PELATIHAN ALAT-ALAT
NAVIGASI
DI SUSUN
OLEH
TEAM SUPM NEGERI LADONG
ANTARA
MERCY CORPS DENGAN SUPM NEGERI
LADONG
1
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
2008
I. MELAKUKAN PENENTUAN POSISI DENGAN RADAR
A. PENDAHULUAN
B. DASAR HUKUM
C. KEGUNAAN RADAR
2
2. Untuk mengetahui keadaan sasaran disekitar kapal.
3. Untuk mengukur kecepatan dan haluan kapal sasaran dan
sasaran lainya yang bergerak disekitar kapal.
4. Untuk mencegah bahaya tubrukan.
5. Untuk mengadakan pengawasan sasaran – sasaran disekeliling
kapal.
3
F. PROSEDUR MENGHIDUPAKAN RADAR
4
PSS
5
PSS
BS = BR+ HS
Jawab = BS = BR + HS
BS = 3000 + 800
BS = 3800 - 3600
BS = 200
6
A. Kompas Magnit
2. Pembagian Pedoman
Berdasarkan penempatannya di kapal dapat dibedakan
atas :
a. Pedoman dasar
b. Pedoman kemudi
c. Pedoman pembantu
Berdasarkan kontruksinya atau pembuatanya
dibedakan atas :
a. Pedoman piringan ringan (pedoman kering)
Pedoman kering ini terdiri dari pada :
Piringan Pedoman
7
Piringan pedoman terdiri atas beberapa jarum magnit yang
digantungkan di bawah pringan, pinggirannya dari alumunium
atau dari bahan yang ringan. Di tengah – tengahnya piringan
ditempatkan sebuah sungkup. Pada pinggir pringan dan
sungkup dibuat lubang kecil – kecil untuk memasang benang –
benang sutra. Diatas benang – benang yang menghubungkan
sungkup dipasangkan kain. Piring pedoman duduk diatas semat
sedangkan semat terletak di tengah – tengah pedoman bediri
tegak lurus, jadi piring pedoman bebas berputar di atas puncak
semat. Piringan pedoman harus memiliki syarat – syarat untuk
harus peka dan tenang.
Ketel Pedoman
Bentuk bulat torak dan dibuat dari kuningan, di atasnya ditutup
dengan kaca, pada sisi dalam di cat putih dan pada ujungnya
dilukis garis hitam yang tegak yang disebut garis layar yang
letaknya harus di dalam muka yang sama dengan ujungnya
semat pedoman, serta letaknya sejajar dengan lunas dan
linggi. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk
ketel pedoman yaitu :
1. Ketel tidak boleh nengandung magnetis
Hal ini dapat di lihat dengan jalan mengambil ketel keluar
dari rumah pedoman, kemudian disamping ketel ditempatkan
sebuah pedoman kecil, sesudah itu ketel diputar. Bilamana
dalam pekerjaan ini jarum pedoman kecil tidak bergerak, ini
berarti ketel tidak mengandung magnetis.
2. Jika ketel diam, tutup kaca harus dalam keadaan mendatar.
3. Ketel harus mudah mengayun dan tidak menyentuh di mana
– mana.
4. Semat harus berdiri di tengah – tengah ketel, jika semat
tidak berada tepat ditengah – tengah ketel, maka jarak antara
piringan sampai pada ketel diberbagai tempat tidak sama.
8
5.Ujung semat harus terletak di titik potongan penggantungan
ketel pedoman pada cicin lenja pada rumah pedoman
6.Titik pusat pesawat baring harus terletak tegak lurus di atas
ujung semat pedoman. Jika tidak demikian maka akan timbul
sebuah salah baringan.
7. Garis layar harus dalam keadaan yang benar.
Alat Penggantungan ( Cicin Lenja)
Ketel duduk pada tanduk dalam cicin lenja yang juga
digantungkan dengan dua tanduk pada rumah pedoman.
Tanduk – tanduk itu harus mendatar dan berpotongan satu
sama lain atas sudut 900. Cicin lenja digantungkan pada rumah
dengan tanduk bujur kapal, sedang cicin lenja dengan ketel
pedoman dihubungkan dengan tanduk Malang kapal. Hal ini
dimaksudkan untuk membebaskan garis layar dari tegangan
poros cicin lenja.
Rumah Pedoman
Untuk melindungi pedoman dari hujan dan panas serta
gangguan lainya maka pedoman ditempatkan di dalam rumah
pedoman.
b. Pedoman Cair
Pedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran
alcohol (16 s/d 25 %) dan air suling (84 s/d 75%) yang
berguna untuk meredamkan gerakan dan getaran yang dapat
mempengaruhi pedoman. Dengan diisi alkohol pedoman dapat
dipakai pada suhu rendah, tetapi perlu dicampur dengan air,
sebab alkohol yang tulen memakan cat ketel dan piringan. Untuk
mempertinggi ketenangan dan stabilitas daripada piringan
pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak
panjang dan tebal yang dimasukan dalam bumbung yang dibuat
dari kuningan dan ditempatkan dibawah piringan pedoman.
9
Dengan demikian berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk
mencegah rusaknya ujung semat dipasang pengapung sehingga
berat di atas semat tidak lebih daripada piringan pedoman
kering (15 s/d 20 gram).
Bagian – bagian pedoman cair :
Sumbat (sungkup isi)
Untuk menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel
berkurang dapat diketahui dengan adanya gelembung udara
di atas zat cair. Cara mengisinya ialah ketel ditahan miring,
sumbat diputar keluar dan air dituangkan melalui sumbat, lalu
ditutup kembali.
Pengapung
Dengan adanya jarum – jarum yang berat dan tebal, maka
akan mengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk
menghindari ini maka dipasanglah pelampung.
Tromol
Kalau suhu naik cairan akan mengembang sehingga kalau
tidak ada tromol yang bergaya pegas mungkin ketel atau
tutup kaca akan rusak. Kalu suhu cairan akan susut sehingga
ketel tidak penuh lagi, dengan demikian dengan adanya
tromol yang bergaya pegas, kesukaran – kesukaran tersebut
akan teratasi.
Jembatan kuningan
Jembatan kuning dipasang untuk penepatan semat untuk
mengatasi agar tidak ikut turun naik dengan adanya tromol
yang bergaya pegas pada saat cairan memuai dn menyusut.
Pemberat
Pemberat dibuat dari timbel yang gunanya agar pedoman
bergantung lebih stabil.
Piringan Pedoman
10
Garis tengah piringan jangan diambil agak panjang supaya
pinggirannya jangan terlalu dekat dengan diding ketel, sebab
dengan perubahan haluan zat cair akan diseret serta oleh
diding ketel dan akibatnya piringan juga akan terseret. Jadi
garis layar dipasang sebagai pasak lengkung pada diding
ketel, atau ditempatkan di atas plat kecil yang tersendiri dan
yang sampai piringan. Diatas pinggiran dari ketel ada gelang
dari karet untuk membuat ketel kedap air.
Kerugiannya :
Perbaikan sulit.
Kesukaran ketika menimbal
Harga lebih mahal
Jika terjadi gelembung udara maka pedoman tidak akan
tenang dan terjadi pengembunan pada tutu kaca sehingga
sukar dibaca.
B. Alat Baring
11
Untuk kegiatan bernavigasi dalam membaring suatu benda
diperlukan alat pembaring (pesawat pembaring) yang di bagi menjadi
tiga yaitu :
1. Semat
Alat ini baik untuk membaring matahari waktu mengambil
azimuth dengan perantaraan bayangan diatas piringan pedoman, oleh
karena itu alat ini disebut semat bayangan. Dalam hal ini azimuth
sama dengan bagian derajat yang jatuh sama dengan bayangan semat
tambah 1800, sebagai persyaratan maka alat ini harus duduk tegak
lurus di atas sungkup pedoman jadi segaris dengan semat pedoman.
Untuk mengetahui apakah semat bengkok atau tidak, harus diputar –
putar dilihat bayangan dipinggiran berubah pembacaanya atau tidak,
jika tidak berubah berarti semat itu baik.
2. Pesawat baring penjera
Pesawat ini disebut juga dengan pesawat penjera celah dan
penjera benang. Mempergunakannya alat ini dengan cara dirikan
penjera dan putar pesawat sedemikian sehingga jika dibidik melalui
celah, benang dan benda yang dibaring jadi satu.
Syarat – syarat yang harus di penuhi :
Kedudukan penjera benang dan penjera celah harus sejajar
dan segaris.
Bidang penjera harus tegak lupus di pusat tutup kaca.
Cermin segi empat diputar selalu garis tegak lurus bidang
cermin jatuh sama atau sejajar dengan bidang penjera.
3. Pelorus
Pelorus adalah pembantu pedoman dan pesawat baring. Alat ini
dibuat dari kuningan atau tembaga, berbangun lingkaran dan di bagi
dari 00 sampai 3600. Garis tengahnya 20 s/d 25 cm, dipasang tetap
dikiri atau dikanan anjungan dengan garis U – S sejajar dengan lunas
kapal di mana dipasang pesawat baring. Dalam hal ini baringan
12
pedoman adalah sama dengan haluan ditambah atau dikurangi dengan
baringan pelorus kapal dengan patokan sebagai berikut :
Jika benda berada disebelah kanan kapal maka : BP =
haluan + baringan pelorus.
Jika di kiri, maka : BP = haluan + baringan pelorus.
13
III. PRINSIP DASAR AKUSTIK
14
dikenal juga dengan (doppler effect) dimana suara akan melemah
terdengarnya sebanding dengan semaklin jauhnya jarak dari sumber
suara (Bob Foster, 1999).
Suara yang dipancarkan akan merambat dalam media air,
apabila membetur benda (target) akan dipantulkan kembali sebagai
suara pantul atau gema (echo) yang diterima kembali oleh penerima
(receiver). Suara pantul yang diterima kembali dalam keadaan lemah
karena kehilangan energi sepanjang perjalanan, oleh karena itu
sebelum diproses harus diperkuat kembali dengan alat yang disebut
receiver amplifier.
15
IV. ECHOSOUNDER / FISH FINDER
16
Recorder : bagian alat ini fungsinya adalah menggambarkan
informasi pulsa listrik dalam bentuk goresan pada kertas pencatat
ataupun menampilkan pada layar display CRT (Cathode Ray Tube).
C. Pesamasangan dikapal
Tranducer : Umumnya tranducerditemapatkan di bagian bawah
lkapal yaitu pada posisis antara sepertiga sampai dengan setengah
dari panjang kapal dihitung dari haluan dan dekat denga lunas (kira –
kira 1 meter jaraknya dari lunas). Kapal yang panjangnya 30,
pemasngannya lebih mendekati dengan lunas kapal. Posisi yang ideal
adalah tranducer dipasang pada lambung kapal terdalam dengan
memperhatikan prinsip –prinsip sebagai berikut :
Dipilih tempat yang paling kecil getaranya dari mesin.
Hindarkan pengaruh propeller baik dari getran maupun gelembung
udara yang ditimbulkan.
Dipilih tempat yang jauh dari elemen / spectrum listrik lainnya.
Recording Unit : Pemasangan recording unit dipasang pada
tempat yang mudah dilhat dan dioprasikan/pengoperasian tombol –
tombol mudah dijangkau. Selain itu penempatannya tidak
mengganggu pengoperasian alat – alat lain yang berada disekitarnya.
Untuk kapal – kapal kecil dan terbuka, agar terlindung dari
cipratan air laut atau hujan, recording unit tersebut dapat diletakkan
dalam kotak besi ataupun kotak kayu dengan jendela kaca dibagian
depan agar layar unit tersebut mudah dilihat.
D. Pengamatan Hasil Rekamamn Echo Sounder.
Hasil rekam / pencatatan echo sounder dapat dilihat pada
recording paper maupun pada CTR display. Dalam membaca hasil
rekam banyak hal yang diperhatikan terutamam dari control
settingnya, karena setiap perubahan posisi sakelar/ tombol pada
17
tombol setting akan menghasilkan nilai atau hasil bentuk yang
berbeda, walaupun sasaran yang diliput sama. Saat pengoperasian
echo sounder sering terjadi pantulan gema ( multiple reflection )
sehinngga pada recording paper terlihat gambar dasar perairan lebih
dari satu lapis. Hal ini terjadi apabila echo sounder dioperasikan
diperairan yang dangkal.
Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh dasar
perairan dan diterima kembali oleh tranducer reciever. Mengingat
kedalaman perairan dangkal energi suara pantulannya relatif masih
kuat sehingga echo yang kembali ke atas akn dipantulkan lagi oleh
lapisan permukaan air. Echo yang dipantulkan oleh permukaan tadi
akndipantulkan lagi oleh dasar perairan, sehingga reciever akan
menerima dua kali echo dasar, maka terjadilah pencatatan ganda pada
recording paper.
Dalam bernavigasi terjadinya pencatatan ganda untuk dasar
perairan ini sangat berbahaya karena ada kemungkinan salah
membaca skala kedalaman perairan, yang resikonya adalah kandas.
Penggunanan fasilitas white line dalm mendeteksi iakan dasar sangat
diperlukan karena dengan fasilitas ini, kelompok atau individu dasar
dapat dilihat lebih jelas perbedaannya dengan gambar dasar perairan.
Hasil pencatan berdasarkan kondisi sifat dasar perairan
dibedakana 3 macam :
a. Pasir : Hasil pencatatan jelas, tajam, garis pantulan agak
panjang.
b. Lumpur : Hasil pencatatan lemah, redup, garis pantulan panjang
tidak jelas.
c. Batu : Hasil pencatatan jelas dan tajam.
5. Manfaat Echosounder / Fish finder Bagi Kapal Ikan.
18
♠ Mengukr kedalaman laut : Dengan mengetahui kedalaman laut
dapat ditentukan berapa panjang warp/tali yang diukur keprairan
laut.
1. Pengertian
Sistim penentuan dengan satelit pertama diperkenalkan oleh US
NAVY dengan nama NNSS (Navy Navigation Satelit System) atau
dikenal dengan transit satellite. Kemudian berkembang menjadi
NAVSTAR (Navigation Satelite System Using Timing and Ranging) yang
kita kenal pada saat sekarang ini dengan nama GPS (Global Position
System).
19
GPS adalah suatu alat penerima signal dari satellite untuk
mendapatkan posisi sesuai dengan posisi kapal itu berada, sistim GPS
terdiri dari tiga componen pokok diantaranya :
Ruang angkasa (Sapce segment)
Ruang Pengendali ( Control segment)
Komponen Pengguna (User segment)
2. Instalasi
Bagian yang paling utama adalah Antena, ia harus dipasang
setinggi mungkin serta jauh dari objek besi besar dan pemancar Radar.
Diusahakan pemasangan antenna bebas dari halangan bagi penerima
isyarat dari satelit dan kawat antenna tidak belok 90 0. Bagian
selanjutnya adalah unit Display yang dipasang di ruang navigasi
(anjungan), diusahakan jauh dari kompas magnet dan pancaran sinar
matahari.
20
Data informasi navigasi dimasukkan ke P – code dan C/A
code serta dimodulasikan pada frekuensi pembawa L1 dan L2.
21
Urutan 12 Menentukan SV berikutnya (keempat) dan
melaksanakan proses 03 sampai 09
Urutan 13 Dari memory yang diambil psedo range dari
keempat SVs tersebut diatas, diproses menjadi 4 Rt (true range)
atau jarak tepat, dengan keempat Rt tersebut ditentukan posisi
penerima GPS. Langkah berikutnya menentukan kecepatan (sog),
arah gerak (cog) dan lainnya.
Urutan 14 Menyajikan data posisi dan lain – lainya pada
layar
5. Kegunaan Pokok GPS
III. RADAR
A. Pendahuluan
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” merupakan
peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada
dasarnya radar berfungsi dalam mendeteksi dan mengukur jarak
sesuatu obyek di sekeliling kapal, disamping memberikan petunjuk
adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai, alat ini juga dapat
memberikan baringan dan jarak antara papal dan objek – objek
tersebut. Oleh karena itu radar Sangay bermanfaat untuk mengetahui
kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari
terjadinya tabrakan di laut. Radar akan Sangay berguna pada saat
cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar dimalam hari terutama
apabila pentunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit
atau bangunan secara visual tidak dapat diamati. Kelebihan utama
radar dibandingkan dengan alat navigasi radio yang lain, dalam
pengoperasianny radar tidak memerlukan stasion – stasion pemancar.
B. Prinsip kerja
Radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam
bentuk “:microwave band”. Pulsa yang dihasilkan oleh pemancar
22
(transmitter Unit) dikirim ke antena melalui swich mancar tarima. Pada
saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit
dengan memancarkan denyut pulsa 500 – 3000 kali/detik. Ketika
pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai
sasara/target dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang
dipantulkan ini akan diterima oleh antena dan dikirim ke unit penerima
melalui swich mancar/tarima, pulsa ini akan dikuatkan dan akan
didekteksi dalam bentuk sinyal radio dan seterusnya dibesarkan lagi
kekuatanya pada indicator. Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan,
bintik – bintik putih akan terbentang dari pusat skrin radar dengan
kecepatan tetap dan akan membuat garis sapuan.
C. Bagian Utama Radar
Pada dasarnya radar mempunyai empat componen utama yaitu :
Antena (antena unit)
Unit antena terdiri dari lubang pemandu gelombang atau bagian
reflector, motor pengendali dan synchro-generator. Dengan adanya
embun pada pemandu gelombang akan mengurangi pancaran.
Antena harus dipasang sebebas mungkin dari gangguan yang dapat
mengurangi kemampuan untuk menyapu sekeliling kapal. Atena
berfungsi untuk memancarkan tenaga frekuensi radio dari
pemancar dalam bentuk alur pada arah yang tepat dan seterusnya
menerima kembali gema yang dipantulkan oleh sasaran.
Unit Pemancar (trasmitter) dan penerima (receiver)
Bagian ini terdiri dari modulator, magnetron, bagian penerima.
Bagian ini biasany di tempatkan pada temapat yang mudah dicapai
dan terlindung serta dekat dengan antena atau kadang – kadang
disatukan dengan bagian antena.
Unit display
Display unit terdiri dari tabung sinar katoda (CRT), tombol – tombol
pengoperasian. Unit ini biasanya ditempatkan di rumah kemudi,
23
ruang peta dan ruang lain yang dapat dipertahankan kecerahanya
dan tersedia peralatan untuk pngeplotan, dapt memandang
kebagian depan/haluan dengan jelas.
Power Suplay unit
Unit ini menghantarkan arus listirk yang dibutuhkan oleh unit – unit
radar. Umumnya aliran listrik di kapal yang dapat digunakan untuk
mengoperasikan yaitu ; dengan arus bolak balik (AC) baik 110/220
volt dan dengan arus searah (DC) yang diperoleh dari batery untuk
aliran AC.
E. Cara Pengoprasianya.
Tempatkan tombol tenaga dari kedudukan OFF ke posisi
STAND BY.
Tunggu sampai 3 menit hinga lampu menujukkan READY
menyala lalu tempatkan tombol tenaga dari STAND BY ke posisi ON.
Tempatkan switch jangkaun (RANGE) dipenunjukkan 48
atau 120 mil.
Atur TUNING, dengan memutar searah jarum jam atau
berlawanan putaran jarum jam, maka target akan tampak lebih
terang pada tabir (PPI).
24
Tempatkan switch untuk RANGE pada penunjukkan jarak
jangkauan yang dikehendaki.
Atur tombol pengatur GAIN sehingga target tampak jelas,
bila perlu atur AC SEA dan AC RAIN.
Atur pengatur tombol yang lain apabila diperlukan.
25