapt memandang
kebagian depan/haluan dengan jelas.
 Power Suplay unit
Unit ini menghantarkan arus listirk yang dibutuhkan oleh unit – unit
radar. Umumnya aliran listrik di kapal yang dapat digunakan untuk
mengoperasikan yaitu ; dengan arus bolak balik (AC) baik 110/220
volt dan dengan arus searah (DC) yang diperoleh dari batery untuk
aliran AC.

D. Kegunaan Radar dalm perikanan


 Untuk menghidari tuburukan pada saat berlayar terutama
pada malam hari.
 Untuk menentukan kapal sendiri
 Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
 Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan
sasaran bergerak lainya disekitar kapal.
 Untuk mengadakan penagamatan sasaran – sasaran
sekitar kapal kita.

E. Cara Pengoprasianya.
 Tempatkan tombol tenaga dari kedudukan OFF ke posisi
STAND BY.
 Tunggu sampai 3 menit hinga lampu menujukkan READY
menyala lalu tempatkan tombol tenaga dari STAND BY ke posisi ON.
 Tempatkan switch jangkaun (RANGE) dipenunjukkan 48
atau 120 mil.
 Atur TUNING, dengan memutar searah jarum jam atau
berlawanan putaran jarum jam, maka target akan tampak lebih
terang pada tabir (PPI).

24
 Tempatkan switch untuk RANGE pada penunjukkan jarak
jangkauan yang dikehendaki.
 Atur tombol pengatur GAIN sehingga target tampak jelas,
bila perlu atur AC SEA dan AC RAIN.
 Atur pengatur tombol yang lain apabila diperlukan.

25

Anda mungkin juga menyukai